Anda di halaman 1dari 85

PERAWATAN KAKI PADA KLIEN

DIABETES MELLITUS
PERAWATAN KAKI PADA KLIEN
PSIK
DIABETES MELLITUS
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
TETAP TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
Pengertian Perawatan kaki adalah perawatan pada kaki klien untuk
memberikan rasa nyaman dan mencegah terjadinya infeksi pada
kaki
Tujuan a. Memperbaiki aliran darah tungki bawah, pergelangan
kaki,telapak kaki, dan jari-jari kaki.
b. Mencegah terjadinya truma atau luka kaki.
Indikasi a. Pada klien diabetes mellitus
b. Klien dengan dermatitis kontak yang sudah membaik
Kontraindikasi Luka kaki gangren DM
Persiapan Pasien a. Tentukan kebutuhan foot care bedasarkan kondisi klien dan
data assessment sebelumnya
b. Kumpulkan alat-alat yang dibutuhkan
c. Bantu klien duduk yang nyaman bila memungkingkan
d. Diskusikan prosedur dengan klien
e. Mencuci tangan
Persiapan Alat a. Air hangat dan tempatnya (bak)
b. Sabun dan emollient angent
c. Dua buah handuk
d. Stik untuk membersihkan kuku (set pemotong kuku)
e. Lotion kulit
f. Sarung tangan
Cara Kerja a. Letakan handuk atau kain dilantai didepan klien
b. Letakkan tempat air hangat diatas handuk
c. Bantu klien meletakakan kakinya didalam bak air hangat
d. Tambahkan emollient angent kedalam air bila dibutuhkan
e. Bantu klien dalam aktivitas hygien selama kakinya
direndam, biarkan kaki terndam selama 10 menit
f. Gunakan kain pencuci bersihkan kaki klien dengan sabun
dan air(perawat menggunakan sarung tangan)
g. Keringkan kaki klien menggunakan handuk kedua,
bersihkn sela-sela jari kaki
h. Gunakan pemotong kuku, potong kuku, hindari terjadinya
trauma atau luka pada klien
i. Bersihkan disela-sela kuku menggunakan stik pembersih
kuku, ratakan dan haluskan kuku yang dipotong
j. Gunakan lotion untuk kaki, fokuskan pada daerah /kulit
yang kering, bila kulit klien terlalu kering sarankan klien
penggunakan pelembab yang sesuai dan tidak alergi untuk
klien
k. Bantu klien memakai kaos kaki dan sepatu atau sandal
l. Pindahkan alat-alat dari hadapan klien
m. Bantu klien ke tempat tidur atau pada posisi nyaman di
kursi
n. Perawat mencuci tangan
Anjurkan klien untuk melakukan perawatan kaki ini setiap
2 minggu sekali(sesuai kondisi)
Hasil a. Subyektif
1) Klien merasa nyaman pada kedua kaki
2) Klien mematuhi perawatan tiap 2 minggu sekali
b. Obyektif
1) Kulit bersih, kering dan tampak lembab
2) Tidak terdapat luka pada kaki
3) Peredaran darah pada tungkai bawah, pergelangan kaki, telapak
kaki, dan jari-jari kaki lancer
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perawatan dilakukan 2 minggu sekali atau sesuai dengan klien
2. Jika ada luka pada kaki, konsulkan
3. Hindari penggunaan alas kaki yang keras, terbuka, dan mudah tertusuk
Senam Lantai Pada Klien Diabetes Mellitus

SENAM LANTAI PADA KLIEN DIABETES


MELLITUS

PSIK UNIVERSITAS JEMBER


PROSEDUR TETAP NO NO. HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT:
1. PENGERTIAN Senam lantai klien DM merupakan bagian dari
olah raga untuk klien DM dengan gerakan
senam lantai dapat dilakukan kapan dan
dimana saja
2. TUJUAN a. Memperlancar aliran darah di kaki
b. Menguatkan otot perut
a. Meregangkan dan mengendukan seluruh
otot tubuh
3. INDIKASI Pada klien diabetes mellitus
4. KONTRAINDIKASI a. Klien DM dengan hiperglikemia
b. Klien DM dengan hipoglikemia
5. PERSIAPAN PASIEN a. Klien memakan pakaian yang cukup
longgar dan dari bahan yang mudah
menyerap keringat
b. Memakai kaos kaki cukup tebal dengan
sepatu yang empuk dan pas di kaki, boleh
tanpa alas kaki asalkan lantai bersih dan
aman
c. Lakukan latihan sesuai kemampuan dan
perhatikan semua “alam” tubuh
d. Tetaplah minum air putih sebelum dan
sesudah latihan
6. PERSIAPAN ALAT a. Pakaian olahraga lengkap
b. Lingkungan yang aman dan nyaman
a. Matras atau karpet
7. CARA KERJA a. Duduk regang kaki
Duduk telunjur dengan tangan menyangga.
Gerakkan ujung kaki ke depan, belakang,
a samping kanan dan kiri, putar ke luar-
dalam

b. Duduk kendur tungkai


Posisi sama dengan latihan a, angkat lutut
kanan-kiri bergantian
b
c. Duduk pijak telapak
Posisi duduk dengan lutut dan telapak kai
saling berhadapan menyatu. Pijat kedua
c telapak kaki sambil bungkukkan badan
d. Duduk regang punggung
Duduk dengan satu kaki ditekuk dan kaki
yang lain telunju. Julukan kedua tangan
sepanjang kaki dengan membungkukkan
d badan kearah kaki telunjur. Lakukan
juluran sejauh kemampuan dan begantian
kanan-kiri

e. Tidur regang kaki


Posisi tidur dengan kedua lutut ditekuk.
Angkat satu kaki dan gerakkan ujung kaki
ke segala arah seperti pada latihan a.
e lakukan bergantian untuk kaki kanan dan
kiri

f. Tidur kayuh sepeda


Posisi tidur dan angkat kedua kaki dengan
lutut ditekuk. Lakukan gerakan seperti
mengayuh sepeda di udara. Rasakan
f adanya kontraksi otot perut

g. Tidur tegang paha


Posisi tidur dengan kedua kaki menyilang
di udara. Tarik kaki ke atas arah badan.
g Rasakan peregangan di otot paha bagian
belakang.

h. Tidur regang panggul


Posisi tidur kedua lutut ditekuk. Bawa kaki
kearah kaki yang berlawanan. Rasakan
adanya peregangan panggul.
h
i. Tidur regang seluruh tubuh
Posisi tidur lutut ditekuk, regang seluruh
tubuh, pertahankan beberapa saat dan
kendurkan beberapa saat. Ulangi gerakan
i ini beberapaa kali. Akhiri dengan relaksasi
mengambil nafas dalam

j. Duduk pijit tubuh


Kembali perlahan duduk dan pijit seluruh
tubuh mulai dari wajah sampai kaki

j
k. Berdiri ambil nafas
Kembali perlahan ke sikap berdiri dan
ambil nafas dengan menggerakka tangan ke
atas
k
8. HASIL a. Subyektif
Klien mengatakan badannya terasa segar
b. Obyektif
1) Senam dilakukan sesuai tahapan
2) Tidak ada keluhan selama dan sesudah
senam
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Senam dilakukan seminggu sekali
2. Setiap gerakan dilakukan selama 8 kali hitungan
3. Perhatikan tanda-tanda vital dan keluhan sebelum, selama, dan sesudah
latihan
Senam Kaki pada Klien Diabetes Melitus
SENAM KAKI PADA
KLIEN DIABETES
MELLITUS
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN
:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Senam kaki adalah senam yang dilakukan untuk kaki
penderita DM dimulai dari lutut sampai jari- jari kaki
2. TUJUAN a. Membantu melancarkan sirkulasi darah
b. Memperkuat otot – otot kecil kaki
c. Mencegah terjadinya komplikasi pada kaki
d. Mempercepat proses perawatan luka DM
e. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
3. INDIKASI Pada klien diabetes mellitus dengan atau tanpa luka
4. KONTRAINDIKASI Klien DM dengan kondisi koma, hiperglikemia, dan
hipoglikemia
5. PERSIAPAN PASIEN a. Posisi rileks
b. Celana yang tidak ketat/ longgar
c. Tidak terdapat keluhan nyeri pada kaki
d. Dilakukan sesuai tahapan
6. PERSIAPAN ALAT a. Kursi yang ada sandaran
b. Koran 1 lembar
7. CARA KERJA

a. Duduk secara benar diatas kursi dengan meletakkan


kaki di lantai

b. Letakkan tumit di lantai, jari- jari kedua belah kaki


diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke
bawah sebanyak 10 kali

c. Letakkan tumit lantai, angkat telapak kaki ke atas,


kemudian jari- jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkat ke atas. Cara ini diulangi
sebanyak 10 kali

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki


diangkat ke atas dan buat putaran 3600 dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali

e. Jari- jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan


buat putaran 3600 dengan pergerakan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali

f. Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Buat


putaran 3600 dengan pergerakan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali
Hal- hal yang perlu diperhatikan:
1. Batasi gerakan pada bagian kaki yang mengalami luka
2. Hindari merendam kaki yang luka
Latihan Kekuatan Otot Dasar Panggul

Hari : rabu
Tanggal : 2 September 2015
Jam : 07.00-09.00
Tempat : Laboratorium Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember

LATIHAN KEKUATAN OTOT


DASAR PANGGUL

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO
HALAMAN :
DOKUMEN : REVISI :
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1. PENGERTIAN Latihan kekuatan otot dasar panggul adalah
suatu bentuk rangkaian gerakan untuk
meningkatkan kekuatan otot dasar penggul
(pelvic floor) akibat dari proses penuaan
sehingga akan meningkatkan kontrol
defekasi dan miksi serta menjaga stabilitas
organ panggul lansia
2. TUJUAN a. Lansia dapat mengontrol berkemih
b. Lansia dapat mengontrol buang air besar
(defekasi)
c. Menghindari kelembaban dan iritasi pada
kulit lansia
d. Menghindari dari risiko jatuh pada lansia
akibat air kencing (urine) dan kotoran
(feses) yang tercecer
e. Menghindari isolasi sosial pada lansia
3. INDIKASI Klien lansia yang mengalami permasalahan
miksi dan defekasi dalam pengontrolan otot
dasar panggulnya.
4. KONTRAINDIKASI Klien lansia yang sudah tidak memiliki
kemampuan mengontrol eliminasi karena
akan menambah frustasi pada lansia.
5. PERSIAPAN KLIEN a. Lansia masih bisa mengontrol eliminasi
b. Lansia melakukan eliminasi terlebih
dahulu
6. PERSIAPAN ALAT a. Pakaian olahraga atau pakaian yang
longgar
b. Matras atau karpet senam
c. Peralatan eliminasi jika memungkinkan
7. CARA KERJA a. Latihan mengontrol berkemih (bladder
training)
1) Pastikan lansia masih mampu
mengendalikan otot dasar panggul
2) Evaluasi pola berkemih lansia.
Apabila lansia memiliki kebiasaan
berkemih dengan selang waktu setiap
2 jam di siang hari dan 4 jam di
malam hari, maka perlu diperiksa
kemampuannya dalam mengontrol
berkemih
3) 30 menit sebelum latihan dilakukan,
lansia disuruh minum segelas air
terlebih dahulu

a6
4) Tanyakan pada lansia, apakah masih
mampu menahan berkemih
5) Lansia diminta menunggu menahan
berkemih dalam rentang waktu 2
sampai dengan 4 jam
6) Lansia diminta berkemih sampai
tuntas, instruksikan lansia agar
menekan daerah kandung kemih
7) Berikan pengutan perilaku
(reinforcement) yang positif kepada
lansia
8) Apabila lansia sudah berhasil
menahan berkemih secara terencana,
selanjutnya rentang waktu berkemih
ditingkatkan.
b. Latihan mengontrol buang air besar
(bowel training) :
1) Evaluasi pola defekasi lansia
2) Perkirakan waktu yang sesuai untuk
persiapan ke kamar belakang (WC)
berdasarkan pola defekasi lansia
3) Atur posisi psikologis yang sesuai
b3 pada saat buang air besar (posisi
jongkok atau duduk)
4) Anjurkan lansia menahan defekasi
sesaat
5) Untuk mendukung latihan
mengontrol buang air besar, berikan
tambahan olah raga, cukup asupan air
dan makanan berserat

c. Latihan Kegel (Kegel’s Exercise) :


1) Posisi duduk tegak pada kursi dengan
panggul dan lutut tersokong dengan
rileks
2) Badan sedikit membungkuk dengan
lengan menyangga pada paha
3) Konsentrasikan kontraksi pada
daerah vagina, saluran kemih (uretra)
dan dubur (rektum)
c1 4) Kontraksikan otot dasar panggul
seperti menahan buang air besar dan
berkemih
5) Rasakan kontraksi otot dasar panggul
6) Pertahankan kontraksikan sebatas
kemampuannya (kurang lebih 10
detik)
7) Rileks, rasakan otot dasar panggul
c2 yang rileks
8) Kontraksikan otot dasar panggul lagi,
pastikan otot berkontraksi dengan
benar tanpa ada kontraksi otot perut,
misal : jangan menahan nafas.
Control kontraksi otot perut dengan
meletakkan tangan pada perut
c8 9) Rileks, coba rasakan perbedaan saat
berkontraksi dan rileks
10) Sesekali kontraksi dipercepat.
Pastikan tidak ada kontraksi otot
yang lain
11) Lakukan kontraksi yang cepat
beberapa kali. Pada latihan awal,
lakukan tiga kali pengulangan karena
otot yang lemah akan mudah lelah
12) Latih untuk mengkontraksikan otot
dasar panggul dan
mempertahankannya sebelum dan
selama aktivitas tertawa, batuk,
bersin, mengangkat benda, bangun
dari kursi atau tempat tidur dan
jogging
13) Target latihan ini adalah 10 kali
kontraksi lambat dan 10 kontraksi
cepat. Tiap kontraksi dipertahankan
selama 10 hitungan. Latihan
dilakukan selama 6 sampai dengan 8
kali sehari atau setiap saat dapat
melakukannya minimal selama 6
minggu, sehingga akan didapatkan
hasil optimal dari program latihan.
8. HASIL a. Lansia mampu mengontrol berkemih
b. Lansia mampu mengontrol defekasi
c. Lansia terhindar dari iritasi kulit
d. Lansia tidak berisiko jatuh
e. Lansia terhindar dari isolasi sosial

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Bladder taining:
a) Lakukan pendidikan kesehatan dahulu tentang anatomi sistem perkemihan
yang normal, fisiologi perkemihan, dan prinsip dasar latihan mengontrol
berkemih
b) Ajarkan jarak untuk mengatur berkemih tiap 2-3 jam saat terjaga atau tidak
tidur dan jarak latihan ditingkatkan secara bertahap apabila lansia mampu
mencapai program latihan awal
c) Berikan reinforcement positif terhadap kemajuan lansia sehingga
menumbuhkan motivasi pada lansia untuk melakukan latihan terencana
2. Bowel training
a) Perhatikan jarak antara tempat latihan dengan lokasi WC
b) Kaji kebiasaan defekasinya dan pola makan serta latihan
3. Kegel’s exercise:
a) Tekankan bahwa ini merupakan latihan otot dasar panggul secara aktif
b) Kegel’s exercise dapat juga dilakukan secara sederhana yaitu:
1) Pada saat lansia berkemih, coba untuk menghentikan aliran air seni
sampai beberapa kali
2) Pada posisi apapun, cobalah mengkontraksikan otot dasar panggul
secara berurutan mulai dari dubur, vagina, dan saluran kemih.
Pertahankan 3-5 detik. Kemudian rileks mulai dari saluran kemih,
vagina, dan dubur
Pada posisi apapun, coba untuk mengkontraksikan otot dasar panggul
dengan merasakan peningkatan kekuatan otot sambil menghitung 1-10
kemudian rileks kembali.

Cara Memperkenalkan Latihan Kepada Individu


Hal pertama yang dilakukan adalah pengenalan otot-otot yang akan dilatih.
Klien duduk atau berbaring dengan merelaksasikan otot paha, bokong dan abdomen.
Klien diminta seolah-olah akan flatus dan mencoba menahannya agar angin tidak
keluar, kemudian otot dilemaskan kembali. Saat miksi, individu diminta
menghentikan aliran urin tengah, kemudian memulai miksi kembali. Latihan ini
hanya untuk mempelajari otot yang tepat dan tidak boleh dilakukan lebih dari satu
kali seminggu karena dapat mempengaruhi pengosongan kandung kemih yang
normal. Cara lain adalah ”stop test”, yang dilakukan dengan hanya membayangkan
sedang miksi, kemudian seketika menghentikan pancaran urin. Klien diminta
merasakan pergerakan otot bawah seolah-olah berkumpul di tengah sehingga anus
terangkat dan masuk ke dalam. Klien diajarkan untuk meraba gerakan tersebut
sampai yakin gerakannya benar. Latihan dilakukan beberapa kali hingga klien yakin
telah melatih otot yang tepat.
Senam Tai Chi Chuan
SENAM TAI CHI
CHUAN
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Senam Tai Chi Chuan adalah program latihan
dengan kecepatam yang rendah (low velocity)
dan aman bagi lansia dengan menggabungkan
latihan pernafasan, lelaksasi, dan struktur
gerakan yang pelan dan lembut.
2. TUJUAN a. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan
darah
b. Memperbaiki gerak dengan meningkatnya
fleksibilitas dan kekuatan otot penyokong
postur tubuh dan keseimbangan
c. Meningkatkan kekuatan fisik
d. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi
e. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan
tubuh
3. INDIKASI Semua lansia dengan proses penuaan
4. KONTRAINDIKASI a. Klien pasca stroke
b. Klien dengan hipertensi tidak terkontrol
5. PERSIAPAN PASIEN Lansia sebaiknya menggunakan pakaian dengan
kriteria:
a. Tidak menghalangi gerakan, misalnya ketat
atau terlalu kendur
b. Cukup ventilasi
c. Menggunakan bahan yang mudah menyerap
keringat (misal: katun, kaos)
d. Tampak rapi dalam penampilan
e. Menggunakan sepatu olah raga atau sepatu
datar supaya tidak menghalangi peregangan
betis
6. PERSIAPAN ALAT a. Pakaian olah raga
b. Sepatu

7. CARA KERJA a. Persiapan klien dengan mengkaji tanda-tanda


vital terutama denyut jantung maksimum
b. Latihan dimulai dengan gerakan 1, gerakan
pembukaan, gerakan 2, gerakan 3, ferakan 4,
gerakan 5, gerakan 6, gerakan 7, gerakan 8,
gerakan 9 dengan lama latihan 20-30 menit
c. Latihan dilakukan 3-5 kali per minggu
dengan berselang satu hari dalam zona
latihan

d. Beban latihan menggunakan 60-90%


maksimum denyut jantung, tetapi bagi
pemula dianjurkan menggunakan 50-60%
dari VO2 maksismum
e. Pemanasan dan pendinginan 5-10 menit dan
latihan ini selama 15-30 menit
f. Urutan gerakan 1 sampai dengan gerakan 9
adalah sebagai berikut:
Gerakan 1
a) Posisikan kaki sejajar dengan bahu

a]a Gerakan Pembuka


a) Posisikan kedua tangan di depan dada dengan
telapak tangan menghadap ke depan (seperti
cb a cac ac ab dbb posisi mendorong)
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Rekomendasi latihan fisik bagi lansia yang distandardkan untuk meningkatkan
atau menjaga kebugaran jasmani adalah dengan intensitas latihan fisik sedang
sampai dengan berat (menggunakan 65-80% denyut jantung maksimum) yaitu
setidaknya tiga kali per minggu dengan durasi latihan masing-masing 20-60
menit.
2. Rekomendasi latihan fisik untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah
penyakit pada lansia dapat dilakukan dengan intensitas sedang dan teratur.
Aktivitas fisik dapat dilakukan selama 30 menit atau lebih setiap lima atau enam
hari seminggu, aktivitas tersebut termasuk aktivitas fisik diluar olah raga,
misalnya berkebun, jalan-jalan, bersepeda, dan pekerjaan rumah tangga (Ronda,
van Assema & Brug, 2001).
3. Menghitung denyut jantung maksimum dan denyut jantung target :
Denyut jantung maksimum (DJM) : 220-usia (tahun)
Denyut jantung target (DJT) : DJM x 75%
Rentang DJT : 65-80%
Pencegahan Jatuh (Fall Prevention) Pada Lansia

PENCEGAHAN JATUH
(FALL PREVENTION)
PADA LANSIA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO. HALAMAN
DOKUMEN: REVISI: :

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT:
1.` PENGERTIAN Pencegahan jatuh merupakan intervensi
kompleks yang dilakukan pada sejumlah
orang dan melibatkan faktor risiko
lingkungan yan berhubungan dengan jatuh
dengan mengorganisir penyebab pada klien
yang berisiko untuk injuri karena jatuh.
2. TUJUAN Mencegah risiko injuri karena jatuh
3. INDIKASI Diagnosis keperawatan yang berhubungan
dengan jatuh,yaitu klien dengan :
a. Risiko terjadinya injuri
b. Gangguan persepsi/sensori pendengaran
c. Gangguan persepsi/sensori penglihatan
d. Keterbatasan mobilitas fisik
e. Self care deficit
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Kaji setiap keterbatasan yang dimiliki oleh
klien sesuai dengan indikasi dilakukannya
intervensi pencegah jatuh pada lansia
6. PERSIAPAN ALAT Sesuaikan dengan kebutuhan,keadaan
klien,dan lingkungan klien.
7. CARA KERJA a. Identifikasi keterbatasan kognitif atau
fisik yang dapat meningkatkan potensi
untuk jatuh
b. Identifikasi karakteristik lingkungan
yang dapat meningkatkan potensi untuk
jatuh (lantai licin,dan tangga yang
terbuka)

c. Memonitor gaya berjalan,


keseimbangan, dan tingkat kelelahan
saat ambulasi

c
d. Bantu klien yang masih lemah dalam
melakukan ambulasi

d
e. Sediakan alat bantu untuk ambulasi

e
f. Kunci roda pada kursi dan tempat tidur
selama memindahkan klien

f
g. Letakkan buku/majalah ditempat yang
mudah dijangkau oleh klien

h. Instruksikan agar klien memanggil


asisten saat akan tergerak,jika
dibutuhkan

i. Ajarkan bagaimana cara pencegahan


atau meminimalkan jatuh

i
j. Gunakan tehnik yang aman saat
memindahkan klien

j
‘ k. Sediakan toilet duduk untuk
memudahkan klie
l. Sediakan kursi dengan ketinggian yang
cocok dengan pegangan atau penyangga
tangan
m. Gunakan tempat tidur dengan pinggiran
yang kuat
n. Batasi aktivitas fisik untuk membatasi
pergerakan yang tidak aman
o. Tempatkan tempat tidur yang dekat
dengan lantai
p. Bantu klien ke toilet
q. Gunakan alarm tempat tidur
r. Cegah lantai licin
s. Sediakan penerangan yang adekuat
t. Sediakan lampu malam disamping
tempat tidur
u. Sediakan permukaan lantai yang rata
v. Sediakan lemari yang mudah dijangkau
w. Sediakan furniture yang berat yang
dapat digunakan untuk membantu
perpegangan
x. Yakinkan klien untuk menggunakan
sandal atau sepatu yang tidak licin dan
sesuaikan dengan ukuran kaki
y. Pendidikan kesehatan keluarga tentang
factor risiko yang berhubungan dengan
jatuh dan bagaimana cara mengurangi
faktor risiko tersebut, benda-benda
berbahaya dirumah dan bagaiman cara
memodifikasinya
z. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk meminimalkan efek samping
obat-obatan yang dapat menyebabkan
klien jatuh
8. Hasil a. Peningkatan pengetahuan mengenai
keamanan lansia
b. Klien dan keluarga mampuh mengontrol
dan mendeteksi risiko jatuh
c. Klien mempertahankan perilaku aman :
pencegahan jatuh
d. Klien dan keluarga memperlihatkan
perilaku aman memodifikasi lingkungan
rumah
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Langkah-langkah dalam investasi pencegahan jatuh disesuaikan dengan
kebutuhan lansia,keberadaan keluarga sebagai care giver,dan lingkungan
2. Utamakan dalam mengkaji setiap permasalahan yang dialami oleh klien dan
faktor penyebab permasalahan sehingga intervensi pencegahan jatuh dapat
disesuaikan keberadaankedaan tersebut.
Latihan Rentang Gerak Lansia

PSIK LATIHAN RENTANG GERAK LANSIA

UNIVERSITAS JEMBER

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO HALAMAN :


REVISI :

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT :
1 PENGERTIAN Latihanrentanggerakterkaitdengankoordinasiotot, tulang,
sendidanpersyarafannyauntukmempertahankanrentang
yang normal.
2 TUJUAN a. Mencegah dan memperbaiki kondisi otot, tulang, dan
persendian.
b. Mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler,
pernafasan, dan meetaabolik.
3 INDIKASI Semua lansia untuk mencegah ganggguan elenturan
. sendi akibat kurang aktivitas

4 KONTRAINDIKASI -
.

5 PERSIAPAN PASIEN a. Klien diberitahu tindaakan yang akan dilakukan


b. Posisi klien disesuaikan dengan gerakkan yang akan
dilakukan
c. Ruangan yang tenang, beersih, cukup ventilasi,
pencahaayaaan dan suhu yang nyaman (tidak panas)
6 PERSIAPAN ALAT Tidaak ada alat yang dipeerlukan pada latihan ini. Alat
yang digunakan dalam indikator kebersihan adalah
geniomeeter dan penggaris atau midline.
7 PROSEDUR KERJA a. Kaji kemungkinan adanya nyeri pada sendi tertentu
b. Susun jadwal program latihan: setiap hari dan setiap
latihan diulang lima kali selama periode latihan
c. Anjurkan klien atau care giver dalam keluarga
melakukan latihan secara berlahan
d. Pada titik yang mengalami tahanan, lakukan dengan
hati-hati dan berhenti jika klien mengekspresikan
nyeri
e. Mulai laatihaan dari bagian atas hingga bagian
bawah, dengan rangkaian gerakan sebagai berikut :
1. Bagian leher : fleksi, ekstensi, hiperekstensi, dan
fleksi lateral.
2. Bagian bahu : fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, rotasi internal, rotasi eksternal, dan
sirkumduksi
3. Bagian siku : fleksi dan ekstensi
4. Bagian lenngan bawah : supinasi dan pronasi
5. Bagian pergelagan tangan : fleksi, ekstensi,
hiperekstensi, abduksi, adduksi
6. Bagian jari-jari : fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, adduksi
7. Bagian ibu jari : fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, dan oposisi
8. Bagian pinggul : fleksi, ekstensi, hiperekstensi
abduksi, adduksi, rotasi internal, rotasi eksternal,
dan sirkumduksi
9. Bagian lutut : fleksi, dan ekstensi
10. Bagian pergelangan kaki : fleksi dorsal dan
fleksi plantar
11. Bagian kaki : inverse, everse, fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi

Fleksi Tundukan kepala


hingga dagu
menempel ke dada
(450)
Ekstensi Kembalikan posisi
kepala menjadi tegak
Hipereks Dongakan kepala
tensi sejauh mungkin ke
arah belakang (100)
Fleksi Dongakan kepala ke
lateral arah samping sejauh
mungkin hingga
menyentuh bahu
(40- 450)

Fleksi Angkat tangan dari


posisi samping
mengarah ke atas
kepala (1800 )
Ekstensi Kembalika tangan ke
posisi di samping
tubuh

Hipereks Gerakan tangan di


tensi belakaang tubuh,
jaga agar siku tetap
lurus (450- 600)
Abduksi Angkat tanga ke
arah samping dan
melewati tubuh
sejauh mungkin
(3200)
Rotasi Dengan siku fleksi,
internal putar bahu dengan
menggerkan tanga
sampai ibu jari
terbalik ke dalam
dan ke luar belakang
(900)

Rotasi Dengan siku fleksi,


eksternal gerakan tanga
sampai ke arah luar
dan lateral terhadap
kepala
Sirkumd Gerakan tangan
uksi dalam gerakan
melingkar penuh

Fleksi Bengkokan siku,


sehingga lengan
bawah bergerak ke
arah persendian bahu
dan sejajar dengan
bahu (1500)

Ekstensi Luruska siku dengna


menurunkan tangan

Supinasi Putar lengan bawah


sehingga telapak
tangan menghadap
ke atas (70 - 900)

Pronasi Putar lenga bawah


sehingga talapak
tangan menghadap
ke bawah 70 - 900)
Fleksi Gerakan telapak
tangan ke arah aspek
dalam lengan bawah
(80-900)
Ekstensi Gerakan jari-jari
tangan den lengan
bawah berada dalam
bidang yang sama
Hipereks Gerakan permukaan
tensi dorsal dari punggung
tangan sejauh
mungkin

Abduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara medial ke
arah ibu jari (sampai
300)
Adduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara lateral ke arah
jari ke lima (30 -
500)

Fleksi Gerakan ibu jari


melintang pada
permukaan telapak
tangan (900)
Ekstensi Gerakan ibu jari
lurus menjauhi
0
tangan (90 )
Abduksi Luruskan ibu jari
secara laateral (300)
Adduksi Gerakan ibu jari ke
belakang ke arah
tangan (300)

Oposisi Sentuhkan ibu jari


ke masing-masing
jari tangan

Fleksi Buat geenggaman


tangan (900)
Ekstensi Luruskan jari – jari
(900)
Hipereks Bengkoka jari – jari
tensi sejauh mungkin (30-
600)

Abduksi Rengggangkan jari-


jari (300)
Adduksi Kuncupkan jari-jari
(300)

Fleksi Gerakan tungkai ke


arah depan dan ke
atas (90-1200)
Ekstensi gerakan tungkau ke
belakang di samping
tungkai yang lain
(90-1200)

Hipereks Gerakan tungkai ke


tensi belakang tubuh (30-
500)

Abduksi Gerakan tungkai


secara lateral
mejauhi tubuh (30-
500)
Adduksi Gerakan tungkai ke
posisi medial dan
melebihi jika
0
mungkin (30-50 )

Rotasi Balikan kaki dan


internal tungkai menjauhi
tubuh tungkai yang
lain ke arah dalam
(900)
Rotasi Balikan kaki dan
eksternal tungkai menjauhi
tubuh tungkai yang
lain ke arah luar
(900)
Sirkumd Gerakan tungkai
uksi dalam gerakan
melingkar (3600)

Fleksi Angkat tumit ke arah


belakang paha (120
– 1300 )
Ekstensi Kembalikan tungkai
ke lantai 120 –
1300 )

Fleksi Gerakan kaki


dorsal sehingga jari-jari
kaki menujuk ke atas
(20-300)

Fleksi Gerakan kaki


plantar sehingga jari-jari
kaki menujuk ke
bawah (45-500)

Inversi Balikan telapak kaki


secara medial (100)
Eversi Balikan telapak kaki
secara lateral (100)

Fleksi Lipat jaari-jari kaki


ke arah bawah (30 -
600)
Ekstensi Luruskan jaari-jari
kaki (30 - 600)

Abduksi Renggangkan jari-


jari kaki (150)
Adduksi Kuncupkan jari-jari
kaki (150)
8 HASIL a. Klien merasa badan terasa fit dan sendi-sendi tidak
. kaku
b. Klien tidaak mengalami nyeri saat melakukan
gerakan latihaan
c. Klien tidak menngalami gangguan kelenturan sendi,
tonus, dan kekuaatan otot baik.

Hal-hal yang perludiperhatikan :


1. Perhatiakannyeridanketidaknyamanan yang dialamiklien
2. Monitartanda-tanda vital sebelum, selama, dansesudahlatihan
3. Ukurrentanggeraksendidankekuatanototklien
Latihan Mobilitas Sendi Klien Stroke

LATIHAN MOBILITAS SENDI KLIEN


STROKE

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO NO REVISI: HALAMAN:
DOKUMEN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1 PENGERTIAN Latihan mobilitas sendi merupakan penggunaan
gerakan tubuh pasif atau aktif untuk memlihara atau
memulihkan fleksibilitas sendi.
2 TUJUAN a. Meningkatkan kekuatan otot.
b. Meningkatkan toleransi.
c. Mengembangkan koordinasi khususnya pada
klien yang mengalami gangguan cerebral.
d. Mempertahankan rentang gerak sendi.
e. Mempercepat program rehabilitasi pada
kasus neuromuskuler.
3 INDIKASI Klien Stroke.
4 KONTRAINDIKASI Klien stroke yang belum memasuki fase rehabilitasi.
5 PERSIAPAN PASIEN a. Tentukan keterbatasan hubungan gerakan dan
efek fungsi pergerakan.
b. Berkerjasama dengan fisioterapi di dalam
mengembangankan dan melaksanakan
satuprogram latihan.
c. Tentukan motivasi klien untuk memelihara
atau memulihkan pergerakan.
d. Jelaskan kepada klien atau keluarga tentang
tujuan dan rencana untuk latihan yang
dilakukan.
e. Monitor lokasi dan sifat dari
ketidaknyamanan atau nyeri selama
pergerakan atau aktivitas lain.
f. Lakukan pengukuran nyeri sebelum latihan
dimulai.
g. Pastikan pakaian yang digunakan klien tidak
bersifat membatasi gerakan.
h. Lindungi klien dari trauma selama latihan.
i. Bantu klien pada posisi tubuh optimal untuk
gerakan pasif/ aktif.
j. Anjurkan latihan rentang gerak aktif menurut
jadwal dan lakukan secara regular.
k. Laksanakan latihan pasif (ROM) atau latihan
dengan bantuan (AROM) sesuai indikasi.
l. Instruksikan pada klien atau keluarga
bagaimana caranya secara sistematis
melaksanakan latihan rentang gerak pasif
atau rentang gerak aktif.
m. Sediakan instruksi tertulis untuk latihan.
n. Bantu klien untuk mengembangkan atau
membuat jadwal latihan ROM aktif.
o. Anjurkan klien untuk menggambarkan
gerakan tubuh sebelum memulai gerakan.
p. Bantu dengan gerakan berirama secara
regular tanpa melewati batas dari nyeri , daya
tahan, dan joint mobility.
q. Anjurkan klien untuk duduk di tempat tidur,
disisi dari tempat tidur (“berayun”) atau di
dalam kursi, sesuaikan dengan kemampuan.
r. Anjurkan ambulation, jika memungkinkan.
s. Tentukan kemanjuan terhadap pencapaian
sasaran.
t. Berikan penguatan positif terhadap latihan-
latihan yang dilakukan.
6 PERSIAPAN ALAT Sesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan yang
mendukung program latihan yang dilakukan pada
klien sesuai dengan kondisinya.
7 CARA KERJA A. Latihan Pasif dengan Anggota Gerak Atas
dan Bawah.
Latihan gerak psif dapat dilakukan secara
pasif, yaitu dengan tenaga yang diperoleh
dari luar yaitu dengan bantuan keluarga yang
merawat dan dilakukan pada bagian anggota
gerak yang mengalami kelemahan. Latihan
ini dilakukan apabila klien tidak mampu
melakukan sendiri. Masing-masing gerakan
dapat dilakukan sebanyak 8 kali.
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas.
a) Gerakan menekuk dan meluruskan
sendi bahu.
1) Tangan satu penolong memegang
siku, tangan yang lain memegang
lengan.
2) Luruskan siku, naikkan dan
turunkan lengan dengan siku
tetap lurus.
b) Gerakan menekuk dan meluruskan
siku. Pegang lengan atas dengan
tangan satu, tangan lainnta menekuk
dan meluruskan siku.

c) Gerakan memutar pergelangan


tangan.
1) Pengang lengan dengan tangan
satu dan tangan yang lainnya
menggenggam telapak tangan
klien.
2) Putar pergelangan tangan klien
ke arah luar (telentang) dan ke
arah dalam (telungkup).
d) Gerakan menekuk dan meluruskan
pergelangan tangan.
1) Pegang lengan bawah dengan
tangan satu, tangan lainnya
emegang pergelangan tangan.
2) Tekuk pergelangan tangan ke
atsa dan ke bawah.
e) Gerakan memutar ibu jari.
Pegang telapak tangan dan keempat
jari dengan satu tangan, tangan yang
satunya memutar ibu jari tangan.

f) Gerakan menekuk dan meluruskan


jari-jari tangan.
Pegang pergelangan tangan dengan
tangan satu, tangan lainnya menekuk
dan meluruskan jari-jari tangan.

2. Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah.


a) Gerakan menekuk dan meluruskan
pangkal paha.
1) Pegang lutut dengan tangan satu,
tangan lainnya memegang
tungkai.
2) Naikkan dan turunkan kaki
dengan lutut tetap lurus.

b) Gerakan menekuk dan meluruskan


lutut.
1) Pengang lutut dengan tangan
satu , tangan lainnya memegang
tungkai.
2) Kemudian tekuk dan luruskan
lutut.

c) Gerakan untuk pangkal paha.


Gerakkan kaki klien menjauh dan
mendekati badan atau kaki satunya.
d) Gerakan memutar pergelangan kaki.
Pegang tungkai dengan tangan satu,
tangan lainnya memutar pergelangan
tangan.

B. Latihan Aktif dengan Anggota Gerak Atas


dan Bawah.
Latihan ini dilakukan oleh klien sendiri
dengan pengawasan dari keluarga. Latihan
gerak aktif berguna untuk memberikan
rangsangan pada otot, menjaga elastisitas
otot, meningkatkan sirkulasi dan
meningkatkan kemampuan motoric untuk
aktivitas. Masing-masing gerakan dapat
diulangin 8 kali.
1. Latihan Aktif Anggota Gerak Atas.
a) Latihan 1.
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat
ke atas.
2) Letakkan kedua tangan di atas
kepala.
3) Kembalikan tangan ke posisi
semula.
b) Latihan 2.
1) Angkat tangan yang lemah
melewati dada ke atas yang
sehat.
2) Kembali ke posisi semula.

c) Latihan 3.
1) Angkat tangan yang lemah
menggunakan tangan yang sehat
ke atas.
2) Kembalikan ke posisi semula.
d) Latihan 4.
1) Tekuk siku yang lemah
menggunakan tangan yang sehat.
2) Luruskan siku kemudian angkat
tangan ke atas.
3) Letakkan kembali tangan yang
lemah di tempat tidur.

e) Latihan 5.
1) Pegang pergelangan tangan
yang lemah menggunakan
tangan yang sehat, angkat ke
atas dada.
2) Putar pergelangan tangan ke
arah dalam dan ke arah luar.

f) Latihan 6.
1) Tekuk jari-jari yang lemah
dengan tangan yang sehat,
kemudian luruskan
2) Putar ibu jari yang lemah dengan
menggunakan tangan yang sehat.

2. Latihan Aktif Anggota Gerak Bawah.


a) Latihan 1
1) Letakkan kaki yang sehat
dibawah lutut kaki yang lemah.
2) Turunkan kaki yang sehat,
sehingga punggung kaki yang
saehat berada di bawah
pergelangan kaki yang lemah.
3) Angkat kaki yang lemah ke atas
dengan bantuan kaki yang sehat,
kemudian turunkan pelan-pelan.
b) Latihan 2.
1) Angkat kaki yang lemah
menggunakan kaki yang sehat ke
atas kurang lebih 3 cm.
2) Ayunkan kedua kaki sejauh
mungkin kea rah satu sisi,
kemudian ke sisi sebelahnya.
3) Kembali ke posisis semula dan
ulangi lagi.

C. Periode Stimulus
Periode stimulus merupakan inti yang
sebenarnya dalam pelaksanaan latihan. Inilah
saatnya organ-organ tubuh lansia (missal
jantung, paru, dan otot) dikondisikan. Periode
stimulus berlangsung minimal 20 menit, apapun
system energy yang kita pakai (aerobic atau
anaerobic). Setelah delapan minggu latihan,
lansia mungkin dapat memperpanjangn lamanya
masa pelaksanaan latihan.
D. Periode Pendinginan
Tujuan dilakukannya adalah untuk menurunkan
tanda-tanda dan gejala respons stress: frekuensi
jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan
dan sebagainya. Pada fase pendinginan yang
berlangsung sekitar 5-10 menit, intensitas
kegiatan harus dikurangi (missal dari lari
menjadi lari0lari kecil kemudian berjalan)
kemudian dilakukan peregangan otot yang telah
digunakan daam latihan selama beberapa menit.
8 HASIL a. Evaluasi verbal
Setelah berolahraga didapatkan perasaan
segar dan bugar, tubuh lansia akan terasa
lebh ringan daripada sebelum melakukan
olahraga
b. Evaluasi nonverbal
Lakukan pengukuran frekuensi denyut
jantung, didapatkan denyut jantung sama
antara sebelum dan sesudah latihan setelah
20 menit melakukan olahraga. Tekanan darah
akan stabil fisiologis dan frekuensi
pernapasan akan berada pada batas fisiologis.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan :


Dalam melakukan evaluasi dapat digunakan alat ukur untuk menilai kemampuan
melakukan mobility :
Requires Independent
Dependent Require
assistive with Completely
Mobility level does not assistive
person & assistive independent
participate person
device device
Indicator 1 2 3 4 5
Balance
1 2 3 4 5
performance
Body
positioning 1 2 3 4 5
performance
Muscle
1 2 3 4 5
movement
Joint
1 2 3 4 5
movement
Transfer
1 2 3 4 5
performent
Ambulation
1 2 3 4 5
walking
Ambulation
1 2 3 4 5
wheelchair
Senam Pencegah dan Penanggulangan Stroke

SENAM PENCEGAHAN DAN


PENGGULANGAN STOKE

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO REVISI: HAL
AMA
N:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Senam pencegahan dan penanggulangan stroke
merupakan latihan atau gerak pada tonus otot, gerak
motorik, sensorik, dan keseimbangan. Senam ini
dirancang sedemikian rupa untuk memberikan
rangsangan pada beberapa reseptor yang akan dibawa ke
otak, selanjutnya diproses dan menghasilkan gerakan
yang terkoordinasi.
2. TUJUAN a. Melatih koordinasi gerak
b. Menunjang tercapainya tujuan program fisioterapi
khusus dan rehabilitasi pada umumnya
c. Memberikan motivasi baru bagi klien stroke dalam
bentuk terapi latihan dan terapi nrelaksasi
d. Meningkatkan kebersamaan antara sesama klien
dengan terapis, klien dengan keluarga, dan keluarga
dengan terapis
3. INDIKASI Klien stroke dalam masa rehabilitas
4. KONTRAINDIKASI Klien stroke dalam fase akut dan kritis
5. PERSIAPAN PASIEN Dibagi ke dalam tiga kelas, masing masing kelas
disesuaikan dengan kondisi penderita. Hal ini
dimaksudkan agar klien dapat mengikuti setiap gerakan
senam berdasarkan kemampuan fisiknya, yaitu:
a. Kelas satu
Klien yang belum mampu gerak stabil
b. Kelas dua
Klien yang tidak mampu duduk stabil di kursi
dengan sandaran
c. Kelas tiga
Klien yang mampu berdiri stabil tanpa alat bantu
6. PERSIAPAN ALAT a. Baju trining yang tidak terlalu sempit dan menyerap
keringat
b. Alas tidur
c. Kursi
d. Lingkungan sekitar cukup kondusif untuk digunakan
sebagai sarana untuk melakukan senam pencegahan
dan penanggulangan stroke
e. Keluarga berkeinginan untuk membantu dan ikut
terlibat dalam memotivasi dan membantu klien atau
terapis dalam pelaksanaan program tersebut.
7. CARA KERJA Kelas satu
1. Instruksikan klien untuk tidur terlentang

2. Instruksikan klien untuk menoleh ke arah kiri dan


kanan

3. Instruksikan klien untuk menundukkan kepala sambil


mengangkat kepala (mengarah ke arah badan)

4. Instrusikan klien untuk menenkuk tangan pada siku

5. Instruksikan klien untuk menekuk kaki

Gerakan Inti Kelas Satu


1. Instruksikan klien untuk memposisikan diri tidur
terlentang kemudian menekuk tangan dan
meletakkannya diatas perut

2. Kemudian tangan yang terlipat tadi diarahkan ketas


kepala

3. Kemudian instruksikan klien untuk memiringkan


badan ke arah kiri dan kanan
4. Instrusikan klien untuk kembali ke posisi semula,
kemudian instruksikan klien untuk menyatukan
tangan di depan wajah.

5. Kemudian tangan dikaitkan dan diluruskan keatas.

6. Instruksikan klien kembali ke posisi semula,


selanjutnya instruksikan untuk meletakkan tangan
di belakang kepala dan juga meletakkan salah satu
kaki di atas kaki satunya Kemudian kaki diarahkan
ke kiri dan kanan

.
7. Instruksikan klien untuk menekuk kaki kemudian
kepalkan tangan dan selanjutnya tangan diletakkan
diatas paha.

8. Instruksikan klien untuk meletakkan tangan yang


dikepalkan diletakkan diatas kepala.

9. Selanjutnya kaki yang ditekuk tadi dimiringkan


kearah kiri dan kanan.

10. Letakkan tangan disamping badan, kemudian


dorong bagian panggul untuk mengangkat dengan
tumpuan pada tangan dan kaki.

11. Kembalikan posisi ke semula, kemudian letakkan


tangan kanan pada sisi tangan kanan selanjutnya
tangan kiri diletakkan di samping badan. Sedangkan
salah satu kaki diarahkan ke belakang.

12. Selanjutnya tangan kiri diangkat keatas badan.

13. Selanjutnya salah satu kaki diangkat keatas.

14. Dengan posisi salah satu tangan dibawah kepala,


selanjutnya salah satu kaki dibawa kearah depan
dan kaki satunya diarahkan ke belakang.

15. Instruksikan klien untuk mengambil posisi


tengkurap, selanjutnya badan dinaikkan dengan
tumpuan pada siku yang dilipat. Kemudian kepala
ditundukkan.

16. Instruksikan klien untuk mengangkat salah satu


kaki dan dilakukan secara bergantian antar kaki
yang satu dengan yang lainnya.

17. Instruksikan klien untuk mengangkat kedua kakinya

18. Instruksikan klien untuk memposisikan diri


nungging kemudian badan ditarik ke belakang dan
ke depan

19. Kemudian kembali ke posisi nungging biasa,


selanjutnya badan dimiringkan ke kiri dan kanan

20. Instruksikan klien untuk bertumpu pada lutut.


Kemudian tangan dikaitkan didepan badan
selanjutnya diangkat ke atas kepala

21. Instruksikan klien untuk meletakkan tangan


disamping badan kemudian merentangkan tangan

22. Kembali ke posisi bertumpu pada lutut kemudian


tangan diletakkan di pinggang. Selanjutnya kaki
dijauhkan dari tubuh secara bergantian.
Gerakan Pendinginan
1. Instruksikan klien untuk duduk dengan posisi kaki
lurus kemudian instruksikan untuk memegang
ujung jari kaki menggunakan tangan.

2. Selanjutnya instruksikan untuk meletakkan kedua


tangan pada lutut.

3. Kemudian instruksikan klien untuk mengarahkan


salah satu tangan ke sisi yang berlawanan. Posisi
kaki juga sedikit ditekuk.

4. Instruksikan klien untuk duduk bersila kemudian


salah satu tangan diletakkan pada lutut dan tangan
satunya diangkat keatas

5. Kepalkan tangan kemudian luruskan sejajar dengan


tubuh selanjutnya tangan diarahkan ke kiri dan
kanan.

6. Instruksikan klien untuk menyatukan tangan


kemudian diletakkan di depan dada
7. Selanjutnya kedua tangan diletakkan pada lutut dan
kepala ditundukkan

8. Selanjutnya instruksikan klien untuk menolehkan


kepala ke kiri dan kanan. Kemudian instruksikan
klien untuk memiringkan kepala ke kiri dan kanan.

Kelas dua
1. Instruksikan klien untuk duduk dan tangan
diletakkan di samping badan.

2. Kemudian instruksikan klien untuk menolehkan


kepala ke kiri dan kanan.

3. Selanjutnya instruksikan klien untuk menaikkan


dan menurunkan bahu.

4. Kemudian instruksikan klien untuk menyilangkan


tangan dan diletakkan diatas lutut.
5. Kemudian badan menghadap kiri dan kanan sambil
mengayunkan tangan.

Gerakan Inti
1. Instruksikan klien untuk duduk di kursi dengan
posisi sedikit membungkuk.

2. Instruksikan klien untuk menaikkan dan


menurunkan bahu.

3. Instruksikan klien untuk mengayunkan tangan


dengan pola menjauhi tubuh, dilakukan secara
bergantian antara tangan kanan dan kiri.

4. Kemudian tangan yang terlipat tadi diletakkan ke


atas kepala.
5. Kemudian tangan disatukan diatas di paha
selanjutnya dilekukkan ke kanan dan kiri.

6. Instruksikan klien untuk membawa tangan yang


disatukan tadi ke samping kepala secara bergantian
antara kiri dan kanan.

7. Instruksikan untuk mengangkat telapak kaki


kemudian diturunkan. Lakukan secara bersamaan
antara kaki kanan dan kiri.

8. Instruksikan klien untuk mengayunkan kaki ke


depan dan belakang. Lakukan secara bersamaan
antara kaki kanan dan kiri.

9. Instruksikan klien untuk mengarahkan salah satu


kaki ke depan dan kaki satunya kebelakang.
Lakukan secara bergantian antara kedua kaki.

10. Instruksikan klien untuk berdiri di belakang kursi.


Kemudian instruksikan klien untuk jinjit.

11. Selanjutnya instruksikan klien untuk mengarahkan


kaki ke depan secara bergantian antara kanan dan
kiri.

12. Instruksikan klien untuk menjauhkan salah satu


kaki dari tubuh. Lakukan hal ini secara bergantian
antara kaki kanan dan kiri.

13. instruksikan klien untuk menghadap kiri atau


kanan sambil salah satu tangan memegang kursi.

14. Instruksikan klien untuk kembali duduk di kursi


kemudian mengangkat kedua tangan ke atas.

15. Kemudian satukan kedua tangan di depan dada.


16. Kemudian kaitkan kedua tangan dan luruskan
sejajar dengan bahu.

17. Kemudian arahkan tangan ke kiri dan kanan.

18. Selanjutnya angkat kedua tangan keatas dan


miringkan badan ke kiri dan kanan secara
bergantian.

Kelas tiga

1. Instruksikan klien untuk meletakkan tangan di


pinggang, kemudian salah satu kaki digerakkan
menjauhi tubuh. Lakukan secara bergantian antara
kaki kanan dan kiri.

2. Selanjutnya gerakkan kaki kebelakang. Lakukan


secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.
3. Instruksikan klien untuk meluruskan tangan,
kemudian arahkan klien untuk menaikkan dan
menurunkan bahu.

4. Instruksikan klien untuk memutar bahu.

5. Instruksikan klien untuk mengangkat tangan keatas


kepala.

6. Instruksikan klien untuk merentangkan tangan ke


kiri dan kanan sejajar dengan bahu.

7. Instruksikan klien untuk meletakkan tangan di


pinggang, kemudian salah satu kaki menjauhi
tubuh. Lakukan secara bergantian antara kiri dan
kanan.

8. Instruksikan klien untuk mengangkat salah satu


kaki
9. Dengan posisi lutut sedikit ditekuk kemudian kaki
digerakkan ke kiri dan kanan.

10. Instruksikan klien untuk lebih melebarkan kaki.

11. Instruksikan klien untuk meletakkan tangan di


pinggang kemudian lutut ditekuk (posisi setengah
jongkok).

12. Instruksikan klien untuk mengarahkan tangan ke


kiri dan kanan.

13. Instruksikan klien untuk meletakkan tangan di


pinggang kemudian menolehkan kepala ke kiri dan
kanan.
14. Instruksikan klien untuk membungkukkan badan
dengan tangan diletakkan pada lutut.

15. Intruksikan klien untuk mengaitkan badan


kemudian diluruskan sejajar dengan bahu.

8. Hasil a. Respon verbal


Klien akan mengungkapkan perasaan rileks yang
dirasakan baik secara fisik maupun psikologis,
merasa senang telah menunjukkan peningkatan
kemampuan dalam melakukan gerak motorik, tidak
mengalami ketegangan otot, dan dapat beristirahat
b. Respon non verbal
Klien tampak lebih rileks, menunjukkan peningkatan
kemampuan gerak motorik, dan segar

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Tekanan darah dan status tanda vital klien
2. Tingkat kelelahan klien
3. Kepatuhan klien terhadap gerakan
Pengkajian Indeks Kemandirian Dalam Aktivitas KehidupanSehari
Hari (Aks) Melalui Indeks Katz

PENGKAJIAN INDEKS KEMANDIRIAN


DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI
HARI (AKS) MELALUI INDEKS KATZ
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO. REVISI: HALAMAN
DOKUMEN: :

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT:
2.` Pengertian Aktivitas kehidupan sehari hari fungsional lansia
adalah aktivitas yang penting bagi perawatan diri
sendiri (yaitu mandi,toileting,berpakaian dan
berpindah).pengukuran kemampuan lansia untuk
melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri
sangat di perlukan oleh perawat dalam pemenuhan
kebutuhan dasar dari lansia
2. Tujuan Mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasaan
klien sehingga menimbulkan pemilihan intervensi
yang tepat
3. Indikasi Klien lansia dengan penurunan status fungsional
karena proses menuanya
4. Kontraindikasi -
5. Persiapan pasien Kontrak waktu,tempat dan orang sesuai dengan
kegiatan sehari lansia saat ini
6. Persiapan alat Peralatan dan perlengkapan sehari hari yang
umumnya di gunakan oleh lansia sesuai dengan
keadaan lansia saat ini
7. Cara Kerja Nama klien/pasien:…………..Tanggal:……….
Jenis kelamin:L/P Umur: Th TB/BB= Cm/Kg
Agama:…….suku:………..Gol Darah:O/AB/A/B
Pendidikan:………Alamat:………….
Skor
0 Kemandirian dalam hal keenam fungsi
makan, kontinen, berpindah, toileting,
berpakian,dan mandi
1 Kemandirian semua aktivitas hidup,kecuali
1. satu dari fungsi tersebut
2 Kemandirian semua aktivitas hidup, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
3 Kemandirian semua aktivitas hidup kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
4 Kemandirian semua aktivitas hidup, kecuali
mandi,berpakian,kamar kecil dan satu
tambahan
5 Seperti E tetapi di tambah berpindah dari
2. suatu tempat dan satu fungsi tambahan
6 Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi,
tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,D,E
atau F
3

8. Hasil Keterangan: Indeks Kemandirian Dalam


Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau
bantuan pribadi secara aktif, kecuali jika disebutkan
secara spesifik sebelumnya. Kemandirian ini
berdasarkan pada status sekarang dan bukan pada
kemampuan sebelumnya. Seseorang yang menolak
untuk melaksanakan suatu fungsi dicatat sebagai
tidak melakukan fungsi tersebut walaupun ia
dianggap mampu.
a. Mandi (spons, shower, atau bathub)
Mandiri : Memerlukan bantuan hanya dalam
memandikan satu bagian tubuh (misalnya
punggung, atau ekstremitas yang lumpuh) atau
mandi sendiri dengan sepenuhnya.
Tergantung: Memerlukan bantuan dalam
memandikan lebih dari satu bagian tubuh; tubuh
memerlukan bantuan untuk masuk atau keluar
dari bathub atau tidak mandi sendiri
b. Memakai Pakaian
Mandiri : Mengambil pakaian dari lemari atau
laci; mengenakan pakaian, menggunakan
pakaian luar, pakaian dalam; mengancingkan
sendiri, tidak termasuk mengikat sepatu
Tergantung: Tidak berpakaian sendiri atau
sebagian tetap berpakaian
c. Toileting/ Toilet
Mandiri : Menuju toileting; keluar dan masuk
toileting; mengatur pakaian; membersihkan
organ ekskresi (dapat mengatur penggunaan
pispot sendiri hanya pada malam hari dan
mungkin atau tidak mungkin menggunakan
bantuan mekanis).
Tergantung: Menggunakan pispot atau
commode atau menerima bantuan dalam pergi
ked an menggunakan toilet
d. Berpindah
Mandiri : Pindah dari dan ke tempat tidur
secara mandiri (mungkin atau tidak
menggunakan alat bantu mekanis)
Tergantung: Memerlukan bantuan dalam
berpindah dari dank e tempat tidur atau kursi
atau kedua-duanya; tidak melakukan
perpindahan atau lebih.
e. Kintinensia
Mandiri : Berkemih dan defekasi seluruhnya
dapat dikendalikan oleh diri sendiri.
Tergantung: Inkontinensia parsial atau total
dalam miksi atau defekasi; sebagian atau
seluruhnya dikendalikan oleh edema, kateter,
atau penggunaan urinal atau pispot atau kedua-
duanya
f. Makan
Mandiri : Menyuapkan makanan dari piring ke
mulut (daging yang belum dipotong dan
mempersiapkan makanan, seperti member
mentega pada roti, tidak termasuk dalam
evaluasi)
Tergantung: Memerlukan bantuan dalam
kegiatan makan (lihat yang sebelumnya); tidak
menghabiskan makanan atau memerlukan
makanan atau memerlukan makanan parenteral.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. waspadai tinggkat energi klien lansia
2. hormati kesopanan klien/privasi lansia
3. sistematis dalam pemeriksaan
4. kembangkan urutan pemeriksaan yang efisien yang meminimalkan gerak
perawat dan klien
5. jamin kenyamanan untuk klien
6. jelaskan setiap langkah dengan istilah yang sederhana dan jelas
7. komunikasikan hasil temuan secara asertif
8. tunjukan kehangatan,ketulusan dan perhatian pada klien
9. kembengkan format standar
Pernyataan Subjektif:
1. Klien mengatan kalau Ia memang mengalami stroke sehingga ia tidak bisa
melakuan aktivtas kesehariannya secara mandiri
2. Tetapi tidak semua kativitasnya di bantu oleh kelurganya ia pun bisa
melakukan sebagian aktivatas yang menurutnya mampu untuk dia lakukan

Pernyataan Objektif:
1. klien mengunakan kursi roda
2. kaki klien tidak bisa di gerakan
3. klien bisa mengunakan baju sendiri, mengambil makanan dan makan
Pengkajian Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Instrumental Lansia

PENGKAJIAN
AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI
INSTRUMENTAL LANSIA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Aktivitas Instrumental Kehidupan sehari-Hari (AIKS) termasuk
hal-hal yang dapat memfasilitasi atau meningkatkan pelaksanaan
AKS (yaitu belanja, transportasi, dan mempersiapkan makanan).
2. TUJUAN Pengkajian AIKS perlu juga dilakukan untuk memastikan bahwa
tersedia pelayanan yang memadai untuk memberikan kemampuan
kepada mereka agar dapat berfungsi secara mandiri bagi lansia
yang tinggal di komunitas.
3. INDIKASI Lansia yang tinggal di keluarga dan komunitas.
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Kontrak waktu, tempat, dan orang sesuai dengan kegiatan
keseharian lansia.
6. PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya digunakan
oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini.
7. CARA KERJA No. Tindakan Nilai
A Kemampuan Menggunakan telepon:
1. Mengoperasikan telepon atas inisiatif 1
sendiri; mencari dan menghubungi nomor
telepon, dan seterusnya
2. Menghubungi beberapa nomor telepon 1
yang telah dikenal dengan baik
3. Menjawab telepon yang telah dikenal 1
dengan baik.
4. Tidak menggunakan telepon sama sekali. 0

B Berbelanja:
1. Mengurus semua keperluan belanja secara 1
mandiri.
2. Berbelanja secara mandiri untuk pembelian 0
yang kecil.
3. Perlu ditemani pada setiap kali kegiatan 0
belanja.
4. Tidak mampu berbelanja sama sekali. 0

C Persiapan makanan:
1. Merencanakan, menyiapkan, dan 1
menyajikan makanan yang cukup secara
mandiri.
2. Menyiapkan makanan yang adekuat jika 0
bahan-bahan untuk membuatnya telah
disediakan.
3. Memanaskan dan menyajikan makanan 0
yang disiapkan, atau menyiapkan makanan
tetapi tidak mempertahankan diet yang
adekuat.
4. Memerlukan makanan yang telah disiapkan 0
dan disajikan.
D Memelihara rumah:
1. Memelihara rumah sendirian atau kadang- 1
kadang dengan bantuan (misalnya bantuan
untuk pekerjaan rumah yang berat).
2. Melaksanakan tugas ringan sehari-hari,
seperti mencuci piring dan merapikan
tempat tidur. 1
3. Melaksanakan tugas ringan sehari-hari,
tetapi tidak dapat memelihara tingkat 1
kebersihan yang dapat diterima.
4. Perlu bantuan untuk semua tugas
pemeliharaan rumah. 1
5. Tidak berpartisipasi dalam setiap tugas
pemeliharaan rumah. 0
E Mencuci pakaian:
1. Apakah mencuci pakaian pribadi 1
sepenuhnya.
2. Mencuci barang-barang yang kecil, kaos 1
kaki, stocking, dan lain-lain.
3. Memerlukan semua cucian dikerjakan oleh 0
orang lain.
F Model transportasi:
1. Bepergian secara mandiri dengan 1
transportasi umum atau mengemudi mobil
pribadi.
2. Melakukan perjalanan sendiri dengan 1
menggunakan taksi tetapi tidak jika
menggunakan transportasi umum.
3. Bepergian dengan transportasi umum 1
walaupun dengan dibantu atau ditemani
oleh orang lain.
4. Bepergian terbatas hanya menggunakan 0
mobil atau taksi dengan bantuan orang lain.
5. Tidak bepergian sama sekali.
0
G Tanggung jawab untuk pengobatannya sendiri:
1. Apakah bertangguang jawab untuk minum
obat dalam dosis benar dan waktu yang 1
benar.
2. Mengambil tangguang jawab jika
pengobatan telah disiapkan lebih dahulu 0
dalam dosis terpisah.
3. Apakah tidak mampu untuk menggunakan
pengobatan miliknya sendiri. 0
H Kemampuan untuk menangani keuangan:
1. Mengatur berbagai masalah keuangan 1
secara mandiri (anggaran, menulis cek,
membayar uang sewa dan tagihan lainnya,
pergi ke bank), mengumpulkan dan
mempertahankan sumber pendapatan.
2. Mengatur pembelian sehari-hari tetapi 1
perlu bantuan berkenaan dengan
perbankan, pembelian yang besar, dan
sebagainya.
3. Tidak mampu untuk menangani keuangan. 0
8. Hasil Kedua instrument tersebut diatas merupakan alat yang dapat
menjalaskan sendiri dan dapat diberikan melalui observasi atau
melaporkan sendiri. Pada indeks kemandirian dalam Aktivitas
sehari-Hari, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin
fungsional orang itu. Untuk skala aktivitas Instrumental
Kehidupan Sehari-hari (AIKS) merupakan kebalikannya. Nilai
dari alat-alat ini adalah dalam mengkaji kebutuhan pelayanan di
komunitas, perencanaan keperawatan dalam fasilitas pelayanan
jangka panjang dan akut, dan untuk mengukur hasil akhir.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Waspadai tingkat energi klien lansia.
2. Hormati kesopanan klien/privasi lansia.
3. Sistematis dalam pemeriksaan.
4. Kembangkan urutan pemeriksaan yang efisien yang meminimalkan gerakan
perawat dan klien.
5. Jamin kenyamanan untuk klien.
6. Jelaskan setiap langkah dengan istilah yang sederhana dan jelas.
7. Komunikasikan hasil temuan secara asertif.
8. Tunjukkan kehangatan, ketulusan dan perhatian pada klien.
9. Kembangkan format standart.
Pengkajian Status Kognitif Lansia dengan
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Pengkajian Status Kognitif Lansia dengan


Short Portable Mental Status Questionnaire
(SPMSQ).
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO. REVISI: HALAMAN:

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT:
PENGERTIAN Pengkajian yang akurat pada lansia merupakan hal yang
sangat penting terutama pengkajian terhadap perubahan status
kognitif. Penggunaan alat pengkajian yang baku untuk
mengevaluasi semua aspek kognitif salah satunya adalah
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ). Alat
ini memberikan skor numerik yang dapat dipantau dari waktu
ke waktu untuk membantu pengenalan dini perubahan yang
samar. Namun, agar dapat bermanfaat, alat tersebut harus
digunakan dengan benar secara berkelanjutan.
TUJUAN Pengkajian yang akurat mampu mencegah berbagai
konsekuensi yang berlebih dari kemunduran kognitif sebagai
proses fisiologis dengan adanya penuaan. Untuk mendapatkan
hal tersebut maka, perawat diharapkan mampumenggunakan
berbagai pendekatan yang sistematis dan meluangkan banyak
waktu untuk berespons. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pengkajian ini adalah perbedaan budaya, tingkat pendidikan,
kemampuan berpikir pemahaman terhadap situasi sekarang.
INDIKASI Lansia yang tinggal di panti, keluarga dan komunitas
KONTRAINDIKASI -
PERSIAPAN PASIEN Kontrak waktu, tempat, dan orang sesuai dengan kegiatan
keseharian lansia.
PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya
digunakan oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini
CARA KERJA 1. Tanyakan kepada subyek (Lansia) pertanyaan 1 sampai 10
pada tabel diatas dan catat semua jawabannya. Semua
jawaban dianggap benar jika diberikan oleh subyek tanpa
menggunakan alat bantu (kalender, kalkulator)
2. Pertanyaan 1 dianggap benar hanya jika tanggal, bulan dan
tahunnya tepat.
3. Pertanyaan 2 merupakan penjelasan sendiri.
4. Pertanyaan 3 dianggap benar jika deskripsi tentang
lokasinya benar (nama kota, Negara, institusi)
5. Pertanyaan 4 dianggap benar jika nomor telepon dapat
diverifikasi atau pasien dapat mengulang angka yang sama
pada jawaban dari pertanyaan dan apabila pasien tidak
mempunyai telepon dapat ditanyakan alamat
6. Pertanyaan 5 dianggap benar jika pertanyaan usia sesuai
dengan tanggal lahir
7. Pertanyaan 6 dianggap benar jika bulan, tanggal, dan
tahunnya diberikan dengan benar
8. Pertanyaan 7 hanya membutuhkan nama belakang presiden
9. Pertanyaan 8 hanya membutuhkan nama belakang presiden
sebelumnya
10. Pertanyaan 9 dianggap benar jika subyek memberikan
nama pertama wanita ditambah nama belakang subyek
11. Pertanyaan 10 dianggap benar jika serangkaian angka
tersebut disebutkan dengan benar. Kesalahan dalam
rangkaian tersebut atau ketidakmauan untuk berusaha
dianggap benar

Nama Klien : Tanggal :


Jenis Kelamin : Umur : … tahun
Agama: Suku :
Alamat :
Pewawancara :
Skor No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ini ?
3 Apa nama tempat ini?
4 Berapa nomor telepon anda?
4a Dimana alamat anda?
(ditanyakan hanya jika
pasien tidak mempunyai
telepon)
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda dilahirkan?
7 Siapa presiden Indonesia
sekarang ?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurangi angka 20 dengan
angka 3 berturut-berturut 3
kebawah atau menurun!
Jumlah Kesalahan Total
HASIL Cara Analisis Jumlah Kesalahan Total :
a. Kesalahan 0-2 Fungsi Intelektual Utuh
b. Kesalahan 3-4 Kerusakan Intelektual Ringan
c. Kesalahan 5-7 Kerusakan Intelektual Sedang
d. Kesalahan 8-10 Kerusakan Intelektual Berat

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya berpendidikan
sekolah dasar
2. Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahn bila subyek mempunyai pendidikan
di atas sekolah menengah atas
3. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan criteria pendidikan yang sama, untuk menyesuaikan dengan
perbedaan bahasa budaya.
Pengkajian Status Mental Lansia
dengan Mini Mental State Exam (MMSE)

PENGKAJIAN STATUS MENTAL LANSIA


DENGAN MINI MENTAL STATE EXAM
(MMSE)
PSIK UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO HALAMAN :
REVISI :
TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN OLEH :

1. PENGERTIAN Status mental lansia merupakan keadaan umum tingkat lansia


yang menandakan lansia dalam keadaan sadar penuh terhadap
kondisi dan keadaan lansia terkait dengan proses penuaan yang
dialaminya
2. TUJUAN a. Mengidentifikasi status mental lansia
b. Merumuskan permasalahan mental yang dialami lansia
c. Menentukan tindakan selanjutnya pada lansia
3. INDIKASI Lansia yang tinggal di panti,keluarga dan komunitas
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN Kontrak waktu,tempat,dan orang sesuai dengan kegiatan
PASIEN keseharian lansia
6. PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya
digunakan oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini
7. CARA KERJA 1. Perhatikan kondisi lingkungan sekitar,apakah kondisi
lingkungan mendukung atau tidak untuk dilakukan
pengkajiaan
2. Libatkan keluarga jika perlu dalam proses pengkajian
3. Memberikan salam, memperkenalkan diri pada klien dan
keluarga
4. Mengidentifikasi klien dengan menanyakan nama atau
identitas klien secara tepat
5. Kaji kondisi umum klien
6. Kaji tingkat kesadaran, penampilan umum klien dan
pakaian yang digunakan
7. Perhatikan pengaruh kondisi lingkungan sekitar terhadap
fungsi kognitif klien
8. Tulis dengan tepat identitas klien dib

Nama klien : Tanggal :


Jenis kelamin : Umur : tahun
Agama : Suku :
Alamat :
Pewawancara :
No Pertanyaan Nilai
Maksimal Klien
1 Orientasi
Tahun,musim,tanggal,hari,bulan 5
apa sekarang?
Dimana kita, negara bagian, 5
wilayah, kota, tempat,lantai?
2 Registrasi
Nama 3 objek : 1 detik untuk 3
mengatakan masing-masing
objek. Tanyakan ke 3 obyek
tersebut setelah ditunjukkan dan
disebutkannya

3 Perhatikan dan kalkulasi


Seri 7 pertanyaan. Berhenti 5
setelah 5 jawaban. Bergantian eja
“kata” ke belakang
4 Mengingat
Minta untuk mengulang ke tiga 3
objek diatas. Berikan 1 poin
untuk setiap kebenaran
5 Bahasa
Menggunakan pensil dan melihat 9
(2 poin)
Mengulang hal berikut; tak-ada-
jika-dan-atau-tetapi (1 poin)

Nilai total

8. HASIL Cara Analisis :


Kaji Tingkat Kesadaran Sepanjang Kontinum

Compos mentis Apatis Sumnolen Suporus Coma

Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya
indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan
penyelidikan lanjut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Penilaian disesuaikan dengan penilaian fungsi intelektual pada pengkajian
status kognitif dengan SPSMQ
2. Penilaian pengkajian status mental dengan pendekatan MMSE dapat
digunakan untuk mengidentifikasi fungsi kognitif dan mental lansia
3. MMSE menggunakan instrument penilaian tiga puluh poin
4. Waktu yang dibutuhkan rata-rata delapan menit dengan rentang empat sampai
dengan dua puluh satu menit
5. Skor pada MMSE bisa bias karena pengaruh tingkat pendidikan, perbedaan
bahasa, dan hambatan budaya.
Pengkajian Status Sosial Lansia dengan Apgar Keluarga

PENGKAJIAN STATUS SOSIAL LANSIA DENGAN


APGAR KELUARGA

PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN NO REVISI: HALAMAN:
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH:
1. PENGERTIAN Pengkajian status sosial lansia dapat diidentifikasikan
melalui penggunaan APGAR keluarga dimana kebedaan
fungsi lansia diidentifikasi melalui beberapa dimensi,
seperti: adaptasi, kerjasama, pertumbuhan, kasih
sayang/kedekatan dan pemecahan masalah.
2. TUJUAN a. Mengidentifikasi fungsi sosial lansia
b.Mengidenifikasi kebutuhan dukungan lansia
c. Mengidentifikasi peran keluarga dalam perawatan lansia
d.Menentukan tindakan lanjutan bagi lansia
3. INDIKASI Lansia yang tinggal di panti, keluarga dan komunitas
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Kontrak waktu, tempat, dan orang sesuai dengan kegiatan
keseharian lansia
6. PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya
digunakan oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini.
7. CARA KERJA Nama : Tanggal:
Jenis Kelamin : Umur : tahun
Agama : Suku :
Alamat :
Pewawancara :

No. Uraian Fungsi Skor


Saya puas bahwa saya
dapat kembali pada
keluarga (teman-teman)
1. Adaption 1
saya untuk membantu
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman)
saya membicarakan
2. Partnership 1`
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan
masalah dengan saya
Saya puas bahwa
keluarga (teman-teman)
saya menerima dan
3. mendukung keinginan Growth 1
saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan
4. afek dan berespon Affection 1
terhadap emosi-emosi
saya seperti marah,
sedih atau mencintai
Saya puas dengan cara
teman-teman saya dan
5. Resolve 1
menyediakan waktu
bersama-sama

Ket. Selalu = 2, kadang-


kadang = 1, hampir Total 5
tidak pernah = 0
8. HASIL Cara Analisis :
a. Selalu =2
b. Kadang-kadang =1
c. Hampir tidak pernah = 0
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab :
Jumlah total : Ringan (8-10)
Sedang (4-7)
Berat (0-3)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Perhatikan hasil pengkajian fungsi status lansia baik secara fisik, psikologis,
kognitif, dan mentalnya
2. Keberadaan keluarga dan permasalahan psikososial dapat diidentifikasikan
dengan menggunakan pengkajian tersebut.
Depresi Lansia Dengan Beck’s Depressions Scale

DEPRESI LANSIA DENGAN BECK’S DEPRESSIONS


SCALE
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMENTASI: NO REVISI: HALAMAN:

TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

1. PENGERTIAN Status depresi lansia erat kaitannya dengan keberadaan fungsi


psikologis lansia. Pengkajian status depresi lansia dapat
dilakukan dalam mengidentifikasi keberadaan psikologis
lansia dalam pemenuhan kebutuhan perawatan lanjutan.
2. TUJUAN 1. Mengidentifikasi status psikologis lansia
2. Mengidentifikasi status depresi lansia
3. Menentukan tindakan perawatan lanjutan selanjutnya
3. INDIKASI Lansia yang tinggal di panti, keluarga, dan komunitas
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Kontrak waktu, tempat, dan orang sesuai dengan kegiatan
keseharian lansia
6. PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang umumnya
digunakan oleh lansia sesuai dengan keadaan lansia saat ini
7. CARA KERJA Nama Klien :
Jenis Kelamin:
Agama:
Alamatc:
Pewawancara :
Tanggal :
Umur :
Suku :
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya
tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya
tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia
dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak memunyai apa-apa untuk
memandang kedepan

1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa


depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati
tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya benar-benar gagal sebagai orang tua
(suami/istri)

2 Bila melihat kehidupan kebelakang semua


yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada
umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari
apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau
tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/ tak berharga sebagai
bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah

F. Tidak menyukai diri sendiri


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika
saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan
bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikirang-pikiran
mengenai membahayakan diri saya sendiri
H. Menarik diri dari soosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada
orang lain dan tidak peduli pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada
orang lain dan mempunyai sedikit perasaan
pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari
pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada rang lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama
sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam
membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak
menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanen
dalam penampilan saya dan ini membuat saya
tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak
menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk
dari pada sebelumnya
K. kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan
keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk
memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik
sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai nafsu makan sama
sekali
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Napsu makasn saya tidak buruk dari yang
biasanya
8. HASIL Hasil Intepretasi:
0–4 Depresi tidak ada atau
minimal
5–7 Depresi ringan
8 – 15 Depresi sedang
16 dan selebihnya Depresi berat

Hal – hal yang perlu diperhatikan:


1. Perhatikan respon klien saat klien menceritakan masalahnya
2. Bangun rasa empati
3. Bina hubungan saling percaya dengan klien
Senam untuk Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Lansia

SENAM UNTUK NYERI PUNGGUNG


BAWAH
(LOW BACK PAIN) PADA LANSIA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO. REVISI: HALAMAN:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT:
3. PENGERTIAN Gerakan-gerakan yang dapat mencegah terjadinya nyeri pada
daerah servikal (leher bagian belakang), dorsal, lumbal sakral
dan koksigeal (mulai punggung bagian bawah sampai tulang
ekor) yang menyebar ke bahu, panggul, dan anggota gerak
2. TUJUAN a. Mengurangi serangan nyeri

b. Merelaksasi otot punggung bagian bawah

c. Mencegah kontraktur (kekakuan)


3. INDIKASI Lansia dengan masalah pada daerah punggung bawah
4. KONTRAINDIKASI Lansia dengan gangguan osteoporosis yang berat
5. PERSIAPAN a. Posisi rileks
PASIEN b. Memakai baju yang tidak ketat (longgar)
c. Tidak terdapat keluhan nyeri
d. Dilakukan sesuai tahapan
6. PERSIAPAN ALAT Kursi dan peralatan yang mendukung
7. CARA KERJA 1. Posisi istirahat/pemanasan untuk meringankan dan
memudahkan tekanan otot punggung bagian belakang,
kegiatannya:
a. Berpeganglah pada kursi bagian belakang, posisi
jongkok dengan punggung lurus. Lakukan selama 30
detik kemudian berdiri selama 2-5 menit. Gerakan ini
berguna untuk mengistirahatkan bagian belakang
dengan meluruskan tulang pungung dan tulang
panggul.

b. Duduklah dikursi sendiri denan telapak kaki datar


dilantai. Tekuklah bang dengan posisi kepala mencium
lutut. Lakukan posisi tersebut selama 30 detik dan
duduk tegak kembali selama 2-5 menit. Latihan ini bisa
mnyebabkan pusing sehingga perlu hati-hati.

c. Letakkan punggung diatas lantai yang rata dan kedua


betis diatas kursi. Lakukan gerakan ini selama 15
menit.

2. Gerakan latihan inti untuk pemula


a. Letakkan punggung dilantai dengan lutut ditekuk dan
kedua tangan diletakkan dibelakang leger. Telapak
kaki dalam posisi datar dilantai. Tarik napas dalam dan
rileks. Berikan tekanan kecil pada bagian punggung di
lantai.

Kencangkan bagian perut dan pantat dengan posisi


kedua tangan lurus dilantaidan telapak tangan
menghadap kebawah. Hal ini akan menyebabkan
ujung bawah tulang panggul berotasi ke depan dan
meratakan punggung dilantai. Lakukan latihan ini
selama 5 detik dengan santai.

b. Letakkan pungung dilantai dengan lutut ditekuk dan


telapak kaki datar dilantai.tarik napas dalam dan
rileks. Angkat dan tarik salah satu lutut ke dada bila

memungkinkan (sesuai kemampuan) dengan kedua


tangan menghadap kebawah. Lakukan latihan ini
selama 3 detik. Setelah itu kaki diluruskan, kemudian
kembali pada awal. Lakukan lagi untuk lutu
sebelahnya.
c. Letakkan punggung dilantai dengan lutut rileks dan
telapak kaki datar dilantai. Tarik napas dalam dan
rileks. Angkat dan tarik kedua lutut dengan kedua
tangan ke dada bila memunkinkan atau sesuai
kemampuan. Lakukan latihan ini selama 3 detik,
setelah latihan kaki diluruskan kembali san rileks.

d. Letakkan punggung dilantai dengan lutut ditekuk.


Tangan lurus telapak tangan menghadap ke bawah dan
telapak kaki datar di lantai.

Tarik napas dan rileks. Tarik salah satu lutut ke dada


dan angkat kakike atas sejauh mungkin bila kondisi
memungkinkan dan luruskan. Kemudian kembali ke
posisi awal, ulangi untuk kaki yang satunya.

Catatan: latihan ini penuh dengan peregangan otot


paha sehinga latihan ini tidak dianjurkan untuk kasus
Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).

e. Letakkan perut dilantai dengan tangan digengggam


dibelakang pantat. Tarik bahu kebelakang dank e
bawah dengan menekan tangan kearah bawah. Eratkan
bahu atas secara bersama-sama dan palingkan kepala
ke lantai. Ambil napas dalam, lakukan latihan selama 2
detik dengan rileks.

f. Berdiri tegak dengan tangan lurus dibelakang sambil


mengaitkan jempol tangan yang satu dengan jempol
tangan yan lainnya. Tarik kebawah. Berdirilah dengan
jari-jari kaki. Lihat ke atas sambil tetap mendorong
kebawah. Lakukan latihan ini beberapa detik, ulangi
selama 10 kali atau 2 jam selama anda bekerja.
g. Berdiri dengan punggung bersandar di pintu.
Telakkan tumit 4cm dari pintu. Tarik napas dan dalam
rileks. Tekan punggung pada pintu, kencangkan otot
perut dan pantat sehinnga lutu agak tertekuk.

Tekan eher dipintu dan tekan kedua tangan pada sisi


yang berlawanan, renggankan kedua lutut. Lakukan
latihan ini selama 2 detik dengan rileks.

3. Gerakan latihan untuk yang sudah terampil:


a. Letakkan punggung dengan kedua betis dan lutut
lurus. Tangan lurus dengan posisi tertelungkup. Ambil
napas dan rileks. Agkat kaki kebawah dan keatas
secara bergantian dengan pelan-pelan. Pada latihan ini,
klien harus bebas nyeri dan latihan ini dilakukan
selama beberapa minggu. Sebaiknya konsultasi dulu
pada fisioterapi sebelum memulai latihan.

b. Berpeganglah pada kursi atau meja dan berjongkok


kearah depan. Tegakkan kepala dengan pandangan ke
depan. Pantulkan badan keatas dan kebawah 2 atau 3
kali kemudian berdiri tegak kembali.

c. Letakkan punggung dengan lutut ditekuk dan telapak


kaki datar dilantai. Ambil napas dan rileks. Tarik
badan ke posisi duduk dengan lutut tetap ditekuk dan
tangan berpegangan pada lutut, kemudian kembali ke
posisi awal dan rileks.

8. HASIL a. Respon verbal


Klien mengatakan punggung bagian bawahnya tidak
terasa nyeri
b. Respon non-verbal
Relaksasi dari otot servikal (leher bagian belakang),
dorsal, lumbal-sakral dan koksigeal (mulai punggung
bagian bawah sampai tulang ekor), bahu panggul, dan
anggota gerak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Kontrol skala nyeri sebelum dan sesudah senam.
b. Respon verbal maupun non-verbal klien terhadap nyeri ketika sebelum,
selama dan setelah senam berlangsung.
Terapi Tawa

TERAPI TAWA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1 PENGERTIAN Terapi tawa adalah tertawa spontan tanpa ada rangsangan tertawa,
baik itu rangsangan emotif maupun kognitif yang dilakukan secara
terstruktur dengan tujuan terapi. Terapi tawa adalah terapi yang
digunakan untuk menurunkan stress dan masalah kesehatan fisik
dan psikologi lainnya dengan cara tertawa secara terprogram.
2 TUJUAN c. Menghilangkan ketegangan
d. Menyembuhkan sakit kepala
e. Membantu menyembuhkan penyakit tekanan darah tinggi dan
kanker
f. Menghilangan stress
g. Mengurangi asma dan bronchitis
h. Mencegah penyakit jantung
i. Memperlancar peredaran darah
j. Meningkatkan relaksasi tubuh dengan cara melatih jantung,
paru-paru, otot perut, dada, bahu, mengaktifkan sistem
endokrin (merangsang susunan saraf pusat) dan memperlancar
peredaran darah tubuh
k. Menjadikan hidup lebih nyaman, senang, tenang, dan sehat
serta rileks
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan proses menua
4. KONTRAINDIKASI Klien dengan wasir, hernia, penyakit jantung, sesak napas, post
operasi, hamil, prolaps uteri, TB paru, flu, pilek, dan glaukoma.
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Membuat kelompok kecil dengan anggota 5-10 orang
2. Mempunyai pemimpin kelompok yang terlatih
3. Ciptakan lingkungan seara nyaman dan kondusif
Agar pelaksanaan terapi tawa dapat terstruktur dengan baik maka
sebaiknya terapi tawa dilakukan secara berkelompok atau terjadi
tawa secara alami karena terprogram. Mudah tertawa alami karena
dibimbing oleh pemimpin kelompok yang terlatih dan rekan satu
klub dan ada jadwal yang dapat dilakukan secara rutin serta lebih
bermanfaat secara bersama-sama
6 PERSIAPAN ALAT Club tawa. Untuk mendidik suatu klub sebaiknya dipenuhi syarat
berikut ini:
1. Mempunyai anggota 5-10 orang;
2. Sebaiknya rentang usia anggota 17-79 tahun;
3. Harus dibimbing oleh pemimpin kelompok yang terlatih yang
berpengalaman pada terapi tawa dengan syarat pemimpin
kelompok yang terlatih adalah yang memiliki pribadi menarik,
humoris, luwes, serta tidak kaku;
4. Terapi tawa dilakukan pada pagi dan sore hari. Siang hari
tidak dilakukan karena dianggap kurang baik;
5. Terapi tawa sebaiknya dilakukan secara periodik, jika
dilakukan dua kali sehari maka lakukanlah pada pagi hari dan
sore hari;
6. Agar cepat terasa manfaatnya, bagi anggota klub sebaiknya
dilakukan 3-4 kali dalam seminggu. Jika hal seperti ini
dilakukan, maka hanya dengan satu bulan semua anggota klub
sudah merasakan manfaatnya.
7 PROSEDUR KERJA Tahapan Terapi Tawa
Satu sesi terapi tawa adalah kombinasi antara latihan pernapasan,
peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus. Biasanya satu sesi
membutuhkan waktu antara 20-30 menit, sedangkan satu putaran
tawa memakan waktu antara 30-40 menit. Tahapan tersebut
adalah:
1. Pertama, pemanasan dengan tepuk tangan serempak semua
anggota klub sambil mengucapkan ho ho ho.....ha ha ha..... .
Tepuk tangan di sini sangat bermanfaat bagi peserta karena
saraf-saraf di telapak tangan akan ikut terangsang sehingga
menciptakan rasa aman dan meningkatkan energi dalam
tubuh;
2. Kedua, pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang
dilakukan semua cabang-cabang olahraga pada awal latihan
yaitu melakukan pernapasan dengan mengambil napas melalui
hidung lalu napas ditahan selama 15 detik dengan napas perut.
Kemudian dikeluarkan perlahan-lahan melalui mulut, hal ini
dilakukan 5 kali berturut-turut;
3. Ketiga, memutar engsel/sendi bahu ke depan dan ke arah
belakang. Kemudian menganggukkan kepala ke bawah
sampai dagu hampir mnyentuh dada, lalu mendingakkan
kepala k atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke kanan.
Melakukan gerakan ini harus dilakukan secara perlahan, tidak
dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher karena
bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan
dengan memutar pinggang ke arah kanan kemudian ditahan
beberapa saat, kemudian memutar ke arah kiri dan ditahan
beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula. Peregangan ini
juga dapat dilakukan dengan otot bagian tubuh lainnya.
Semua gerakan ini masing-masing dilakukan 5 kali;

4. Keempat, setelah melakukan latihan leher, bahu, dan


peregangan, kita masuk ke tawa semangat. Dalam tawa ini
pemimpin kelompok yang terlatih memberikan aba-aba untuk
memulai tawa, 1...2...3.... semua anggota klub tertawa
serempak, diharapkan jangan ada yang tertawa terlebih dahulu
atau belakangan, harus kompak seperti nyanyian koor. Dalam
tawa ini tangan diangkat ke atas beberapa saat lalu diturunkan
dan diangkat kembali, sedangkan kepala agak mendongak ke
belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika tawa
bersemangat mau berakhir, maka sang pemimpin kelompok
yang terlatih mengeluarkan kata-kata ho...ho...
ho...ha...ha...ha... beberapa kali sambil bertepuk tangan;
5. Setiap selesai melakukansatu tahap dianjurkan menarik napas
secara pelan dalam;
6. Kelima, Tawa Sapaan, pemimpin kelompok yang terlatih
memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan suara
sedang sambil mendekat dan bertegur sapa satu sama lainnya.
Dalam melaksanakan sesi ini mata peserta diharapkan saling
memandang satu sama lainnya. Peserta dianjurkan menyapa
sambil tertawa pelan, cara menyapa ini sesuai dengan
kebiasaan kita masing-masing atau budaya masing-masing
orang. Setelah itu kita menarik napas secara pelan dan dalam;
7. Keenam, Tawa Penghargaan, dimana para peserta membuat
lingkaran kecil dengan menghubungkan ujung jari telunjuk
dengan ibu jari. Kemudian tangan digerakkan kedepan dan
kebelakang sekaligus memandang anggota lainnya dengan
melayangkan tawa yang manis sehingga kita kelihatan
memberi penghargaan kepada yang kita tuju. Kemudian
bersama-sama dengan pemimpin kelompok yang terlatih
mengucapkan ho..ho..ho..ha.. ha..ha.. sekaligus bertepuk
tangan. Setelah melakukan terapi tawa ini kembali menarik
nafas secara pelan dan dalam agar kembali tenang.
8. Ke tujuh, sesi ini adalah Tawa Satu Meter, dimana tangan kita
dijulurkan ke samping tegak lurus dengan badan, sementara
tangan kanan melakukan gerakan seperti melepas anak panah,
lalu tangn ditarik ke belakang seperti menarik anak panah dan
dilakukan dalam tiga gerakan pendek seraya mengucapkan
ae...ae...ae... lalu tertawa lepas seraya merentangkan kedua
tangan dan kepala agak mendongak serta tertawa dari perut.
Gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu ke arah kanan,
hal serupa diulangi 2 – 4 kali setelah selesai kembali menarik
nafas secara perlahan dan dalam.
9. Ke delapan, Tawa Milk Shake, anggota klub seolah-olah
memegang dua gelas berisi susu, yang satu ditangan kanan
dan satu di tangan kiri. Saat pemimpin kelompok yang terlatih
memberikan instruksi lalu susu dituang dari gelas yang satu ke
gelas yang lainnya sambil mengucapkan Aaeee..... setelah
selesai melakukan gerakan itu, para anggota klub tertawa
sambil melakukan gerak seperti minum susu. Hal ini serupa
dilakukan sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan seraya
mengucapkan ho..ho..ho..ha..ha..ha.. kembali lakukan tarik
nafas dalam dan pelan.
10. Ke sembilan: Tawa Hening tanpa suara, harus dilakukan hati-
hati sebaba tawa ini tidak bisa dilakukan dengan tenaga
berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam perut
mendapatkan tekanan secara berlebihan. Dalam melakukan
gerakan ini perasaan lebih banyak berperan daripada
penggunaan energi berlebihan. Pada tawa ini mulut dibuka
selebar-lebarnya seolah-olah tertawa lepas tanpa suara,
sekaligus saling memandang satu sama lainnya dan membuat
berbagai gerakan dengan telapak tangan serta menggerak-
gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam
melakukan tawa hening ini otot-otot perut bergerak cepat
seperti melakukan gerakan tawa lepas. Kemudian menrik
nafas dalam dan pelan,
11. Ke sepuluh, Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup, ini
adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab
tertawa tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut yang
dipaksakan akan berdampak buruk karena menambah tekanan
yang tidak baik dalam rongga perut. Dalam pelaksanaan
gerakan ini peserta dianjurkan bersenandung hmmm... dengan
mulut tetap tertutup, sehingga akan terasa bergema di dalam
kepala. Dalam melakukan senandung ini diharapkan semua
peserta saling berpandangan dan saling memuat gerakan-
gerakan yang lucu sehingga memacu peserta lain semakin
tertawa. Kemudian kembali menarik nafas dalam dan pelan.
12. Ke sebelas: Tawa Ayunan, merupakan tawa yang banyak
digemari para klub tawa karena tawa ini seakan-akan bermain-
main dan kompak peserta klub harus mendengar aba-aba dari
pemimpin kelompok yang terlatih, dan peserta dalam gerakan
ini lebih baik berbentuk lingkaran. Peserta disuruh mundur
dua meter sambil tertawa, untuk memperbesar lingkaran dan
kemudian maju kembali sekaligus mengeluarkan ucapan
aee..aee...aee... dan seluruhnya mengangkat tangan dan
serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua
bertemu ditengah-tengah dan melambaikan tangan masing-
masing. Tahap berikutnya mereka kembali ke posisi semula,
dan melanjutkan gerakan maju ke tengah dan mengeluarkan
ucapan aee...ooo...ee...uu.. dan sekaligus tertawa lepas dan
serupa dilakukan bisa sampai empat kali, setelah selesai
menarik nafas dalam dan pelan.
13. Ke duabelas, Tawa Singa, merupakan tawa yang sanat
bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah dan memperkuat
kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kelenjar tiroid
seklaigus menjadikan peserta klub menghilangkan rasa malu
dan takut. Dalam gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan
lidah dijulurkan keluar semaksimal mungkin, mata dibuka
dibuka lebar-lebar seperti melotot, dan tangan diangkat ke
depan dimana jari-jari dibua seperti akan mencakar,seolah-
olah seperti singa mau mencakar mangsanya. Pada saat itulah
peserta klub tertawa dari perut, setelah selesai lakukan
kembali gerakan menarik nafas secara dalam dan pelan.
14. Ke tigabelas, Tawa Ponsel, dimana peserta klub dibagi dalam
dua kelompok yang saling berhadapan, dan masing-masing
seolah-olah memegang handphone. Dengan aba-aba
pemimpin kelompok yang terlatih mereka disuruh saling
menyeberang sambil memegang handphone, pada saat itulah
peserta klub tertawa sambil saling berpandangan dan setelah
itu kembali lagi ke posisi semula dan tarik nafas dalam dan
pelan.
15. Keempat belas, Tawa Bantalan, dimana anggota klub dibagi
dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi jarak.
Biasanya mereka dibagi denga kelompok perempuan dan laki-
laki. Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan
sekaligus tertawa dan saling menuding denganjari telunjuk
kepada kelompok yang berada dihadapannya. Gerakan ini
sangat menarik para peserta karena akan bisa tertawa lepas,
kemudian tarik napas dalam dan pelan;
16. Ke lima belas, Tawa Memaafkan, peserta klub memegang
kuping telinga masing-masing sekaligus menyilangkan lengan
dan berlutut diikuti dengan tawa. Tawa memaafkan ini
mengajarkan kepada kita ada perselisihan terhadap orang lain
maka diajarkan harus memaafkan, dan setelah itu tarik napas
dalam dan pelan;
17. Ke enam belas; Tawa Bertahap, di sini pemimpin kelompok
yang terlatih menginstruk-sikan agar semua anggota klub
mendekatinya. Dalam sesi ini pemimpin kelompok yang
terlatih mengajak anggotanya untuk tersenyum kemudian
bertahap menjadi tertawa ringan, berlanjut menjadi tertawa
sedang dan terakhir menjadi tertawa lepas penuh semangat.
Dalam melakukan tawa ini sesama anggota saling
berpandangan dari anggota yang lain ke anggota yang lainnya
juga. Tawa ini dilaukan selama satu menit. Setelah selesai
tarik napas dalam dan pelan, setelah tertawa selesai akan
terasa sekali bahwa badan kita akan segar.
Tahapan Praktis Terapi Tawa:
1. Pemanasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota
sambil mengucapkan ho..ho..ho..ha..ha..ha

2. Melakukan teknik pernapasan dengan mengambil nafas


melalui hidung, ditahan selama 15 detik dengan pernapasan
perut kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Hal
ini dilakukan lima kali berturut-turut.
3. Memutar engsel bahu ke arah depan dan ke belakang,
menganggukan kepala ke bawah sampai dagu hampir
menyentuh dada lalu mendongakkan kepala ke atas belakang
lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Gerakan ini dilakukan
secara perlahan. Lakukan peregangan dengan memutar
pinggang ke arah kanan ditahan beberapa saat kemudian
memutar ke arah kiri dan tahan beberapa saat, lalu kembalikan
ke posisi semula. Semua gerakan ini dilakukan lima kali.

4. Melakukan tawa semangat. Dalam tawa ini, pemimpin


kelompok yang terlatih memberikan aba-aba untuk memulai
tawa 1, 2, 3... semua anggota klub tertawa serentak. Dalam
tawa ini, tangan diangkat ke atas beberapa saat lalu diturunkan
lalu diangkat kembali sedangkan kepala agak mendongak
kebelakang. Tahap ini diakhiri dengan sang pemimpin
kelompok yang terlatih dan anggota bertepuk tangan sambil
menarik nafas dalam dan pelan.
5. Melakukan tawa sapaan. Ada tahap ini pemimpin kelompok
yang terlatih memberikan aba-aba agar anggota tertawa
dengan suara sedang sambil mendekat dan bertegur sapa satu
sama lain. Pada sesi ini mata peserta diharapkan saling
memandang, sesi ini diakhiri dengan mearik nafas dalam dan
pelan.
6. Melakukan tawa penghargaan anggota membuat lingkaran
kecil, masing-masing menghubungkan ujung jari telunjuk
dengan ibu jari. Kemudian jarak digerakkan kedepan dan ke
belakang sambil memandang anggota lainnya dengan
melayangkan tawa yang manis sehingga terlihat saling
memberikan penghargaan. Tahap ini diakhiri dengan
pemimpin kelompok yang terlatih bertepuk tangan dan
anggota menarik nafas dalam dan pelan.
7. Melakukan tawa bersenandung dengan bibir tertutup. Tawa ini
harus dilakukan dengan hati-hati karena menambah tekanan
yang tidak baik pada rongga perut, dalam pelaksanaan ini
anggota dianjurkan bersenandung hmm....hmm....hmm...
dengan mulut tetap tertutup sehingga terasa bergema di dalam
kepala. Anggota diharapkan saling berpandangan dan
membuat gerakan-gerakan lucu sehingga memicu anggota-
anggota lain tertawa. Tawa ini di akhiri dengan menarik nafas
dalam dan pelan.
8. Melakukan ponsel. Tawa ini dilakukan dengan cara saling
berhadapan dan masing-masing seolah-olah memegang
handphone. Pada saat itulah anggota tertawa sambil saling
berpandangan dan medekat setelah itu kembali ke posisi
semula. Setealah itu di akhiri dengan menarik nafan dalam
dan pelan.
9. Melakukan tawa bantahan. Anggota dibagi dua bagian atau
kelompok yang saling bersaing dan dibatasi jarak. Dalam
kelompok ini saling berpandangan sambil tertawa dan saling
menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok di
depaannya, setelah selesai menarik nafas perlahan dan dalam
agar tenang dan senang.
10. Melakukan tawa bertahap. Disini pemimpin kelompok yang
terlatih menginstruksikan agar semua anggota mendekatinya.
Pemimpin kelompok yang terlatih mengajak anggotanya
untuk tersenyum kemudian bertahap menjadi tertawa ringan
berlanjut tertawa sedang dan terakhir tertawa lepas dan penuh
semangat. Tawa ini dilakukan saling berpandangan. Kegiatan
ini dilakukan selama satu menit. Setelah selesai menarik nafas
dalam dan pelan.
11. Melakukan tawa dari hati ke hati. Tawa ini merupakan sesi
terakhir. Semua anggota saling berpegangan tangan sambil
berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa dengan saling
bertatapan dengan perasaan lega. Anggota bisa saling
bersalaman atau berpelukan sehingga menjalin keakraban
yang mendalam.
Setelah selesai melakukan terapi tawa masing-masing anggota
mengakhirinya dengan cara melakukan tawa secara spontan
selama lima menit dan menarik nafas dalam dan pelan.
8. HASIL Evaluasi verbal: dalam evaluasi verbal setelah mengikuti terapi
tawa maka seseorang akan menyatakan bahwa dirinya merasa
segar, bebas dari stres, badan lebih rileks dan tenang.
Hal – hal yang perlu diperhaatikan :
Teknik Supaya Mudah Terawa
1. Membuat klub tawa minimal 5 orang, jika bisa lebih banyak akan lebih
mudah tertawa;
2. Pada saat tertawa dianjurkan peserta terapi tawa salling berpandangan sebabb
tertawa saling berpandangan akan memicu tawa dari dalam diri kita, karena
setiap orang mempunyai ciri khas tawa masing-masing, hal ini akan
menciptakan tawa yang lepas, demikan pula tawa juga akan mudah menular;
3. Saat tertawa kedua tangan ke atas tegak lurus, posisi seperti ini membuat kita
mudah tertawa dan rasa melu serta takut juga akan hilang;
4. Tertawa lebih mudah muncul jika serempak dilakukan semua peserta setelah
diberi aba-aba oleh tutor
Gerak Latihan Otak (GLO) Senam Otak Pada Lansia

GERAK LATIHAN OTAK (GLO)


SENAM OTAK PADA LANSIA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:

1. PENGERTIAN Gerakan crossing the midline fisik dan mental untuk


menstimulasi hemisfer kanan agar dapat bekerja
seimban dengan hemisfer kiri.
2. TUJUAN 1. Memiliki fungsi mental yang normal pada lansia
2. Meningkatkan umur harapan hidup
3. Memperlambat kemunduran kognitif pada lansia
4. Meningkatkan fungsi otak : kewaspadaan,
pemusatan perhatian, daya ingat dan fungsi
eksekutif (pada lansia dan dewasa)
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan kognitif dalam proses
menua
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Sebelum melakukan gerak latih otak maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dan disiapkan
pada klien yaitu:
1. Yakinkan bahwa klien mempunyai niat dan
motivasi yag serius untuk mengikuti latihan
dengan benar dan tekun
2. Anjurkan klien untuk rileks selama latihan,
jangan menahan nafas sewaktu otot berkontraksi
dan tarik nafas pada saat otot rileks
3. Jelaskan pada klien bahwa latihan ini harus
diikuti mulai dari peregangan, pemanasan,
latihan inti dan gerakan penutup
6. PERSIAPAN ALAT a. Peralatan
Pada latihan ini tidak memerlukan alat-alat
khusus, hanya sebuah kursi untuk melakukan
latihan dalam posisi duduk, dan bendera kecil
berwarna hijau, merah, dan putih
b. Lingkungan
Latihan ini harus dilakukan di ruangan yang
bebas bergerak, tidak menimbulkan bahaya jatuh
dalam kondisi tenang dan rileks. Suasana
ruangan harus nyaman sehingga klien mampu
melaksanakan semua latihan yang diajarkan
7. CARA KERJA Peregangan :
Peregangan a. Posisi badan lurusa menghadap kedepan, telapak
tangan kanan berada pada posisi kepala. Tekan
kepala kiri sementara kepala tetap dipertahankan
menghadap lurus ke depan. Otot leher akan
terasa teregang melawan dorongan tangan.
Lakukan gerakan ini sebanyak delapan kali
hitungan, tidak boleh menahan nafas. Ulangi
gerakan ini pada telapak tangan kiri pada sisi
b kepala (delapan hitungan)
b. Posisi badan menghadap lurus ke depan , dengan
perlahan dekatkan telinga kanan kearah bahu
kanan. Akan terasa regangan pada otot-otot leher
bagian kiri. Pertahankan delapan hitungan
kemudian lakukan pada sisi kiri (telinga kiri
kearah bahu kiri) dengan delapan hitungan juga.
i c. Luruskan tangan kanan keatas disamping telinga
dengan telapak tanan menghadap kedepan tangan
kiri melewati belakang kepala di bawah siku
tangan kanan. Tangan yang lurus digerakan ke
belakang sedangkan tangan yang sat lagi
menahan (mendorong) ke depan. Akan terasa
regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan
j nafas pada saat otot-otot diaktifkan atau
diregangkan. Lakukan bergantian dengan tangan
Pemanasan kiri lurus keatas , masing-masing dua kali.
d. Luruskan tangan kanan keatas disamping telinga
dengan telapak tangan menghadap ke dalam.
Tangan yang lurus digerakan keluar (ke kanan),
sedangkan tangan yang satu lagi menahan tangan
kanan (menarik) kearah dalam. Lakukan
bergantian dengan tangan kiri lurus kearah atasa
a masing-masing dua kali.
e. Posisi sama seperti (d) tetapi tangan kanan yang
lurus menekan kearah dalam (kearah telinga
kanan) dan angan yang satu lagi menahan
(mendorong) kearah luar. Lakukan bergantian
dengan tangan kiri lurus keatas, masing-masing
dua kali.
c f. Regangkan kedua telapak tangan kedepan,
telapak tangan menghadap keluar dengan jari-jari
kedua tangan saling berkait. Pertahankan posisi
ini sampai 8 hitungan.
g. Regangkan kedua telapak tangan lurus ke atas,
telapak tangan menghadap keatas dengan jari-jari
kedua tangan saling berkait. Pertahankan posisi
g ini sampai 8 hitungan.
h. Klien duduk di kursi, kaki disilangkan angkat
Latihan Inti dan bengkokkan kaki kiri (Hitungan 1 dan 2),
silangkan diatas lutut kanan (hitungan 3 dan 4)
dan kembali ke posisi semula (hitungan 5 dan 6).
Lakukan dengan kaki yang kanan dalam hitungan
dua kali delapan.
i. Luruskan kaki kiri ke depan (masih dalam posisi
duduk) dengan ujung jari keatas. Putar kaki kiri
b kearah luar. Gerakan putar berasal dari pinggul
bukan dari kaki. Kembali ke posisi semula , putar
kearah dalam dan kemballi ke posisi awal.
Lakukan dengan kaki kanan masing-masing
dengan hitungan dua kali delapan.
j. Letakkan pergelangan kaki kiri diatas lutut kanan
dan tangan kanan di pergelangan kaki kiri.
Secara perlahan tekan lutut kiri ke bawah dengan
tangan kiri. Akan terasa regangan pada pinggang
kiri. Pertahankan delapan hitungan dan lakukan
gerakan yang sama dengan kaki kanan.
c k. Berdiri dengan kaki lurus kedepan dan telapak
kaki di lantai. Kaki kanan di belakang dengan
tumit terangkat. Kedua tangan lurus kedepan,
memegang sandaran kursi, Sambil
menghembuskan nafas gerakkan tumit
menyentuh lantai dan kaki kiri dibengkokkan.
Akan terasa regangan pada betis. Kemudian tarik
nafas dan tumit diangkat seperti semula. Lakukan
d dengan kaki yang lain dengan hitungan masing-
masing delapan kali.
Pemanasan:
a. Gosokkan kedua lekukkan kiri dan kanan di
bawah pertemuan tulang selangka kiri dan kanan
dengan tulang dada. Dengan kata lain gosok
daerah perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan
n kanan , ke atas, ke bawah dan memutar dari kiri
keatas dan kanan tas, Lakukan enam kali
pernafasan dengan tangan bergantian.
b. Lakukan jalan ditempat. Jika kaki kanan
diangkat, tangan kiri juga diangkat. Dan
sebaliknya, lakukan dalam hitugan dua kali
delapan.
c. Lakukan jalan ditempat dengan mengangkat
kedua tangan keatas. Setiap salat satu kaki
diangkat, kedua tangan juga diatas, Kemudian
tangan diturunkan lagi disamping tubuh dan
lakukan dalam hitungan dua kali delapan.
d. Kaki kanan menyilang tubuh kiri, kedua tangan
bergerak lurus kearah kanan.Sebaliknya jika kaki
kiri menyilang tubuh ke kanan. Kedua tangan
bergerak lurus ke kiri. Lakukan dalam hitungan
tiga kali delapan.
e. Kaki kiri bergerak ke kiri, tangan kanan lurus ke
kanan atas. Sebaiknya jika kaki kanan bergerak
ke kanan, tanga kiri bergerak lurus ke kiri atas.
Lakukan latihan dengan tiga kali delapan
f. Tangan kanan lurus (diam) disamping tubuh,
kaki kanan diangkat bersamaan dengan tangan
kiri menyentuh lutut kanan. Begitu juga
sebaliknya dan lakukan dalam hitungan tiga kali
delapan
g. Klien duduk atau berdiri. Pergelangan kaki
kanan disilangkan diatas pergelangan kaki kiri.
Kedua tangan lurus kedepan dengan ibu jari
kearah bawah. Kedua pergelangan disilangkan,
jari-jari kedua tangan dikaitkan, putar ke bawah,
lalu ke atas dan tarik sampai di depan dada.
Tutup mata dan tarik nafas dalam sambil rileks
selama 1-2 menit. Pada saat menarik nafas lidah
ditempelkan di langit-langit mulut 2 cm
dibelakang gigi. Pada waktu membuang nafas
panjang melalui mulut, lidah dilepaskan lagi.
Lakukan rangkaian gerakan ini dengan
menyilang kaki bergantian.
h. Kedua kaki diletakkan sejajar di lantai ujung-
ujung jari kedua tangan disentuhkan secara halus,
sambil melakukan pernafasan dalam selama satu
menit.
Latihan inti:
a. Lakukan gerakan ini secara perlahan dan sambil
duduk. Ketika tangan kanan bergerak menyentuh
lutut kiri, tangan kiri harus diam disamping tubuh
agar dapat dirasakan bagian tubuh yang bergerak
dan bagian tubuh yang diam. Lakukan sebaliknya
pada tangan kiri dan alam hitungan empat kali
delapan.
b. Mula-mula duduk dengan kaki sejajar di lantai
serta tangan disamping tubuh (posisi netral).
Setiap bentuk gerakan sesuai dengan aba-aba
warna bedera yang dinaikkan oleh pelatih. Jika
bendera hijau dinaikkan, maka kaki kanan ke
samping kanan dan keua tangan disamping kiri.
Jika bendera merah dinaikkan maka kaki kiri
kesamping kiri dan kedua tangan kesamping
kanan. Jika bendera putih dinaikkan, posisi kaki
dan tangan kembali ke posisi netral. Lakukan
gerakan minimal dua kali delapan.
c. Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua
tangan menyentuh belakang telinga. Kaki kanan
diangkat bersamaan dengan siku kiri menyentuh
lutut kanan, dan sebaliknya serta lakukan dalam
hitungan dua kali delapan.
d. Berdiri tegak, tangan kanan lurus kedepan
dengan ibu jari ke atas.Gerakan ibu jari ke kiri
dan kanan membentuk setengah lingkaran seperti
pelangi dan bola mata mengikuti gerakan ibu jari.
Posisi kepala tetap lurus ke depan lakukan secara
bergantian masing-masing satu kali delapan
hitungan.
e. Mula-mula berdiri tegak kepala lurus kedepan
tangan kanan lurus ke depan ibu jari menghadap
ke atas dengan posisi ibu jari kira-kira didepan
hidung. Gerakkan tangan kiri atas dan kiri bawah
kembali ke tengah. Gerakan ini dalam imajinasi
kita seolah olah membentuk angka delapan tidur.
Gerakan ini dilakukan tanpa gerakan bola mata.
f. Gerakan berikutnya sama dengan gerakan pada
nomer (e) tetapi gerakan ibu jari diikuti dengan
gerakan bola mata. Dilakukan bergantian kanan
dan kiri, kedua tangan saling berkaitan masing-
masing dua kali delapan.
g. Urutlah otot bahu kiri dengan tangan kanan
sambil kepala menoleh kesamping kanan dan
kiri. Tari nafas pada saat kepala berada diposisi
tengah dan hembuskan nafas sewaktu berada
diposisi tengah dan hembuskan nafas sewaktu
kepala menoleh kesamping. Lakukan sebaliknya
pada sebelah kanan dan lakukan masing-masing
sepuluh kali dengan tangan yang bergantian.
h. Bukalah kaki selebar bahu, kepala lurus kedepan.
Arahkan kaki kanan kekanan kaki kiri tetap lurus
kedepan dan kedua tangan di pinggang. Tarik
nafas dengan kepala lurus ke depan. Tekuk lutut
kanan sambil menghembuskan nafas dan
memalingkan kepala ke kanan. Pinggul dan bahu
tetap menghadap kedepan lakukan secara
bergantian dalam hitungan masing-masing satu
kali delapan.
i. Ketika kaki kanan diarahkan ke kanan, kedua
tangan juga ke kanan dan sebaliknya.
j. Naikan kaki kanan ke kanan dan tangan kanan
mengarah ke kanan dan tangan kiri di samping
tubuh serta kaki tetap di lantai. Bisa juga kaki
kanan ke depan dan tangan kanan juga ke depan.
k. Naikkan kaki kiri, tangan kiri mengarah ke kiri
dan tangan kanan disamping tubuh serta kaki
kanan tetap dilantai. Kemudian posisikan kaki
sejajar, kedua tangan disamping tubuh serta kaki
kanan tetap di lantai. Kemudian posisikan kaki
sejajarm kedua tangan di samping tubuh (netral).
Lakukan dua kali delapan.
l. Kedua tangan lurus ke depan, punggung tegak,
tangan seolah-olah meraih (menjangkau) sesuatu
di depan semampunya, punggung tetap lurus
tegak. Jangan paksakan membungkuk karena
bahaya bagi klien yang mengalami osteoporosis.
m. Daun telinga dipijit dengan jari telunjuk dan ibu
jari tarik keluar, lalu gerakkan ke atas, ke
samping dan bawah dengan pelan. Dengarlah
suatu suara degan memusatkan perhatian pada
suara tersebut dan lakukan sebanyak lima kali.
n. Letakkan kedua tangan diatas perut. Kosongkan
paru-paru dengan cara membuang nafas pendek-
pendek seperti seolah-olah sedang meniup bulu
ayam yang ada di depan kita. Tarik nafas panjang
dan dalam (tiga hitungan), lalu buang nafas
secara perlahan (tiga hitungan). Tangan secara
pasif mengikuti gerak perut sewaktu menarik
nafas dan membuang nafas. Lakukan selama dua
menit.

Penutup :
Lakukan gerakan silang seperti latihan inti nomer (a)
dalam hitungan dua kali delapan. Sesudah tarik nafas
dalam dan keluarkan sebanyak tiga kali.
8. Hasil 1. Respon subyektif :
Klien mengatakan sekarang sudah agak berkurang
pelupanya
Klien mengatakan sudah dapat berkonsentrasi
dengan baik setelah melakukan latihan
Klien mengatakan lebih dapat mengontrol
emosinya
Klien mengatakan lebih merasa kehidupannya
lebih baik saat ini
2. Respon obyektif:
Klien lebih mampu mengingat kejadian jangka
waktu lama, sedang, dan pendek
Klien mampu berkonsentrasi dengan baik
Klien tidak mudah beralih
Klien terlihat lebih termotivasi dalam melakukan
sesuatu
Klien terlihat lebih semangat dalam melakukan
sesuatu
Perbaikan Tidur Tanpa Obat Pada Lansia

PERBAIKAN TIDUR TANPA OBAT PADA


LANSIA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT :

1 PENGERTIAN Perbaikan tidur adalah memperbaiki tidur dengan memfasilitasi


siklus teratur tentang tidur dan bangun tanpa menggunakan oba-
obatan melainkan dengan memanipulasi lingkungan.
2 TUJUAN Memperbaiki kualitas tidur tanpa obat-obatan.
3. INDIKASI 1. Gangguan kebutuhan istirahat (misal akibat kebisingan jalan
raya yang sulit dihindari karena rumah terletak di tepi jalan
raya)
2. Gangguan pola tidur (misal akibat kebisingan jalan raya yang
sulit dihindari karena rumah terletak di tepi jalan raya)
3. Gangguan kebutuhan tidur (misal akibat kebisingan jalan raya
yang sulit dihindari karena rumah terletak di tepi jalan raya)
4. KONTRAINDIKASI -
5 PERSIAPAN PASIEN Persiapan klien adalah lakukan pengkajian tidur, meliputi:
a. Kebiasaan waktu tidur
b. Kebiasaan mematikan lampu
c. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tidur
d. Kelelahan yang membuat klien untuk pergi tidur
e. Waktu tidur rutin
f. Apakah sering mengalami kesulitan tidur
g. Apakah menggunakan obat tidur dan apakah sering
menggunakan
h. Jika klien bangun malam, apa alasannya
i. Seringkali terbangun ketika tidur malam
j. Adakah parasomnia seperti sleep walking, somnabulism,
bruxism
k. Apakah ada peristiwa atau alasan untuk bangun tidur
l. Berapa lama bisa tidur kembali
m. Apakah bisa menolong dirinya sendiri untuk tidur kembali
n. Jika terbangun malam hari, kegiatan apa yang dikerjakan
o. Bermimpikah ketika tidur malam, apakah mimpinya
mengganggu
p. Kualitas tidur
q. Jam berapa bangun pagi
r. Adakah kesulitan bangun pagi
s. Apakah tidur siang, berapa jumlah dan lama waktu tidur
t. Pergerakan tubuh ketika tidur lelap
u. Bagaimana perasaan bangun tidur
6 PERSIAPAN ALAT Persiapan alat dan lingkungan adaah memodifikasi dan
memanipulasi lingkungan sesuai kebutuhan hasil pengkajian
diatas
7 PROSEDUR KERJA 1. Menentukan pola tidur
2. Sesuaikan siklus tidur
3. Jelaskan pentingnya istirahat tidur yang cukup meskipun ada
gangguan kebisingan jalan raya (terutama jika sakit, stres
psikologi, dan hamil)
4. Atur dan pastikan lingkungan (misal lampu atau cahaya,
suara, suhu, kasur, dan tempat tidur/ alas tidur) untuk
mendukung tidur

5. Pasang korden yang tebal dan karpet di ruang tempat tidur


sebagai peredam bila bising dari luar mengganggu

6. Pasang sumbat telinga dari kapas atau kain lembut yang


diikatkan sampai menutupi kedua telinga

7. Memotivasi agar memenuhi waktu tidur rutin untuk


memfasilitasi peralihan perubahan bangun ke tidur
8. Fasilitasi pemeliharaan kebiasaan rutin waktu tidur, isyarat
sebelum tidur dan obyek keluarga (misal: untuk anak-anak
selimut favorit, mainan atau boneka kesukaan, tempat
ayunan, ceritera dan menentramkan, untuk dewasa: bacaan
atau suara yang menyenangkan seperti musik)
9. Bantu megeliminasi situasi stres sebelum tidur
10. Monitor intake makanan dan minuman waktu akan tidur
8. HASIL Kuantitas dan kualitas tidur lansia terpenuhi

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Langkah-langkah dalam intervensi disesuaikan dengan kebutuhan lansia,
keberadaan keluarga sebagai care giver, dan lingkungan.
2. Utamakan dalam mengkaji setiap masalah yang dialami oleh klien dan faktor
penyebab permasalahan.
Therapeutic Exercise Walking Pada Lansia

THERAPEUTIC EXERCISE WALKING PADA


LANSIA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO. REVISI: HALAMAN:
DOKUMEN:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT:
4.` PENGERTIAN Therapeutic Exercise adalah gerakan tubuh atau
bagian-bagiannya untuk mencapai gerak bebas
sebagai tanda dan berfungsinya pergerakan.
2. TUJUAN Therapeutic Exercise digunakan untuk
mengembangkan dan melatih kembali otot-otot,
untuk memulihkan kembali gerakan normal yang
memungkinkan untuk mencegah kelainan, untuk
merangsang fungsi berbagai organ-organ dan sistem
tubuh, untuk membangun kekuatan dan daya tahan
dan untuk meningkatkan relksasi.
3. INDIKASI Penurunan aktivitas fisik yang dihasilkan dari
penyakit atau perawatan dapat menjurus kepada
kecemasan, depresi, kelemahan kelelahan dan nausea.
Latihan secara reguler dan moderat dapat mencegah
perasaan tersebut dan membantu kesehatan seseorang
untuk merasakan kembalinya energi.
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Sebelum mulai setiap program latihan, sebaiknya
memeriksakan diri karena dengan demikian dapat
dipilih jenis dari latihan yang terbaik. Apapun jenis
latihan yang dipilih mempunyai tujuan untuk
mempertahankan program latihan yang regular,
moderat untuk meningkatkan kesehatan secara
emosional dan secara fisik. Latihan itu perlu
melibatkan kelompok otot besar melalui gerakan
yang dinamis sekitar 20 menit, 3 atau lenih banyak
per minggu. Latihan yang dilakukan tidak melewati
batas kemamp[uan status fisik dan kebutuhan tubuh.
6. PERSIAPAN ALAT Berjalan secara berirama adalah latihan yang paling
murah, tanpa memerlukan peralatan atau seragam
khusus. Gunakan pakaian yang nyaman sehingga
tubuh dapat bergerak bebas. Menggunakan sepatu
dengan jenis yang benar. Penggunaan sepatu yang
salah dapat menyebabkan nyeri, sperti tendonitis.
Pilih sepatu yang dirancang untuk berjalan, latihan
berlari konstan, atau berlari. Gunakan arloji untuk
mengukur denyut jantung, juga merupakan persiapan
yang penting.
7. CARA KERJA Ada dua hal utama dalam melakukan dan memelihara
satu program latihan yaitu membuat latihan
merupakan bagian dari gaya hidup dan menghindari
terjadinya injuri. Bebrapa hal yang membuat latihan
agar aman dan dapat merupakan bagian dari satu
gaya hidup meliputi :

1. Mulai dari latihan yang ringan, dan lakukan


1 dengan senang

2. Hindari berlatih selama 2 jam setelah makan,


dan tidak makan selama 1 jam setelah latihan

2
3. Lakukan pemanasan sedikitnya 10 menit
untuk menyegarkan latihan/olah raga berjalan
yaitu dengan warm up of stretching dan
berjalan pelan dan pendinginan (cooling
down)
3
4. Gunakan peralatan dan pakaian yang tepat
5. Latihan yang dilakukan sehari-hari dapat
memberikan gambaran terhadap pencapaian
sukses dan manfaat latihan bagi tubuh
(misalnya melihat tonus, atau meraih berat
badan ideal)

5
6. Mencatat pengukuran setiap minggu
mengenai berat badan, tekanan darah dan
denyut nadi
7. Berfokus pada manfaat dan latihan,
mnemelihara perasaan dan membandingkan
perbedaan-perbedaan dalam relaksasi, energi,
konsentrasi dan pola tidur

7
8. Melakukan latihan secara terstruktur

8
9. Latihan dihentikan atau sedikit diperlambat
dan konsulkan dengan praktisi apabila ada
sesuatu yang tidak biasa, dan muncul gejala-
gejala yang biasanya tidak terjadi seperti
nyeri dada, palpitasi, denyut jantung
irreguler, pusing, sakit kepala, mual, muntah,
keringat dingin, kelelahan yang hebat dan
pucat.
10. Beri penghargaan untuk diri sendiri untuk
latihan yang telah dilakukan terhadap
pencapaian tujuan latihan, membeli sepasang
sepatu baru untuk olah raga berjalan.

Program latihan atau Olahraga Berjalan Berirama


Berjalan berirama berdiri atau berjalan dengan cepat,
lengan yang terayun, maka seluruh tubuh dapat dapat
dilibatkan di dalam irama dari gerakan dan laju
denyut jantung meningkat. Latihan ini adalah
program regular yang dapat bermanfaat bagi setia
sistem tubuh. Suatu rencana latihan yang baik
dimulai secara perlahan-lahan, dan membiarkan
tubuh melakukan penyesuaian. Latihan berjalan
berirama dilakukan secara regular setiap hari, atau
sedikitnya berselang sehari, sdikitnya 20 menit, per
minggu 3 hari atau lebih banyak. Jenis yang benar
dari latihan apabila tidak pernah membuat/merasakan
kelelahan dan kekakuan/kesakitan pada otot. Setiap
orang yang berlatih di luar rumah perlu identifikan,
sebagian orang suka membawa satu botol air susu
atau satu botol air soda. Untuk membawa materi ini,
dapat dikemas dalam tas ransel punggung atau
pinggul yang kecil sehingga tangan-tangan dapat
berayun dengan bebas.

Latihan untuk Kesehatan Jantung


Apabila seseorang dalam proses pemulihan dari
penyakit jantung, maka program olahraga/latihan
berjalan dapat direkomendasikan untuk membantu
pemulihan namun dengan nasehat tenaga kesehatan.
Program ini juga baik dilakukan oleh seseorang yang
telah lama tidak melakukan latihan asalkan
melakukan control tekanan darah untuk menghindari
perubahan terhadap kardiovaskuler. Latihan yang
dilakukan adalah untuk melancarkan sirkulasi,
menurunkan tekanan darah, membantu mengontrol
berat badan, dan meningkatkan kekuatan otot, juga
dapat membantu istirahat tidur lebih baik, perasaan
lebih senang dan lebih baik.
8. HASIL Respon Verbal :
1. Tidak muncul tanda-tanda seperti nyeri dada,
palpitasi, denyut jantung irreguler, pusing,
sakit kepala, mual, muntah, keringat dingin,
kelelahan yang hebat dan pucat.
2. Menyatakan melakukan latihan secara rutin
minimal seminggu 3 kali.
3. Menyatakan adanya manfaat yang dirasakan
setelah melakukan latihan/olahraga berjalan.
Respon Non Verbal :
1. Tubuh lebih bugar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Latihan aerobic (aktivitas secara berirama pada kelompok-kelompok otot yang besar,
yang memerluka sejumlah besar oksigen) meningkatkan denyut jantung, stroke
volume, peningkatan pernafasan dan relaksasi pembuluh darah. Kebugaran
kardiovaskuler dan peningkatan stamina/daya tahan merupakan sasaran dari latihan
ini. Selain itu lemak tubuh juga dapat dikurangi. Latihan aerobic termasuk berlari,
jogging, berenang dan aerobic dance.
Berjalan mempertimbangkan psikomotor tanpa menimbulkan risiko dari olahraga
dan dapat menyesuaikan diri terhadap cuaca, kondisi geografi, jadwal, kepribadian
dan tipe tubuh. Dan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara sosial atau sendiri,
secara terorganisir atau tidak terorganisir. Dampak jangka panjang dalam hubungan
organ-organ adalah regular, stabil, menjadi bertenaga, dan adanya laporan yang
menunjukkan bahwa isnsiden kerusakan muskuloskeletal lebih rendah dibandingkan
dengan latihan yang memerlukan hentakan.
Therapeutic Exercise dilakukan kepada bebrapa orang dengan risiko penyakit seperti
Hipertensi, Obesitas, Diabetes Mellitus. Selain itu juga untuk meningkatkan
kemampuan kemandirian usia lanjut akibat perubahan fisik dan psikologis, karena
dapat mengurangi depresi, kecemasan dan osteoporosis. Efek dari Therapeutic
Exercise berdasarkan McCloskey & Bulchek (1996) dalam NOC (Nursing Outcome
Clasification) yang berhubungan dengan latihan ini adalah dapat mengendalikan
kecemasan, keseimbangan, meningkatkan efektifitas pompa jantung, meningkatkan
sirkulasi, daya tahan, level mobilitas, kualitas hidup, tidur, perfusi jaringan jantung
dan perifer. Selain itu dalam McCloskey & Bulchek (1996) juga terdapat beberapa
exercise therapy yang meliputi exercise promotion : stretching, walking : exercises
therapy : ambulation :exercise therapy : balance : exercise therapy : joint mobility ;
dan exercise therapy muscle control.

Program latihan berjalan dapat dilakukan seperti berikut :

Minggu Waktu Berjalan Jarak


1 5 menit ¼ mile
2 5 menit ¼ mile
3 10 menit 1/2 mile
4 10 menit 1/2 mile
5 15 menit ¾ mile
6 15 menit ¾ mile
7 20 menit 1 mile
8 20 menit 1 ½ mile
9 30 menit 2 mile

Minggu ke 10-12
Minggu Waktu berjalan Jarak
10 40 menit 2 mile
11 40 menit 2 mile
12 60 menit 3 mile

Anda mungkin juga menyukai