DIABETES MELLITUS
PERAWATAN KAKI PADA KLIEN
PSIK
DIABETES MELLITUS
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
TETAP TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
Pengertian Perawatan kaki adalah perawatan pada kaki klien untuk
memberikan rasa nyaman dan mencegah terjadinya infeksi pada
kaki
Tujuan a. Memperbaiki aliran darah tungki bawah, pergelangan
kaki,telapak kaki, dan jari-jari kaki.
b. Mencegah terjadinya truma atau luka kaki.
Indikasi a. Pada klien diabetes mellitus
b. Klien dengan dermatitis kontak yang sudah membaik
Kontraindikasi Luka kaki gangren DM
Persiapan Pasien a. Tentukan kebutuhan foot care bedasarkan kondisi klien dan
data assessment sebelumnya
b. Kumpulkan alat-alat yang dibutuhkan
c. Bantu klien duduk yang nyaman bila memungkingkan
d. Diskusikan prosedur dengan klien
e. Mencuci tangan
Persiapan Alat a. Air hangat dan tempatnya (bak)
b. Sabun dan emollient angent
c. Dua buah handuk
d. Stik untuk membersihkan kuku (set pemotong kuku)
e. Lotion kulit
f. Sarung tangan
Cara Kerja a. Letakan handuk atau kain dilantai didepan klien
b. Letakkan tempat air hangat diatas handuk
c. Bantu klien meletakakan kakinya didalam bak air hangat
d. Tambahkan emollient angent kedalam air bila dibutuhkan
e. Bantu klien dalam aktivitas hygien selama kakinya
direndam, biarkan kaki terndam selama 10 menit
f. Gunakan kain pencuci bersihkan kaki klien dengan sabun
dan air(perawat menggunakan sarung tangan)
g. Keringkan kaki klien menggunakan handuk kedua,
bersihkn sela-sela jari kaki
h. Gunakan pemotong kuku, potong kuku, hindari terjadinya
trauma atau luka pada klien
i. Bersihkan disela-sela kuku menggunakan stik pembersih
kuku, ratakan dan haluskan kuku yang dipotong
j. Gunakan lotion untuk kaki, fokuskan pada daerah /kulit
yang kering, bila kulit klien terlalu kering sarankan klien
penggunakan pelembab yang sesuai dan tidak alergi untuk
klien
k. Bantu klien memakai kaos kaki dan sepatu atau sandal
l. Pindahkan alat-alat dari hadapan klien
m. Bantu klien ke tempat tidur atau pada posisi nyaman di
kursi
n. Perawat mencuci tangan
Anjurkan klien untuk melakukan perawatan kaki ini setiap
2 minggu sekali(sesuai kondisi)
Hasil a. Subyektif
1) Klien merasa nyaman pada kedua kaki
2) Klien mematuhi perawatan tiap 2 minggu sekali
b. Obyektif
1) Kulit bersih, kering dan tampak lembab
2) Tidak terdapat luka pada kaki
3) Peredaran darah pada tungkai bawah, pergelangan kaki, telapak
kaki, dan jari-jari kaki lancer
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perawatan dilakukan 2 minggu sekali atau sesuai dengan klien
2. Jika ada luka pada kaki, konsulkan
3. Hindari penggunaan alas kaki yang keras, terbuka, dan mudah tertusuk
Senam Lantai Pada Klien Diabetes Mellitus
j
k. Berdiri ambil nafas
Kembali perlahan ke sikap berdiri dan
ambil nafas dengan menggerakka tangan ke
atas
k
8. HASIL a. Subyektif
Klien mengatakan badannya terasa segar
b. Obyektif
1) Senam dilakukan sesuai tahapan
2) Tidak ada keluhan selama dan sesudah
senam
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Senam dilakukan seminggu sekali
2. Setiap gerakan dilakukan selama 8 kali hitungan
3. Perhatikan tanda-tanda vital dan keluhan sebelum, selama, dan sesudah
latihan
Senam Kaki pada Klien Diabetes Melitus
SENAM KAKI PADA
KLIEN DIABETES
MELLITUS
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN
:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Senam kaki adalah senam yang dilakukan untuk kaki
penderita DM dimulai dari lutut sampai jari- jari kaki
2. TUJUAN a. Membantu melancarkan sirkulasi darah
b. Memperkuat otot – otot kecil kaki
c. Mencegah terjadinya komplikasi pada kaki
d. Mempercepat proses perawatan luka DM
e. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
3. INDIKASI Pada klien diabetes mellitus dengan atau tanpa luka
4. KONTRAINDIKASI Klien DM dengan kondisi koma, hiperglikemia, dan
hipoglikemia
5. PERSIAPAN PASIEN a. Posisi rileks
b. Celana yang tidak ketat/ longgar
c. Tidak terdapat keluhan nyeri pada kaki
d. Dilakukan sesuai tahapan
6. PERSIAPAN ALAT a. Kursi yang ada sandaran
b. Koran 1 lembar
7. CARA KERJA
Hari : rabu
Tanggal : 2 September 2015
Jam : 07.00-09.00
Tempat : Laboratorium Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO
HALAMAN :
DOKUMEN : REVISI :
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1. PENGERTIAN Latihan kekuatan otot dasar panggul adalah
suatu bentuk rangkaian gerakan untuk
meningkatkan kekuatan otot dasar penggul
(pelvic floor) akibat dari proses penuaan
sehingga akan meningkatkan kontrol
defekasi dan miksi serta menjaga stabilitas
organ panggul lansia
2. TUJUAN a. Lansia dapat mengontrol berkemih
b. Lansia dapat mengontrol buang air besar
(defekasi)
c. Menghindari kelembaban dan iritasi pada
kulit lansia
d. Menghindari dari risiko jatuh pada lansia
akibat air kencing (urine) dan kotoran
(feses) yang tercecer
e. Menghindari isolasi sosial pada lansia
3. INDIKASI Klien lansia yang mengalami permasalahan
miksi dan defekasi dalam pengontrolan otot
dasar panggulnya.
4. KONTRAINDIKASI Klien lansia yang sudah tidak memiliki
kemampuan mengontrol eliminasi karena
akan menambah frustasi pada lansia.
5. PERSIAPAN KLIEN a. Lansia masih bisa mengontrol eliminasi
b. Lansia melakukan eliminasi terlebih
dahulu
6. PERSIAPAN ALAT a. Pakaian olahraga atau pakaian yang
longgar
b. Matras atau karpet senam
c. Peralatan eliminasi jika memungkinkan
7. CARA KERJA a. Latihan mengontrol berkemih (bladder
training)
1) Pastikan lansia masih mampu
mengendalikan otot dasar panggul
2) Evaluasi pola berkemih lansia.
Apabila lansia memiliki kebiasaan
berkemih dengan selang waktu setiap
2 jam di siang hari dan 4 jam di
malam hari, maka perlu diperiksa
kemampuannya dalam mengontrol
berkemih
3) 30 menit sebelum latihan dilakukan,
lansia disuruh minum segelas air
terlebih dahulu
a6
4) Tanyakan pada lansia, apakah masih
mampu menahan berkemih
5) Lansia diminta menunggu menahan
berkemih dalam rentang waktu 2
sampai dengan 4 jam
6) Lansia diminta berkemih sampai
tuntas, instruksikan lansia agar
menekan daerah kandung kemih
7) Berikan pengutan perilaku
(reinforcement) yang positif kepada
lansia
8) Apabila lansia sudah berhasil
menahan berkemih secara terencana,
selanjutnya rentang waktu berkemih
ditingkatkan.
b. Latihan mengontrol buang air besar
(bowel training) :
1) Evaluasi pola defekasi lansia
2) Perkirakan waktu yang sesuai untuk
persiapan ke kamar belakang (WC)
berdasarkan pola defekasi lansia
3) Atur posisi psikologis yang sesuai
b3 pada saat buang air besar (posisi
jongkok atau duduk)
4) Anjurkan lansia menahan defekasi
sesaat
5) Untuk mendukung latihan
mengontrol buang air besar, berikan
tambahan olah raga, cukup asupan air
dan makanan berserat
PENCEGAHAN JATUH
(FALL PREVENTION)
PADA LANSIA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO. HALAMAN
DOKUMEN: REVISI: :
c
d. Bantu klien yang masih lemah dalam
melakukan ambulasi
d
e. Sediakan alat bantu untuk ambulasi
e
f. Kunci roda pada kursi dan tempat tidur
selama memindahkan klien
f
g. Letakkan buku/majalah ditempat yang
mudah dijangkau oleh klien
i
j. Gunakan tehnik yang aman saat
memindahkan klien
j
‘ k. Sediakan toilet duduk untuk
memudahkan klie
l. Sediakan kursi dengan ketinggian yang
cocok dengan pegangan atau penyangga
tangan
m. Gunakan tempat tidur dengan pinggiran
yang kuat
n. Batasi aktivitas fisik untuk membatasi
pergerakan yang tidak aman
o. Tempatkan tempat tidur yang dekat
dengan lantai
p. Bantu klien ke toilet
q. Gunakan alarm tempat tidur
r. Cegah lantai licin
s. Sediakan penerangan yang adekuat
t. Sediakan lampu malam disamping
tempat tidur
u. Sediakan permukaan lantai yang rata
v. Sediakan lemari yang mudah dijangkau
w. Sediakan furniture yang berat yang
dapat digunakan untuk membantu
perpegangan
x. Yakinkan klien untuk menggunakan
sandal atau sepatu yang tidak licin dan
sesuaikan dengan ukuran kaki
y. Pendidikan kesehatan keluarga tentang
factor risiko yang berhubungan dengan
jatuh dan bagaimana cara mengurangi
faktor risiko tersebut, benda-benda
berbahaya dirumah dan bagaiman cara
memodifikasinya
z. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk meminimalkan efek samping
obat-obatan yang dapat menyebabkan
klien jatuh
8. Hasil a. Peningkatan pengetahuan mengenai
keamanan lansia
b. Klien dan keluarga mampuh mengontrol
dan mendeteksi risiko jatuh
c. Klien mempertahankan perilaku aman :
pencegahan jatuh
d. Klien dan keluarga memperlihatkan
perilaku aman memodifikasi lingkungan
rumah
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Langkah-langkah dalam investasi pencegahan jatuh disesuaikan dengan
kebutuhan lansia,keberadaan keluarga sebagai care giver,dan lingkungan
2. Utamakan dalam mengkaji setiap permasalahan yang dialami oleh klien dan
faktor penyebab permasalahan sehingga intervensi pencegahan jatuh dapat
disesuaikan keberadaankedaan tersebut.
Latihan Rentang Gerak Lansia
UNIVERSITAS JEMBER
4 KONTRAINDIKASI -
.
Abduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara medial ke
arah ibu jari (sampai
300)
Adduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara lateral ke arah
jari ke lima (30 -
500)
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO NO REVISI: HALAMAN:
DOKUMEN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1 PENGERTIAN Latihan mobilitas sendi merupakan penggunaan
gerakan tubuh pasif atau aktif untuk memlihara atau
memulihkan fleksibilitas sendi.
2 TUJUAN a. Meningkatkan kekuatan otot.
b. Meningkatkan toleransi.
c. Mengembangkan koordinasi khususnya pada
klien yang mengalami gangguan cerebral.
d. Mempertahankan rentang gerak sendi.
e. Mempercepat program rehabilitasi pada
kasus neuromuskuler.
3 INDIKASI Klien Stroke.
4 KONTRAINDIKASI Klien stroke yang belum memasuki fase rehabilitasi.
5 PERSIAPAN PASIEN a. Tentukan keterbatasan hubungan gerakan dan
efek fungsi pergerakan.
b. Berkerjasama dengan fisioterapi di dalam
mengembangankan dan melaksanakan
satuprogram latihan.
c. Tentukan motivasi klien untuk memelihara
atau memulihkan pergerakan.
d. Jelaskan kepada klien atau keluarga tentang
tujuan dan rencana untuk latihan yang
dilakukan.
e. Monitor lokasi dan sifat dari
ketidaknyamanan atau nyeri selama
pergerakan atau aktivitas lain.
f. Lakukan pengukuran nyeri sebelum latihan
dimulai.
g. Pastikan pakaian yang digunakan klien tidak
bersifat membatasi gerakan.
h. Lindungi klien dari trauma selama latihan.
i. Bantu klien pada posisi tubuh optimal untuk
gerakan pasif/ aktif.
j. Anjurkan latihan rentang gerak aktif menurut
jadwal dan lakukan secara regular.
k. Laksanakan latihan pasif (ROM) atau latihan
dengan bantuan (AROM) sesuai indikasi.
l. Instruksikan pada klien atau keluarga
bagaimana caranya secara sistematis
melaksanakan latihan rentang gerak pasif
atau rentang gerak aktif.
m. Sediakan instruksi tertulis untuk latihan.
n. Bantu klien untuk mengembangkan atau
membuat jadwal latihan ROM aktif.
o. Anjurkan klien untuk menggambarkan
gerakan tubuh sebelum memulai gerakan.
p. Bantu dengan gerakan berirama secara
regular tanpa melewati batas dari nyeri , daya
tahan, dan joint mobility.
q. Anjurkan klien untuk duduk di tempat tidur,
disisi dari tempat tidur (“berayun”) atau di
dalam kursi, sesuaikan dengan kemampuan.
r. Anjurkan ambulation, jika memungkinkan.
s. Tentukan kemanjuan terhadap pencapaian
sasaran.
t. Berikan penguatan positif terhadap latihan-
latihan yang dilakukan.
6 PERSIAPAN ALAT Sesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan yang
mendukung program latihan yang dilakukan pada
klien sesuai dengan kondisinya.
7 CARA KERJA A. Latihan Pasif dengan Anggota Gerak Atas
dan Bawah.
Latihan gerak psif dapat dilakukan secara
pasif, yaitu dengan tenaga yang diperoleh
dari luar yaitu dengan bantuan keluarga yang
merawat dan dilakukan pada bagian anggota
gerak yang mengalami kelemahan. Latihan
ini dilakukan apabila klien tidak mampu
melakukan sendiri. Masing-masing gerakan
dapat dilakukan sebanyak 8 kali.
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas.
a) Gerakan menekuk dan meluruskan
sendi bahu.
1) Tangan satu penolong memegang
siku, tangan yang lain memegang
lengan.
2) Luruskan siku, naikkan dan
turunkan lengan dengan siku
tetap lurus.
b) Gerakan menekuk dan meluruskan
siku. Pegang lengan atas dengan
tangan satu, tangan lainnta menekuk
dan meluruskan siku.
c) Latihan 3.
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat
ke atas.
2) Kembalikan ke posisi semula.
d) Latihan 4.
1) Tekuk siku yang lemah
menggunakan tangan yang sehat.
2) Luruskan siku kemudian angkat
tangan ke atas.
3) Letakkan kembali tangan yang
lemah di tempat tidur.
e) Latihan 5.
1) Pegang pergelangan tangan
yang lemah menggunakan
tangan yang sehat, angkat ke
atas dada.
2) Putar pergelangan tangan ke
arah dalam dan ke arah luar.
f) Latihan 6.
1) Tekuk jari-jari yang lemah
dengan tangan yang sehat,
kemudian luruskan
2) Putar ibu jari yang lemah dengan
menggunakan tangan yang sehat.
C. Periode Stimulus
Periode stimulus merupakan inti yang
sebenarnya dalam pelaksanaan latihan. Inilah
saatnya organ-organ tubuh lansia (missal
jantung, paru, dan otot) dikondisikan. Periode
stimulus berlangsung minimal 20 menit, apapun
system energy yang kita pakai (aerobic atau
anaerobic). Setelah delapan minggu latihan,
lansia mungkin dapat memperpanjangn lamanya
masa pelaksanaan latihan.
D. Periode Pendinginan
Tujuan dilakukannya adalah untuk menurunkan
tanda-tanda dan gejala respons stress: frekuensi
jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan
dan sebagainya. Pada fase pendinginan yang
berlangsung sekitar 5-10 menit, intensitas
kegiatan harus dikurangi (missal dari lari
menjadi lari0lari kecil kemudian berjalan)
kemudian dilakukan peregangan otot yang telah
digunakan daam latihan selama beberapa menit.
8 HASIL a. Evaluasi verbal
Setelah berolahraga didapatkan perasaan
segar dan bugar, tubuh lansia akan terasa
lebh ringan daripada sebelum melakukan
olahraga
b. Evaluasi nonverbal
Lakukan pengukuran frekuensi denyut
jantung, didapatkan denyut jantung sama
antara sebelum dan sesudah latihan setelah
20 menit melakukan olahraga. Tekanan darah
akan stabil fisiologis dan frekuensi
pernapasan akan berada pada batas fisiologis.
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO REVISI: HAL
AMA
N:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Senam pencegahan dan penanggulangan stroke
merupakan latihan atau gerak pada tonus otot, gerak
motorik, sensorik, dan keseimbangan. Senam ini
dirancang sedemikian rupa untuk memberikan
rangsangan pada beberapa reseptor yang akan dibawa ke
otak, selanjutnya diproses dan menghasilkan gerakan
yang terkoordinasi.
2. TUJUAN a. Melatih koordinasi gerak
b. Menunjang tercapainya tujuan program fisioterapi
khusus dan rehabilitasi pada umumnya
c. Memberikan motivasi baru bagi klien stroke dalam
bentuk terapi latihan dan terapi nrelaksasi
d. Meningkatkan kebersamaan antara sesama klien
dengan terapis, klien dengan keluarga, dan keluarga
dengan terapis
3. INDIKASI Klien stroke dalam masa rehabilitas
4. KONTRAINDIKASI Klien stroke dalam fase akut dan kritis
5. PERSIAPAN PASIEN Dibagi ke dalam tiga kelas, masing masing kelas
disesuaikan dengan kondisi penderita. Hal ini
dimaksudkan agar klien dapat mengikuti setiap gerakan
senam berdasarkan kemampuan fisiknya, yaitu:
a. Kelas satu
Klien yang belum mampu gerak stabil
b. Kelas dua
Klien yang tidak mampu duduk stabil di kursi
dengan sandaran
c. Kelas tiga
Klien yang mampu berdiri stabil tanpa alat bantu
6. PERSIAPAN ALAT a. Baju trining yang tidak terlalu sempit dan menyerap
keringat
b. Alas tidur
c. Kursi
d. Lingkungan sekitar cukup kondusif untuk digunakan
sebagai sarana untuk melakukan senam pencegahan
dan penanggulangan stroke
e. Keluarga berkeinginan untuk membantu dan ikut
terlibat dalam memotivasi dan membantu klien atau
terapis dalam pelaksanaan program tersebut.
7. CARA KERJA Kelas satu
1. Instruksikan klien untuk tidur terlentang
.
7. Instruksikan klien untuk menekuk kaki kemudian
kepalkan tangan dan selanjutnya tangan diletakkan
diatas paha.
Kelas dua
1. Instruksikan klien untuk duduk dan tangan
diletakkan di samping badan.
Gerakan Inti
1. Instruksikan klien untuk duduk di kursi dengan
posisi sedikit membungkuk.
Kelas tiga
Pernyataan Objektif:
1. klien mengunakan kursi roda
2. kaki klien tidak bisa di gerakan
3. klien bisa mengunakan baju sendiri, mengambil makanan dan makan
Pengkajian Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Instrumental Lansia
PENGKAJIAN
AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI
INSTRUMENTAL LANSIA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Aktivitas Instrumental Kehidupan sehari-Hari (AIKS) termasuk
hal-hal yang dapat memfasilitasi atau meningkatkan pelaksanaan
AKS (yaitu belanja, transportasi, dan mempersiapkan makanan).
2. TUJUAN Pengkajian AIKS perlu juga dilakukan untuk memastikan bahwa
tersedia pelayanan yang memadai untuk memberikan kemampuan
kepada mereka agar dapat berfungsi secara mandiri bagi lansia
yang tinggal di komunitas.
3. INDIKASI Lansia yang tinggal di keluarga dan komunitas.
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Kontrak waktu, tempat, dan orang sesuai dengan kegiatan
keseharian lansia.
6. PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya digunakan
oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini.
7. CARA KERJA No. Tindakan Nilai
A Kemampuan Menggunakan telepon:
1. Mengoperasikan telepon atas inisiatif 1
sendiri; mencari dan menghubungi nomor
telepon, dan seterusnya
2. Menghubungi beberapa nomor telepon 1
yang telah dikenal dengan baik
3. Menjawab telepon yang telah dikenal 1
dengan baik.
4. Tidak menggunakan telepon sama sekali. 0
B Berbelanja:
1. Mengurus semua keperluan belanja secara 1
mandiri.
2. Berbelanja secara mandiri untuk pembelian 0
yang kecil.
3. Perlu ditemani pada setiap kali kegiatan 0
belanja.
4. Tidak mampu berbelanja sama sekali. 0
C Persiapan makanan:
1. Merencanakan, menyiapkan, dan 1
menyajikan makanan yang cukup secara
mandiri.
2. Menyiapkan makanan yang adekuat jika 0
bahan-bahan untuk membuatnya telah
disediakan.
3. Memanaskan dan menyajikan makanan 0
yang disiapkan, atau menyiapkan makanan
tetapi tidak mempertahankan diet yang
adekuat.
4. Memerlukan makanan yang telah disiapkan 0
dan disajikan.
D Memelihara rumah:
1. Memelihara rumah sendirian atau kadang- 1
kadang dengan bantuan (misalnya bantuan
untuk pekerjaan rumah yang berat).
2. Melaksanakan tugas ringan sehari-hari,
seperti mencuci piring dan merapikan
tempat tidur. 1
3. Melaksanakan tugas ringan sehari-hari,
tetapi tidak dapat memelihara tingkat 1
kebersihan yang dapat diterima.
4. Perlu bantuan untuk semua tugas
pemeliharaan rumah. 1
5. Tidak berpartisipasi dalam setiap tugas
pemeliharaan rumah. 0
E Mencuci pakaian:
1. Apakah mencuci pakaian pribadi 1
sepenuhnya.
2. Mencuci barang-barang yang kecil, kaos 1
kaki, stocking, dan lain-lain.
3. Memerlukan semua cucian dikerjakan oleh 0
orang lain.
F Model transportasi:
1. Bepergian secara mandiri dengan 1
transportasi umum atau mengemudi mobil
pribadi.
2. Melakukan perjalanan sendiri dengan 1
menggunakan taksi tetapi tidak jika
menggunakan transportasi umum.
3. Bepergian dengan transportasi umum 1
walaupun dengan dibantu atau ditemani
oleh orang lain.
4. Bepergian terbatas hanya menggunakan 0
mobil atau taksi dengan bantuan orang lain.
5. Tidak bepergian sama sekali.
0
G Tanggung jawab untuk pengobatannya sendiri:
1. Apakah bertangguang jawab untuk minum
obat dalam dosis benar dan waktu yang 1
benar.
2. Mengambil tangguang jawab jika
pengobatan telah disiapkan lebih dahulu 0
dalam dosis terpisah.
3. Apakah tidak mampu untuk menggunakan
pengobatan miliknya sendiri. 0
H Kemampuan untuk menangani keuangan:
1. Mengatur berbagai masalah keuangan 1
secara mandiri (anggaran, menulis cek,
membayar uang sewa dan tagihan lainnya,
pergi ke bank), mengumpulkan dan
mempertahankan sumber pendapatan.
2. Mengatur pembelian sehari-hari tetapi 1
perlu bantuan berkenaan dengan
perbankan, pembelian yang besar, dan
sebagainya.
3. Tidak mampu untuk menangani keuangan. 0
8. Hasil Kedua instrument tersebut diatas merupakan alat yang dapat
menjalaskan sendiri dan dapat diberikan melalui observasi atau
melaporkan sendiri. Pada indeks kemandirian dalam Aktivitas
sehari-Hari, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin
fungsional orang itu. Untuk skala aktivitas Instrumental
Kehidupan Sehari-hari (AIKS) merupakan kebalikannya. Nilai
dari alat-alat ini adalah dalam mengkaji kebutuhan pelayanan di
komunitas, perencanaan keperawatan dalam fasilitas pelayanan
jangka panjang dan akut, dan untuk mengukur hasil akhir.
Nilai total
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya
indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan
penyelidikan lanjut.
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN NO REVISI: HALAMAN:
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
1. PENGERTIAN Pengkajian status sosial lansia dapat diidentifikasikan
melalui penggunaan APGAR keluarga dimana kebedaan
fungsi lansia diidentifikasi melalui beberapa dimensi,
seperti: adaptasi, kerjasama, pertumbuhan, kasih
sayang/kedekatan dan pemecahan masalah.
2. TUJUAN a. Mengidentifikasi fungsi sosial lansia
b.Mengidenifikasi kebutuhan dukungan lansia
c. Mengidentifikasi peran keluarga dalam perawatan lansia
d.Menentukan tindakan lanjutan bagi lansia
3. INDIKASI Lansia yang tinggal di panti, keluarga dan komunitas
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Kontrak waktu, tempat, dan orang sesuai dengan kegiatan
keseharian lansia
6. PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya
digunakan oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini.
7. CARA KERJA Nama : Tanggal:
Jenis Kelamin : Umur : tahun
Agama : Suku :
Alamat :
Pewawancara :
TERAPI TAWA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1 PENGERTIAN Terapi tawa adalah tertawa spontan tanpa ada rangsangan tertawa,
baik itu rangsangan emotif maupun kognitif yang dilakukan secara
terstruktur dengan tujuan terapi. Terapi tawa adalah terapi yang
digunakan untuk menurunkan stress dan masalah kesehatan fisik
dan psikologi lainnya dengan cara tertawa secara terprogram.
2 TUJUAN c. Menghilangkan ketegangan
d. Menyembuhkan sakit kepala
e. Membantu menyembuhkan penyakit tekanan darah tinggi dan
kanker
f. Menghilangan stress
g. Mengurangi asma dan bronchitis
h. Mencegah penyakit jantung
i. Memperlancar peredaran darah
j. Meningkatkan relaksasi tubuh dengan cara melatih jantung,
paru-paru, otot perut, dada, bahu, mengaktifkan sistem
endokrin (merangsang susunan saraf pusat) dan memperlancar
peredaran darah tubuh
k. Menjadikan hidup lebih nyaman, senang, tenang, dan sehat
serta rileks
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan proses menua
4. KONTRAINDIKASI Klien dengan wasir, hernia, penyakit jantung, sesak napas, post
operasi, hamil, prolaps uteri, TB paru, flu, pilek, dan glaukoma.
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Membuat kelompok kecil dengan anggota 5-10 orang
2. Mempunyai pemimpin kelompok yang terlatih
3. Ciptakan lingkungan seara nyaman dan kondusif
Agar pelaksanaan terapi tawa dapat terstruktur dengan baik maka
sebaiknya terapi tawa dilakukan secara berkelompok atau terjadi
tawa secara alami karena terprogram. Mudah tertawa alami karena
dibimbing oleh pemimpin kelompok yang terlatih dan rekan satu
klub dan ada jadwal yang dapat dilakukan secara rutin serta lebih
bermanfaat secara bersama-sama
6 PERSIAPAN ALAT Club tawa. Untuk mendidik suatu klub sebaiknya dipenuhi syarat
berikut ini:
1. Mempunyai anggota 5-10 orang;
2. Sebaiknya rentang usia anggota 17-79 tahun;
3. Harus dibimbing oleh pemimpin kelompok yang terlatih yang
berpengalaman pada terapi tawa dengan syarat pemimpin
kelompok yang terlatih adalah yang memiliki pribadi menarik,
humoris, luwes, serta tidak kaku;
4. Terapi tawa dilakukan pada pagi dan sore hari. Siang hari
tidak dilakukan karena dianggap kurang baik;
5. Terapi tawa sebaiknya dilakukan secara periodik, jika
dilakukan dua kali sehari maka lakukanlah pada pagi hari dan
sore hari;
6. Agar cepat terasa manfaatnya, bagi anggota klub sebaiknya
dilakukan 3-4 kali dalam seminggu. Jika hal seperti ini
dilakukan, maka hanya dengan satu bulan semua anggota klub
sudah merasakan manfaatnya.
7 PROSEDUR KERJA Tahapan Terapi Tawa
Satu sesi terapi tawa adalah kombinasi antara latihan pernapasan,
peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus. Biasanya satu sesi
membutuhkan waktu antara 20-30 menit, sedangkan satu putaran
tawa memakan waktu antara 30-40 menit. Tahapan tersebut
adalah:
1. Pertama, pemanasan dengan tepuk tangan serempak semua
anggota klub sambil mengucapkan ho ho ho.....ha ha ha..... .
Tepuk tangan di sini sangat bermanfaat bagi peserta karena
saraf-saraf di telapak tangan akan ikut terangsang sehingga
menciptakan rasa aman dan meningkatkan energi dalam
tubuh;
2. Kedua, pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang
dilakukan semua cabang-cabang olahraga pada awal latihan
yaitu melakukan pernapasan dengan mengambil napas melalui
hidung lalu napas ditahan selama 15 detik dengan napas perut.
Kemudian dikeluarkan perlahan-lahan melalui mulut, hal ini
dilakukan 5 kali berturut-turut;
3. Ketiga, memutar engsel/sendi bahu ke depan dan ke arah
belakang. Kemudian menganggukkan kepala ke bawah
sampai dagu hampir mnyentuh dada, lalu mendingakkan
kepala k atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke kanan.
Melakukan gerakan ini harus dilakukan secara perlahan, tidak
dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher karena
bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan
dengan memutar pinggang ke arah kanan kemudian ditahan
beberapa saat, kemudian memutar ke arah kiri dan ditahan
beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula. Peregangan ini
juga dapat dilakukan dengan otot bagian tubuh lainnya.
Semua gerakan ini masing-masing dilakukan 5 kali;
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
Penutup :
Lakukan gerakan silang seperti latihan inti nomer (a)
dalam hitungan dua kali delapan. Sesudah tarik nafas
dalam dan keluarkan sebanyak tiga kali.
8. Hasil 1. Respon subyektif :
Klien mengatakan sekarang sudah agak berkurang
pelupanya
Klien mengatakan sudah dapat berkonsentrasi
dengan baik setelah melakukan latihan
Klien mengatakan lebih dapat mengontrol
emosinya
Klien mengatakan lebih merasa kehidupannya
lebih baik saat ini
2. Respon obyektif:
Klien lebih mampu mengingat kejadian jangka
waktu lama, sedang, dan pendek
Klien mampu berkonsentrasi dengan baik
Klien tidak mudah beralih
Klien terlihat lebih termotivasi dalam melakukan
sesuatu
Klien terlihat lebih semangat dalam melakukan
sesuatu
Perbaikan Tidur Tanpa Obat Pada Lansia
2
3. Lakukan pemanasan sedikitnya 10 menit
untuk menyegarkan latihan/olah raga berjalan
yaitu dengan warm up of stretching dan
berjalan pelan dan pendinginan (cooling
down)
3
4. Gunakan peralatan dan pakaian yang tepat
5. Latihan yang dilakukan sehari-hari dapat
memberikan gambaran terhadap pencapaian
sukses dan manfaat latihan bagi tubuh
(misalnya melihat tonus, atau meraih berat
badan ideal)
5
6. Mencatat pengukuran setiap minggu
mengenai berat badan, tekanan darah dan
denyut nadi
7. Berfokus pada manfaat dan latihan,
mnemelihara perasaan dan membandingkan
perbedaan-perbedaan dalam relaksasi, energi,
konsentrasi dan pola tidur
7
8. Melakukan latihan secara terstruktur
8
9. Latihan dihentikan atau sedikit diperlambat
dan konsulkan dengan praktisi apabila ada
sesuatu yang tidak biasa, dan muncul gejala-
gejala yang biasanya tidak terjadi seperti
nyeri dada, palpitasi, denyut jantung
irreguler, pusing, sakit kepala, mual, muntah,
keringat dingin, kelelahan yang hebat dan
pucat.
10. Beri penghargaan untuk diri sendiri untuk
latihan yang telah dilakukan terhadap
pencapaian tujuan latihan, membeli sepasang
sepatu baru untuk olah raga berjalan.
Minggu ke 10-12
Minggu Waktu berjalan Jarak
10 40 menit 2 mile
11 40 menit 2 mile
12 60 menit 3 mile