Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN FORMULASI MINUMAN

PENGARUH PENAMBAHAN BAYAM HIJAU PADA SMOOTHIES


BUAH TERHADAP NILAI ZAT GIZI MIKRO ASAM FOLAT DAN
SERAT SERTA MUTU ORGANOLEPTIK FRUTHIES UNTUK IBU
HAMIL TRIMESTER I USIA 19-29 TAHUN

Disusun oleh :

KELOMPOK 1 PAGI

MASYITA RESTI NUR FAUZIYYAH 101511233017

NADIA RAMADHANI 101511233038

CICI DAMAYANTI 101511233058

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Formulasi Minuman Fruthies (Fruit Smoothies-Alpukat, Pisang, Jeruk, Lemon)
dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum
Formulasi dan membantu mengembangkan kemampuan serta pemahaman
pembaca terhadap formulasi minuman.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini banyak memperoleh


bantuan, motivasi, masukan, serta fasilitas yang diberikan oleh banyak pihak.
Sehubungan dengan itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih banyak kepada :

1. Bapak Dr. Anis Catur Adi,Ir., M.Si selaku PJMK Mata kuliah Formulasi
Makanan.

2. Seluruh Dosen dan staff Pengajar yang telah membimbing dalam Praktikum
Fomulasi serta penyusunan Laporan Formulasi.

3. Mahasiswa Jurusan Gizi FKM Uanair yang telah ikut berpartisipasi dalam Uji
Organoleptik.

Penuls menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Formulasi Minuman


ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran, kritik dan masukan sangat
penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu Laporan
Formulasi.

Surabaya, 19 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ v

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 2

1.3 Rumusan Permasalahan .......................................................... 3

1.4 Rumusan Konsep Produk ......................................................... 3

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................... 6

2.1 Tujuan .................................................................... 6

2.2 Manfaat .................................................................................... 6

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................... 7

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .............................................. 7

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 8

4.1 Rancang Bangun Penelitian ..................................................... 8

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 8

4.3 Bahan dan Alat ….. .................................................................. 9


4.4 Kerangka Operasional ….. ....................................................... 10

4.5 Sampel dan Panelis ….. ........................................................... 11

4.6 Cara Pengumpulan Data …...................................................... 13

4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data ….. .................................. 13

Bab V PEMBAHASAN………………… .................................................. 16

5.1 Karakteristik Produk……. ....................................................... 16

5.2 Daya Terima ........................................................................ 16

5.3 Nilai Gizi ........................................................................ 19

5.4 Nilai Ekonomi ........................................................................ 24

Bab VI PENUTUP………………… ............................................................ 28

6.1 Kesimpulan ........................................................................ 28

6.2 Saran ........................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ………………………. ................................... 30

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………. ................................... 31


DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi bahan untuk Formulasi Pembuatan “fruthies” ………… 9
Tabel 1. Komposisi bahan untuk Formulasi Pembuatan “fruthies” ………… 9
Tabel 3. Kriteria Penilain Sampel “fruthies” ………………………………… 14
Tabel 4. Nilai Gizi Formula fruthies …………………………………………. 20
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Kandungan Energi fruthies ………………………………………… 21
Grafik 2. Kandungan Protein fruthies ………………………………………… 22
Grafik 3. Kandungan Lemak fruthies ………………………………………… 22
Grafik 4. Kandungan Karbohidrat fruthies …………………………………… 23
Grafik 5. Kandungan Asam folat fruthies …………………………………….. 24
Grafik 6. Kandungan Serat fruthies …………………………………………… 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Perhitungan Uji Organoleptik Dengan Aplikasi SPSS …… 32
Lampiran 2. Rekapitulasi Panelis ……………………………………………... 38
Lampiran 3. Formulir Pengujian Organoleptik ………………………………. 39
Lampiran 4. Dokumentasi ……………………………………………………. 41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan kejadian yang fisiologis dan harus disadari semua
wanita hamil. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi dari spermatozoa
dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat
fertilisasi hingga kelahiran bayi. Lamanya kehamilan normal (mature)
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari. Sedangkan
kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
premature, dan kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Usia kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing
berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 antara 0 hingga 12 minggu
usia kehamilan. Trimester 2 antara minggu ke-13 hingga minggu ke-27. Serta
trimester 3 antara minggu ke-28 hingga minggu ke-40.
Pada masa kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi. Terdapat 3 fase yaitu fase
ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum dimulai sejak proses pembuahan
hingga proses implantasi pada dinding uterus, fase ini ditandai dengan proses
pembelahan sel yang kemudian disebut dengan zigot. Fase ovum tersebut
memerlukan waktu 10-14 hari setelah proses pembuahan. Dan fase embrio
ditandai dengan pembentukan organ-organ utama, pada fase ini berlangsung
selama 2-8 minggu. Sedangkan fase janin berlangsung dari minggu ke-8
hingga tiba waktu kelahiran. Pada fase ini tidak ada lagi pembentukan
melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pada kehamilan trimester I diperlukan asupan asam folat yang cukup,
karena asam folat berperan penting dalam pembentukan sel-sel tubuh, yaitu
dalam perbaikan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA). Selain itu, asam folat juga
berperan pada perkembangan tabung saraf. Tabung saraf tersebut berfungsi
untuk mengoptimalkan fungsi sumsum tulang belakang dan otak pada calon
bayi. Hal ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya bayi lahir cacat.
Kecacatan tersebut dapat berdampak pada kecacatan seumur hidup ataupun
kematian sebelum atau sesudah kelahiran.
Kebutuhan akan asam folat meningkat dua kali lipat disbanding masa
sebelum hamil. Sekitar 24-60% wanita, baik di Negara berkembang maupun
di negara maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam
folat dalam makanan sehari-hari mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan.
Selain kebutuhan yang meningkat, ibu hamil sering kali mengalami
masalah selama kehamilan, salah satunya dalah masalah konstipasi.
Konstipasi merupakan kelainan pada pencernaan yang ditandai dengan adanya
tinja yang keras sehingga buang air besar menjadi jarang, sulit dan nyeri. Di
Indonesia kasus konstipasi diderita oleh wanita hamil sekitar 4-30%,
sedangkan konstipasi yang diderita masyarakat di atas usia lanjut sekitar 2-
25%. Wanita hamil lebih sering mengeluh kesulitan BAB dibandingkan
dengan wanita usia lanjut dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1.
Sedangkan menurut Herawati (2012), sekitar 11-38% ibu hamil
mengalami konstipasi, terutama pada awal kehamilan dan trimester ketiga
masa kehamilan. Perubahan pola atau frekuensi buang air besar yang menetap,
di sertai keluhan perut terasa penuh dan kembung. Dan hasil penelitian
Bradley, C.S (2007), menunjukkan dari 103 wanita hamil mulai dari
kehamilan trimester pertama mengalami konstipasi. Bradley menemukan 24%
wanita hamil trimester pertama menderita konstipasi, 26% mengalami
konstipasi saat trimester kedua, dan 26% mengalami konstipasi selama
trimester ketiga.
Konstipasi pada umumnya terjadi karena kurang serat (fiber), kurang
minum, kurang aktivitas fisik adanya perubahan ritme buang air besar.
Makanan yang berasal dari sayuran, buah-buahan segar, serta gandum dan
sereal, banyak minum serta meningkatkan aktivitas fisik (berolahraga) dapat
mengurangi keluhan konstipasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Pada masa kehamilan trimester pertama, janin mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang nantinya akan berpengaruh pada masa kehidupan
selanjutnya. Karena itu ibu hamil perlu mengkonsumsi bahan pangan yang
memiliki kandungan asam folat yang tinggi sehingga pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berlangsung lebih baik. Selain itu, ibu hamil juga
sering kali mengalami konstipasi. Masalah konstipasi tersebut akan
mengganggu kenyamanan dari ibu hamil, selain itu jika berlangsung lama,
masalah tersebut dapat menyebabkan gangguan metabolik pada ibu hamil.
Sasaran yang dituju adalah ibu hamil trimester 1, pada masa ini ibu hamil
sedang beradaptasi terhadap segala perubahan yang dialami. Masalah yang
sering kali dialami oleh ibu hamil adalah rasa mual. Karena pertimbangan
tersebut penulis memilih untuk membuat modifikasi minuman Smoothies.
Dimana smoothies merupakan jenis olahan minuman yang sedang banyak
digemari oleh masyarakat, selain itu bahan pangan yang digunakan relatif
fleksbel atau mudah untuk dimodifikasi.
Smoothies tersebut terdiri dari pisang, alpukat, jeruk, lemon, yoghurt, susu
segar dan gula pasir. Bahan-bahan tesebut mengandung zat gizi makro dan
mikro yang dibutuhkan oleh ibu hamil. Namun peulis membuat formula
dengan menambahkan bayam hijau pada smoothies tersebut dengan tujuan
utama menambah kandungan asam folat serta serat pada minuman tersebut.
1.3 Perumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana nilai gizi produk fruthies?
1.3.2 Bagaimana daya terima masyarakat terhadap formula fruthies?
1.3.3 Bagaimana nilai ekonomi dari produk fruthies apabila diperjual-
belikan?
1.4 Perumusan Konsep Produk
1.4.1 Deskripsi Umum Tentang Produk Gagasan
Produk smoothies yang kami buat memiliki nama Fruthies. Bahan
yang digunakan meliputi alpukat, pisang, jeruk, lemon, yoghurt, susu
segar dan gula pasir. Modifikasi yang dilakukan pada produk ini yaitu
dengan penambahan bayam hijau. Bayam hijau ditambahkan untuk
lebih meningkatkan kandungan asam folat dan serat. Fruthies
dikemas dalam botol plastik berukuran 250 ml. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan snack 10% fruthies harus dikonsumsi sebanyak
2 botol.
Daya simpan fruthies yang tidak tahan lama menyebabkan
minuman ini harus langsung habis setelah diolah, agar terasa fresh
dan produk belum mengalami perubahan baik warna maupun rasa.
Untuk memperpanjang daya simpan produk fruthies sebaiknya
disimpan di lemari pendingin.
1.4.2 Sasaran Konsumen
Sasaran produk kami umumnya dapat dikonsumsi oleh semua
kalangan usia, kecuali bayi. Namun sasaran utama kami adalah Ibu
hamil Trimester 1 yang berusia 19-29 tahun.
1.4.3 Dukungan Teknologi Pengolahan
Teknologi pengolahan yang digunakan dalam pembuatan produk
fruthies adalah :
 Pengupasan dan pemotongan
Fruthies dibuat dari bahan buah-buahan segar, sehingga
buah-buahan tersebut hanya dikupas dan dicuci. Buah yang telah
dikupas bersih, dipotong menjadi beberapa bagian. Serta
membrsihkan lapisan kulit dalam pada jeruk baby sweet, sehingga
hanya tertinggal bulir jeruk saja. Dan lemon hanya diperas untuk
diambil airnya.
 Blanching
Pada formula yang ditambahkan bayam hijau, bayam
dipetik terlebih dan dicuci, kemudian diblancing dengan air yang
ditambahkan garam hingga mendidih. Lalu ditiriskan.
 Pencampuran
Fruthies hanya mencampurkan bahan-bahan yang telah
ditimbang ke dalam blender. Dicampur hingga halus merata, dan
membentuk tekstur smoothies pada umumnya.
1.4.4 Keunggulan Produk
 Dibuat dari bahan-bahan segar dan berkualitas.
 Teknik pengolahan relatif mudah.
 Dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, kecuali bayi.
 Tinggi asam folat.
 Mengandung cukup serat.
1.4.5 Kemasan Produk
Produk fruthies dikemas dalam botol plastik berukuran 250 ml.
1.4.6 Cara Menggunakan Produk
 Langsung dikonsumsi setelah produk diterima.
 Disimpan dalam lemari pendingin, kemudian satu botol kemasan
dikonsumsi sekali waktu.
1.4.7 Nama Produk
Produk ini diberi nama fruthies (fruit smoothies-alpukat, pisang,
jeruk, lemon).
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
1.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Mengetahui nilai gizi, mutu organoleptik, serta nilai ekonomi
produk fruthies (fruit smoothies-alpukat, pisang, jeruk, lemon).
2.1.2 Tujuan Khusus
2.1.2.1 Mengetahui nilai gizi produk fruthies
2.1.2.2 Mengeahui daya terima masyarakat terhadap formula fruthies
melalui hasil organoleptik
2.1.2.3 Mengetahui nilai ekonomi dari produk fruthies apabila
diperjual-belikan
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Peneliti
Mampu menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama
pekuliahan, terutama pada mata kuliah formulasi. Dan mampu
meningkatkan keterampilan serta kreatifitas dalam mengolah
produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan zat gizi, utamanya
pada ibu hamil trimester 1.
2.2.2 Bagi Instansi
Dapat dijadikan sebagai referensi informasi terkait
pengembangan produk minuman upaya memenuhi kebutuhan zat
gizi ibu hamil trimester 1.
2.2.3 Bagi Masyarakat
Sebagai alternatif lain dalam pemilihan minuman sehat,
berkualitas, dan bernilai gizi.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Konseptual Penelitian

SMOOTHIES

Bahan : Alpukat, pisang, jeruk, lemon, susu,


yoghurt, gula, dan air

Penambahan Bayam hijau

Daya Terima Kandungan Zat  Nilai


Masyarakat : Gizi : Ekonomi
Produk
 Tekstur  Energi
 Aroma  Protein
 Rasa  Lemak
 Warna  Karbohidrat
 Asam Folat
 Serat

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan :
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
Bahan dari smoothies dimodifikasi dengan penambahan bayam hijau dengan
menggunakan formula yang berbeda. Keempat formula dinilai dari segi daya
terima, kandungan zat gizi, dan nilai ekonomi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancang Bangun Penelitian
4.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi
penambahan bayam hijau pada smoothies terhadap kandungan zat
gizi dan daya terimanya di masyarakat utamanya Ibu hamil
trimester 1 usia 19-29 tahun.
4.1.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancanan acak lengkap (RAL)
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor (independent)
yaitu bayam hijau terhadap faktor (dependent) yaitu kandungan
gizi serta daya terima masyarakat. Kandungan zat gizi fruthies
diperoleh dari analisis kandungan bahan makanan menggunakan
Daftar Komposisi ahan Makanan (DKBM) dan nutrisurvey 2007.
Daya terima fruthies diperoleh dari uji hedonik meliputi tekstur,
aroma, rasa, dan warna yang dilakukan oleh 17 panelis. Yang
kemudian data diolah menggunakan aplikasi Software SPSS.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian selama pengolahan dilakukan di
Laboratorium pengolahan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya, dan uji daya terima minuman
dilakukan di Laboratorium penyajian Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
Perencanaan produk : Kamis, 24 Agustus 2017
Penetapan produk : Minggu, 27 Agustus 2017
Survey bahan : Selasa, 3 Oktober 2017
Pra Eksperimen (I-VIII) : 4 Oktober – 8 November 2017
Pengolahan : Rabu-Kamis, 8-9 November 2017
Penelitian daya terima : Kamis, 9 November 2017
Analisis data : Jum’at 15 Desember 2017
4.3 Bahan dan Alat
4.3.1 Bahan
Bahan yang dignakan untuk membuat fruthies adalah
alpukat, pisang, jeruk, lemon, susu segar, yoghurt, gula pasir, dan
air matang.
Tabel 1. Komposisi bahan untuk Formulasi Pembuatan “Fruthies”
Kontrol Modifikasi I Modifikasi II Modifikasi III
Bahan “F0” “F1” “F2” “F3”
(gr) (gr) (gr) (gr)
Alpukat 70 70 70 70

Pisang Cavendis 45 45 45 45

Jeruk Manis 70 70 70 70

Susu Segar 115 115 115 115

Yoghurt 40 40 40 40

Lemon 10 10 10 10

Gula Pasir 20 20 20 20

Air 60 60 60 60

Bayam Hijau 0 12 24 36

Jumlah 430 442 454 466

Tabel 2. Persentase Modifikasi penambahan bayam hijau pada Formulasi


“fruthies”
Bahan Modifikasi Berat Persentasi
F1 12 3%
Bayam Hijau F2 24 6%
F3 36 9%
Persentasi bayam hijau diperoleh dari berat bayam yang ditambahkan
disbanding total bahan yang digunakan.
4.3.2 Alat
Alat yang digunakan untuk pengolahan fruthies meliputi
telenan, mangkok, piring plastik, pisau, sendok, timbangan,
baskom, kompor, panci, peniris, dan blender.
4.4 Kerangka Operasional
4.4.1 Diagram Alir Pembuatan “Fruthies”

Buah : Buah : Bayam Susu Segar


Alpukat Lemon Hijau Yoghurt
Pisang Gula Pasir
Jeruk Air
Diperas, Dipetik
diambil dan dicuci
Dikupas bersih
airnya
dan
dibersihkan
Blanching

Dipotong
kecil-kecil

Ditimbang

Campur semua bahan menggunakan


blender

Sajikan dalam
botol
Pengolahan smoothies meliputi persiapan bahan berupa
alpukat, pisang, jeruk, lemon, susu segar, bayam, gula pasir,
yoghurt, dan air matang. Buah alpukat, pisang, dan jeruk dikupas
dari kulitnya. Kemudian kulit bagian dalam yang terdapat pada
jeruk dibersihkan agar tidak member rasa pahit, hanya disisakan
bulir dari jeruk saja. Buah lemon diperas untuk diambil airnya saja.
Bayam hijau dipetik bagian daunnya, kemudian dicuci bersih dan
diblanching dengan suhu 1000C selama 3 hingga 5 menit untuk
menghilangkan rasa dan bau langu dari bayam.

Setelah semua buah dan sayur siap, timbang sesuai dengan


ukuran yang telah ditentukan, beserta gula, yoghurt, susu segar,
dan air matang. Campurkan semua bahan ke dalam blender, tunggu
hingga semua bahan halus dan tercampur dengan rata. Setelah itu
tuangkan fruthies ke dalam wadah untuk penyajian.

4.4.2 Uji Daya Terima

Setelah dilakukan pembuatan 4 variasi “fruthies” yang


meliputi satu resep kontrol dan tiga resep modifikasi, maka
keempat produk “fruthies” dapat diuji organoleptik meliputi
tekstur, aroma, rasa, dan warna, serta penampilan keseluruhan
produk.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk uji daya terima meliputi :

a. Alat
 Cup plastik kecil
 Formulir uji hedonic
 Alat tulis
b. Bahan
 Bahan yang digunakan untuk sampel fruthies meliputi F0,
F1, F2, dan F3
 Air mineral
4.5 Sampel dan Panelis
4.5.1 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah “fruthies” yang dihasilkan dari
masing-masing formula dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Ukuran sampel yang diberikan sebanyak 15 gram “fruthies”
pada setiap formula, dan diletakkan di cup plastik kecil untuk
dinilai oleh panelis.
b. Suhu Sampel Sampel disajikan dalam suhu ruang yaitu ±270C.
c. Prosedur kerja uji hedonik
 Macam penambahan bayam hijau pada “fruthies” yang diuji
diberi kode pada masing-masing produk, sebagai berikut:
156 = Tanpa penambahan bayam hijau (F0)
276 = “fruthies” dengan penambahan 3% bayam hijau atau
sebanyak 12 gram bayam hijau (F1)
536 = “fruthies” dengan penambahan 6% bayam hijau atau
sebanyak 24 gram bayam hijau (F2)
827 = “fruthies” dengan penambahan 9% bayam hijau atau
sebanyak 36 gram bayam hijau (F3)
 Penilaian Panelis
- Panelis dimintai untuk menuliskan respon terhadap
seluruh hasil formula minuman yang telah dibuat menjadi
4 macam formula. Penilaian meliputi tekstur, aroma,rasa,
dan warna sesuai dengan formulir uji hedonik yang
tersedia pada lampiran.
- Sebelum menilai sampel lain, panelis diharuskan minum
air mineral terlebih dahulu untuk menetralkan rasa setelah
mencoba formula sebelumnya.
4.5.2 Panelis Penelitian
Panelis penelitian adalah panelis tidak terlatih yaitu
mahasiswa Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga. Panelis berjumlah 15 orang mahasiswa dan 2 orang
dosen gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Panelis menilai produk “fruthies” dari segi tekstur, aroma, rasa,
dan warna.
Kriteria panelis adalah sebagai berikut :
a. Bersedia menjadi panelis uji organoleptik
b. Sehat dan tidak sedang berpuasa
c. Tidak menderita buta warna
d. Mengetahui tentang aroma dan rasa
e. Tidak memiliki alergi maupun pandangan terhadap produk yang
akan dinilai
4.6 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui dua tahap
yaitu:
1. Penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui
kelayakan dari formulasi yang dibuat.
2. Penelitian lanjutan, yaitu pembuatan “fruthies” untuk dilakukan
beberapa analisis, meliputi:
a. Analisis organoleptik
Diukur dengan menggunakan formulir uji organoleptik
yang meliputi penilaian tekstur, aroma, rasa, warna
penampilan produk secar umum.
b. Analisis nilai gizi
Nilai gizi dihitung berdasarkan kandungan zat gizi
bahan-bahan yang digunakan oleh masing-masing formula
dalam 1 resep. Kemudian dalam 1 resep dibagi menjadi
berat porsi yang diinginkan.
c. Analisis nilai ekonomi
Nilai ekonomi dihitung berdasarkan harga bahan-bahan
yang digunakan oleh masing-masing formula dalam 1 resep
ditambah dengan biaya kemasasn, biaya tenaga kerja,
biaya alat dan laba, kemudian dibagi dengan porsi yang
dihasilkan dalam 1 resep tersebut. Nilai ekonomi diperoleh
dari harga per porsi “fruthies”.
4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data
1. Cara Pengolahan Data
a. Entry
Entry merupakan kegiatan melakukan pemasukan data angket uji
organoleptik dari panelis yang sudah diberi kode terlebih dahulu pada
program pengolah data IBM SPSS Statistik.
b. Computing
Computing data mutu organoleptik (tekstur, aroma, rasa, dan
warna) menggunkanan software pengolah data IBM SPSS Statistik.
Data di kriteriakan dalam 4 kriteria, yaitu:
Tabel 3. Kriteria Penilain Sampel “fruthies”
Kode Kriteria
1 Sangat Tidak Suka
2 Tidak Suka
3 Suka
4 Sangat Suka
c. Cleaning
Melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data yang telah
masuk. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
kesalahan dalam input data.
d. Tabulating
Tabulating merupakan proses menempatkan data dalam bentuk
21ontr dengan cara membuat 21ontr yang berisikan data identitas
sampel, meliputi tekstur, aroma, rasa, dan warna
2. Analisis Data
a. Data kandungan gizi
Untuk mengetahui kandungan zat gizi “fruthies” menggunakan
Daftar Kandungan Bahan Makanan serta analisis bahan makanan
menggunakan aplikasi nutrisurvey 2007.
b. Data Daya Terima
1) Tabulasi data daya terima
Setelah formulir uji organoleptik diisi, kemudian
mengelompokkan data menurut tingkat kesukaan masing-
masing yang meliputi tekstur, aroma, rasa, dan warna. Nilai
tekstur, aroma, rasa, dan warna masing-masing dijumlahkan
lalu dirata-rata, semua data dimasukan pada tabulasi daya
terima.
2) Uji Pengaruh
Uji pengaruh dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh
modifikasi penambahan bayam merah terhadap sifat
organoleptik “fruthies” dilakukan menggunakan uji statistik
Anova Friedman Test (α = 0,05).
H0 = Apabila tidak ada perbedaan tekstur, aroma, rasa,
dan warna antar formula.
H1 = Minimal ada sepasang formula yang berbeda.
H0 ditolak apabila ≤ α
Sedangkan untuk mengetahui mana pasangan yang
berbeda, dilakukan uji Wilcoxon Signed rank, α = 0,05 dengan
hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan terhadap
beberapa formula yang disajikan.
H1 = Terdapat perbedaan tingkat kesukaan terhadap
beberapa formula yang disajikan.
H0 ditolak jika ≤ α.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Produk
Fruthies adalah produk modifikasi dari smoothies yang sudah ada
dipasaran. Warna produk minuman ini ketika dalam fresh terlihat lebih
menarik, namun setelah beberapa lama didiamkan warna smoothies
berubah menjadi sedikit kecoklatan. Hal itu disebabkan karena bahan-
bahan buah yang digunakan mayoritas mengalami browning (kecoklatan)
akibat reaksi oksidasi yang dikatalis oleh enzim fenol oksidase atau
polifenol oksidase. Tekstur fruthies hampir sama dengan tekstur smoothies
pada umumnya. Aroma fruthies mirip seperti aroma smoothies segar yang
banyak dipasaran, namun karena adanya penambahan bayam hijau
menambah sensasi bau khas dari bayam tersebut. Semakin banyak bayam
hijau yang ditambahkan, maka aroma bayam akan semakin kuat. Rasa dari
fruthies tentu berbeda dengan smoothies pada umumnya, dimana
kebanyakan smoothies hanya merupakan perpaduan antara buah, susu,
yoghurt, dan gula, sedangkan pada fruthies ditambahkan bayam pada
modifikasi tiap formula.

5.2 Daya Terima

5.2.1 Tekstur

Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi


cita rasa yang ditimbulkan dari bahan tersebut. Dari penilaian yang
dilakukan diperoleh bahwa perubahan tekstur bahan dapat
mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsangan terhadap sel
reseptor atau faktori dan kelenjar air liur.

Berdasarkan uji statistik Friedman diperoleh hasil tidak


terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesukaan
karakteristik kekentalan (p=0,448). Berdasarkan hasil uji statistik
kekentalan, fruthies yang memiliki nilai tekstur paling disukai
adalah fruthies formula 0 yaitu 2,79 dan yang mendapat nila tekstur
paling rendah adalah formula 3 yang mendapatkan nilai 2,29. Hal
ini menunjukkan bahwa tekstur fruthies formula 0 lebih disukai
dibandingkan dengan formula fruthies yang lainnya. Penambahan
bayam hijau pada formula 1, 2 dan 3 tidak memberikan perbedaan
yang signifikan terhadap tekstur.

Tekstur fruthies sangat dipengaruhi oleh mutu dan jenis


dari buah-buahan yang digunakan. Untuk menjaga stabilitas atau
kesamaan tekstur kami membeli bahan pada penjual yang sama
disetiap formula yang dibuat. Akan tetapi karakteristik pada
masing-masing buah sulit untuk dikondisikan, terutama pada buah
yang musiman. Apabila tidak pada musim panennya, maka
dipasaran banyak dijual buah yang tidak matang. Hal ini dapat
mempengaruhi tekstur fruthies, karena pada buah yang belum
matang seperti alpukat membuat tekstur alpukat lebih keras.
Sehingga terkstur pada produk sulit untuk dijadkan halus merata.

5.2.2 Aroma

Aroma atau bau yang ditimbulkan oleh makanan banyak


berperan dalam penilaian terhadap kelezatan makanan tersebut, hal
itu berlaku pula pada minuman. Pengujian terhadap aroma
dianggap penting karena mampu memberikan penilaian dengan
cepat terhadap suatu produk yang akan diterima atau tidaknya oleh
konsumen. Aroma yang khas dan tidak menyimpang dari aroma
normal berperanan dalam menentukan kualitas suatu bahan
pangan.

Berdasarkan uji statistik Friedman diperoleh hasil terdapat


perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesukaan karakteristik
aroma (p=0,001). Berdasarkan uji statistik Wilcoxon diperoleh
hasil adanya perbedaan yang signifikan antara aroma formula 3 dan
0 (p=0,005), serta ada perbedaan yang signifikan antara formulasi 3
dan 1 (p=0,003). Sedangkan antara formulasi 1 dan 0, 2 dan 0,
serta 2 dan 1, tidak ada beda signifikan dengan hasil p>α. Dari
hasil uji hedonik aroma, fruthies yang memiliki nilai aroma paling
tinggi adalah fruthies formula 0 yaitu 2,88 dan nila aroma paling
rendah adalah formula 3 yaitu 1,71. Aroma yang paling disukai
adalah formula 0, hal ini disebabkan pada formula 0 belum terdapat
penambahan bayam hijau. Sedangkan formula yang mendapat nilai
aroma paling rendah adalah formula 3 yaitu dengan persentase
penambahan bayam hijau paling banyak yaitu sebesar 9% atau 36
gram.

5.2.3 Rasa

Rasa suatu bahan makanan merupakan gabungan respon


dari indra pengecap, indra pencium serta alat indra lain seperti
penglihatan dan perabaan. Rasa lebih banyak melibatkan indera
pengecap yang mengalami proses mekanis dan kimiawi melalui
kelarutan bahan pangan yang telah dikunyah kemudian bereaksi
dengan saliva dan terjadi kontak syaraf perasa. Rasa dipengaruhi
oleh beberapa faktor, kandungan senyawa kimia, konsentrasi dan
interaksi dengan komponen primer, akibat yang ditimbulkan
mungkin peningkatan intensitas rasa atau penurunan intensitas
rasa.

Berdasarkan uji statistik Friedman diperoleh hasil tidak


terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesukaan
karakteristik rasa pada fruthies (p=0,195). Berdasarkan hasil uji
hedonik rasa, fruthies yang memiliki nilai rasa paling disukai
adalah fruthies formula 2 yaitu 2,91 dan yang mendapat nila rasa
paling rendah adalah formula 3 yang mendapatkan nilai 2,15. Hal
ini menunjukkan bahwa rasa fruthies formula 2 lebih disukai
dibandingkan dengan formula fruthies yang lainnya. Penambahan
bayam hijau pada formula 1, 2 dan 3 tidak memberikan perbedaan
yang signifikan terhadap rasa dari fruthies.
5.2.4 Warna

Warna juga merupakan salah satu parameter penting dalam


penentuan suatu bahan pangan, apakah suatu bahan pangan dapat
diterima atau tidak oleh masyarakat. Melalui sifat warna,
konsumen dapat memberikan suatu penilaian mengenai kualitas
maupun kesukaan terhadap suatu jenis makanan. Makanan yang
dinilai enak, bergizi dan bertekstur sangat baik belum tentu akan
disukai apabila memiliki warna yang menarik, sehingga tidak dapat
memberikan kesan yang menyenangkan.

Berdasarkan uji statistik Friedman diperoleh hasil tidak


terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesukaan
karakteristik warna (p=0,160). Berdasarkan hasil uji hedonik
warna, fruthies yang memiliki nilai warna paling tinggi adalah
fruthies formula 2 yaitu 2,91 dan yang mendapat nilai warna paling
rendah adalah formula 1 yang mendapatkan nilai 2,18. Hal ini
dikarenakan modifikasi bayam hijau memeberikan pengaruh yang
signifikan terhadap warna fruthies. Dengan adanya penambahan
bayam hijau membuat warna fruthies tampak lebih hijau.

5.3 Nilai Gizi

Nilai gizi dihitung berdasarkan konversi setiap bahan pangan pada


pembuatan smoothies yang dimodifikasi dengan menambahkan bayam
hijau dengan menggunakan tabel Daftar Komposisi Bahan Makanan
(DKBM) dan aplikasi nutrisurvey 2007. Pada kedua data base tersebut
terdapat berbagai macam bahan makanan yang disertai dengan kandungan
zat gizi meliputi energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
kandungan mineral penting.
Tabel 4. Kandungan zat gizi fruthies dalam saran penyajian (2 botol)

Asam
Energi Protein Lemak Karbohidrat Serat
Formula Folat
(kkal) (gr) (gr) (gr) (mg)
(mg)
F0 275.00 6.51 7.97 47.97 45.34 3.46

F1 278.07 6.81 8.01 48.52 54.20 3.51

F2 281.13 7.11 8.05 49.08 63.06 3.56

F3 284.20 7.41 8.10 49.63 71.92 3.61

Berikut grafik perbandingan zat gizi pada tiap formula :

1. Energi

286.00
284.20
284.00
282.00 281.13

280.00
278.07
278.00
276.00 275.00
274.00
272.00
270.00
Energi FRUTHIES

F0 F1 F2 F3

Grafik 1. Kandungan Energi fruthies

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kandungan


energi banyak terdapat pada resep modifikasi (F3), dan yang paling
rendah pada resep kontrol (F0). Hal ini dipengaruhi oleh formula yang
memberikan modifikasi berupa penambahan. Disamping itu,
kandungan energi pada bayam hijau adalah sebesar 36gram/100gram.
Sehingga, semakin banyak penambahan bayam hijau yang dilakukan,
maka kandungan energi akan mengkat seiring penambahan yang
dilakukan.
2. Protein

7.60 7.41
7.40
7.20 7.11
7.00 6.81
6.80
6.60 6.51
6.40
6.20
6.00
Protein FRUTHIES

F0 F1 F2 F3

Grafik 2. Kandungan Protein fruthies

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kandungan


protein banyak terdapat pada resep modifikasi (F3), dan yang paling
rendah pada resep kontrol (F0). Hal ini dipengaruhi oleh formula yang
memberikan modifikasi berupa penambahan. Disamping itu,
kandungan protein pada bayam hijau adalah sebesar 3,5gram/100gram.
Sehingga, semakin banyak penambahan bayam hijau yang dilakukan,
maka kandungan protein akan mengkat seiring penambahan yang
dilakukan.
3. Lemak

8.15
8.10
8.10
8.05
8.05
8.01
8.00 7.97
7.95

7.90
Lemak FRUTHIES

F0 F1 F2 F3

Grafik 3. Kandungan Lemak fruthies


Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa kandungan
lemak banyak terdapat pada resep modifikasi (F3), dan yang paling
rendah pada resep kontrol (F0). Kandungan lemak pada bayam hijau
adalah sebesar 0,5gram/100gram. Sehingga, semakin banyak
penambahan bayam hijau yang dilakukan, maka kandungan lemak
akan mengkat seiring penambahan yang dilakukan.
4. Karbohidrat

50.00 49.63
49.50 49.08
49.00
48.52
48.50
47.97
48.00
47.50
47.00
Karbohidrat FRUTHIES

F0 F1 F2 F3

Grafik 4. Kandungan Karbohidrat fruthies


Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa kandungan
karbohidrat banyak terdapat pada resep modifikasi (F3), dan yang
paling rendah pada resep kontrol (F0). Hal ini disebabkan karena uji
formula menggunakan konsep penambahan. Selain itu, kandungan
karbohidrat pada bayam hijau adalah sebesar 6,5gram/100gram.
Sehingga, semakin banyak penambahan bayam hijau yang dilakukan,
maka kandungan karbohidrat akan mengkat seiring penambahan yang
dilakukan.
5. Asam Folat
Hasil grafik menunjukkan bahwa kandungan asam folat tertinggi
terdapat pada resep modifikasi (F3), dan yang paling rendah pada resep
kontrol (F0). Kandungan asam folat pada bayam hijau adalah sebesar
104gram/100gram. Sehingga, semakin banyak penambahan bayam
hijau yang dilakukan, maka kandungan lemak akan mengkat seiring
penambahan yang dilakukan.
80.00 71.92
70.00 63.06
60.00 54.20
50.00 45.34
40.00
30.00
20.00
10.00
-
Asam Folat FRUTHIES

F0 F1 F2 F3

Grafik 5. Kandungan Asam Folat fruthies


6. Serat

3.65 3.61
3.60
3.56
3.55
3.51
3.50
3.46
3.45
3.40
3.35
Serat FRUTHIES

F0 F1 F2 F3

Grafik 6. Kandungan Serat fruthies


Hasil grafik menunjukkan bahwa kandungan serat tertinggi
terdapat pada resep modifikasi (F3), dan yang paling rendah pada resep
kontrol (F0). Kandungan serat pada bayam hijau adalah sebesar
0,6gram/100gram. Sehingga, semakin banyak penambahan bayam
hijau yang dilakukan, maka kandungan serat akan mengkat seiring
penambahan yang dilakukan.
5.4 Nilai Harga Jual Produk

1. Harga Jual F0 (1 Porsi)


Kebutuhan Harga Harga
No Nama Bahan
(gram) Satuan/kg/bks Sebenarnya
1 Alpukat 70 Rp. 34.900,- Rp. 2.443,-

2 Pisang Cavendis 45 Rp. 19.000,- Rp. 855,-

3 Jeruk Manis 70 Rp. 15.700,- Rp. 1.099,-

4 Susu Segar 115 Rp. 10.000,- Rp. 1.150,-

5 Yoghurt 40 Rp. 8.500,- Rp. 1.360,-

6 Lemon 10 Rp. 4.500,- Rp. 450,-

7 Gula Pasir 20 Rp. 22.000,- Rp. 440,-

8 Air 60 Rp. 2.500,- Rp. 250,-

TOTAL : Rp.8.047.-
a. Harga Jual dengan kemasan
Produk ini dikemas dalam 1 kemasan dengan volume 155 ml. 1
kali snack mengharuskan konsumsi 2 botol sehari. Dengan rincian
sebagai berikut:
- Kemasan (2) @Rp. 900,- = Rp. 1.800,-
- F0 (1) @Rp. 8.100,- = Rp. 8.100,-
- Sticker Label (2) @Rp. 750,- = Rp. 1.500 ,- +
Rp. 11.400
b. Biaya Overhead
Biaya overhed adalah sebesar 30% : Rp. 11.400 + 30% =
Rp. 14.820
c. Keuntungan/Laba
Keuntungan / laba yang ingin diperoleh adalah sebesear 20%.
Sehingga harga jual produk F0 adalah :
Rp. 14.820 x20% =Rp. 17.784,- (dibulatkan menjadi Rp. 17.800)
2. Harga Jual F1
Kebutuhan Harga Harga
No Nama Bahan
(gram) Satuan/kg/bks Sebenarnya
1 Alpukat 70 Rp. 34.900,- Rp. 2.443,-

2 Pisang Cavendis 45 Rp. 19.000,- Rp. 855,-

3 Jeruk Manis 70 Rp. 15.700,- Rp. 1.099,-

4 Susu Segar 115 Rp. 10.000,- Rp. 1.150,-

5 Yoghurt 40 Rp. 8.500,- Rp. 1.360,-

6 Lemon 10 Rp. 4.500,- Rp. 450,-

7 Gula Pasir 20 Rp. 22.000,- Rp. 440,-

8 Air 60 Rp. 2.500,- Rp. 250,-

9 Bayam Hijau 12 Rp. 2.500,- Rp. 300,-

TOTAL : Rp.8.347.-
a. Harga Jual dengan kemasan
Produk ini dikemas dalam 1 kemasan dengan volume 180 ml. 1
kali snack mengharuskan konsumsi 2 botol sehari. Dengan rincian
sebagai berikut:
- Kemasan (2) @Rp. 900,- = Rp. 1.800,-
- F1 (1) @Rp. 8.400,- = Rp. 8.400,-
- Sticker Label (2) @Rp. 750,- = Rp. 1.500,- +
Rp. 11.700,-
b. Biaya Overhead
Biaya overhed adalah sebesar 30% = Rp. 11.700 + 30% =
Rp. 15.210,-
c. Keuntungan/Laba
Keuntungan / laba yang ingin diperoleh adalah sebesear 20%.
Sehingga harga jual untuk produk F1 adalah:
Rp. 15.210 x20% =Rp. 18.252 (dibulatkan menjadi Rp. 18.300)
3. Harga Jual F2
Kebutuhan Harga Harga
No Nama Bahan
(gram) Satuan/kg/bks Sebenarnya
1 Alpukat 70 Rp. 34.900,- Rp. 2.443,-

2 Pisang 45 Rp. 19.000,- Rp. 855,-


Cavendis
3 Jeruk Manis 70 Rp. 15.700,- Rp. 1.099,-

4 Susu Segar 115 Rp. 10.000,- Rp. 1.150,-

5 Yoghurt 40 Rp. 8.500,- Rp. 1.360,-

6 Lemon 10 Rp. 4.500,- Rp. 450,-

7 Gula Pasir 20 Rp. 22.000,- Rp. 440,-

8 Air 60 Rp. 2.500,- Rp. 250,-

9 Bayam Hijau 24 Rp. 2.500,- Rp. 600,-

TOTAL : Rp. 8.647.-

a. Harga Jual dengan kemasan


Produk ini dikemas dalam 1 kemasan dengan volume 214ml. 1 kali
snack mengharuskan konsumsi 2 botol sehari. Dengan rincian
sebagai berikut:
- Kemasan (2) @Rp. 900,- = Rp. 1.800,-
- F2 (1) @Rp. 8.700,- = Rp. 8.700,-
- Sticker Label (2) @Rp. 750,- = Rp. 1.500,-+
Rp. 12.000
b. Biaya Overhead
Biaya overhed adalah sebesar 30% = Rp. 12. 000 + 30% =
Rp. 15.600,-
c. Keuntungan/Laba
Keuntungan / laba yang ingin diperoleh adalah sebesear 20%.
Sehingga harga jual untuk produk F2 adalah :
Rp. 15.600 x 20% =Rp. 18.720 (dibulatkan menjadi Rp. 18.800)
4. Harga Jual F3
Kebutuhan Harga Harga
No Nama Bahan
(gram) Satuan/kg/bks Sebenarnya
1 Alpukat 70 Rp. 34.900,- Rp. 2.443,-

2 Pisang 45 Rp. 19.000,- Rp. 855,-


Cavendis
3 Jeruk Manis 70 Rp. 15.700,- Rp. 1.099,-

4 Susu Segar 115 Rp. 10.000,- Rp. 1.150,-

5 Yoghurt 40 Rp. 8.500,- Rp. 1.360,-

6 Lemon 10 Rp. 4.500,- Rp. 450,-

7 Gula Pasir 20 Rp. 22.000,- Rp. 440,-

8 Air 60 Rp. 2.500,- Rp. 250,-

9 Bayam Hijau 36 Rp. 2.500,- Rp. 900,-

TOTAL : Rp. 8.947.-


a. Harga Jual dengan kemasan
Produk ini dikemas dalam 1 kemasan dengan volume 235 ml. 1 kali
snack mengharuskan konsumsi 2 botol sehari. Dengan rincian sebagai
berikut:
- Kemasan (2) @Rp. 900,- = Rp. 1.800,-
- F3 (1) @Rp. 9.000,- = Rp. 9.000,-
- Sticker Label (2)@Rp. 750,- = Rp. 1.500,-+
Rp. 12.300
b. Biaya Overhead
Biaya overhed adalah sebesar 30% = Rp. 12. 300 + 30% = Rp. 15.990
c. Keuntungan/Laba
Keuntungan / laba yang ingin diperoleh adalah sebesear 20%.
Sehingga harga jual untuk produk F3 adalah:

Rp. 15.990 x 20% =Rp. 19.188 (dibulatkan menjadi Rp. 19.200)


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.1.1 Karakteristik Produk
Minuman fruthies merupakan modifikasi dari smoothies
dengan konsep menambahkan sayuran dalam smoothies yaitu
bayam hijau, sehingga dapat meningkatkan kandungan zat gizi
terutama asam folat dan serat.
2. Mutu Produk Minuman
Kandungan Gizi fruthies
a. Kandungan energi paling tinggi : Formula 3
b. Kandungan protein paling tinggi : Formula 3
c. Kandungan lemak paling tinggi : Formula 3
d. Kandungan karbohidrat paling tinggi : Formula 3
e. Kandungan Asam folat paling tinggi : Formula 3
f. Kandungan Serat paling tinggi : Formula 3
Secara keseluruhan formula yang memiliki kandungan zat
gizi tertinggi adalah formula 3

6.1.3 Daya Terima (Mutu Organoleptik) Produk Minuman

a. Rata-rata daya terima tekstur tertinggi yaitu : Formula 0

b. Rata-rata daya terima rasa tertinggi yaitu : Formula 2

c. Rata-rata daya terima warna tertinggi yaitu : Formula 2

d. Rata-rata daya terima aroma tertinggi yaitu : Formula 0

Jadi rata-rata daya terima masyarakat mengenai tekstur,


rasa, warna, dan aroma yaitu formula 0 dan 2.

6.1.4 Nilai Ekonomi Produk pada formula 0, 1,2, dan 3 memiliki


perbedaan yaitu masing-masing formula harga meningkat sebesar
Rp 500,- per saran sajian.
6.1.5 Berdasarkan ketiga formula yang telah dibuat, yang paling
memungkinkan untuk dijual ke pasaran adalah formula 0 dan 2.

6.2 Saran

1. Gunakan bahan yang tidak dipengaruhi oleh musim.

2. Menjaga konsistensi rasa dengan menggunakan kualitas bahan yang


sama pada setiap percobaan.

3. Menjaga konsistensi tekstur dengan pemilihan bahan yang matang, dan


lama pencampuran dengan blender ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2010, “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”, Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

Andriani, M & Wirjatmadi, B, 2012, “Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan”,


Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Angka Kecukupan Gizi (AKG), 2013, “Tabel Angka Kecukupan Gizi 2013 bagi
Orang Indonesia”, [Diakses tanggal 24 Agustus 2017].

Cahyanadia, Ayu Pratika, 2013, Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Pentingnya Asam Folat Bagi Kehamilan di BPM SANG TIMUR Klaten
Thaun 2013, Tugas Akhir: Publikasi.

DKBM Indonesia, diakses pada tanggal 26 Agustus 2017 pada


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318122/pendidikan/DKBM-Indonesia.pdf

Sembiring, Ligat Pribadi, 2015, “Konstipasi pada Kehamilan”, JIK, Jilid 9,


Nomor 1, Maret 2015, Hal. 7-10.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Perhitungan Uji Organoleptik Dengan Aplikasi SPSS

TEKSTUR Tests

Descriptive Statistics
N Mean Std. Minimum Maximum Percentiles
Deviation 25th 50th
(Median)
Tekstur_156 17 3.00 .707 2 4 2.50 3.00
Tekstur_276 17 2.76 .664 2 4 2.00 3.00
Tekstur_536 17 2.82 .636 2 4 2.00 3.00
Tekstur_827 17 2.65 .606 2 4 2.00 3.00

Descriptive Statistics
Percentiles
75th
Tekstur_156 3.50
Tekstur_276 3.00
Tekstur_536 3.00
Tekstur_827 3.00

Friedman Test

Ranks Test Statisticsa

Mean N 17
Rank
Chi-Square 2.655
Tekstur_156 2.79
df 3
Tekstur_276 2.44
Asymp. Sig. .448
Tekstur_536 2.47
Tekstur_827 2.29
RASA Tests

Descriptive Statistics
N Mean Std. Minimum Maximum Percentiles
Deviation 25th 50th
(Median)
Rasa_15
17 2.82 .728 2 4 2.00 3.00
6
Rasa_27
17 2.71 .686 2 4 2.00 3.00
6
Rasa_53
17 3.06 .748 2 4 2.50 3.00
6
Rasa_82
17 2.59 .712 2 4 2.00 2.00
7

Descriptive Statistics
Percentiles
75th
Rasa_156 3.00
Rasa_276 3.00
Rasa_536 4.00
Rasa_827 3.00

Friedman Test

Ranks Test Statisticsa

Mean N 17
Rank
Chi-Square 4.696
Rasa_156 2.56
Df 3
Rasa_276 2.38
Asymp. Sig. .195
Rasa_536 2.91
Rasa_827 2.15
WARNA Tests

Descriptive Statistics
N Mean Std. Minimum Maximum Percentiles
Deviation 25th 50th
(Median)
Warna_156 17 2.76 .562 2 4 2.00 3.00
Warna_276 17 2.71 .686 1 4 2.00 3.00
Warna_536 17 3.18 .728 2 4 3.00 3.00
Warna_827 17 3.00 .500 2 4 3.00 3.00

Descriptive Statistics
Percentiles
75th
Warna_156 3.00
Warna_276 3.00
Warna_536 4.00
Warna_827 3.00

Friedman Test

Ranks Test Statisticsa

Mean N 17
Rank
Chi-Square 5.171
Warna_156 2.32
df 3
Warna_276 2.18
Asymp. Sig. .160
Warna_536 2.91
Warna_827 2.59
AROMA Tests

Descriptive Statistics
N Mean Std. Minimum Maximum Percentiles
Deviation 25th 50th
(Median)
Aroma_156 17 3.00 .707 2 4 2.50 3.00
Aroma_276 17 2.88 .600 2 4 2.50 3.00
Aroma_536 17 2.88 .600 2 4 2.50 3.00
Aroma_827 17 2.35 .493 2 3 2.00 2.00

Descriptive Statistics
Percentiles
75th
Aroma_156 3.50
Aroma_276 3.00
Aroma_536 3.00
Aroma_827 3.00

Friedman Test
Ranks Test Statisticsa
Mean
Rank N 17

Aroma_156 2.88 Chi-Square 16.977

Aroma_276 2.71 Df 3

Aroma_536 2.71 Asymp. Sig. .001

Aroma_827 1.71
AROMA Tests (<0,005)
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
Negative
3a 2.50 7.50
Ranks
Aroma_276 - Positive Ranks 1b 2.50 2.50
Aroma_156
Ties 13c
Total 17
Negative
5d 4.50 22.50
Ranks
Aroma_536 -
Positive Ranks 3e 4.50 13.50
Aroma_156
Ties 9f
Total 17
Negative
9g 5.00 45.00
Ranks
Aroma_827 -
Positive Ranks 0h .00 .00
Aroma_156
Ties 8i
Total 17
Negative
3j 3.50 10.50
Ranks
Aroma_536 - k
Positive Ranks 3 3.50 10.50
Aroma_276
Ties 11l
Total 17
Negative
9m 5.00 45.00
Ranks
Aroma_827 -
Positive Ranks 0n .00 .00
Aroma_276
Ties 8o
Total 17
Negative
8p 5.06 40.50
Ranks
Aroma_827 -
Positive Ranks 1q 4.50 4.50
Tekstur_536
Ties 8r
Total 17

a. Aroma_276 < Aroma_156


b. Aroma_276 > Aroma_156
c. Aroma_276 = Aroma_156
d. Aroma_536 < Aroma_156
e. Aroma_536 > Aroma_156
f. Aroma_536 = Aroma_156
g. Aroma_827 < Aroma_156
h. Aroma_827 > Aroma_156
i. Aroma_827 = Aroma_156
j. Aroma_536 < Aroma_276
k. Aroma_536 > Aroma_276
l. Aroma_536 = Aroma_276
m. Aroma_827 < Aroma_276
n. Aroma_827 > Aroma_276
o. Aroma_827 = Aroma_276
p. Aroma_827 < Tekstur_536
q. Aroma_827 > Tekstur_536
r. Aroma_827 = Tekstur_536
Test Statisticsa
Aroma_276 Aroma_536 Aroma_827 Aroma_536 Aroma_827
- - - - -
Aroma_156 Aroma_156 Aroma_156 Aroma_276 Aroma_276
Z -1.000b -.707b -2.810b .000c -3.000b
Asymp. Sig. (2-
.317 .480 .005 1.000 .003
tailed)

Test Statisticsa

Aroma_827 - Tekstur_536

Z -2.309b

Asymp. Sig. (2-tailed) .021


Lampiran 2. Rekapitulasi Panelis

F0 (156) F1 (276) F2 (536) F3 (827)


PANELIS
TEKSTUR AROMA RASA WARNA TEKSTUR AROMA RASA WARNA TEKSTUR AROMA RASA WARNA TEKSTUR AROMA RASA WARNA
1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2
2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4
3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3
5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3
6 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2
7 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3
8 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3
9 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3
10 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3
11 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3
13 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3
14 2 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 4 2 2 4 4
15 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 2 2 3
16 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3
17 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3
TOTAL 51 51 48 47 47 49 46 46 48 49 52 54 45 40 44 51
Lampiran 3. Formulir Pengujian Organoleptik
Lampiran 4. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai