Oleh
Kumala Nur Zakiah, S.Kep
NIM. 182311101101
BAB I. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan Range of Motion (ROM) ini bertujuan untuk
mengembalikan fleksibilitas sendi pasca stroke pada Tn. S.
2.2 Manfaat
2.2.2 Bagi Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan Tn. S tentang latihan
rentang gerak sendi untuk mengembalikan fleksibilitas sendi pasca
stroke.
2.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi tenaga kesehatan untuk
mampu mengembangkan keterampilan dalam pemberian terapi
alternatif sebagai langkah untuk meningkatkan kesehatan lansia
terutama pasien pasca stroke.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019
= Sasaran
= Pemateri
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019
6.1 Kesimpulan
Mobilisasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi.
Namun ada beberapa hal yang menyebabkan terganggunya mobilisasi sehingga
tidak bisa melakukan mobilisasi secara normal seperti karena serangan stroke
yang bisa menyebabkan hemiparesis dan hemiplegia. Hal ini karena terjadinya
pembekuan darah dan terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah
ke otak terganggu yang menyebabkan iskemia sel-sel otak sehingga
menimbulkan stroke yang menyerang pembuluh darah otak bagian depan
mengakibatkan penurunan kekuatan otot. Ketika terjadi kekakuan otot seseorang
menjadi terhambat dalam pergerakan sendi dan otot, hal ini menjadi terhalangnya
kebutuhan bergerak seseorang. Sehingga pentingnya terapi untuk mengembalikan
fleksibilitas sendi agar tidak terjadi kelemahan yang semakin parah. Salah satu
latihan yang diberikan yaitu range of motion (ROM) untuk meningkatkan
kekuatan otot dan mempercepat proses rehabilitasi pasca stroke. Latihan ini
dianjurkan pada pasien yang telah memasuki fase rehabilitasi dan tidak dianjurkan
pada pasien yang masih dalam fase awal stroke. Terapi ini bisa dilakukan setiap
saat, dengan syarat tidak memberatkan ataupun memaksakan kondisi tubuh.
Langkah dalam terapi ini juga cukup ringan dan jika dilakukan dengan benar akan
memberikan efek cepat pada tubuh.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Klien
Klien Tn.S diharapkan dapat mempraktikkan range of motion
(ROM) secara teratur minimal sehari sekali untuk merefleksikan sendi
yang digunakan dalam sehari, sehingga dapat mempertahankan rentang
gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot.
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat mensimulasikan teknik range of motion
(ROM) kepada lansia yang sebelumnnya sudah mengkaji bagaimana
keluhan yang dirasakan oleh klien sehingga dapat mencapai tujuan yang
maksimal.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. (2010). Heart diseases and stroke statistic: Our guide
to current statistics and the supplement to our heart and stroke fact-2010
update.American heart.2 : 216-230.
Mubarok, Wahit. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Suyono, A. 1992. Gangguan Sensori Motor pada Penderita Hemiplegi Pasca
Stroke. Jakarta: IKAFI.
DAFTAR LAMPIRAN
BERITA ACARA
Pada hari Jum’at tanggal 22 bulan Maret tahun 2019 jam 11.30 s/d 12.00
WIB bertempat di Wisma Isolasi UPT PSTW Banyuwangi Kecamatan Krikilan
Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Latihan
Range of Motion oleh Kumala Nur Zakiah NIM 18231110101 Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas
Jember.
DAFTAR HADIR
2. Tn. S 2.
3. 3.
4. 4.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019
Lampiran 3. SAP
SATUAN ACARA LATIHAN RANGE OF MOTION FKEP
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN 2018/2019
1. Standar Kompetensi
Setelah mengetahui cara melakukan teknik rentang gerak sendi diharapkan
dapat membantu mengembalikan flesibilitas sendi yang dialami.
2. Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan pelatihan diharapkan lansia mampu:
a. Memahami konsep teknik Range of Motion
b. Memahami langkah-langkah teknik Range of Motion
c. Mendemonstrasikan teknik Range of Motion
3. Pokok Bahasan:
Teknik Range of Motion untuk membantu mengembalikan fleksibilitas sendi
4. Subpokok Bahasan
a. Meningkatkan kekuatan otot
b. Mengembangkan koordinasi khususnya pada klien yang mengalami
gangguan cerebral
c. Mempertahankan rentang gerak sendi
d. Mempercepat program rehabilitasi pada kasus neuromuskular.
5. Waktu
1 x 30 Menit
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Pertemuan individu
b. Landasan Teori : Behaviorisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman
2. Mengidentifikasi pilihan tindakan
3. Menetapkan tindak lanjut sasaran
8. Setting Tempat
: Peserta
: Pemateri
9. Persiapan
Tim menyiapkan materi tentang teknik Range of Motion untuk
membantu mengembalikan fleksibilitas sendi dan memelihara mobilitas
persendian pada lansia.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019
b. Mulai menjelaskan
bagaimana perawatan
dan langkah dalam
melakukan teknik
Range of Motion
c. Mendemontrasikan
teknik Range of
Motion
Penutup a. Menutup pertemuan Memperhatikan 5 menit
dengan memberi
kesimpulan dari
materi yang
disampaikan Memberi saran
b. Mengajukan
pertanyaan kepada Memberi
peserta komentar dan
c. Mendiskusikan menjawab
bersama jawaban dari pertanyaan
pertanyaan yang telah bersama
diberikan Memperhatikan
d. Menutup pertemuan dan membalas
dengan memberi salam
salam
11. Evaluasi :
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019
Lampiran 4 SOP
LATIHAN MOBILITAS
SENDI KLIEN STROKE
FKEP UNIVERSITAS
JEMBER
Lampiran 5 Materi
Latihan Rentang Gerak Untuk Meningkatkan Fleksibilitas Sendi
Pasca Stroke
A. Pengertian Stroke
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak
mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu
mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah
yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak.
Apabila aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama
beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke
sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-
sel otak. Makin lama penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan
makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam mengantisipasi dan
mengatasi serangan strokesangat menentukan kesembuhan dan pemulihan
kesehatan penderita stroke (Junaidi, 2006).
B. Penyebab
Ada beberapa penyebab stroke, antara lain:
1. Stroke dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Para ahli kesehatan
meyakini, ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan,
walaupun tidak secara langsung. Pada keluarga yang banyak anggotanya
menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat
menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan.
2. Faktor pola makan, gaya hidup. Makanan bersantan asal tidak berlebihan
sebetulnya tidak berbahaya. Namun jika setiap hari mengonsumsi
makanan berlemak,terutama lemak hewani dalam jumlah berlebihan,
apalagi kurang makan sayur dan buah-buahan segar, tentu akan
meningkatkan risiko stroke.
3. Watak. Cepat marah, panik, dan stres, apalagi perokok, kurang olah raga,
berat badan berlebih dan kurang tidur akan melipat gandakan
kemungkinan terkena stroke.
D. Cara Mencegah
1. Menghindari dan Menghentikan kebiasaan merokok. Kebiasaan ini dapat
menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan
membuat darah menjadi mudah menggumpal.
2. Memeriksakan tensi darah secara rutin. Tekanan darah yang tinggi bisa
membuat pembuluh darah mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak
menunjukkan gejala, periksanakan tensi darah secara teratur.
3. Mengendalikan penyakit jantung. Kalau memiliki gejala atau gangguan
jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi,
berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke.
4. Mengendalikan stres dan depresi. Stres dan depresi dapat menggangu
bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun
dapat menimbulkan problem jangka panjang.
5. Makan yang sehat. Disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan
sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena
lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi
makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.
6. Mengurangi garam. Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
7. Memantau berat badan. Memiliki badan gemuk atau obesitas akan
meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung
dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.
8. Berolahraga dan aktif. Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu
menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang
sehat dalam darah.
9. Tidak minum alkohol. Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah,
oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan dari tekanan darah
tinggi.
10. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian
hormone HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan
cenderung mudah menggumpal.