Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI DIGITALISASI ALAT DAN MESIN PERTANIAN

DI WILBIN PENYULUH PERTANIAN


Oleh : Alfian Eko Ardiyanto, SP

I. PENDAHULUAN
Teknologi digital pertanian dapat didefinisikan sebagai penerapan teknologi
informasi dan komunikasi melalui gawai, jaringan, jasa dan aplikasi pada
sektor pertanian. Pemanfaatan teknologi pertanian ini untuk mendukung sistem
usaha pertanian. Selain itu, untuk mencari informasi tentang budidaya pertanian,
atau bisa juga sebagai sarana berkomunikasi antar petani dan stakeholder,
agar dapat melakukan fungsi pemasaran produk pertanian dengan cukup baik.
Inovasi teknologi pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat bahwa peningkatan produksi
melalui perluasan lahan (ekstensifikasi) sulit diterapkan di Indonesia, di tengah-
tengah konversi lahan pertanian produktif ke non pertanian semakin meluas.
Tantangan utama sulitnya melakukan transformasi digital di
pertanian adalah mayoritas petani di Indonesia tidak mengenyam pendidikan tinggi
yang berakibat penguasaan petani terhadap operasional dan pengembangan
teknologi sangat rendah.

II. TUJUAN
1. Mengetahui tingkat pengetahuan petani terhadap penerapan digitalisasi alat dan
mesin pertanian;
2. Mengetahui penerapan teknologi digital alat dan mesin pertanian di wilayah
binaan penyuluh pertanian;

III. TEMPAT IDENTIFIKASI


Lokus identifikasi berada di wilayah binaan penyuluh pertanian, yaitu Desa
Kutuk, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.
IV. HASIL IDENTIFIKASI
Berdasarkan hasil identifikasi digitalisasi alat dan mesin pertanian diperoleh
data sebagai berikut :
1. Lokus wilayah binaan penyuluh pertanian belum menerapkan digitalisasi alat
mesin pertanian secara penuh, sebagaimana definisi digitalisasi pertanian yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi melalui jaringan dan aplikasi;
2. Penggunaan teknologi digital yang dilakukan oleh petani pada lokus berupa
penggunaan informasi pemasaran/harga jual produk pertanian, benih/bibit
unggul terbaru dan teknis budidaya lainnya;
3. Sedangkan untuk penggunaan alat mesin pertanian belum menggunakan
teknologi digital, melainkan menggunakan inovasi teknologi mekanis yang lebih
modern, diantaranya :
a. Penggunaan Rice Transplanter (Alat Mesin Tanam Padi)

Mesin tanam padi otomatis atau rice transplanter menjadi alternatif


teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi tertundanya waktu tanam
serempak karena hanya mengandalkan tenaga kerja manusia dalam proses
penanamannya. Rice transplanter merupakan alat penanam bibit padi dengan
jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang dapat diseragamkan.
Mesin rice transplanter bekerja dengan cara menancapkan bibit padi
ke dalam tanah sawah menggunakan garpu penanam (picker) secara teratur
sesuai gerak jalan roda mesin, garpu penanam akan menancapkan pada setiap
satu titik tanam dalam 4 baris.
Bibit padi yang digunakan merupakan bibit padi berumur muda antara
10-14 hari setelah semai. Penggunaan bibit padi umur muda untuk
mempermudah garpu penamam mengambil dan menancapkan bibit padi ke
tanah sawah.
b. Panen Padi Menggunakan Combine Harvester (Alat Mesin Panen Padi)

Combine harvester adalah salah satu tipe mesin panen yang kegiatan


memotong, memegang, merontok dan membersihkan dilakukan sekaligus.
Prinsip kerja dari mesin panen combine harvester adalah padi yang dipotong
termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah
hasil perontokan ditampung dalam bagor, dan jeraminya di tebarkan secara
acak di atas permukaan tanah.
c. Penggunaan Irigasi Sprinkler untuk Tanaman Cabai Besar
Sistem irigasi
sprinkler menggunakan
sistem penyemprotan
air seperti curah hujan
alami. Tekanan air
disalurkan kemudian
dikeluarkan melalui
nozzle yang kemudian
memecahkan air
sehingga keluar seperti
titik-titik air hujan.
Tekanan air berasal dari
pompa yang mendorong
air melalui pipa
kemudian keluar
melalui nozzle.
Sistem irigasi sprinkler digunakan pada waktu musim kemarau
dengan tujuan untuk menghemat air irigasi. Keterbatasan jumlah air irigasi
untuk tanaman cabai disiasati dengan menggunakan alat tersebut. Selain
untuk menyiram tanaman, sistem irigasi sprinkler dapat pula digunakan
sebagai media pengendalian OPT. Caranya dengan mencampurkan
insektisida kedalam air irigasi yang kemudian dikeluarkan melalui nozzle
sprinkler.
d. Penggunaan Irigasi Sprinkler untuk Tanaman Bawang Merah

Penggunaan sistem irigasi sprinkler juga digunakan sebagai sumber


irigasi untuk tanaman bawang merah. Teknis dan penggunaannya sama
dengan ketika digunankan untuk tanaman cabai besar.

Anda mungkin juga menyukai