a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat ginjal dengan atau tanpa kelenjar getah
bening regional.
b. Ruang lingkup
Semua penderita yang datang dengan keluhan nyeri pada daerah pinggang dan hematuria
serta dalam pemeriksaan penunjang (foto polos abdomen, pyelografi intravena dan ultrasonografi,
CT scan) diketahui penyebabnya adalah tumor ginjal atau ruptur ginjal.
c. Indikasi operasi
Karsinoma ginjal
Ruptur ginjal dimana didapatkan fragmentasi ginjal atau ruptur pedikel dengan
hemodinamik yang tidak stabil.
d. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap, tes faal ginjal, sedimen urin, foto polos abdomen, pyelografi intravena, USG
atau CT scan abdomen.
Teknik Operasi
f. Perawatan Pascabedah
g. Follow-up
NEFROSTOMI
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat ginjal dengan atau tanpa kelenjar getah
bening regional.
b. Ruang lingkup
Semua penderita yang datang dengan keluhan nyeri pada daerah pinggang dan hematuria
serta dalam pemeriksaan penunjang (foto polos abdomen, pyelografi intravena dan ultrasonografi,
CT scan) diketahui penyebabnya adalah tumor ginjal atau ruptur ginjal.
c. Indikasi operasi
Karsinoma ginjal
Ruptur ginjal dimana didapatkan fragmentasi ginjal atau ruptur pedikel dengan
hemodinamik yang tidak stabil.
d. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap, tes faal ginjal, sedimen urin, foto polos abdomen, pyelografi intravena, USG
atau CT scan abdomen.
Teknik Operasi
e. Komplikasi operasi
f. Perawatan Pascabedah
g. Follow-up
Nefrostomi merupakan suatu tindakan diversi urine menggunakan tube, stent, atau kateter melalui
insisi kulit, masuk ke parenkim ginjal dan berakhir di bagian pelvis renalis atau kaliks. Nefrostomi
biasanya dilakukan pada keadaan obstruksi urine akut yang terjadi pada sistem saluran kemih bagian
atas, yaitu ketika terjadi obstruksi ureter atau ginjal. Nefrostomi dapat pula digunakan sebagai
prosedur endourologi, yaitu intracorporeal lithotripsy, pelarutan batu kimia, pemeriksaan radiologi
antegrade ureter, dan pemasangan double J stent (DJ stent) (Robert R. Cirillo, 2008).
c. Membantu penegakkan diagnosa obstruksi ureter, filling defects, dan kelainan lainnya melalui
radigrafi antegrad.
C. JENIS NEFROSTOMI
1. Nefrostomi terbuka
Cara ini merupakan cara klasik, terdapat dua macam teknik, yaitu bila korteks masih tebal dan
korteks sudah tipis. Bila kortek masih tebal ginjal dibebaskan sampai terlihat pelvis dan Folley
kateter no 20 dimasukkan kedalam pyelum melalui pelvis renalis.
Bila kortek sudah tipis Folley kateter lanngsung dimasukkan melalui sayatan pada kortek.
2. Nefrostomi perkutan
Nefrostomi perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal dengan
bantuan fluoroskopi. Syarat dilakukannya nefrostomi perkutan sebagai berikut, ginjal teraba dari
luar, kortek tipis dan tidak gemuk.
•Pengalihan urine sementara yang berhubungan dengan adanya obstruksi urin sekunder terhadap
kalkuli
•Pengalihan urine dari sistem pengumpul ginjal sebagai upaya penyembuhan fistula atau kebocoran
akibat cedera traumatik atau iatrogenik, fistula ganas atau inflamasi, atau sistitis hemoragik.
•Memberikan akses untuk intervensi seperti pemberian substansi melalui infus secara langsung
untuk melarutkan batu, kemoterapi, dan terapi antibiotik atau antifungi.
•Memberikan akses untuk prosedur lain (misalnya penempatan stent ureter antegrade,
pengambilan batu, pyeloureteroscopy, atau endopyelotomy)
•Dekompresi kumpulan cairan nephric atau perinephric (misalnya abses atau urinomas)
•Gangguan pembekuan darah (heofilia, trombositopeni) dan hipertensi tidak terkontrol (dapat
menyebabkan terjadinya hematom perirenal dan perdarahan berat renal).
•Terdapat nyeri yang tidak dapat diatasi pada saat tindakan nefrostomi.
•Terjadi asidosis metabolik berat.
•Terjadi hiperkalemia.
•Terdapat nyeri yang tidak dapat diatasi pada saat tindakan nefrostomi
•Terdapat hiperkalemia
E. KOMPLIKASI
Nefrostomi adalah prosedur tindakan pembedahan untuk menyalirkan urin umumnya aman. Seperti
semua operasi, selalu ada risiko reaksi alergi terhadap anestesi, perdarahan dan infeksi, dan memar
di lokasi pemasangan kateter terjadi pada sekitar setengah dari orang yang dilakukan nefrostomi. Ini
adalah komplikasi minor.
•Perforasi sistem pengumpul (30%) terjadi biasanya selama 48 jam setelah pemasangan tube
nefrostomi
•Ekstravasasi
•Trauma periorgan, seperti perforasi usus besar, trauma hepar, limpa (<1%).
Menurut Robert R. Cillio tahun 2012, komplikasi utama akibat penempatan tabung nefrostomi
perkutan adalah sebagai berikut:
•Perdarahan
•Sepsis
•Pneumothoraks (<1%)
•Nyeri (umum)
•Ketidakmampuan untuk melepas tabung nefrostomi karena terjadi kristalisasi disekitar tabung
•Kematian (0.2%)
•Sepsis (1.3%)
Semua tindakan Endourologi yang menggunakan sinar rontgen harus diperhatikan perlindungan
untuk dokter/petugas dan juga untuk penderita.
1. Untuk petugas :
2. Untuk penderita :
II. Indikasi
Meja operasi tembus sinar-X, Image intensifier = C arm, Kontras: minimal 2 ampul.
Set katun steril
1 Klem desinfeksi
2 Kasa depper
Larutan desinfektan (Povidone jodium 10%)
Doek klem atau steridrape
Spidol steril
Spuit 10 ml (2 buah)
Larutan anestesi 1%
Tangkai dan pisau yang sesuai (kecil) 20 cm (2 bh) 9. Jarum punksi lengkap dengan mandrin
: jarum Chiba 22G
Larutan kontras (urografin atau yang lain) minimal 2 ampul
Guide wire : Standar : panjang 80 cm ; 0,97 mm ; ujung fleksibel lurus atau panjang 100 cm ;
0,97 mm ; ujung fleksibel J.
Dilator teflon : Ch. 6 ; 8 ; 10 dan 12 F
Set dilator metal yang terdiri dari :
o Rigid guide wire (antena): Storz 27090 AG.
o 6 buah telescoping dilator/Storz 27090 A : Ch. 9, 12, 15, 21, 24F.
o Slotted canulla (Storz 27094 V)
Kateter Ch. 18F atau 20F, kantong urin
Alat jahit
Kasa ; plester
a) Persiapan penderita :
Inform consent
Pasang infuse
Antibiotika (untuk indikasi 1 & 2 : terapeutik ; 3,4 & 5 : profilaktik)
Cuci lapangan operasi dengan Savlon encer
b) Operasi
a. Nefrostomi Terbuka
b. Nefrostomi Perkutan
Cara :
V. Perawatan Nefrostomi
1) Untuk nefrostomi dengan indikasi 1 & 2 (infeksi) maka pemberian antibiotika sejak
sebelum tindakan diteruskan.
Pedoman:
Bila tidak infeksi cukup diberikan obat golongan nitrofurantorin atau asam nalidisat peri
operatif.
2) Perhatikan kateter / pipa drainage, jangan sampai buntu karena terlibat, dll.
9) Pelepasan drain bila dalam 2 hari berturut-turut setelah pelepasan kateter produksinya <
20 cc/24 jam.