Oleh
KELOMPOK 10
I Gede Prabandhana Ariantaka (1607532048)
Ni Kadek Dwi Vidyamaharani (1607532035)
I G. A. P. Nadya Aundria Paramita (1707532119)
Novi Candani (1707532120)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
PERSEDIAAN : MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN
Tantangan yang terus dihadapi toko-toko swalayan adalah memiliki persediaan yang cukup
ditangan guna memenuhi permintaan pelanggan, tetapi pada saat yang sama tidak terlalu banyak
menumpuk persediaan. Jika permintaan lebih kecil dari perkiraan, maka toko swalayan mungkin
terpaksa akan menurunkan harga yang mengakibatkan hilangnya pendapatan penjualan.
Berdasarkan pendapat seorang analis yaitu “ ketika persediaan tumbuh lebih cepat daripada
penjualan, maka laba akan jatuh.” Artinya, apabila peritel mengalami pertumbuhan penjualan
yang lambat dan pertumbuhan persediaan yang cepat, maka penurunan harga jual biasanya tidak
lama lagi akan dilakukan. Penurunan harga ini selanjutnya akan menyebabkan pendapatan
penjualan dan laba menjadi lebih rendah.
Sebagai contoh ,table berikut memperlihatkan tren penjualan dan persediaan tahunan dari
beberapa took eceran besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya
PERUSAHAAN PENJUALAN PERSEDIAAN
Nordstrom +10,59% +1,73%
Federated Departement Store +2.40% +-2,95%
JCPenny +3,59% +0,41%
Wal-Mart +11,63% +9,06
May Departement Store +8,23% +13,34%
Target +11,62% +18,83%
Best Buy +17,21% +25,52%
Circuit City -1,97% +7,63%
Sears -12,22% +4,01%
Perhatikan bahwa lebih dari separuh peritel tersebut ,persediaanya tumbuh lebih cepat
dari penjualan dari satu tahun ke tahun berikutnya –tren yang harus dipandangi sebagai sinyal
peringatan bagi investor. Kenaikan tingkat persediaan menunjukan bahwa jumlah pelanggan
yang telah menrun dibandingkan periode sebelumnya. Seperti yang dikemukakan oleh seorang
analisis”Ketika persediaan tumbuh lebih cepat daripada penjualan ,maka laba akan jatuh”.
Artinya apabila peritel mengalami pertumbuhan penjualan yang lambat dan pertumbuhan
persediaan yang cepat ,maka penurunan harga jual biasanya tidak lama lagi akan dilakukan.
Penurunan akan menyebabkan pendapatan penjualan dan laba menjadi lebih
rendah.Kebangkrutan yang dialami peritel seperti Ames Departement Store ,Montgomery Word
dan Bradles Store mengindntikasikan konsekuesi dari manajemen persediaan yang buruk
A. Nilai Terendah Antara Biaya Dan Harga Pasar
Persediaan dicatat pada biaya awalnya.Akan tetapi, penyimpangan yang besar terhadap prisip
biaya historis bisa dilakukan juka nilai persediaan menurun di bawah biaya awalnya.Apa pun
alasan penutunan ini, perubahan tingkat harga, kerusakan, dan lain-lain, persediaan harus
diturutkan nilainya untuk melaporkan kerugian ini. Aturan umumnya dalah bahwa prinsip biaya
historis tidak dapat diterapkan apabila manfaat (kemampuan menghasilkan pendapatan) masa
depan dari aktiva itu tidak lagi sebesar biaya awalnya. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan
persediaan pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) pada setiap periode pelaporan.
Biaya atau harga pokok (cost) adalah jarga perolehan persediaan yang dihitung dengan
memakai salah satu metode berdasarkan biaya historis yaitu dengan identifikasi khusus, biaya rata-
rata, FIFO atau LIFO. Istilah pasar (market) dalam frase “ nilai terendah antara biaya dan harga
pasar” (LCM) umumnya berarti biaya untuk mengganti barang melalui pembelian atau reproduksi.
Bagi perusahaan peritel, istilah pasar mengacu pada pasar tempat barang-barang dibeli, bukan
pasar tempat barang-barang dijual, sementara bagi perusahaan manufaktur, istilah pasar mengacu
pada biaya reproduksi.Jadi aturan ini berarti bahwa barang harus dinilai berdasarkan biaya atau
biaya pengganti, mana yang lebih rendah.
Penyimpangan dari konsep biaya historis dapat dibenarkan karena hilangnya manfaat harus
dibebankan terhadap pendapatan periode di mana kehilangan itu terjadi, buka pada periode
penjualan.Perhatikan bahwa metode LCM merupakan pendekatan penilaian persediaan yang
konservatif.Yaitu, jika terdapat keraguan mengenai nilai aktiva, maka lebih baik mencatatnya pada
nilai yang lebih rendah, yang juga menurunkan laba bersih.
1. Nilai Terendah Antara Biaya dan Harga Pasar – Batas Atas dan Batas Bawah
Pemakaian biaya pengganti memungkinkan sebuah perusahaan untuk mempertahankan
timngkat laba kotor yang konsisten atas penjualan (marjin laba yang normal).Akan tetapi, kadang-
kadang penurunan biaya pengganti suatu barang tidak menunjukkan penurunan manfaat (utilitas).
Jadi, dua pembatasan penilaian tambahan akan dugunakan untuk menilai persediaan akhir yaitu
nilai realisasi bersih dan nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal.
Nilai realisasi bersih (net reasizable value – NRV) merupakan etimasi harga jual dalam
keadaan bisnis normal dikurangi dengan etimasi biaya penyelisaian dan penjualan yang dapat
diprediksi secara layak.Jumlah teresebut dikurangi dengan marjin laba normal untuk mendaparkan
nilai reaisasi bersih dikurangi marjin laba normal (net realizable value less a normal profil
margin).
Contoh : dengan mengasumsikan bahwa Pixar Iternational Corp. Memiliki persediaan barang
yang belum jadi dengan nilai jual Rp. 20.000.000,00, estimasi biaya penyelesaian Rp.
5.000.000,00, dan marjin laba normal 10% dari penjualan, Pixar Internasional Corp. Menentukan
nilai realisasi bersih sebagai berikut :
Persediaan – nilai jual Rp. 20.000.000,00
Dikurangi : Estimasi biaya penyelesaian dan penjualan 5.000.000,00
Nilai realisasi bersih 15.000.000,00
Dikurangi : penyisihan untuk marjin laba normal
(10% dari penjualan) 2.000.000,00
Nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal Rp. 13.000.000,00
Aturan umum dari “nilai terendah antara biaya dan harga pasar” adalah persediaan dinilai pada
nilai terendah antara biaya dan harga pasar, dengan harga pasar dibatasi hingga jumlah yang tidak
melebihi nilai realisasi bersih atau lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba
normal.
Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih persediaan.Batas bawah (floor) adalah nilai reasisai
bersih dikurangi marjin laba normal.Kedua batasan nilai persediaan itu dimaksudkan untuk
mencegah persediaan dilaporkan lebih-saji atau kurang-saji.
Pembatasan maksimum, tidak melebihi nilai reasisasi bersih (batas atas), mencegah lebih-saji
nilai perseidaan yang rusak.Yaitu jika biaya pengganti suatu barang lebih besar dari nilai realisasi
bersihnya, maka persediaan tidak boleh dilaporkan menurut biaya pengganti.
Pembatasan minimum, yaitu tidak lebih rendah dari nilai realisasi bersih dikurangi penyisihan
untuk perkiraan marjin laba normal (batas bawah).Pembatasan ini menetapkan batas bawah,
dimana persediaan tidak boleh dinilai tanpa memperhatikan biaya penggantinya.
2. Bagaimana Nilai Terendah antara Biaya dan Harga Pasar Bekerja
Jumlah yang dibandingkan dengan biaya, yang sering disebut nilai pasar yang ditetapkan
(designated market value), selalu merupakan nilai tengan dari tiga jumlah : biaya pengganti, nilai
tealisasi bersih, dan nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba normal.
Aplikasi aturan nilai terendah antara biaya dan harga pasar hanya memperhitungkan kerugian
nilai yang terjadi dalam kegiatan bisnis normal yang disebabkan oleh hal-hal seperti perubahan
model, perubahan permintaan, atau kerusakan akibat terlalu lama dipajang.Baran barang rusak
dikurangi dari nilai realisasi bersihnya.
3. Metode Pengaplikasian LCM
Lower of cost or market (LCM) bisa juga “diaplikasikan secara langsung pada setiap batang,
setiap katergori, atau total persediaan.” Kenaikan harga pasar barang cenderung menoffset
penutunan harga pasar batang yang lain, jika pendekatan kategori atau total persediaan yang utama
digunakan dalam mengaplikasikan aturan LCM
If a company follows a group of similar-or-relatedoitems or total-inventory approach in
determining LCNRV, increases in market prices tend to offset decteases in market prices
Praktek yang paling umum adalah menilai persediaan atas dasar barang per barang.Karena
suatu hal, aturan perpajakan mewajibkan dasar kper barang dugunakan keculai kalu tidak
praktis.Selain itu, pendekatan per barang menyediakan penilaian yang paling konservatif bagi
tujuan penyajian neraca
4. Pencatatan Harga “Pasar” dam Bukan Biaya
Ada dua metode yang digunakan untuk mencatat persediaan pada harga pasar, yaitu : metode
langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method)
a. Metode langsung (direct method), biaya digantikan dengan harga pasar (yang lebih rendah)
ketika menilai persediaan. Akibatnya, tidak ada kerugian yang dilaporkan laba-rugi karena
kerugian ini sudah dimasukkan dalam harga pokok penjualan.
b. Metode tidak langsung (indirect method) atau metode penyisihan, tidak mengubah angka
biaya, tetapi membentuk akun kontra-aktiva yang terpisah dan akun kerugian untuk mencatat
penghapusan.
Inventory 12.000
The cost of good sold method buries the loss in the Cost of Goods Sold account. The loss
method, by identifying the due to the write-down, shows the loss separate from cost of goods sold
in the income statement.
5. Evaluasi atas Aturan LCM
Aturan LCM memiliki beberapa defisiensi atau kelemahan konseptual :
a. Penurunan nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui pada periode ketika utilitas
ini terjadi bukan pada periode penjualan.
b. Aplikasi aturan LCM menghasilkan inkonsistensi karena persediaan perusahhan mungkin
dinilai menurut biaya dalam satu tahun dan pada harga pasar dalam tahun berikutnya.
c. LCM menilai persediaan dalam neraca secara konsevarif, tetapi dampaknya terhadap
laporan laba-rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat konservarif.
d. Aplikasi aturan LCM menggunakan ”laba normal” dalam menentukan nilai persediaan.
B. Dasar Penilaian
1. Penilaian Menurut Nilai Realisasi Bersih
Secara umum, persediaan dicatat pada biayanya atau menurut LCM.Akan tetapi, banyak pihak
yang percaya bahwa harga pasar harus selalu didefinisikan sebagai nilai realisasi bersih (harga jual
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan penjualan), bukan biaya pengganti, untuk tujuan
mengaplikasikan aturan LCM.
Dalam situasi terbatas, pencatatan persediaan menurut nilai realisasi bersih mendapat
dukungan dari banyak pihak sekalipun julah ini melampaui biaya. Pengecualian ataas aturan
penagkuan normal ini dibolehkan oleh GAAP jika :
a. Terdapat pasar terkendali dengan harga kuota yang berlaku bagi semua kuntitas
b. Tidak ada biaya penjjualan yang signifikan.
c. Kadang-kadang angka biaya terlalu sulit untuk dihitung.
Ada beberapa versi metode persediaan eceran yaitu metode konvensional (nilai terendah antara
biaya rata-rata dan harga pasar), metode biaya eceran LIFO, metode biaya eceran LIFO nilai
dolar.Salah satu keunggulannya adalah bahwa saldo persediaan dapat diestimasikan tanpa
perhitungan fisik.
Penyajian Persediaan
Standar akuntansi mewajibkan laporan keuangan mengungkapkan komposisi dari persediaan,
pengaturan pembiayaan persediaan, dan metode kalkulasi biaya persediaan yang digunakan.
Dasar penilaian persediaan dan metode yang dipakai dalam menghitung biaya (LIFO, FIFO,
biaya rata-rata, dan sebagainya) juga harus dilaporkan.sebagai contoh, laporan tahunan Pixar
Internasional Corp. berisi pengungkapan sebagai berikut :
Pixar International Corp.
Catatan A : Kebijakan akuntansi yang signifikan
Ternak dan makanannya – biaya last-in, first-out (LIFO), yang
lebih rendah dari perkiranaan harga pasar $854.800
kandang ternak – yang terendah antara biaya atau harga
pasar yang terutama dapat diperkirakan $1.240.500
domba hidup dan perlengkapan – yang terendah antar
biaya first-in, first-out (FIFO) dan harga pasar $674.000
daging siap jual dan produk sampingan – terutama menurut
harga pasar dikurangi penyisihan untuk beban distribusi
dan penjualan $362.630
Analisis Persediaan
Pengelolaan persediaan adalah hal yang sangat perlu diperhatikan secara terus-menerus
karena kalau kebijakan persediaan pengelolaannya kurang bagus maka akan mengakibatkan efek
yang sangat fatal bagi perusahaan. Disini akan dibahasa rasio-rasio keuangan yang dapat
diguanakan untuk mencari jalan tengah diantara persoalan-persoalan.
1. Rasio perputaran persediaan
Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali, secara rata-rata, persediaan terjual selama
suatu periode.Tujuannya adalah untuk mengukur likuiditas persediaan.Rasio perputaran
persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata yang
ada di tangan selama suatu periode.
2. Jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan
Salah satu varian dari resiko perputaran persediaan adalah jumlah hari rata-rata untuk menjual
persediaan, yang merupakan jumlah hari rata-rata penjualan persediaan yang ada
ditangan.Tingkat persediaan umumnya berbeda-beda dalam setiap industry.Akan tetapi,
perusahaan yang mampu mempertahankan tingkat persediaan yang rendah, dan memiliki rasio
perputaran persediaan yang lebih tinggi daripada pesaingnya, serta mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan, adalah contoh perusahaan yang paling sukses.
Refrensi:
Donal E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, Akuntansi Intermediate Edisi ke Dua Belas Jilid 1