Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk

mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui

mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana

tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

memerlukan dana dalam jumlah besar seharusnya dapat dipenuhi atas

kemampuan sendiri, di samping memanfaatkan bantuan luar negeri yang

sifatnya sebagai pendukung dana dalam negeri (Sartono, 1996: 25).

Investasi pada pasar modal adalah investasi yang bersifat jangka pendek.

Ini dilihat pada imbal hasil (return) yang diukur dengan laba modal (capital

gain). Bagi para spekulator yang menyukai laba modal, pasar modal bisa

menjadi tempat yang menarik di mana investor bisa membeli pada saat harga

turun dan menjual kembali pada saat harga naik dan selisih yang dilihat

secara pengembalian abnormal itulah yang kemudian akan dihitung

keuntungannya (Fahmi, 2012: 19).

Investor dapat dengan cepat dan tepat memperbaiki keputusan

investasinya jika mereka mempelajari dan memperhatikan dengan teliti

faktor-faktor apa yang memengaruhi harga sekuritas, yaitu harapan investor

serta penawaran dan permintaan. Bagi investor, perubahan harga merupakan

hasil dari perubahan dan analisis investor terhadap harga sekuritas di masa

1
2

depan dan perubahan yang terjadi mencerminkan tren yang sedang

berlangsung, sedang investor akan menahan perubahan yang terjadi dengan

harapan akan tetap memperoleh keuntungan, diantaranya dengan mengontrol

dan menekan harga untuk tetap berada pada yang diinginkan atau tetap

rendah. Pembeli mempunyai harapan bahwa harga akan bergerak lebih tinggi,

sedang penjual mempunyai harapan bahwa harga akan bergerak lebih rendah

(Fahmi, 2012: 20).

Faktor makroekonomi yang sering kali dihubungkan dengan pasar modal

yaitu berkaitan dengan inflasi, suku bunga BI Rate dan nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS. Sebagai suatu fenomena ekonomi, inflasi sering terjadi

karena sensitif terhadap musim, arus distribusi, rumor dan stabilitas politik,

dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Akhir-akhir ini

tingkat inflasi di Indonesia semakin tinggi dikarenakan stabilitas politik

Indonesia yang semakin kacau dan kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintahan baru sangat rendah.

Keadaan inflasi, harga barang-barang naik relatif cepat dan cukup tinggi.

Demikian juga dengan biaya modal (cost of capital) dari suatu proyek

investasi akan menjadi semakin mahal yang juga diikuti dengan kenaikan

tingkat suku bunga. Daya beli masyarakat semakin melemah sehingga terjadi

kelesuan hampir di segala sektor riil yang diikuti dengan pemutusan

hubungan kerja atau dengan kata lain semakin menambah jumlah

pengangguran. Sektor industri penerimaan laba menurun cukup drastik,

sehingga menurunkan harga saham perusahaan publik dan bahkan tidak


3

jarang investor asing melakukan divestasi karena risiko yang menghadang

terlalu besar. Investasi di relokasikan ke negara-negara yang memiliki potensi

risiko lebih kecil dengan tingkat keuntungan lebih besar (Khalwaty, 2000:

104-105).

Faktor lain yang mempengaruhi perusahaan publik yang terdaftat di

Bursa Efek Indonesia adalah suku bunga BI Rate. Bank Indonesia apabila

mengeluarkan suku bunga yang rendah, maka para investor akan lebih

memilih mengisvetasikan dananya ke pasar modal dengan ekspektasi akan

memperoleh return yang besar. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga tinggi

dikarenakan mungkin faktor inflasi, maka para investor lebih memilih

mengisvestasikan dananya ke bank dalam bentuk tabungan maupun deposito

dengan harapan memperoleh keuntungan yang lumayan tinggi dan tingkat

risiko sangat rendah. Hal ini akan berdampak terhadap harga saham, karena

permintaan saham akan menurun seiring semakin meningkatnya suku bunga

BI Rate.

Data Bank Indonesia tingkat kenaikan kurs rupiah terhadap dollar AS

semakin naik secara signifikan, dalam pertengahan bulan September tahun

2015, nilai kurs $1 AS menyentuh angka Rp.14.000. Hal ini mengakibatkan

harga berbagai komoditi naik drastis. Kurs rupiah apabila semakin anjlok,

maka daya beli masyarakat akan semakin rendah, tidak terkecuali para

investor yang ingin mengisvestasikan dananya di bursa saham juga

mengalami penurunan. Penurunan nilai tukar rupiah akan sangat berdampak

pada operasional perusahaan dan berkaitan dengan laba yang dihasilkan,


4

sehingga deviden yang diberikan kepada pemegang saham pun juga akan

terkena imbasnya.

Penelitian tentang faktor makroekonomi tehadap harga saham telah

dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain yaitu: penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh, Sihaloho (2013) diperoleh hasil penelitian dan analisis

data mengenai Inflasi, Suku Bunga dan Book Value terhadap harga saham

pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 dengan

kesimpulan diperoleh hasil bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan

terhadap harga saham. Jika inflasi meningkat maka harga saham akan

menurun, begitu pula sebaliknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

diperoleh hasil bahwa suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap

harga saham. Jika suku bunga meningkat maka harga saham akan meningkat

pula, begitupun sebaliknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

hasil bahwa Book Value berpengaruh negatif signifikan terhadap harga

saham. Jika Book Value meningkat maka harga saham akan menurun,

begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh, Lukisto (2014)

hasil penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda dengan

persamaan regresi yang telah dibentuk, penetian ini tidak mampu menjawab

tujuan dan hipotesis penelitian yang ada. Simpulan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut: Secara serempak inflasi, suku bunga SBI, Kurs (Rupiah vs

Dolar), dan PDB growth berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga

Saham, dengan demikian hipotesis 5 diterima, Secara parsial suku bunga SBI
5

berpengaruh signifikan negatif dan Kurs Rupiah terhadap Dolar berpengaruh

signifikan positif terhadap Indeks Harga Saham, Sedangkan untuk inflasi dan

pertumbuhan PDB secara parsial tidak berpengaruh terhadap indeks harga

saham sektor properti.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zuhdi (2012),

hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut: Tingkat inflasi, tingkat suku bunga

SBI, nilai kurs U.S dollar (USD/IDR), Indeks Dow Jones (DJIA) berpengaruh

secara simultan terhadap IHSG. Besarnya pengaruh yang disebabkan oleh

keempat variabel independen tersebut adalah sebesar 62%, sedangkan sisanya

sebesar 38% mungkin dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian

ini, seperti; harga minyak dunia, harga emas, harga euro, dan lainnya, tingkat

inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap terhadap IHSG, tingkat suku

bunga SBI berpengaruh positif terhadap IHSG, nilai kurs dollar AS terhadap

rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Indeks Dow Jones (DJIA)

berpengaruh positif terhadap IHSG, tingkat suku bunga SBI berpengaruh

paling dominan terhadap IHSG dibandingkan dengan variabel independen

yang lain.

Melihat dari penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian pada perusahaan sektor lain. Perusahaan go public yang listing di

Bursa Efek Indonesia sangat banyak, namun dalam penelitian ini akan

menganalisis harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Alasan

memilih perusahaan sektor pertambangan karena di Indonesia ini prospek


6

dalam hal sumber daya alam berupa batubara, logam mulia dan lainnya

sangatlah melimpah, sehingga hal ini menarik bagi investor untuk

menanamkan modalnya ke perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH INFLASI,

SUKU BUNGA BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP

HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor

Pertambangan Di BEI 2011-2013)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka

dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah inflasi, suku bunga BI rate dan nilai tukar rupiah berpengaruh

secara parsial terhadap harga saham (Studi empiris pada perusahaan sektor

pertambangan di BEI 2011-2013)?

2. Apakah inflasi, suku bunga BI rate dan nilai tukar rupiah berpengaruh

secara simultan terhadap harga saham (Studi empiris pada perusahaan

sektor pertambangan di BEI 2011-2013)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:


7

1. Menganalisis inflasi, suku bunga BI rate dan nilai tukar rupiah

berpengaruh secara parsial terhadap harga saham (Studi empiris pada

perusahaan sektor pertambangan di BEI 2011-2013).

2. Menganalisis inflasi, suku bunga BI rate dan nilai tukar rupiah

berpengaruh secara simultan terhadap harga saham (Studi empiris pada

perusahaan sektor pertambangan di BEI 2011-2013).

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis antara lain:

1. Bagi Peneliti

Untuk menguji serta mengetahui hasil pengaruh secara parsial dan

simultan inflasi, suku bunga BI Rate dan nilai tukar rupiah terhadap harga

saham.

2. Bagi Perusahaan Pertambangan

Dapat dijadikan referensi oleh perusahaan pertambangan yang terdaftar di

BEI tentang faktor-faktor apasaja yang sangat berpengaruh maupun faktor-

faktor yang tidak berpengaruh terhadap harga saham.

3. Bagi Investor

Hasil analisis dari penelitian ini menjadi acuan bagi investor untuk

mengetahui faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi harga saham serta

menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk memilih perusahaan


8

pertambangan yang cocok sesuai dengan yang diinginkan oleh para

investor untuk berinvestasi.

4. Bagi Akademisi

Untuk menambah wawasan tentang ilmu ekonomi khususnya tentang pasar

modal dan menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar penelitian ini dijabarkan dalam lima bab dengan

sitematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi gambaran umum permasalahan yang akan diangkat

dan ringkasan dari keseluruhan penelitian. Bab ini menjelaskan

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tinjaun teori. Tinjaun teori yang dikemukakan

dalam bab ini antara lain yaitu pasar modal, inflasi, suku bunga,

nilai tukar rupiah, dan harga saham, serta beberapa penelitian

terdahulu yang mendukung dalam penulisan penelitian ini. Selain

itu dalam bab ini juga berisi kerangka pemikiran dan hipotesis

dari penelitian yang dilakukan.


9

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi jenis penelitian yang akan digunakan, definisi

operasional dan pengukuran variabel, data dan sumber data yang

akan diambil, metode pengumpulan data, desain pengambilan

sampel yang akan digunakan serta metode analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi sejarah singkat perusahaan, karakteristik responden

serta menampilkan hasil keseluruhan dari variabel dan hipotesis

penelitian yang telah diuji dan disertai dengan pembahasannya.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dari keseluruhan hasil

penelitian, memaparkan juga keterbatasan dalam penelitian serta

berisi saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya agar lebih

mengembangkan penelitiannya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai