1. Substrate System
a.Sand Culture
b.Gravel Culture
c.Rockwool
2. Kultur Air
a.Wick System
b. Ebb & Flow System
c. NFT (Nutrient Film Technique) System
d. Aeroponic System
e. Water Culture System
Sand Culture adalah...
Biasa juga disebut “Sandponics‟ adalah budidaya tanaman
dalam media pasir. Produksi budidaya tanaman tanpa tanah
secara komersial pertama kali dilakukan dengan menggunakan
bedengan pasir yang dipasang pipa irigasi tetes. Saat ini Sand
Culture dikembangkan menjadi teknologi yang lebih menarik,
terutama di Negara yang memiliki padang pasir. Teknologi ini
dibuat dengang membangun sistem drainase dilantai rumah
kaca, kemudian ditutup dengan pasir yang akhirnya menjadi
media tanam yang permanen. Selanjutnya tanaman ditanam
langsung di pasir tanpa menggunakan wadah, dan secara
individual diberi irigasi tetes.
Gravel Culture adalah...
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik
menggunakan gravel sebagai media pendukung sistem perakaran
tanaman. Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2.
Kolam memanjang sebagai bedengan diisi dengan batu gravel,
secara periodik diisi dengan larutan hara yang dapat digunakan
kembali, atau menggunakan irigasi tetes. Tanaman ditanam di
atas gravel mendapatkan hara dari larutan yang diberikan.
Walaupun saat ini sistem ini masih digunakan, akan tetapi sudah
mulai diganti dengan sistem yang lebih murah dan lebih efisien.
Rockwool adalah...
Rockwool adalah nama komersial media tanaman utama yang
telah dikembangkan dalam sistem budidaya tanaman tanpa
tanah. Bahan ini besarsal dari bahan batu Basalt yang bersifat
Inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairan
tersebut di spin (diputar) seperti membuat aromanis sehingga
menjadi benang-benang yang kemudian dipadatkan seperti kain
“wool‟ yang terbuat dari “rock‟.
Wick System adalah...
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan
populer digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk
pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan
dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Wick
sistem hidroponik bekerja dengan baik untuk tanaman dan
tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja
dengan baik untuk tanaman yang membutuhkan banyak air
(Diana, 2014)
Ebb & Flow System adalah...
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah
yang kemudian diisi oleh larutan nutrisi. Kemudian nutrisi
dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu
seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang
dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda menggunakan wadah
yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar
pertumbuhan tanaman tidak saling mengganggu (Diana,
2014)
NFT (Nutrient Film Technique) System adalah...
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah
hidroponik. Konsepnya sederhana dengan menempatkan
tanaman dalam sebuah wadah atau tabung dimana akarnya
dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat
terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air
sehingga tidak memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok
diterapkan pada jenis tanaman berdaun seperti selada (Diana,
2014)
Aeroponic System adalah...
Aeroponik merupakan suatu cara bercocok tanam sayuran
di udara tanpa penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan
pada akar tanaman, air yang berisi larutan hara
disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar
tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan
menyerap larutan hara tersebut. Air dan nutrisi
disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler.
Dan ini adalah gambar dari hidroponik yang berada di Mutiara Citra Graha, Candi,
Sidoarjo
Kesimpulan: Jadi, Hidroponik yang ada di Mutiara Citra Graha, Candi, Sidoarjo
adalah Hidroponik jenis NFT System
Kelebihan dan Kelemahan Hidroponik :
2. Kelemahan tanaman hidroponik yaitu :
Membutuhkan modal yang besar
Jika ada tanaman yang terserang hama atau penyakit maka dalam waktu yang
sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut .
Jumlah asupan nutrisi yang sangat terbatas akan menyebabkan palayuan
tanaman yang cepat dan stress yang serius.
ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,