Anda di halaman 1dari 26

Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN LATIHAN RANGE OF MOTION


(ROM) UNTUK MENGEMBALIKAN FLEKSIBILITAS SENDI PASCA
STROKE PADA TN. S DI WISMA ISOLASI UPT PSTW BANYUWANGI
KECAMATAN KRIKILAN KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Kumala Nur Zakiah, S.Kep
NIM. 182311101101

KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331)323450
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Data


Stroke merupakan penyakit vaskuler yang mematikan yang dikenal dengan
gangguan vaskuler otak dengan cerebrovaskuler disease (CVD). Stroke
merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju setelah penyakit
jantung dan kanker. Insidensi tahunan adalah dua per 100 populasi (Ginsberg,
2007). Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global),
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam, dapat menyebabkan
kematian. Berdasarkan penelitian dari SWE tahun 2016 diperkirakan bahwa
795.000 orang Amerika mengalami stroke setiap tahun, dan kejadian stroke
diperkirakan akan meningkat seiring pertambahan populasi. Meskipun secara
klasik dianggap telah meningkatkan kekakuan otot yang disebabkan dari
peregangan refleks yang diakibatkan oleh stroke kronis (Eby, 2016). Data dari
International Classification of Disease yang diambil dari National Vital Satatistics
Reports Amerika Serikat untuk tahun 2011 menunjukkan rata-rata kematian stroke
adalah 41,4% dari 100.000 penderita. Selain itu memiliki tingkat morbiditas yang
tinggi dalam menyebabkan kecacatan (Irdelia, 2014).
Jumlah Penderita stroke di Indonesia menduduki peringkat pertama
sebagai negara terbanyak yang mengalami stroke di seluruh Asia. Pada tahun
2012 terdapat 328.500 kematian akibat stroke di Indonesia. Laporan ini sejalan
dengan hasil riset kesehatan dasar yang menunjukkan terjadi peningkatan
prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan wawancara jawaban responden yang
pernah didiagnosa tenaga kesehatan dan gejalanya meningkat dari 8,3 per 1000 di
tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 di tahun 2013 sebanyak 40.972 terdiri dari
stroke hemoragik sebanyak 12.542 dan stroke non hemoragik sebanyak 28.430
jumlah kasus stroke tahun 2013 (Dinkes, 2013). Hasil statistik memperkirakan
bahwa 29% klien stroke akan meninggal dalam waktu satu tahun, dengan 20%
diantaranya meninggal dalam waktu tiga bulan, 25% mengalami ketergantungan,
dan hanya 46% sisanya yang bisa hidup mandiri (American Heart Association,
2010). Hemiparesis mrupakan masalah umum yang dialami oleh klien stroke.
Hemiparesis pada ekteremitas dapat menyebabkan klien mengalami keterbatasan,
sehingga klien perlu mendapatkan tindak lanjut setelah pulang dari rumah sakit
agar hemiparesis yang dialami oleh klien dapat teratasi dan dapat beraktivitas
mandiri pasca stroke nanti.
Berdasarkan pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N stase
Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada tanggal 18
Maret 2019 pada Tn. S yang berada di ruang Isolasi UPT PSTW Banyuwangi
ditemukan bahwa Tn. S mengalami stroke sejak 4 tahun yang lalu sebelum
dikirim ke UPT PSTW Banyuwangi. Pada tahun 2014 ketika Tn. S mengalami
stroke yang pertama kali beliau sudah pernah di rawat di rumah sakit Jakarta
selama 1 bulan. Setelah dari rumah sakit beliau menjalani rawat jalan dirumah
dengan pengobatan seadanya, karena hanya istrinya saja yang mencarikan dana
untuk pengobatannya. Pada tahun 2016 Tn. S dibawa oleh saudaranya ke UPT
PSTW Banyuwangi untuk melanjutkan perawatan. Semenjak tinggal di UPT
PSTW perkembangan kondisi Tn. S cukup stabil, belum ada keluhan yang urgent
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

berkaitan dengan strokenya. Hanya saja hemiparesis dan hemiplegia yang


dialaminya belum juga sembuh. Sehingga disini saya memberikan latihan Range
of Motion guna membantu mengembalikan fleksibilitas sendi pasca stroke.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisis data, maka perumusan masalah dalam kegiatan yang
akan dilakukan ini adalah latihan Range of Motion (ROM) untuk mengembalikan
fleksibilitas sendi pasca stroke pada Tn. S.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan Range of Motion (ROM) ini bertujuan untuk
mengembalikan fleksibilitas sendi pasca stroke pada Tn. S.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Tn. S mampu mengetahui tentang latihan Range of Motion (ROM)
2. Tn. S mampu mengetahui tujuan dan manfaat dari latihan Range of
Motion (ROM)
3. Tn. S mampu mendemontrasikan gerakan Range of Motion (ROM)

2.2 Manfaat
2.2.2 Bagi Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan Tn. S tentang latihan
rentang gerak sendi untuk mengembalikan fleksibilitas sendi pasca
stroke.
2.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi tenaga kesehatan untuk
mampu mengembangkan keterampilan dalam pemberian terapi
alternatif sebagai langkah untuk meningkatkan kesehatan lansia
terutama pasien pasca stroke.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam mobilisasi dapat
disebabkan oleh berbagai macam keadaan seperti trauma, kondisi patologis,
beberapa penyakit yang menyebabkan stroke seperti hipertensi, DM,
arterosklerosis, embolis serta kontak antara bagian tubuh dengan sumber panas
ekstrem. Beberapa penyakit tersebut dapat menyebabkan terjadinya pembekuan
darah dan terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah ke otak
terganggu dan terjadi iskemia sel-sel otak yang menimbulkan stroke yang
menyerang pembuluh darah otak bagian depan mengakibatkan penurunan
kekuatan otot (hemiparesis) hingga hilangnya kekuatan otot (hemiplegia) yang
akhirnya menimbulkan hambatan mobilitas fisik (Mubarok, 2004). Jika seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasar mobilitas fisik maka
dibutuhkan latihan untuk mengembalikan sendi dan otot yang telah mengalami
kelemahan. Salah satu latihan yang bisa diterapkan yaitu rentang gerak sendi.
Latihan rentang gerak sendi dapat digunakan untuk mengembalikan
fleksibilitas sendi pasca stroke karena dapat mencegah kekakuan otot akibat
sirkulasi darah yang tidak lancar. Menurut Suratun (2008) latihan rentang gerak
sendidapat memelihara dan mempertahankan kekuatan otot, memelihara mobilitas
persendian, merangsang sirkulasi darah dan mencegah terjadinya kelainan pda
struktur tulang maupun otot.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Pembekuan darah di otak

Iskemia sel otak

Hemiparesis dan hemiplegia

Hambatan mobilitas fisik

Mengatasi masalah hambatan


mobilitas fisik

Mengajarkan latihan Range of


Motion
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Mahasiswa melakukan kegiatan pengajaran teknik range of motion (ROM)
dengan cara menerangkan dan mempraktikkan secara langsung, agar Tn. S
mampu memahami dan menerapkan rentang gerak sendi sehingga membantu
mengembalikan fleksibilitas sendi pasca stroke yang dialaminya. Kegiatan ini
dilakukan pada hari Jum’at, 22 Maret 2019 di UPT PSTW Kecamatan Krikilan
Kabupaten Banyuwangi.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah pada Tn. S di wisma isolasi dengan
kondisi total care.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan demostrasi
2. Landasan Teori : Diskusi
3. Langkah Pokok
a. Menciptakan suasana latihan dengan baik
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menetapkan tindakan lanjutan

= Sasaran

= Pemateri
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisa Evaluasi


Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka:
5.1.1 Evaluasi Struktur
1. Mahasiswa telah melakukan pengkajian sebagai data dasar sebelum
memulai latihan range of motion (ROM)
2. Pengurus UPT PSTW Banyuwangi menyatakan mengizinkan
untuk dilakukan latihan range of motion (ROM)
3. Mahasiswa telah menyiapkan media pembelajaran dalam proses
latihan range of motion (ROM)
4. Mahasiswa dapat mengembangkan pola komunikasi interaktif dan
menarik
5. Materi yang akan disajikan sudah dalam bahasa dan istilah yang
mudah dipahami
6. Mahasiswa mampu meningkatkan antusiasme klien Tn. S
7. Mahasiswa mampu menjaga sikap selama latihan range of motion
(ROM)
8. Mahasiswa mampu bersikap caring, empati dan mengutamakan
kebutuhan klien selama latihan range of motion (ROM)yang
dilakukan.
9. Tersedia lingkungan yang nyaman, kondusif dan tenang selama
latihan range of motion (ROM)).
5.1.2 Evaluasi Proses
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manfaat range of motion
(ROM)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan range of motion (ROM)
3. Mahasiswa dapat mengatur suasana agar tenang dan nyaman bagi
klien Tn. S
4. Mahasiswa dapat melakukan latihan range of motion (ROM)
5.1.3 Evaluasi Hasil
1. Klien Tn.S dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
2. Klien Tn.S dapat menjelaskan tentang range of motion (ROM)
3. Klien Tn.S mampu mempraktekkan latihan range of motion (ROM)
4. Klien Tn.S antusias dengan diberikan latihan range of motion
(ROM).

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan ini adalah:
a. Suasana dan tempat yang sangat nyaman sehingga membuat nyaman
mengikuti kegiatan ini
b. Pemanfaatan media penunjang yang atraktif sehingga menarik
c. Adanya kemauan yang lebih dan waktu luang dari klien Tn.S
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan ini adalah :
1. Klien Tn.S yang memiliki keterbatasan dalam menirukan gerakan.
2. Klien Tn.S yang memiliki keterbatasan dalam menggerakkan tangan
kirinya karena hemiplegia.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

BAB VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Mobilisasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi.
Namun ada beberapa hal yang menyebabkan terganggunya mobilisasi sehingga
tidak bisa melakukan mobilisasi secara normal seperti karena serangan stroke
yang bisa menyebabkan hemiparesis dan hemiplegia. Hal ini karena terjadinya
pembekuan darah dan terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah
ke otak terganggu yang menyebabkan iskemia sel-sel otak sehingga
menimbulkan stroke yang menyerang pembuluh darah otak bagian depan
mengakibatkan penurunan kekuatan otot. Ketika terjadi kekakuan otot seseorang
menjadi terhambat dalam pergerakan sendi dan otot, hal ini menjadi terhalangnya
kebutuhan bergerak seseorang. Sehingga pentingnya terapi untuk mengembalikan
fleksibilitas sendi agar tidak terjadi kelemahan yang semakin parah. Salah satu
latihan yang diberikan yaitu range of motion (ROM) untuk meningkatkan
kekuatan otot dan mempercepat proses rehabilitasi pasca stroke. Latihan ini
dianjurkan pada pasien yang telah memasuki fase rehabilitasi dan tidak dianjurkan
pada pasien yang masih dalam fase awal stroke. Terapi ini bisa dilakukan setiap
saat, dengan syarat tidak memberatkan ataupun memaksakan kondisi tubuh.
Langkah dalam terapi ini juga cukup ringan dan jika dilakukan dengan benar akan
memberikan efek cepat pada tubuh.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Klien
Klien Tn.S diharapkan dapat mempraktikkan range of motion
(ROM) secara teratur minimal sehari sekali untuk merefleksikan sendi
yang digunakan dalam sehari, sehingga dapat mempertahankan rentang
gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot.
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat mensimulasikan teknik range of motion
(ROM) kepada lansia yang sebelumnnya sudah mengkaji bagaimana
keluhan yang dirasakan oleh klien sehingga dapat mencapai tujuan yang
maksimal.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2010). Heart diseases and stroke statistic: Our guide
to current statistics and the supplement to our heart and stroke fact-2010
update.American heart.2 : 216-230.

Depkes RI. 2013. Rencana Strategis Nasional Pendataan Stroke di Indonesia


2013. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Eby, S., H, Zhao., et all. 2016. Quantitative Evaluation of Passive Muscle


Stiffness in Chronic Stroke. Am J Phys Med Rehabil.95 (12): 899-910.

Ginsberg. 2007.Therapy for Stroke. London: Churchiill Livingstone.


Irdelia, R., A. Joko., et all. 2014. Profil Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi
Pada Kasus Stroke Berulang Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau. JOM
FK. 1: 2.
Junaidi, I. 2006. Stroke A-Z. Jakarta: PT Buana Ilmu Popular.

Kisner, Carolyn. 1996. Therapeutic Exercise Foundation and Technique, Third


edition, F.A Davis Company. Philadelphia.

Mubarok, Wahit. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Suyono, A. 1992. Gangguan Sensori Motor pada Penderita Hemiplegi Pasca
Stroke. Jakarta: IKAFI.

WHO. 2013. World Health Statistic 2013.


Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita acara


Lampiran 2 Daftar Hadir
Lampiran 3 SAP
Lampiran 4 SOP
Lampiran 5 Materi
Lampiran 6 Media
Lampiran 7 Dokumentasi
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 1 Berita acara

BERITA ACARA LATIHAN RANGE OF MOTION FKEP


UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari Jum’at tanggal 22 bulan Maret tahun 2019 jam 11.30 s/d 12.00
WIB bertempat di Wisma Isolasi UPT PSTW Banyuwangi Kecamatan Krikilan
Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Latihan
Range of Motion oleh Kumala Nur Zakiah NIM 18231110101 Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas
Jember.

Jember, Maret 2019


Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah


Stase Keperawatn Gerontik
FKEP Universitas Jember

Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep.,


NIP. 19761219 200212 2 003
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 2 Daftar Hadir

DAFTAR HADIR LATIHAN RANGE OF MOTION FKEP


UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN 2018/2019

DAFTAR HADIR

Kegiatan latihan Range of Motion Mahasiswa Program Studi Ilmu


Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Jum’at tanggal 22 Bulan Maret
tahun 2019 jam 11.30 s/d 12.00 WIB bertempat di Wisma Isolasi UPT PSTW
Banyuwangi Kecamatan Krikilan Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur.

NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1. Kumala Nur Zakiah 1.

2. Tn. S 2.

3. 3.

4. 4.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 3. SAP
SATUAN ACARA LATIHAN RANGE OF MOTION FKEP
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN 2018/2019

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/materi : Range of Motion untuk mengembalikan fleksibilitas sendi


Sasaran : Tn. S
Waktu : 11.30-selesai WIB
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Maret 2019
Tempat : Wisma Isolasi UPT PSTW Banyuwangi Kecamatan Krikilan
Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur

1. Standar Kompetensi
Setelah mengetahui cara melakukan teknik rentang gerak sendi diharapkan
dapat membantu mengembalikan flesibilitas sendi yang dialami.
2. Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan pelatihan diharapkan lansia mampu:
a. Memahami konsep teknik Range of Motion
b. Memahami langkah-langkah teknik Range of Motion
c. Mendemonstrasikan teknik Range of Motion
3. Pokok Bahasan:
Teknik Range of Motion untuk membantu mengembalikan fleksibilitas sendi
4. Subpokok Bahasan
a. Meningkatkan kekuatan otot
b. Mengembangkan koordinasi khususnya pada klien yang mengalami
gangguan cerebral
c. Mempertahankan rentang gerak sendi
d. Mempercepat program rehabilitasi pada kasus neuromuskular.
5. Waktu
1 x 30 Menit
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

6. Bahan/Alat yang digunakan


1. Tempat tidur
2. Ruangan yang tenang dan nyaman

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Pertemuan individu
b. Landasan Teori : Behaviorisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman
2. Mengidentifikasi pilihan tindakan
3. Menetapkan tindak lanjut sasaran
8. Setting Tempat

: Peserta

: Pemateri

9. Persiapan
Tim menyiapkan materi tentang teknik Range of Motion untuk
membantu mengembalikan fleksibilitas sendi dan memelihara mobilitas
persendian pada lansia.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Memberikan salam, Memperhatikan 5 menit
memperkenalkan diri, dan menjawab
dan membuka salam
penyuluhan
b. Menjelaskan materi
secara umum dan Memperhatikan
manfaat bagi peserta
c. Menjelaskan TIU dan
TIK Memperhatikan
Penyajian Kooperatif sesuai 20 menit
a. Melakukan penjelasan dengan penjelasan
Teknik Range of yang diberikan
Motion oleh pemateri

b. Mulai menjelaskan
bagaimana perawatan
dan langkah dalam
melakukan teknik
Range of Motion

c. Mendemontrasikan
teknik Range of
Motion
Penutup a. Menutup pertemuan Memperhatikan 5 menit
dengan memberi
kesimpulan dari
materi yang
disampaikan Memberi saran
b. Mengajukan
pertanyaan kepada Memberi
peserta komentar dan
c. Mendiskusikan menjawab
bersama jawaban dari pertanyaan
pertanyaan yang telah bersama
diberikan Memperhatikan
d. Menutup pertemuan dan membalas
dengan memberi salam
salam

11. Evaluasi :
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 4 SOP

LATIHAN MOBILITAS
SENDI KLIEN STROKE
FKEP UNIVERSITAS

JEMBER

PROSEDUR TETAP NO. NO. REVISI HALAMAN


DOKUMEN

TANGGAL DITETAPKAN OLEH:


TERBIT

1. PENGERTIAN Latihan mobilitas sendi merupakan penggunaan


gerakan tubuh pasif atau aktif untuk memelihara
atau memulihkan fleksibilitas sendi.

2. TUJUAN 1. Meningkatkan kekuatan otot


2. Meningkatkan toleransi
3. Mengembangkan koordinasi khususnya pada
klien yang mengalami gangguan cerebral
4. Mempertahankan rentang gerak sendi
5. Mempercepat program rehabilitasi pada
kasus neuromuskular.
3. INDIKASI Klien stroke

4. KONTRAINDIKASI Klien stroke yang belum boleh memasuki fase


rehabilitasi
5. PERSIAPANKLIEN 1. Tentukan keterbatasan hubungan gerakan
dan efek fungsi pergerakan
2. Bekerjasama dengan fisioterapi didalam
mengembangkan dan melaksanakan satu
program latihan
3. Tentukan motivasi klien untuk memelihara
atau memulihkan pergerakan
4. Jelaskan kepada klien atau kelurga tentang
tujuan dan rencana untuk latihan yang
dilakukan
5. Monitor lokasi dan sifat dari
ketidaknyamanan atau nyeri selama
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

pergerakan atau aktivitas latihan


6. Lakukan pengukuran nyeri sebelum latihan
dimulai
7. Pastikan pakaian yang digunakan klien tidak
bersifat membatasi gerakan
8. Lindungi klien dari trauma selama latihan
9. Bantu klien pada posisi tubuh optimal untuk
gerakan pasif/aktif
10. Anjurkan latihan rentang gerak aktif menurut
jadwal dan lakukan secara regular
11. Laksanakan latihan pasif (ROM) atau latihan
dengan bantuan (AROM) sesuai indikasi
12. Instruksikan pada klien atau keluarga
bagaimana caranya secara sistematis
melaksanakanlatihan rentang gerak tubuh
pasif atau rentang gerak aktif
13. Sediakan instruksi tertulis untuk latihan
14. Bantu klien untuk mengembangkan gerakan
atau membuat jadwal latihan ROM aktif
15. Anjurkan klien untuk mengembangkan
gerakan tubuh sebelum memulai gerakan
16. Bantu dengan gerakan berirama secara
regular tanpa melewati batas dari nyeri, daya
tahan, dan joint mobility
17. Anjurkan klien untuk duduk di tempat tidur,
disisi dari tempat tidur (“berayun”) atau
didalam kursi, sesuaikan dengan kemampuan
18. Anjurkan ambulation, jika memungkinkan
19. Tentukan kemajuan terhadap pencapaian
sasaran
20. Berikan penguatan positif terhadap latihan-
latihan yang dilakukan.
6. PERSIAPAN ALAT Sesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan
yang mendukung program latihan yang dilakukan
pada klien sesuai dengan kondisinya.

7. CARA KERJA A. Latihan pasif dengan anggota gerak atas dan


bawah
Latihan gerak pasif dapat dilakukan secara
pasif yaitu dengan tenaga yang diperoleh
dari luar yaitu dengan bantuan keluarga atau
petugas kesehatan yang merawat dan
dilakukan pada bagian anggota gerak yang
mengalami kelemahan. Latihan ini dilakukan
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

apabila klien tidak mampu melakukan


sendiri. Masing-masing gerakan dapat
dilakukan sebanyak 8 kali.
1. Latihan pasif anggota gerak atas
a) Gerakan menekuk dan meluruskan sendi
bahu
1) Tangan satu penolong memegang siku,
tangan yang lain memegang lengan
2) Luruskan siku, naikkan dan turunkan
lengan dengan siku tetap lurus
b) Gerakan menekuk dan meluruskan siku
Pegang lengan atas dengan tangan satu,
tangan lainnya menekuk dan meluruskan
siku
c) Gerakan memutar pergelangan tangan
1) Pegang lengan dengan tangan satu dan
tangan yang lainnya menggenggam
telapak tangan klien
2) Putar pergelangan tangan klien ke arah
luar (terlentang) dan ke arah dalam
(telungkup)
d) Gerakan menekuk dan meluruskan
pergelangan tangan
1) Pegang lengan bawah dengan tangan
satu, tangan lainnya memegang
pergelangan tangan
2) Tekuk pergelangan tangan ke atas dank e
bawah
e) Gerakan memutar ibu jari
Pegang telapak tangan dan keempat jari
dengan satu tangan, tangan yang satunya
memutar ibu jari
f) Gerakan menekuk dan meluruskan jari-
jari tangan
Pegang pergelangan tangan dengan tangan
satu, tangan lainnya menekuk dan
meluruskan jari-jari tangan
2. Latihan pasif anggota gerak bawah
a) Gerakan menekuk dan meluruskan
pangkal paha
1) Pegang lutut dengan tangan satu, tangan
lainnya memegang tungkai
2) Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut
tetap lurus
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

b) Gerakan menekuk dan meluruskan lutut


1) Pegang lutut dengan tangan satu, tangan
lainnya memegang tungkai
2) Kemudian tekuk dan luruskan lutut
c) Gerakan untuk pangkal paha
d) Gerakan memutar pergelangan kaki
Pegang tungkai dengan tangan satu,
tangan lainnya memutar pergelangan kaki.
B. Latihan aktif dengan anggota gerak atas dan
bawah
Latihan ini dilakukan oleh klien sendiri dengan
pengawasan dari keluarga. Latihan gerak aktif
berguna untuk memberikan rangsangan pada
otot, menjaga elastisitas otot, meningkatkan
sirkulasi dan meningkatkan kemampuan
motorik untuk aktivitas. Masing-masing
gerakan dapat diulang 8 kali.
1. Latihan aktif anggota gerak atas
a) Latihan 1
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat ke atas
2) Letakkan kedua tangan diatas kepala
3) Kembalikan tangan ke posisi semula
b) Latihan 2
1) Angkat tangan yang lemah melewati
dada kea rah yang sehat
2) Kembali ke posisi semula
c) Latihan 3
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat ke atas
2) Kembalikan seperti semula
d) Latihan 4
1) Tekuk siku yang lemah dengan
menggunakan tangan yang sehat
2) Luruskan siku kemudian angkat ke atas
3) Letakkan kembali tangan yang lemah di
tempat tidur
e) Latihan 5
1) Pegang pergelangan tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat, angkat
ke atas dada
2) Putar pergelangan tangan ke arah dalam
dan ke arah luar
f) Latihan 6
1) Tekuk jari-jari yang lemah dengan
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

tangan yang sehat, kemudian luruskan


2) Putar ibu jari yang lemah dengan
menggunakan tangan yang sehat.
2. Latihan aktif anggota gerak bawah
a) Latihan 1
1) Letakkan kaki yang sehat dibawah lutut
kaki yang lemah
2) Turunkan kaki yang sehat, sehingga
punggung kaki yang sehat berada
dibawah pergelangan kaki yang lemah
3) Angkat kaki yang lemah ke atas dengan
bantuan kaki yang sehat, kemudian
turunkan pelan-pelan
b) Latihan 2
1) Angkat kaki yang lemah menggunakan
kaki yang sehat ke atas kurang lebih 3
sm
2) Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kea
rah satu sisi, kemudian ke sisi
sebelahnya
3) Kembali ke posisi semula dan ulangi
lagi.
8. HASIL a. Evaluasi verbal
Setelah berolahraga didapatkan perasaan
segar dan bugar, tubuh lansia akan terasa
lebih ringan daripada sebelum melakukan
olahraga.
b. Evaluasi nonverbal
Lakukan pengukuran frekuensi denyut
jantung, didapatkan denyut jantung sama
antara sebelum dan sesudah latihan setelah
20 menit melakukan olahraga. Tekanan
darah akan stabil fisiologis dan frekuensi
pernapasan akan berada pada batas
fisiologis.
9. DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 5 Materi
Latihan Rentang Gerak Untuk Meningkatkan Fleksibilitas Sendi
Pasca Stroke

A. Pengertian Stroke

Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak
mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu
mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah
yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak.
Apabila aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama
beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke
sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-
sel otak. Makin lama penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan
makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam mengantisipasi dan
mengatasi serangan strokesangat menentukan kesembuhan dan pemulihan
kesehatan penderita stroke (Junaidi, 2006).

B. Penyebab
Ada beberapa penyebab stroke, antara lain:
1. Stroke dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Para ahli kesehatan
meyakini, ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan,
walaupun tidak secara langsung. Pada keluarga yang banyak anggotanya
menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat
menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan.
2. Faktor pola makan, gaya hidup. Makanan bersantan asal tidak berlebihan
sebetulnya tidak berbahaya. Namun jika setiap hari mengonsumsi
makanan berlemak,terutama lemak hewani dalam jumlah berlebihan,
apalagi kurang makan sayur dan buah-buahan segar, tentu akan
meningkatkan risiko stroke.
3. Watak. Cepat marah, panik, dan stres, apalagi perokok, kurang olah raga,
berat badan berlebih dan kurang tidur akan melipat gandakan
kemungkinan terkena stroke.

C. Tanda dan Gejala


Tanda-tanda serangan stroke :
1. Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada
muka,tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja.
2. Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti.
3. Satu mata atau kedua mata mendadak kabur.
4. Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan.
5. Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab
musababnya.Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya
tanda-tanda ikutanlain yang bisa timbul dan atau harus diwaspadai, yaitu;
Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah.
6. Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara
mendadak.Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

tindakan pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup


sehat.

D. Cara Mencegah
1. Menghindari dan Menghentikan kebiasaan merokok. Kebiasaan ini dapat
menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan
membuat darah menjadi mudah menggumpal.
2. Memeriksakan tensi darah secara rutin. Tekanan darah yang tinggi bisa
membuat pembuluh darah mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak
menunjukkan gejala, periksanakan tensi darah secara teratur.
3. Mengendalikan penyakit jantung. Kalau memiliki gejala atau gangguan
jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi,
berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke.
4. Mengendalikan stres dan depresi. Stres dan depresi dapat menggangu
bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun
dapat menimbulkan problem jangka panjang.
5. Makan yang sehat. Disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan
sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena
lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi
makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.
6. Mengurangi garam. Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
7. Memantau berat badan. Memiliki badan gemuk atau obesitas akan
meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung
dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.
8. Berolahraga dan aktif. Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu
menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang
sehat dalam darah.
9. Tidak minum alkohol. Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah,
oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan dari tekanan darah
tinggi.
10. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian
hormone HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan
cenderung mudah menggumpal.

E. Cara Mengatasi Hemiparesis Pasca Stroke


1. Obat-obatan untuk menurunkan tekanan dan kolestrol darah dapat
digunakan pada individu dengan hemiplegia yang disebabkan oleh
stroke, serta yang memiliki faktor risiko kambuhnya stroke, seperti
tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung
2. Pengencer darah unuk mengurangi penyumbatan kardiovaskular dan
kemungkinan stroke selanjutnya.
3. Antibiotik, biasanya diberikan secara intravena, untuk melawan infeksi.
4. Operasi untuk mengangkat pembengkakan pada otak atau objek pada
otak.
5. Obat penenang otot.
6. Operasi untuk mengatasi masalah sekunder, seperti kontraksi otot tiba-
tiba, kerusakan tulang belakang atau kerusakan pada ligamen atau otot
pada sisi tubuh yang tidak terpengaruh.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

7. Kelompok dukungan, edukasi keluarga.


8. Psikoterapi untuk membantu mengatasi efek psikologis dari penyakit.
9. Terapi fisik yang dirancang untuk membantu otak bekerja dengan cedera.
10. Terapi fisik juga dapat memperkuat sisi yang tidak terpengaruh dan
membantu mengurangi kehilangan kendali dan bentuk otot salah satu
latihan ROM.
Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 6. Media Leaflet


Laporan PSP2N Keperawatan Gerontik-FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 7. Dokumentasi Foto Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan latihan range of motion (ROM) pada klien Tn.S


di Wisma Isolasi UPT PSTW Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi
pada tanggal 22 Bulan Maret Tahun 2019 oleh Kumala Nur Zakiah
NIM 182311101101 Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan latihan range of motion (ROM) pada klien Tn.S


di Wisma Isolasi UPT PSTW Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi
pada tanggal 22 Bulan Maret Tahun 2019 oleh Kumala Nur Zakiah
NIM 182311101101 Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai