Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnanya merah. Warna merah keadaannya tidak tetap tergantung pada
banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Darah yang banyak mengandung
CO2 warnanya merah tua. Adanya O2 dalam darah diambil dengan jalan
pernapasan, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembongkaran atau
metabolisme di dalam tubuh.
Pembekuan darah. Bila darah keluar dari vaskulernya maka cepat menjadi
lekat dan segera mengendap sebagai zat kental berwarna merah. Gumpalan
mengerut dan keluar cairan bening berwarna kuning jerami, yang
disebut serum. Bila darah tersebut diperiksa dibawah mikroskop, terlihat
benang-benang fibrin yang tak larut yang terbenttuk dari fibrinogen dalam
plasma oleh kerja thrombin. Benang tersebut, jerat sel darah dan bersamaan
membentuk gumpalan, dan dikumpulkan dalam tabung reaksi maka akan
terapung dalam serum.
Trombin adalah alat dalam mengubah fibrinogen menjadi benang
fibrin. Trombin tidak ada dalam darah normal yang berada dalam pembuluh
darah, tetapi yang ada adalah protombin, yang kemudian diubah menjadi zat
aktif thrombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase atau tromboplastin
adalah zat penggerak yang dilepaskan ke darah di tempat yang luka. Dan ini
terbentuk karena terjadinya kerusakan pada trombosit, yang selama ada garam
kalsium dalam darah akan mengubah protombin menjadi thrombin sehingga
terjadi pengumpalan darah.
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme
faali tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau
kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah
terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari
dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka
membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan

1
sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar
sel trombosit).
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji
lebih dalam dengan melakukan perhitungan jumlah trombosit di dalam tubuh
dan melakukan perbandingan dengan nilai normalnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana dapat mengetahui pemeriksaan trombosit menggunakan
kamar hitung trombosit secara manual?
2. Bagaimana dapat mengetahui kesalahan dalam pemeriksaan trombosit
dengan menggunakan kamar hitung (Improved Neubauer)?
3. Bagaimana dapat mengetahui perbandingan reagen dengan sampel yang
akan dipipet dalam pipet thoma trombosit?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pemeriksaan trombosit menggunakan kamar hitung
trombosit secara manual
2. Untuk mengetahui kesalahan dalam pemeriksaan trombosit dengan
menggunakan kamar hitung (Improved Neubauer)
3. Untuk mengetahui perbandingan reagen dengan sampel yang akan dipipet
dalam pipet thoma leukosit
1.4 Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pemeriksaan trombosit dengan
menggunakan kamar hitung (Improved Neubauer) trombosit secara
manual
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pemeriksaan dengan
menggunakan kamar hitung (Improved Neubauer)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Trombosit


Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti
dan terbentukdi sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,
berbentuk cakrambikonveks dengan volume 5-8 fl (Kosasih A.S, 2008).
Fungsi trombosit berhubungandengan pertahanan, untuk mempertahankan
keutuhan jaringan bila terjadi luka.Trombosit ikut serta dalam usaha menutup
luka, sehingga tubuh tidak mengalamikehilangan darah dan terlindung dari
penyusupan benda atau sel asing (Sadikin,2013).
Penghitungan jumlah kandungan sel trombosit dalam darah adalah salah
satu topikyang penting dalam menentukan beberapa masalah kesehatan
atau penyakit. Salahsatu diagnosa penyakit yang membutuhkan data jumlah
sel trombosit adalahpenyakit demam berdarah Dengue atau DBD. Pada
penyakit ini akan menurunkankonsentrasi trombosit darah sampai ke tingkat
yang rendah (Sadikin, 2013).
Jumlah trombosit dalam keadaan normal antara 200.000-500.000 per µl
darah.Jumlah trombosit dalam darah dapat diketahui dengan cara
pemeriksaan hitung jumlah trombosit. Trombosit sukar dihitung karena
mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran kecil, dan
cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh)
dan membentuk gumpalan (Gandasoebrata, 2010).
2.2 Fungsi Trombosit
Trombosit memiliki banyak fungsi, khususnya dalam mekanisme
hemostasis. Berikut fungsi dari trombosit (A.V Hoffbrand et al, 2005)
a. Mencegah kebocoran darah spontan pada pembuluh darah kecil dengan
cara adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi (hemostasis). Sitotoksis sebagai sel
efektor penyembuhan jaringan.
b. Berperan dalam respon inflamasi.
c. Berperan dalam cara kerja trombosit dalam hemostasis

3
Adanya pembuluh darah yang mengalami trauma maka akan
menyebabkan sel endotelnya rusak dan terpaparnya jaringan ikat kolagen
(subendotel). Secara alamiah, pembuluh darah yang mengalami trauma
akan mengerut (vasokontriksi). Kemudian trombosit melekat pada jaringan
ikat subendotel yang terbuka atas peranan faktor von Willebrand dan
reseptor glikoprotein Ib/IX (proses adhesi). Setelah itu terjadilah pelepasan
isi granula trombosit mencakup ADP, serotonin, tromboksan A2, heparin,
fibrinogen, lisosom (degranulasi). Trombosit membengkak dan melekat
satu sama lain atas bantuan ADP dan tromboksan A2 (proses agregasi).
Kemudian dilanjutkan pembentukan kompleks protein pembekuan
(prokoagulan). Sampai tahap ini terbentuklah hemostasis yang permanen.
Pada suatu saat bekuan ini akan dilisiskan jika jaringan yang rusak telah
mengalami perbaikan oleh jaringan yang baru. (Candrasoma,2005;
Guyton,1997; A.V Hoffbrand et al, 2005).
2.3 Cara hitung Jumlah Trombosit
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar
dibedakan dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang
cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh)
dan menggumpal-gumpal. Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu
cara langsung dan cara tidak langsung. Pada cara tidak langsung jumlah
trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit
itulah yang sebnarnya dihitung. Untuk mencegah trombosit melekat pada
permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi
silikon atau alat-alat plastik
a. Cara Langsung
Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung
yaitu dengan mikroskop cahaya. Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker,
darah diencerkan kedalam larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue
sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan
menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik
trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru muda/lila lebih
kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau

4
bergerombol. Cara ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%, penyebabnya
karena faktor teknik pengambilan sampel yang menyebabkan trombosit
bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan
penyebaran trombosit yang tidak merata. Darah diencerkan dengan larutan
REES ECKER dan jumlah trombosit dihitungdalam kamar hitung. Larutan
REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2ml; brillian
cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai .
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis
tanda “1″ dan buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER
sampaigaris tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam
cawan petri tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-
tengah (1mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
b. Cara Tidak Langsung
Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan
pewarna Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada
bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling
tumpang tindih. Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode
Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit,
sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Penghitungan
trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus
dilakukan dalam 10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas
dan spesifisitas yang baik untuk populasi trombosit normal dan tinggi
(trombositosis). Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung
cukup erat. Sedangkan untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia)
di bawah100.000 per mmk, penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10
lpmi x 2000 karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik.
Korelasi dengan metode lain cukup erat.

5
1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium
sulfat14%.3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan larutan
magnesium sulfat tersebut.
3. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
4. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)
5. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
6. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah
7. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua
angka itu.Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat
dipengaruhi oleh cara menghitungnya. sering dipastikan nilai normal
adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar dihitung,
pemeriksaan semi kuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan
apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.
2.4 Penyebab dari Trombositosis
1. Pendarahan akut dan kehilangan banyak darah
2. Reaksi alergi
3. Kanker
4. Gagal ginjal kronis atau gangguan ginjal lainnya.
5. Serangan jantung
6. Infeksi
7. Anemi
8. Pengangkatan limpa
9. Anemia hemolitik, salah satu jenis anemia dimana tubuh menghancurkan
sel-sel darah merah lebih cepat daripada saat menghasilkannya, biasanya
karena gangguan darah tertentu atau penyakit autoimun.
10. Peradangan seperti akibat dari rheumatoid arthritis, penyakit celiac,
gangguan jaringan ikat atau penyakit inflamasi usus 12. Operasi besar 13.
Pankreatitis atauradang pada kelenjar pancreas
11. Trauma

6
12. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti epinephrine (Adrenalin
Chloride, EpiPen),tretinoin (Vesanoid) dan vincristine
2.5 Faktor yang dapat mempengaruhi temuan Laboratorium
1. Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit,
2. Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),
3. Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih
rendah,
4. Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit
salingmelekat (agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu,
5. Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran
yang kurang kuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan
dapat terjadi bekuan,
6. Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai
dapatmenyebabkan kesalahan pada hasil :
 Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel
eritrosit mengalami krenasi, sedangkan trombosit membesar
dan mengalami disintegrasi.
 Jika volume terlalu banyak (= EDTA terlalu sedikit)
dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang berakibat
menurunnya jumlah trombosit.
 Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan
jumlah trombosit
2.6 Patofisiologi Trombosit
Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit kurang dari
200.000/mm3 dalam sirkulasi. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan
risiko pendarahan hebat, bahkan dengan cedera ringan atau perdarahan
spontan kecil.
Trombositopenia primer dapat terjadi akibat penyakit otoimun yang
ditandai oleh pembentukan antibody terhadap trombosit. Misalnya pada:
1. Penggantian darah yang masif atau transfuse ganti (karena platelet tidak
dapat bertahan di dalam darah yang ditransfusikan)
2. Pembedahan bypass kardiopaskuler

7
3. Keadaan-keadaan yang melibatkan pembekuan dalam pembuluh
darah(komplikasi kebidanan, kanker, keracunan darah, akibat bakteri gram
negative, kerusakan otak traumatic.
Sebab-sebab Trombositopenia sekunder adalah berbagai obat atau infeksi
virus atau bakteri tertentu. Misalnya pada penyakit:
1. Infeksi HIV
2. Obat-obatab (heparin, kunidin, kuinin, antibiotic yang mengandung sulfa,
beberapa obat diabetesper-oral, garam emas, rifamicin)
3. Infeksi berat disertai septicemia (keracunan darah)
4. Keukemia kronik pada bayi
5. Limpoma
6. Purpura trombositopenik idiopatik (ITP)
Koagulasi intravaskuler diseminata (disseminated intravascular
coagulation, DIC) timbul apabila terjadi trombositopenia akibat pembekuan
yang meluas akibat:
1. Anemia aplastik
2. Hemoglobinuria noktural paroksismal
3. Leukemia
4. Pemakaian alcohol yang berlebihan
5. Anemia megaloblastik
6. Kelainan sumsum tulang
2.7 Penyakit Akibat Gangguan Pembekuan Darah
A. HEMOFILI
Hemofilia adalah gangguan koagulasi herediter akibat terjadinya
mutasi atau cacat genetik pada kromosom X. Kerusakan kromosom ini
menyebabkan penderita kekurangan faktor pembeku darah sehingga
mengalami gangguan pembekuan darah. Dengan kata lain, darah pada
penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara
normal. (Dr.Umarzein, 2008)
Hemofilia tak mengenal ras, perbedaan warna kulit ataupun suku
bangsa. Namun mayoritas penderita hemofilia adalah pria karena mereka
hanya memiliki satu kromosom X. Sementara kaum hawa umumnya

8
hanya menjadi pembawa sifat (carrier). Seorang wanita akan benar-benar
mengalami hemofilia jika ayahnya seorang hemofilia dan ibunya pun
pembawa sifat. Akan tetapi kasus ini sangat jarang terjadi. Meskipun
penyakit ini diturunkan, namun ternyata sebanyak 30 persen tak diketahui
penyebabnya. (Dr.Umar zein, 2008)
Ada dua jenis utama Hemofilia , yaitu:
1. Hemofilia A:
Disebut Hemofilia Klasik. Pada hemofilia ini, ditemui adanya
defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor antihemofilia VIII, protein
pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan
darah. (Gugun,2007)
2. Hemofilia B :
Disebut Christmas Disease. Ditemukan untuk pertama kalinya pada
seorang bernama Steven Christmas yang berasal dari Kanada
Pada Christmas Disease ini, dijumpai defisiensi atau tidak adanya
aktivitas faktor IX. (Gugun, 2007)
Penyakit hemofilia diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Hemofilia berat, jika kadar aktivitas faktor kurang dari 1 %.
2. Hemofilia sedang, jika kadar aktivitas faktor antara 1-5 %.
3. Hemofilia ringan, jika kadar aktivitas faktor antara 6-30 %.
Gangguan pembekuan darah terjadi karena kadar aktivitas faktor
pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal, bahkan hampir
tidak ada. Sementara tingkat normal faktor VIII dan IX adalah 50-200 %.
Pada orang normal, nilai rata-rata kedua faktor pembeku darah adalah
100%. (Gugun,2007)
B. D.I.C ( Disseminated Intravascular Coagulation ) atau pembekuan
intravaskuler tersebar.
Pembekuan intravaskuler tersebar (DIC) adalah sindrom multifaset,
sindrom kompleks dimana homeostatik normal dan sistem fisiologik yang
mempertahankan darah agar tetap cair berubah menjadi sistem yang
patologik, sehingga terjadi trombi fibrin yang menyumbat miovaskuler
dari tubuh. Keadaan ini sering timbul akibat banyaknya jaringan yang

9
cedera atau mati yang melepaskan faktor jaringan dalam jumlah besar
kedalam darah, seringkali bekuan ini ukurannya kecil-kecil tapi banyak
dan bekuan ini menyumbat sejumlah besar darah perifer yang kecil,
terutama terjadi pada syok septikemik. (Sylvia A.Price &Lloraine
M.Wilson.,2003)
2.8 Pola Jumlah Trombosit Penderita Demam Berdarah (DBD)
Sebagai mana diketahui dan umumnya masyarakat juga sudah
mengetahui, pasien DHF selalu dihubungkan dengan trombosit yang rendah.
Kadar trombosit yang rendah juga menjadi patokan kapan pasien tersebut
harus dirawat. Walau sebenarnya selain trombosit yang rendah adanya darah
yang semakin pekat (hemokonsentrasi) ditandai oleh hematokrit yang
meningkat serta tanda-tanda perdarahan merupakan hal lain yang juga dilihat
sebelum memutuskan apakah pasien tersebut perlu dirawat atau tidak.
Pada pasien demam berdarah selain jumlah trombosit yang menurun
fungsi trombosit juga menurun. Oleh karena itu biasanya disebutkan bahwa
pada pasien DHF trombosit terganggu baik secara jumlah maupun secara
kualitas. Sebagai mana kita ketahui bahwa trombosit merupakan salah satu
sel darah yang berperan pada sistim keseimbangan proses pembekuan dan
perdarahan (hemostasis) di dalam tubuh kita. Oleh karena adanya gangguan
pada trombosit ini juga akan meningkatkan terjadinya proses pendarahan.
Adanya trombosit yang rendah bukan berarti kita harus meningkatkan
trombosit sesegara mungkin. Ada 3 hal yang diduga sebagai penyebab
penurunan kadar trombosit didalam darah yaitu penurunan produksi
trombosit karena penekanan produksi di sumsum tulang, penggunaan
trombosit yang berlebihan dan adanya antibodi anti trombosit dalam darah.
Jika melihat hal-hal yang menjadi penyebab kenapa trombosit turun ini, maka
transfusi trombosit yang tidak pada tempatnya justru akan memperburuk
keadaan karena akan merangsang proses inflamasi lebih lanjut sehingga
penghancuran trombosit akan lebih meningkat.
2.9 Masalah Klinis
1. PENURUNAN JUMLAH : ITP, myeloma multiple, kanker (tulang,
saluran gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik, mielositik,

10
monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis),
SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut. Pengaruh
obat : antibiotik (kloromisetin, streptomisin), sulfonamide, aspirin
(salisilat), quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox), amidopirin, diuretik
tiazid, meprobamat (Equanil), fenilbutazon (Butazolidin), tolbutamid
(Orinase), injeksi vaksin, agen kemoterapeutik.
2. PENINGKATAN JUMLAH : Polisitemia vera, trauma (fraktur,
pembedahan), paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme
pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik
berat. Pengaruh obat : epinefrin (adrenalin)

11
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat
Pada praktikum hematologi pemeriksaan hitung jumlah trombosit alat
yang digunakan yaitu mikroskop, pipet trombosit, kamar hitung, deck glass,
tabung reaksi, objek glass, dispo 3 ml, dan tourniquet.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan Pada praktikum hematologi pemeriksaan
hitung jumlah trombosit yaitu darah EDTA, dan reagen Rees-Eckeer
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam pemeriksaan hitung jumlah
trombosit yaitu :
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda
“1″ dan buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER
sampaigaris tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam
cawan petri tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah
(1mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum Hematologi pemeriksaan hitung jumlah
trombosit didapatkan hasil sebagai berikut :
Nama Pemeriksaan Hasil Keterangan

Tn. M.A.D Hitung Trombosit 350.000 / mcL Normal

Perhitungan
Dik =N=7
Dit = ∑𝑇𝑟𝑜𝑚𝑏𝑜𝑠𝑖𝑡
Penye = ∑𝑇𝑟𝑜𝑚𝑏𝑜𝑠𝑖𝑡 = 7 x 25 x 2.000
= 350.000 / mcL

4.2 Pembahasan
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari
sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam
sirkulasi darah selama 10 hari. Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram
oval dengan diameter 2 sampai 4 mikrometer. Trombosit dibentuk di sumsum
tulang dari megakarosit, yaitu sel yang sangat besar dalam susunan
hemopoetik dalam sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik
dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki darah, khususnya ketika
mencoba untuk memasuki kapiler paru. Megakariosit tidak meninggalkan
sumsum tulang untuk memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit dalam
darah ialah antara 150.000 dan 350.000 per mikroliter.
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar
dibedakan dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang

13
cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan
menggumpal-gumpal. Cara yang dipakai dalam menentukan jumlah trombosit
adalah cara langsung (Rees dan Ecker). Darah diencerkan dengan larutan
Ress Ecker dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar hitung. Larutan Ress
Ecker : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian cresylblue 30 mg;
aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.
Fungsi larutan Ress Ecker adalah memberikan warna pada trombosit agar
tampak berbeda dengan sel darah yang lain sehingga mudah dihitung dengan
bantuan bilik hitung. Prinsip penghitungan trombosit dengan Ress Ecker
adalah darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung brilliant cresyl
blue, sehingga trombosit berwarna biru muda dan dihitung dengan
menggunakan bilik hitung. Sebelum menggunakan bilik hitung, darah
dikocok kira-kira 1 menit yang bertujuan agar darah dan larutan Ress Ecker
homogen dan Ress Ecker bisa memberi warna secara merata pada trombosit.
Setelah itu ketika sampel ada dalam bilik hitung masukkan ke dalam cawan
petri selama 10-15 menit. Fungsi dari cara ini yaitu untuk mempermudah
dalam proses pengendapan.
Pada praktikum hitung jumlah trombosit didapatkan hasil trombosit yang
normal yaitu 350.000 / mcL. Hal ini mengindikasi bahwa pasien tersebut
mempunyai trombosit yang normal sehingga tidak terindikasi penyakit
trombositosis (tubuh memproduksi darah dalam jumlah yang tinggi) maupun
penyakit trombositopenia (tubuh memproduksi darah dalam jumlah yang
rendah).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan trombosit yaitu
kurang telitinya praktikan dalam menghitung jumlah trombosit dalam bilik
hitung. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh kurang meratanya pengocokan
darah dan larutan ress ecker yang dilakukan.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hitung jumlah trombosit adalah salah satu pemeriksaan laboratorium
untuk mengetahui kadar trombosit dalam tubuh seseorang. Pada praktikum ini
dilakukan pemeriksaan Hitung jumlah trombosit dan didapatkan jumlah
trombositnya 350.000 / mcL atau dalam keadaan normal sehingga tidak
terindikasi menderita penyakit trombosiosis dan trombositopenia.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini, yaitu
praktikan harus teliti dalam menghitung jumlah ertrosit dalam kamar hitung
karena trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar
dibedakan dengan kotoran kecil.

15
LAMPIRAN
HITUNG JUMLAH TROMBOSIT

16
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8,
Vol. 2. Jakarta. EGC.
Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian
Rakyat.Harjo dan Aditya Dwi Resky. 2011 Perbedaan Hasil Pemeriksaan
Hitung Jumlah Trombosit Cara Manualdan Cara Automatik (Analizer),
(Online), (http://digilib.unimus.ac.id, diakses tanggal 24
Mei 2016).Sacher, R.A & Mc Pherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis
Hasil Pemeriksaan Sistem Laboratorium (11 ed). Jakarta :
EGCTarwoto. 2008. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit :
Trans Info Media

3.2 Daftar pustaka


Arif, M. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Fakultas Kedokteran
UniversitasHasanudin. Makasar.
Dahlan, S. 2006. Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Cetakan
Kesatu,Arkans. Jakarta.Diapro. 2016. Buku Petunjuk Abacus. Diatron.
Jakarta
Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik.
Cetakan Keenambelas,Dian Rakyat. Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Riwidikdo, H., 2010. Statistik Kesehatan. Mitra Cendekia
Press.Yogyakarta.
Rohmawati, E., 2003. Penentuan Faktor Estimasi Jumlah TrombositPada
Sediaan Apus Darah Tepi Pasien Trombositopenia. Univesitas
Diponegoro.Semarang.
Sadikin, H.M., 2013. Kimia Darah. Widya Medika. Jakarta.
Suharyanto. 2017. Perbedaan Jumlah Trombosit Cara Automatik
BerdasarkanMetode Optik dan Impedansi. Fakultas IlmuKeperawatan Dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Semarang.
Wulandari, A., Zulaikah, S., 2012. Perbandingan Antara Hitung Trombosit
DenganAlat Hitung Otomatis Dan Cara Manual Tidak Langsung. Jurnal
Healthy Science.

https://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/makalah-trombosit/
Aida, Y. 2005. Fisiologi Hewan. Fakultas Biologi UAJY, Yogyakarta.
Anonim. 2008. Hemoglobin. http://www.blogdokter.net. 23 Oktober 2010.
Filzahazny. 2009. Darah. http://filzahazny.wordpress.com. 23 Oktober 2010.
Gunawan. 2010. Hemofilia. http://guntraz90.blogspot.com. 23 Oktober 2010.
Ira, 2004, Hemoglobin. http://www.republika.com/hemoglobin.html, 23 Oktober
2010.

17
Israr. Y. A. 2009. Menghitung Sel Darah. http://www.Belibis17.tk. 23 Oktober
2010.
Purwanto, A. P. 2009. Pemeriksaan Jumlah Trombosit dalam Diagnosis
Laboratorium, http://www.salipo.com. 23 Oktober 2010.

18

Anda mungkin juga menyukai