Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU KEBUMIAN

GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN GUNUNG BERAPI

KELOMPOK 8 :
1. EMA ROSIANI (4001414004)
2. ANELLA M P (4001414012)
3. LISKA YULIANA (4001414017)
4. AIDA RAGIL N P (4001414035)

JURUSAN IPA TERPADU


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat, rahmat dan
ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GempaBumi, Tsunami, dan
GunungBerapi”. Makalah ini kami tulis dalam rangka memenuhi tugas akhir semester gasal mata
kuliah ilmu kebumian.
Tak Ada Gading Yang Tak Retak Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah
ini masih ada kekurangan. Oleh Karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya memotivasi
penulis agar tercapainya kesempurnaan makalah ini. Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan
atau kekurangan kata-kata dalam penulisan makalah ini. Semoga penulisan makalah inidapat
bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Semarang, 16 Desember 2014

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………. 1
B. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………... 3
C. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 4

A. GEMPA BUMI………………………………………………………………. 4
B. TSUNAMI…………………………………………………………………… 9
C. GUNUNG BERAPI…………………………………………………………. 12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………. 16

A. KESIMPULAN……………………………………………………………… 16
B. SARAN……………………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Bencana alam selalu menyisikan duka dan kerugian bagi masyarakat, termasuk
kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Bencana alam yang terjadi tidak sepenuhnya
menjadi otoritas Tuhan, tetapi terdapat juga bencana-bencana alam yang disebabkan oleh ulah
manusia. Manusia membakar hutan, membuat hutan beton diatas resapan air, hutan ditebang
dan digunduli secara tidak terkendali, ekosistem laut musnah dengan cara di bom, adalah
contoh serentetan perilaku manusia yang dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam.
Salah satu bencana alam yang disebabkan perilaku buruk manusia terhadap alam
adalah bencana gema bumi (seisme). Bencana alam gempa bumi ini biasanya terjadi tiba-tiba
dan sulit diprediksi atau diramalkan sebelumnya. Tiba-tiba bumi bergetar dengan skala ringan
sampai skala besar. Gempa bumi terjadi karena lempengan dan patahan bumi biasanya
mengalami pergeseran (gempa tektonik) atau disebabkan adanya letusan atau tenaga dari
dalam bumi (magma) yang menggetarkan permukaan bumi (gempa vulkanik).
Wilayah indonesia termasuk salah satu wilayah didunia yang paling rentan terjadinya
gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir, kita mengetahui terjadinya berbagai genpa bumi
yang melanda berbagai daerah di indonesia, seperti di Niasm Sumatra Barat, Yogyakarta dan
Jawa Barat bagian selatan (Tasikmalaya, Ciamis, Cianjur, Sukabumi)
SedangkanTsunami (bahasa Jepang: tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara
harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan
oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi
bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat
merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap
terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat
merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang
tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan
gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah
meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk
hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena
Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan
tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai
penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami
penyebab tsunami.
Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai
"gelombang laut seismik".

Selanjutnya yaitu gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
dapat didefinisikan sebagai suatu system saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai
ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat
meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur.
Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan
gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu,Ggrobogan,Jawa Tengah yang popular
sebagai bleduk kuwu.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi
tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya
dari pada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat
atau telah mati.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kebumian, ditujukan agar mahasiswa pada umumnya dan penulis khususnya, dapat
memahami konsep dan materi mengenai gempa bumi, tsunami dan gunung berapi sehingga
dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupansehari-hari.

1.3 RumusanMasalah
1. Bagaimana proses terjadinyagempabumi?
2. Bagaimana upaya untuk pencegahan serta penanggulangan gempabumi?
3. Apa penyebab dari bencana tsunami?
4. Gejala apa saja yang muncul sebelum tsunami terjadi?
5. Apa saja tipe atau macam-macam gunung berapi?
6. Bagaimana proses terjadinya peletusan gunung berapi?
7. Apa saja tanda-tanda terjadinya gunung berapi meletus?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Gempa Bumi
Pengertian Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi pada permukaan bumi
akibat dari pelepasan energy dari dalam secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik.
Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakkan kerak/lempeng bumi. Bencana alam
gempa bumi terjadi secara tiba-tiba, berbeda dengan bencana alam lainnya, seperti banjir
misalnya, ada hujan deras dulu baru bias banjir. Indonesia sering dilanda gempa, diantaranya
disebabkan karena Indonesia banyak gunung berapi.

Macam-macam gempa bumi:


 Gempa Tektonisme
Keaneka-ragaman muka bumi sangat dipengaruhi oleh adanya gerakan di kerak/dasar
bumi, gerakan mendatar ataupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan itu menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru disebut struktur diastropik.
Struktur diastropik adalah perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru pada muka
bumi. Bentuk struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.
Berikut keterangan bentuk tersebut ;
a. Pelengkungan: lapisan kulit bumi yang awalnya mendatar jika mendapat tekanan
vertikal , maka akibatnya membentuk struktur melengkung. Lengkungan yang
mengarah ke atas disebut juga dengan kubah (dome) dan yang mengarah ke bawah
yang disebut juga dengan basin.
b. Lipatan: lipatan adalah akibat dari tekanan arah mendatar pada kulit bumi. Sementara
punggung lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut sinklinal.
c. Patahan: patahan terjadi karena tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal
maupun vertikal di kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan ini adalah daerah yang
rawan gempa karena daerah tersebut rapuh. Patahan disebut juga dengan sesar.
d. Retakan: retakan terjadi disebabkan karena gaya regangan yang menyebabkan batuan
menjadi retak.

 Gempa Vulkanisme
Vulkanisme adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan bumi.
Magma tersebut keluar ke permukaan bumi pada umumnya melalui retakan batuan,
patahan, dan pipa kepundan pada gunung berapi. Jika magma yang berusaha untuk
keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Dan jika
magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang
sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk dari muka bumi diantaranya :
a. Kawah, lubang yang menyerupai mangkuk di puncak gunung berapi,
b. Kaldera, hasil dari letusan gunung berapi yang berbentuk seperti kawah tetapi
ukurannya jauh lebih besar. Oleh karena itu pada sebuah kaldera dapat terbentuk
danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung berapi corong kecil,
c. Berbagai bentuk gunung berapi.

Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut :


1. Retas (sill), magma yang sudah membeku yang berada di antara dua lapisan batuan di
dalam bumi berupa batuan beku.
2. Lakolit, bentuk cembung mengarah ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang
menekan ke atas di antara dua buah lapisan batuan sedimen.
3. Gang atau korok, bentukan yang tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara
vertikal atau miring yang berasal dari magma yang sudah membeku ketika berusaha
menerobos batuan sedimen.
4. Batholit, magma yang sudah membeku yang berada jauh di dalam bumi.

 Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman sangat besar, energi itu akan mampu
menggoyangkan atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera yang berada
di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut dengan gempa bumi. Kemudian gejala
ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan oleh pergeseran kerak bumi tersebut bisa
besar maupun kecil. Besar atau kecilnya kerusakan di permukaan bumi disebabkan oleh
besar atau kecilnya kekuatangempa tersebut.
 Hal yang Berkaitan dengan Gempa Bumi :
Gempa bumi - terjadi karena ada faktor, penyebab, proses dan akibatnya ; Klasifikasi,
Pengukuran, dan Kekuatan gempa. Berikut duopelangi mencoba menguraikannya ;

Magnitude

 A. Klasifikasi Gempa
Gempa bumi tergolong jadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi
diklasifikasikan menjadi.
1. Gempa tektonik: gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer
kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan tersebut akan menghasilkan getaran.
Getaran inilah yang merambat sampai ke permukaan bumi.
2. Gempa vulkanik: gempa yang terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Gempa ini
hanya dapat dirasakan di sekitar gunung berapi sebelum terjadi letusan, pada saat
letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
3. Gempa runtuhan atau longsoran: gempa ini terjadi akibat daerah kosong di bawah
lahan yang mengalami runtuh. Getaran dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya
dirasakan di daerah sekitar yang runtuh.

 Menurut bentuk episentrumnya, jenis gempa ada dua :


1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.
 Menurut kedalaman hiposentrumnya;
1. Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter melebihi 300 km di bawah permukaan
bumi.
2. Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter yang berada antara 60-300 km di
bawah permukaan bumi.
3. Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter yang kurang dari 60 km.

 Menurut jaraknya, gempa dibagi menjadi tiga;


1) Gempa sangat jauh: jarak episentrumnya diatas 10.000 km.
2) Gempa jauh: jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.
3) Gempa lokal: jarak episentrumnya kurang 10.000 km.

 Menurut lokasinya, jenis gempa dibagi jadi dua:


1. Gempa daratan: episentrumnya terjadi di daratan.
2. Gempa lautan: episentrumnya terjadi di dasar laut. Gempa jenis inilah yang
menimbulkan terjadinya tsunami.
 Pengukuran Gempa Bumi
Getaran gempa yang berasal dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah.
Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga
terjadi rambatan getaran di permukaan bumi berbenuk gelombang panjang. Maka menurut
pengukuran gelombangnya, maka jenisnya bisa dibagi :
1. Gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di
permukaan bumi yang mempunyai kecepatan4-7 km per detik.
2. Gelombang sekunder (S): merupakan gelombang transversal yang merambat di
permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik.
3. Gelombang panjang (L): gelombang dengan kecepatan lebih lambat

 Kekuatan Gempa
Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang terjadi. Ada
beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain:
Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli. Tapi untuk saat ini pada
umumnya menggunakan Skala Richter.

Pencegahan dan penanggulangan gempa bumi

A. Upaya penanggulangan sebelum terjadi gempa:


1. Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.
2. Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil
terhadap guncangan.
3. Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat
tidak digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan
gangguan sanitasi.
4. Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat akibat
guncangan dan dipastikan sekering berfungsi dengan baik.

B. Upaya penanggulangan saat terjadi gempa:


1. Jika berada di dalam bangunan: usahakan tetap tenang dan tidak panic, gunakan
pintu dan tangga darurat untuk keluar dan jangan menggunakan lift atau elevator,
jangan berlindung di bawah jembatan, jalan laying, ataupun benda-benda yang
menggantung tapi berlindunglah di bawah meja yang kokoh, dan jangan dulu
masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa
lama.
2. Jika berada di luar bangunan: carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah
pohon atau di tempat dekat tiang/gardu listrik, dan jika getaran gempa kuat,
ambillah posisi duduk daripada berdiri.
3. Jika sedang mengemudikan kendaraan; hentikan perjalanan dan segera menepi,
jangan memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan laying, atau
persimpangan jalan, dan jangan segera melanjutkan perjalanan sebelum dipastikan
tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama.
C. Upaya penanggulangan setelah terjadi gempa:
1. Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau
mengalami luka-lukaa.
2. Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai
pertolongan pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat.
3. Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi
pemerintah.
4. Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda darurat di
halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan.
5. Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah Anda, jika terdapat puing-puing
segera dibersihkan.

2. Tsunami
Terminologi
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang.
Tsunami sering terjadi di Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah
terjadi.

Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-
tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas
peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini
dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang
tinggi.

Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke
daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama,
sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun
pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki
kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak
hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak
merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak
ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam
Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia,
bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat
Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa
Sigulai, emong berarti tsunami.

Penyebab terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai
pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm
hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus
meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan
tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan
benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami

 Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)


 Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
 Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Tanda-tanda sebelum terjadinya tsunami

 Terjadinya gerakan gempa di daerah pantai memiliki potensi terjadinya tsunami


 Ketika bencana gelombang tsunami datang akan terdengar suara gemuruh kereta
 Terjadinya penyurutan air laut atau pantai yang tidak wajar secara cepat terjadi
 Terdengar suara menggelegar yang disebabkan oleh air yang menghantam dasar laut
 Awan dilangit yang berbentuk seperti angin tornado, pohon dan lain - lainya yang akan
berubah sebelum gempa terjadi di sebabkan karena adanya gelombang elektro magnetis
dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut menelan daya listrik di
awan
 Lampu neon yang tetap menyala walaupun tidak ada aliran listrik di sebabkan gelembang
elektro magnetis yang akan menyebabkan gempa dan juga tsunami
 Hewan yang ada disekitar bertingkah laku aneh, berlarian, gelisah karena insting hewan
sangat tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektro magnetis yang terjadi
 Air gelombang tsunami tidak datang sekali saja, ada juga gelombang tsunami yang datang
secara berkala karena belum stabilnya pergeseran dan rotasi bumi sehingga diharapkan
lebih waspada untuk tetap berada ditempat yang aman sampai beberapa hari
3. GunungApi
Pengertian dan Jenis Gunung Api

Gunung api adalah gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk di sekitar
pusat erupsi atau gunung yang terbentuk dari erupsi magma. Gunung api tidak dijumpai di
semua tempat. Gunung api hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu, yaitu pada jalur
punggungan tengah samudera, pada jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi, dan pada
titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, di benua maupun di samudera (hot
spot). Sebagian besar gunung api yang aktif di dunia berada di pertemuan lempeng tektonik
dan muncul di daerah-daerah yang berada di dalam di Larutan Pasifik yang disebut "cincin
gunung api" (ring of fire).

Gunung api juga terbentuk di kedalaman laut di punggungan tengah samudera. Di sepanjang
pegunungan di tengah lautan, lapisan kerak bumi menjadi tipis dan lemah. Magma yang
muncul keluar kemudian membentuk barisan gunung api. Tetapi, tidak semua gunung api
terbentuk pada pertemuan lempeng. Pulau Komodo di Flores NTT adalah contoh salah satu
pula vulkanis yang ada di Indonesia. Pulau vulkanis merupakan puncak dari gunung api yang
terletak di dasar samudera.

Jenis-jenis gunung api dibagi berdasarkan: aktivitas, proses terjadi, dan tipe letusan.
Berdasarkan aktivitasnya, jenis gunung api antara lain:

 Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa,
dan letusan.
 Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun
1600.
 Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian
beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.

Jenis gunung api berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, antara lain:

 Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang
kemudian membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan
berupa benda padat/effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
 Gunung api kerucut/srato, yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai.
Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena
letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan
lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di
Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.
 Gunung api perisai/tameng, berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan yang keluar
dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak ada letusan dan membentuk lereng yang
sangat landai dengan kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api perisai/tameng
antara lain Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.

Jenis gunung api berdasarkan tipe letusan, antara lain:

 Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava ke udara mencapai ketinggian 200
meter, mudah bergerak dan mengalir secara bebas.
 Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter dengan pijaran seperti kembang
api.
 Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.
 Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk volcano disertai awan panas yang
padat.
 Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling merusak karena magma yang meletus
dari bagian lereng gunung yang lemah.
 St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang disertai longsoran besar dan awan panas
yang bisa menutupi area yang luas.
 Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan vulkanian tetapi kekuatan letusannya
lebih besar.
 Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan ketinggian
letusan yang mencapai >500 km.

Ciri-ciri Gunung Berapi Akan Meletus

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain

1. Suhu di sekitar gunung naik.


2. Mata air menjadi kering
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu
5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil Letusan Gunung Berapi:

a. Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02),
dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

b. Lava dan aliran pasir serta batu panas


Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke
permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan
lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk
bermacam-macam batuan.

c. Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
d. Hujan Abu

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

e. Awan panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat
batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C.
Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala,
lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Gempa bumi merupakan getaran atau goncangan pada permukaan bumi yang terjadi akibat
pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam bumi.
2. Gempa bumi di bagi mejadi 2, yaitu gempa bumi tektonisme dan vulkanisme
3. Tsunami merupakan gelombang besar yang di sebabkan oleh gempa yang berada di sekitar
pantai
4. Gunung berapi merupakan gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi yang
menumpuk .
5. Hasil letusan gunung berapi adalah gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas, lahar,
hujan abu, awan panas .

Saran

Sebaiknya sebelum membuat makalah harus memiliki materi yang lengkap untuk di paparkan.
Dengan memahami apa itu gempa bumi, tsunami dan gunung berapi diharapkan pembaca dapat
mengantisipasi bencana alam tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.duopelangi.com/2013/02/pengertian-dan-macam-macam-pada-gempa.html

http://oiqbalbale.blogspot.com/2013/03/cara-penanggulangan-gempa-bumi-dan.html

http://www.kolombloggratis.org/2013/08/tanda-tanda-akan-terjadi-
tsunami.html#ixzz3M6ywMNBY

http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami

http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-dan-jenis-gunung-api.html#_

Anda mungkin juga menyukai