Anda di halaman 1dari 20

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA

Yefta Armada dan Ahmad Fajri Romadhoni


Dosen Pembimbing : Tyasmiarni Citrawati, M.Pd.
Program Studi Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Trunojoyo Madura
Email : yarmada15@gmail.com dan Reankdony@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini di latar belakangi oleh rendahnya nilai Ilmu Pengetahuan
Alam, khususnya pada aspek Sumber Daya Alam, siswa kurang kurang percaya diri untuk
menjawab semua pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan smber daya alam. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang mata pelajaran IPA dalam
tematik khususnya pada materi sumber daya alam dengan menggunakan metode diskusi.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Mei sampai selesai, bertempat di kelas IV SDN
Pandebah 3. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus yang
terdiri dari tiga kali pertemuan dalam satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan
siswa, daftar nilai dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
metode diskusi tejadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar
siswa meningkat, yaitu dari hasil siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan, pada siklus 1
jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas adalah 8 siswa atau 47,09 %, nilai tidak tuntas
pada siklus 1 adalah 9 siswa atau 52,91 %, sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan
nilai tuntas yaitu menjadi 15 siswa atau 88,23 % terjadi peningkatan 41,14 %. Disimpulkan
bahwa metode diskusi dapat meningkatkan hasil tematik materi Ilmu Pengetahan Alam
tentang Sumber Daya Alam pada kelas 4 di SDN Pandebah 3.
Kata Kunci : Hasil belajar siswa, Sumber Daya Alam, metode Diskusi.

ABSTRACT
This class action research is in the background of the low value of Natural Sciences,
especially in the aspect of Natural Resources, students lack the confidence to answer
all the questions given related to natural resources. This study aims to improve
student learning outcomes about science subjects in thematic especially on material
natural resources using the method of discussion. This research was carried out on
May 8 to completion, taking place in grade IV SDN Pandebah 3. This type of
research is a Class Action Research with two cycles consisting of three meetings in
one cycle, each cycle consisting of: planning, implementation, observation and
reflection. The data collection techniques and tools in this study used descriptive
analysis techniques for the data in the form of student work documents, lists of values
and observation sheets. The results showed that with the discussion method there
was a pleasant learning atmosphere so that student learning outcomes increased, ie
from the results of the first cycle to Cycle II there was an increase, in the first cycle
the number of students who received complete grades was 8 students or 47.09%, the
value was not complete in cycle 1 is 9 students or 52.91%, while in cycle 2 there is
an increase in complete value which is 15 students or 88.23% an increase of 41.14%.
It was concluded that the discussion method could improve the thematic results of
the Natural Tightening Science about Natural Resources material in grade 4 at SDN
Pandebah 3 Bangkalan.
Keyword : student learning outcomes, natural resources, method of discussion.

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sesuatu yang paling penting di kehidupan manusia pada masa
sekarang dan masa depan. Pendidikan ini menentukan arah tujuan negara ini untuk bisa
berkembang menjadi lebih maju. Dengan adanya pendidikan manusia dapat memiliki
pengetahuan dan keterampilan dasar yang akhirnya dapat mengembangkan segala potensi yang
dimilikinya secara optimal. Manusia harus memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas melalaui
pendidikan. Pendidikan ini akan mampu membuat manusia itu berkarakter, berakhlak mulia,
dan berkualitas tentunya.

Metode pembelajaran adalah cara yang dignakan guru untuk menyampaikan


pembelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif,
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan antar siswa pada saat berlangsungnya sebuah proses pengajaran.
Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar.

Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai metode pembelajaran


yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Rancangan ini merupakan
acuan dan panduan, baik bagi guru maupun bagi siswa itu sendiri. Untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang aktif guru harus menentukan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan
penggunaan metode pembelejaran bergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan
beberapa factor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan gur, kondisi
siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu.

Metode diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat,


pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam kelompok untuk mencari kebenaran (Jumanta Hamdayama, 2015: 131).
Metode ini adalah kegiatan untuk tukar menukar pendapat, informasi, dan segala unsur
pengalaman secara teratur. Tujuan dari metode diskusi adalah untuk memperoleh pengertian
bersama atau kesepakatan bersama mengani sesuatu. Diskusi tidak hanya melibatkan guru
tetapi juga siswa ikut serta aktif dalam kegiatan diskusi. Metode diskusi adalah cara penyajian
pelajaran, dimana peserta didik dihadapkan dengan suatu permasalahan yang akan dibahas
dengan kelompoknya dan dipecahkan secara bersama-sama.

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses kegiatan belajar. Hasil
belajar ini terdiri dari 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Seperti yang dijelaskan Susanto
(2014: 5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Hamalik dalam
Kunandar (2013: 64) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan
sikap-sikap serta kemampuan siswa. Dapat dipahami bahwa apa yang dimaksud dengan hasil belajar
adalah suatu proses untuk mengetahui sudah sejauh mana peserta didik dapat menguasai pembelajaran
setelah mengikuti semua kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang dicapai seorang
peserta didik setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf,
atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan. Jadi hasil belajar adalah
sebuah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan pada hari senin tanggal 18 Maret 2019 di
SD Negeri Pandebah 3 Bangkalan diperoleh data bahwa siswa kelas IV di SD Negeri Pandebah 3 masih
mengalamai kesulitan belajar terutama dalam hal hasil belajar yang masih belum optimal. Hal itu
disebabkan oleh kurangnya metode atau model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah setiap kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Guru seringkali hanya mengajar menggunakan metode ceramah
tanpa memberikan alat pendukung pembelajaran seperti LKS, media, dan lainnya. Metode
ceramah yang menjadi penyebab utama rendahnya hasil belajar siswa terhadap pelajaran
memang patut dibenarkan. Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA masih dilakukan
dengan menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru yang berdampak pada siswa
yang menjadi pasif saat mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Sebagian besar dalam
proses mengajar guru hanya menggunakan buku pelajaran sebagai acuan dalam menjelaskan
materi. Tentu dalam proses pembelajaran yang hanya menggunakan buku dan ceramah akan
membuat siswa menjadi bosan dan tidak tertarik. Selain itu, pembelajaran IPA masih belum
menonjolkan daya pikir siswa dalam hal kreativitas. Siswa masih melakukan hal yang sama
yaitu mencatat dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Padahal keberhasilan
sangat dipengaruhi dengan metode, strategi, dan model pembelajaran.
Oleh karena itu, peneliti memberikan solusi dengan mengusahakan terciptanya
pembelajaran yang bermakna pada pembelajaran IPA di SD Negeri Pandebah 3 Bangkalan
dengan menggunakan metode diskusi yang tentunnya akan berdampak pada hasil belajar siswa
nantinya. Metode ini dipilih dengan pertimbangan akan membangkitkan semangat belajar
siswa dengan cara siswa belajar dengan teman yang merupakan ttor sebayanya. Disamping itu
siswa akan terbiasa berfikir kritis, kreatif dan mampu berpendapat sehingga dikirakan dapat
meningkatkan pemahamannya tentu dengan bantuan guru utnuk mendampingi ketika siswa
berdiskusi. Dengan meningkatnya satu pemahaman otomatis hasil ata prestasi belajar siswa
juga akan meningkat nantinya. penerapan metode ini tentnya perl didukung dengan metode lain
hanya saja tetap diprioritaskan dalam sebuah metode diskusi. Maka dari itu, penerapan metode
diskusi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sumber daya alam pada siswa
kelas IV SDN Pandebeah 3 tahun pelajaran 2018/2019.

METEDOLOGI PENELITIAN

Subyek Penelitian

Menurut pendapat Zainal Aqib, dkk (2011: 19) menyatakan bahwa: Sampel dalam
penelitian atau subjek penelitian ditetapkan berdasarkan suatu permasalahan yang akan dijawab
melalui suatu tindakan. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN
Pandebah 3 Bangkalan dengan jumlah siswa 17 orang terdiri dari 8 Laki-Laki dan 9
Perempauan dengan tingkat kemampuan berfikir dan latar social yang berbeda-beda.

Rencana Tindakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas
adalah penelitian yang melibatkan proses pengamatan reflektif yang dilakukan peneliti yang
berbantu observer terhadap suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru guna
mengatasi permasalahan pembelajaran dan memperbaiki kualitas pembelajaran serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (Jalil, 2014: 6). Penerapan tindakan dilakukan sebanyak dua
kali (siklus). Setiap tindakan merupakan siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Setiap pertemuan meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan
evaluasi, serta analisis dan refleksi.

1. Perencanaan, menyusun pembelajaran dan menyusun lembar kerja siswa, lembar aktivitas
siswa, lembar aktivitas guru, dan mempersiapkan model pembelajaran.
2. Pelaksanaan, melaksanakan tindakan yang dalam pelaksanaannya yang telah direncanakan
dalam praktik sesungguhnya dan peneliti mengamati implementasi tindakan yang dilakukan
guru yang diambil dari lembar kerja siswa dan lembar aktivitas siswa dalam prosesnya
meliputi: memberikan motivasi dan persepsi, membentuk kelompok belajar, menjelaskan
materi, siswa berdiskusi dan memecahkan masalah, dan memberikan penilaian.
3. Observasi/ pengamatan, pengamatan dilakukan terhadap siswa yang meliputi kegiatan yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi, kegiatana menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses
belajar-mengajar berlangsung. Refleksi dilakukan dengan menganalisi hasil belajar dan
pengamatan aktivitas siswa, untuk menentukan kemajuan dan kelemahan yang terjadi,
sebagai dasar perbaikan selanjutnya.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh data untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Teknik pengumpulan data juga digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan perbaikan
pembelajaran yang dicobakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
tes dan observasi.

1. Tes
Dalam penelitian digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode diskusi. Tes diberikan dengan mengacu pada materi yang digunakan
sebagai penelitian yaitu tentang sumber daya alam. Pemberian tes dilakukan setelah siswa
melaksanakan metode diskusi yang diterapkan. Tes ini digunakan untuk mendapatkan data
hasil belajar IPA tentang materi yang berhubungan dengan sumber daya alam di kelas IV
SD Negeri Pandebah 3. Sebagai evaluasi setelah proses pembelajaran berlangsung dengan
bentuk tes pilihan ganda dan uraian.
2. Observasi
Menurut Sugiyono (2015: 204) menyatakan observasi adalah kegiatan pemuatan
penelitian terhadap suatu objek. Observasi adalah proses pengambilan data dimana peneliti
atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengamati atau melihat secara langsung
keadaan lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang objek yang
diamati dan untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA.
3. Wawancara
Teknik wawancara pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2017: 320). Peneliti memperoleh data awal
yang berupa kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal pemecahan masalah
matematika tentang perkalian dan pembagian.

Teknik Analisis Data

Teknik analasis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah secara
kuantitaf dan kualitatif.

1. Data kuantitatif
Teknik ini digunakan untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa yang dilakukan
pada akhir pembelajaran. Evaluasi tersebut dilaksanakan dengan memberikan tes secara
tertulis setelah pembelajaran berlangsung. Tes ini digunakan untuk mengethaui hasil belajar
peserta didik.
2. Data kualitatif
Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana cara yang menggamabarkan sesuatu
kenyataan atau sebuah fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh. Hasil data tersebut
akan dicatat dalam sebuah lembar observasi terhadap aktivitas belajar siswa disetiap
kegiatan pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Kondisi subjek dalam penelitian tindakan kelas ini terletak di SDN Pandebah 3 ysng
dikepala sekolah I oleh bapak Moh. Ridwan, Akreditasi di SDN tersebut berperingkat B. berikut
data yang terkait disekolahan tersebut:

Identitas Sekolah
NPSN 20531285
Status Negri
Bentuk Penelitian SD
Status Kepemilikan Pemerintah Daerah
Luas Tanah 1444 m2
Daya Listrik 900 watt
Jumlah Guru 8
Jumlah Siswa Laki-laki 71
Jumlah Siswa Perempuan 59
Alamat Dusun Pandabah Bawah, Kec. Kamal, Kab.
Bangkalan, Prov. Jawa Timur.
Dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV SDN Pandebah 3 dalam materi Ilmu
pengetahhuan khususnya yang membahas tentang Sumber Daya Alam masih belum bisa
dikatakan sudah menguasai materi tersebut, karena ketika siswa diberi pertanyaan tentang
Sumber Daya Alam siswa masih bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan ketika
membahas tentang materi tersebut kurang berkesan bagi siswa sehingga materi yang diajarkan
oleh guru siswa belu bisa mampu menguasai dengan baik dan benar.

Data yang diperoleh didalam melakukan penelitian ini akan menghasilkan suatu hasil
dari penelitian yang diuraikan dalam beberapa tahapan berupa siklus-siklus pembelajaran yang
dilakukan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan
dalam dua kali siklus sebagaimana diuraikan berikut ini.

1. Siklus Pertama (satu pertemuan) 2 x 35 Menit


Sesuai dengan yang direncanakan pada siklus pertama ini terdiri dari empat tahap,
yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta replanning seperti berikut
ini.
a. Perencanaan
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran melalui
metode diskusi.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran metode diskusi.
3) Membuat lembar kerja siswa
4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada saat siklus pertama berlangsung jika tidak sesuai dengan yang
direncanakan. Ada beberapa faktor penyebab yang menjadikan hal tersebut tidak sesuai
dengan yang direncanakan, yakni : Sebagian siswanya belum terbiasa dengan kondisi
belajar yang telah direncanakan.
Dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat pada akhir
proses siklus pertama dapt disimpulkan.
1) Siswa mulai terbiasa dengan kondisi pembelajaran sesuai dengan yang di rencanakan.
2) Siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode diskusi.
c. Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus pertama dapat dilihat
pada tabel berikut:

No. Nama Siswa Minat Perhatian Partisipasi Presentase

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 %

1. Safadhi V V V 58.3

2. Andini V V V 75

3. Uswatun H. V V V 66.6

4. Suwanda V V V 66.6

5. Subeidi V V V 41.6

6. Moh Halik V V V 33.3

7. Moh safi’i V V V 25

8. Supriadi V V V 41.6

9. Moh Hilmi V V V 41.6

10. Siti Hoiriyeh V V V 50

11. Nadila Karunia Putri V V V 58.3

12. Rukoyyeh V V V 58.3

13. Dayuk Susanti V V V 41.6


14. Abid Irhami V V V 33.3

15. Moh Sholihin V V V 41.6

16. Moh Nur V V V 41.6

17. Putra Abdullah V V V 50

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat dipersentasikan per siswa sebagai
berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Persentasi/siswa = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 X 100

Sedangkan untuk jumlah rata-rata keseluruhan dari persentasi seluruh siswa dapat
dihitung sebagai berikut :

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 824.3
Rata-rata = = = 48.5
siswa 17

Hasil dari tabel diatas dapat dilihat perolehan pada tabel, yaitu tentang perolehan skor
Aktivitas siswa

No. Nama Siswa Skor Skor Persentase Keterangan

Perolehan Ideal (%)

1. Safadhi 19 30 63.3

2. Andini 21 30 70 Tertinggi

3. Uswatun Hasanah 20 30 66.7

4. Suwanda 20 30 66.7

5. Subeidi 18 30 60

6. Moh Halik 15 30 50

7. Moh safi’i 15 30 50

8. Supriadi 17 30 56.7

9. Moh Hilmi 16 30 53.3

10. Siti Hoiriyeh 16 30 53.3


11. Nadila Karunia Putri 20 30 66.7

12. Rukoyyeh 18 30 60

13. Dayuk Susanti 17 30 56.7

14. Abid Irhami 13 30 43.3 Terendah

15. Moh Sholihin 16 30 53.3

16. Moh Nur 16 30 53.3

17. Putra Abdullah 19 30 63.3

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat dipersentasikan per siswa sebagai
berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Persentasi/siswa = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 X 100

Sedangkan untuk jumlah rata-rata keseluruhan dari persentasi seluruh siswa dapat
dihitung sebagai berikut :

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 986.6
Rata-rata = = = 58
siswa 17

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang


Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan keberhasilan dan kegagalan yang
terjadi pada siklus pertama adalah sebagai berikut:
1) Sebagian besar siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan
pembelajaran melalui metode diskusi. Antusias dan kesenangan siswa dalam PBM dari hasil
observasi terhadap aktivitas siswa hanya mencapai 48.5%,
2) Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 58%
3) Masih ada siswa yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan. Hal ini
karena siswa tersebut masih kurang serius dalam belajar.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan yang telah dicapai pada siklus
pertama, maka pada pelaksanan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi kepada siswa agar mereka lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
2) Lebih banyak memberikan perhatian dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
3) Memberikan penguatan, pengakuan atau penghargaan (reward) kepada siswa.
2. Siklus Kedua (satu pertemuan) 2 x 35 Menit
a. Perencanaan
Planing pada siklus kedua berdasarkan replaning siklus kepertama yaitu:
1) Memberikan motivasi kepada siswa agar mereka lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
2) Lebih banyak memberikan perhatian dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
3) Memberikan penguatan, pengakuan atau penghargaan (reward) kepada siswa.
b. Pelaksanaan
1) Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran menggunakan metode diskusi
sesuai dengan yang direncanakan. Tugas yang diberikan guru kepada siswa mampu dikerjakan
dengan baik. Semua siswa menunjukan saling membantu untuk menguasai materi pembelajaran
yang telah diberikan.
2) Hampir seluruh siswa merasa termotivasi untuk melakukan kegiatan berdiskusi.
3) Suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.
c. Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi aktivitas selama siklus kedua dapat dilihat seperti dibawah ini.

No. Nama Siswa Minat Perhatian Partisipasi Presentase

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 %

1. Safadhi V V V 83.3

2. Andini V V V 100

3. Uswatun H. V V V 91.6

4. Suwanda V V V 83.3

5. Subeidi V V V 66.6

6. Moh Halik V V V 75

7. Moh safi’i V V V 66.6

8. Supriadi V V V 75

9. Moh Hilmi V V V 75

10. Siti Hoiriyeh V V V 83.3

11. Nadila Karunia Putri V V V 91.6


12. Rukoyyeh V V V 83.3

13. Dayuk Susanti V V V 75

14. Abid Irhami V V V 75

15. Moh Sholihin V V V 66.6

16. Moh Nur V V V 66.6

17. Putra Abdullah V V V 83.3

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat dipersentasikan per siswa sebagai
berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Persentasi/siswa = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 X 100

Sedangkan untuk jumlah rata-rata keseluruhan dari persentasi seluruh siswa dapat
dihitung sebagai berikut :

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 1341.1
Rata-rata = = = 78.8
siswa 17

Hasil dari tabel diatas dapat dilihat perolehan pada tabel, yaitu tentang perolehan skor
Aktivitas siswa

No. Nama Siswa Skor Skor Persentase Keterangan

Perolehan Ideal (%)

1. Safadhi 27 30 90

2. Andini 28 30 93.3 Tertinggi

3. Uswatun Hasanah 26 30 86.6

4. Suwanda 26 30 86.6

5. Subeidi 24 30 80 Terendah

6. Moh Halik 24 30 80 Terendah

7. Moh safi’i 25 30 83.3

8. Supriadi 25 30 83.3
9. Moh Hilmi 27 30 90

10. Siti Hoiriyeh 25 30 83.3

11. Nadila Karunia Putri 27 30 90

12. Rukoyyeh 26 30 86.6

13. Dayuk Susanti 26 30 86.6

14. Abid Irhami 25 30 83.3

15. Moh Sholihin 25 30 83.3

16. Moh Nur 25 30 83.3

17. Putra Abdullah 27 30 90

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat dipersentasikan per siswa sebagai
berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Persentasi/siswa = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 X 100

Sedangkan untuk jumlah rata-rata keseluruhan dari persentasi seluruh siswa dapat
dihitung sebagai berikut :

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 145.9
Rata-rata = = = 85.5
siswa 17

d. Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus ketiga ini adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah ke pembelajaran menggunakan metode diskusi.
Siswa mampu memahami segala materi yang diberikan guru, mereka juga melakukan suatu
kerjasama yang baik dan mulai mampu berpartisipasi dalam berdiskusi dengan baik serta tepat
waktu dalam melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Hal
ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang meningkat dari 48.5%
menjadi 78.8% pada siklus kedua ini.
2) Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 58% meningkat menjadi
85.5% pada siklus kedua ini setelah menggunakan pembelajaran menggunakan metode diskusi.

Pembahasan
Pembelajaran menurut KBBI (1996,:14) adalah proses, cara, menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, berubah
tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan belajar menurut
soetomo (1993: 120) merupakan suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain.

Jadi pengertian pembelajaran merupakan sebuah proses yang menyebabkan siswa


belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu agar siswa
memperoleh suatu perubahan baik itu pengetahuan ataupun tingkah laku.

Tujuan Pendidikan IPA, ialah hanya untuk memahami pengetahuan tentang fakta-fakta,
konsep IPA, tetapi juga untuk mengembangkan satu keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diperlukan agar mencapai pengetahuan itu. Dengan kata lain, hasil belajar IPA bukan hanya
sebagai produk, tetapi juga pengembangan proses. Keterampilan yang diharapkan ialah
dinamakan keterampilan intelektual, atau disebut juga keterampilan proses. Jika dikaitkan
dengan tujuan pendidikan, maka belajar mempunyai makna sebagai proses yang memuncukan
sebah perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh pertumbuhan fisik anak tersebut.
Selanjutnya ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi :

a. Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana

Berdasarkan hasil test tindakan yang dilakukan peneliti, diperoleh data nilai rata-rata
kelas 58 nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 43.3. Nilai rata-rata tersebut belum mencapai nilai
KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas KKM saat tindakan
masih belum terdapat 1 siswapun semua siswa nilainya masih kurang dari KKM. Hasil tersebut
menggambarkan bahwa prestasi belajar siswa tentang Sumber Daya Alam masih rendah. Oleh
karena itu, perlu adanya tindakan perbaikan yang harus segera dilakukan untuk meningkatkan
prestasi belajar tersebut.

Tindakan yang dipilih peneliti yaitu dengan menggunakan metode diskusi untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. karena, metode ini bisa membuat siswa dapat bertukar
pikiran, siswa menghayati permasalahan, merangsang siswa untuk berpendapat,
mengembangka rasa tanggung jawab, membina kemampuan berbicara, belajar memahami
pendapat orang lain, dan memberi kesempatan belajar. Sesuai dengan karakteristik penerapan
metode diskusi menurut Sri Anitah W. (2008 : 5.21) adalah bahan pelajaran harus dijelaskan
dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan mendorong siswa menyelesaikan
permasalahan tersebut.

Dalam penelitian ini setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Pada siklus kedua tahap-tahap yang dilakukan merupakan perbaikan pada siklus
sebelumnya yaitu siklus pertama. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data tes
yang berupa prestasi belajar siswa serta data non tes yang terdiri dari hasil observasi aktivitas
siswa dan dokumentasi belajar siswa.

Nilai rata-rata kelas pembelajaran siklus kedua menunjukkan peningkatan bila


dibandingkan dengan tahap siklus pertama, yaitu dari 58 menjadi 85.5. Nilai tertinggi 93.3 dan
nilai terendah 80. Sementara persentase siswa yang telah mencapai KKM pada siklus kedua
meningkat 100% dari 0% atau tidak ada sama sekali pada siklus pertama menjadi 100% pada
siklus kedua. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus pertama masih belum
terdapat siswa keseluruhan siswa kelas IV di SDN Pandebah 3 masih belum tuntas karena
ketuntasan KKM yang ada di sekolahan cukup tinggi yakni 75. Peningkatan prestasi belajar
siswa terjadi pada siklus kedua karena guru telah memberikan motivasi kepada siswa agar
mereka lebih aktif lagi dalam pembelajaran, lebih banyak memberikan perhatian dalam
membimbing siswa yang mengalami kesulitan, dan memberikan penguatan, pengakuan atau
penghargaan (reward) kepada siswa.

Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini merupakan tindak lanjut dari siklus pertama. Pada
siklus pertama ditemukan faktor penyebab kurang tercapainya indikator keberhasilan antara
lain:

a. Sebagian besar siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan
pembelajaran melalui metode diskusi. Antusias dan kesenangan siswa dalam PBM dari
hasil observasi terhadap aktivitas siswa hanya mencapai 48.5%,
b. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 58%
c. Masih ada siswa yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan.
Hal ini karena siswa tersebut masih kurang serius dalam belajar

Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua masih tetap menggunakan metode diskusi,
akan tetapi lebih efektif dibandingkan pada siklus pertama karena guru lebih intensif
memberikan bimbingan pada kelompok-kelompok dalam diskusi dan memotivasi siswa agar
lebih berani dalam menyampaikan pendapat ketika berdiskusi sehingga aktivitas siswa
cenderung meningkat dibandingkan dengan siklus pertama

Adanya upaya perbaikan tindakan pada siklus kedua ini, maka hasil pembelajaran
menjadi meningkat jika dibandingkan dengan siklus pertama. Hal ini dapat kita lihat pada tabel
di bawah ini.

No. Point Siklus Pertama Siklus Kedua


1. Nilai terendah 43.3 80
2. Nilai tertinggi 70 93.3
3. Nilai rata-rata 58 85.5
4. Presentase ketuntasan 0% 100%
Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan pada setiap
tahapan penelitian. Pada tahap siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai 58 kemudian
meningkat pada siklus kedua menjadi 85.5.

Berdasarkan tabel di atas, persentase siswa yang telah mencapai KKM juga semakin
meningkat selama penelitian. Pada tahap siklus pertama persentase ketuntasannya masih
mencapai 0% sehingga ketuntasan ini belum mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu 80%
sehingga dilakukan tindakan siklus kedua. Pada tindakan siklus kedua ketuntasan siswa
meningkat menjadi 100% artinya sudah mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan peneliti
sehingga penelitian dihentikan. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar mengalami
penurunan disetiap tahapan penelitian. Pada siklus pertama semua siswa kelas IV SDN
Pandebah masih banyak yang belum tuntas siswa yang tidak tuntas belajar mencapai 100%
pada siklus kedua alhamdulillah menurun menjadi 0% dapat diartikan semua siswa kelas IV
SDN Pandebah 3 telah mencapai KKM.

Kenaikan prestasi belajar bisa terjadi dikarenakan semangat siswa dalamkegiatan


pembelajaran dengan metode diskusi meningkat. Siswa aktif dalam menelaah bahan pelajaran
dan bekerja sama serta adanya tanggung jawab dari setiap siswa untuk memahami materi
pelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Hal tersebut menyebabkan prestasi belajar
siswa meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No. Nama Siswa Nilai siklus


Nilai siklus
Keterangan
pertama kedua
1. Safadhi 63.3 90 Naik

2. Andini 70 93.3 Naik

3. Uswatun Hasanah 66.7 86.6 Naik

4. Suwanda 66.7 86.6 Naik

5. Subeidi 60 80 Naik

6. Moh Halik 50 80 Naik

7. Moh safi’i 50 83.3 Naik

8. Supriadi 56.7 83.3 Naik

9. Moh Hilmi 53.3 90 Naik

10. Siti Hoiriyeh 53.3 83.3 Naik

11. Nadila Karunia Putri 66.7 90 Naik

12. Rukoyyeh 60 86.6 Naik

13. Dayuk Susanti 56.7 86.6 Naik

14. Abid Irhami 43.3 83.3 Naik

15. Moh Sholihin 53.3 83.3 Naik

16. Moh Nur 53.3 83.3 Naik

17. Putra Abdullah 63.3 90 Naik

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai prestasi belajar siswa meningkat dari siklus
pertama ke siklus kedua. Peningkatan tersebut menggambarkan bahwa metode diskusi dapat
meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam tentang Sumber Daya Alam pada siswa
kelas IV SDN Pandebah 3.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode diskusi pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Alam
pada siswa kelas VI, dapat disimpulkan bahwa: Penerapan metode diskusi dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam materi Ilmu Pengetahuan Alam yang terkait dengan Sumber Daya
Alam. Data peningkatan kemampuan tersebut diperoleh berdasarkan atas nilai rata-rata pretest
58 dan post test 85,5. Persentasi siswa yang mendapat nilai di atas KKM yang bermula awalnya
0 % meningkat menjadi 100 %.

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran


memecahkan masalah perbandingan dan skala pada siklus pertama terdapat siswa berkategori
rendah nilai aktivitasnya yakni 25, siswa yang nilai aktivitasnya kategori sedang yskni 50, dan
siswa yang mempunyai nilai berkategori aktivitas tinggi yakni 75. Siklus kedua terdapat siswa
yang mempunyai nilai aktivitas rendah yakni 66,6, siswa yang mempunyai nilai aktivitasnya
sedang 83,3, dan siswa yang mempunyaui nilai aktivitasnya tinggi 100.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan beberapa
hal sebagai berikut kepada:

1. Kepala Sekolah agar :


a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan/input dalam rangka
pembinaan guru agar guru lebih berkualitas di masa yang akan datang.
b. Laporan hasil penelitian dapat digunakan dalam rangka Penilaian Kinerja Guru yang
meliputi empat kompetensi, salah satunya kompetensi profesi.
c. Mengusahakan fasilitas yang bisa mewadahi agar proses pembelajaran dapat bermutu.
2. Guru agar :
a. Mempertimbangkan penerapan metode diskusi sebagai salah satu cara menyampaikan
pelajaran.
b. Metode diskusi tidak hanya diterapkan untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
saja, tetapi dapat diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran lain yang ada pemecahan
masalahnya.
c. Dalam pembelajaran guru menaruh kepercayaan pada siswa bahwa setiap perilakunya
merupakan perwujudan dari manifestasi dirinya.
d. Jangan terlalu mencampuri kegiatan siswa, sehingga siswa dapat berkembang sesuai
dengan tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
e. Mempunyai semangat meningkatkan mutu pembelajaran yang ditandai dengan
efektifitas, aktivitas dan hasil belajar siswa yang optimal.
3. Siswa agar :
a. Lebih aktif berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan memiliki
keterampilan- keterampilan sosial dalam bekerja sama, berbagi tugas,
bertanggungjawab, dan menghargai pendapat orang lain.
b. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam berdiskusi diterapkan untuk memecahkan
masalah yang lain (selain mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam).
c. Memperhatikan peristiwa atau masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga
tidak merasa asing (tidak tahu) terhadap masalah-masalah yang aktual.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar


Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Din Wahyudin. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hamdayama, Jumanta. 2015. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Jalil., Jasman. 2014. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1995). Jakarta: Balai Pustaka.
Kunandar. 2013. Penilaian Auntetik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Leo Sutrisno , Krisnadi Hery, Kartono (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta:
Depdiknas
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sri Anitah, W . (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Susanto, ahmad. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenamedia Group.
Zainal, Aqid dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai