Anda di halaman 1dari 3

Sedangkan tenaga kerja manusia ini selain kurang produktif dan efisien (apalagi jika

cakupan lahan yang digarap cukup luas), juga semakin sulit didapat dikarenakan
semakin menurunnya minat generasi muda dalam hal perkerjaan pada sektor
pertanian.
Jika waktu tanam yang seharusnya dikerjakan secara serempak ini mengalami
keterlambatan, maka dikhawatirkan tanaman padi yang terlambat ditanam akan
mengalami kekurangan air, diserang hama dan penyakit. Sehingga hal ini
mengakibatkan resiko gagal panen.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka para petani membutuhkan dukungan
dalam menunjang aktifitas penanaman bibit padi yang cepat, serempak dan murah.
Maka para petani membutuhkan apa yang dinamakan mesin tanam padi otomatis /
ricr transplanter.

Jumlah tenaga kerja bidang pertanian yang mengalami penurunan membuat


pemerintah kkemudian mendorong penggunaan mekanisasi pertanian. Salah satunya
adalah dengan menerapkan rice transplanter di kalangan petani.

Teknologi mekanis untuk menebarkan bibit padi di lahan sawah ini mulai banyak
dipergunakan para petani di beberapa daearah di Jawa. Pengalaman para petani yang
menggunakan teknologi ini menunjukkan efisiensi waktu tanam, sekaligus
penghematan biaya tanam. Selain itu, kualitas tanaman padi juga lebih baik terutama
bila dilihat dari pertumbuhannya.

Bila operatornya sudah trampil satu hektar lahan mampu diselesaikan dalam 4
(empat) jam. Padahal untuk satu hektar lahan sawah biasanya dibutuhkan 25-30 Hari
Orang Kerja (HOK) dengan tenaga kerja manusia.

Selain lebih efisien, penggunaan mesin ini juga mempercepat pertumbuhan bibit padi
karena tidak mengalami stress. Pada penanaman konvensional padi yang dicabut
akan stress dan untuk pulih memerlukan waktu seminggu. Bibit yang dicabut akar-
akarnya akan tertinggal di lahan persemaian kira-kira bisa mencapai 40 persennya.
Jadi ada 40 persen bibit yang hilang. Hal ini tentu akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.

Sementara dengan mesin tanam bibit padi disemai di wadah nampan atau kotak
tanam dengan ketinggian 2 cm dan bisa ditanam pada hari kesepuluh tanpa harus
mencabut akar tanaman. Para petani juga sudah membuktikan menggunakan mesin
ini juga dapat memperpendek masa budidaya padi. Dalam praktiknya keberhasilan
penggunaan rice transplanter harus didukung dengan penyiapan bibit padi yang baik.
Dalam hal ini ada dua sistem pengadaan bibit, yaitu sistem basah (di lahan) dan
sistem kering (dalam kotak).Untuk itu harus disiapkan benih yang baik, ditandai
dengan daya tumbuh yang tinggi dan benih yang tumbuh merata, serta ukuran
persemaian yang disesuaikan dengan ukuran meja bibit pada rice transplanter, yaitu
28 x 58 cm. Harus diperhatikan juga kerapatan dan keseragaman bibit sehingga pada
proses penanaman semua bibit bisa tertanam dengan baik. (beberapa sumber)

Dalam kegiatan budidaya pertanian sampai saat ini benih/bibit merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan terhadap produksi, karena selain menjadi salah satu
faktor penentu yang harus disiapkan sebagai bahan yang akan menghasilkan, juga
dalam penyediaannya tidak dapat dipandang mudah walaupun aspek lain dalam
budidaya mendukung, tanpa didukung oleh penyediaan bibit yang baik maka sulit
dicapai hasil yang optimum.

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi dalam mempersiapkan


bibit yang siap tanam. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang
sebaik-baiknya untuk pertanaman produksi benih, sebab benih di persemaian ini akan
menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-
benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat
dan subur dapat tercapai.

Salah satu titik kritis tanam bibit menggunakan mesin tanam pindah bibit padi (Rice
Transplanter) adalah pembuatan persemaian karena memerlukan bibit khusus. Cara
pembuatan persemaian berbeda dengan persemaian yang biasa dilakukan saat ini
(konvensional).

Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam pembibitan dengan system dapog: a)
Persiapan Tanah : Saringan (1,5 m x 2,0 m # mesh 0,5 cm), Skop dan Martil; b).
Pemilihan Benih: Benih (berkualitas baik), Garam, Telur (1 butir) dan Ember; c)
Persemaian/Pembibitan : Tray/kotak semai, Alat siram (gembor), Timbangan,
Karung Plastik/Terpal, Alat seeder/sowing manchine, Pupuk (NPK: 2-3 gram/tray,
Daun pisang/jerami dan Paranet (2,0 m x7,0m /40 trays).

Perlakuan benih perlu dilakukan sebelum benih disebar ke pesemaian agar


pertumbuhan benih sehat , kuat dan seragam sehingga memenuhi kebutuhan benih
per satuan luas tanam sehingga sasaran peningkatan produksi tercapai secara
optimum. Sebelum melakukan persemaian seleksi benih sangat perlu dilakukan
untuk memisahkan antar benih yang bernas dan benih yang hampa. Benih dengan
berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya kecambah dan Vigor) yang
lebih tinggi, serta pertumbuhan dilapang yang lebih cepat dan seragam. Adapun
tahapan Seleksi Benih: a). Larutkan 500 gr garam dalam 10 liter air, b). Masukkan 1
butir telur utuh, c). Masukkan benih, d). Buang benih yang mengapung, e). Ambil
benih yang tenggelam, f). Bilas benih dengan air (2x), g). Rendam benih dalam air
selama 2 hari.

Media dalam persemaian/Pembibitan Padi dengan sistim dapog merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan. Tanah yang dipergunakan dalam media semai padi
dengan tray/dapok adalah tanah yang subur berasal dari pekarangan yang bebas dari
tumpukan sampah atau tanah sawah. Tanah dikeringkan hingga kering betul
selanjutnya di hancurkan sampai lembut kemudian disaring dengan kawat saring
ukuran 0,5 cm, kemudian Tanah dicampur dengan pupuk organik dengan
perbandingan 4:1 (3 liter tanah/tray) terdiri dari 2,25 liter tanah + 0,75 liter pupuk
organik atau Nitrogen 1gr/tray, Phosphate, 1 gr/tray Kalium, 1 gr/tray, kemudian
diaduk rata.

Persmaian dengan sistim Dapog/tray adalah merupakan tempat tumbuhnya bibit padi
yang ditanam secara acak dengan cara ditabur pada media tumbuh untuk disemaikan.
Ukuran dapog untuk mesin Jarwo Transplanter mempunyai lebar 18,3 cm dan
panjang sekitar 58 cm. Cara penyemaian dapog dapat dilakukan langsung di lahan
basah (sawah) ataupun di pekarangan rumah. Kebutuhan benih per dapog persemaian
adalah 90 -100 gram. Tebal media tumbuh untuk persemaian yaitu 2–3 cm. Umur
bibit yang dapat ditanam berkisar 15 –20 hari setelah semai dan tinggi bibit yang
disarankan mencapai 15 –20 cm, (Anonim, 2016).

Lokasi Tempat Persemaian/Pembibitan bisa di pekarangan rumah atau langsung


dilakukan disawah. Intinya adalah mudah diari/disiram, Terbebas dari hewan ternak
jika di pekarangan dan Jauh dari sinar lampu menghindari organisme pengganggu
tanaman (OPT).

Jika pembibitan di pekarangan/halaman rumah bisa dibuat rak-rak dari bambu,


ketinggian rak disesuaikan dengan kondisi tempat. Setelah lokasi kita tentukan
kemudian dapok/tray yang telah diisi media, ditata dengan hati-hati selanjutnya
disiram air sampai basah betul (bila diangkat dapok/tray airnya menetes).

Sedangkan Persemaian/Pembibitan yang dilakukan dilahan sawah sebaiknya dibuat


guludan/bedengan setingga 10 cm dengan lebar bedengan sekitar 150 cm untuk dua
dapok kanan kiri. Panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan kemudian ratakan
(harus datar).

Untuk menabur benih pada dapog/tray yang selain disebar langsung dengan
menggunakan tangan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Alat Penabur
Benih (Seeder). Adapun tekninknya adalah : a). Rel terbuat dari kayu uk. 5 x 7 cm
sebanyak dua batang yang lurus dan dihaluskan atau rel dari besi siku uk. 4 x 4 cm
sebanyak 2 batang, b). Atur dapok/tray yang sudah diisi media, c). Letakkan rel
pastikan tepi dapok sesuaikan dengan lebar alat, pastikan pada kondisi lurus dan
berada di tengah (center) (sesuai pada gambar), d). Atur lebar pengeluaran benih
padi, sebelumnya lakukan kalibrasi, e). Tutup dengan tanah dengan menggunakan
alat seeder, f). Tutup dengan daun pisang kemudian ditutup lagi dengan terpal/karung
plastik tindih dengan kayu agar tidak terlipat terkena terpaan angin, biarkan selama
3-4 hari selanjutnya penutup dibuka, lalu disiram air sampai basah atau diairi setinggi
2-5 cm, (Anonim, 2016).

Selanjutnya adalah Pemeliharaan Pembibitan/Pesemaian: a) Pemeliharaan setelah


pesemaian umur 4 hari setelah semai (HSS) yaitu: bila tempat pesemaian dilahan
pekarangan setiap hari perlu penyiraman secara intesif. b). Cara pemeliharaan
pesemaian dilahan sawah. Masa kecambah, atur ketinggian air dibawah tray/dapok.
Masa pertumbuhan daun, atur ketinggian air sama dengan guludan jika penyemaian
disawah. (Reli)

Anda mungkin juga menyukai