2258 5339 1 PB PDF
2258 5339 1 PB PDF
1 - 5
1 sadar.wahjudi@polinema.co.id
Belanja Negara. Premium merupakan BBM dengan oktan Oleh karena reaksi pembakaran yang sangat cepat
atau Research Octane Number (RON) terendah di antara akan mengakibatkan terjadinya gangguan dalam
BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya system pembakaran, antara lain terjadi pembakaran
88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan sendiri (self ignition) oleh karena adanya sisa bahan
bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: bakar yang tidak terbakar. Hal ini disebabkan oleh hal-
mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan hal sebagai berikut :
bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. - angka oktan yang terlalu rendah
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan - penyetelan sudut pengapian yang tidak tepat
Pertamina. Pertamax, seperti halnya Premium, adalah - busi terlalu panas
produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax - pendinginan terlalu miskin
dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses - terbakarnya sisa pembakaran sebelumnya
pengolahannya di kilang minyak. Pertamax pertama kali - bentuk ruang bakar yang tidak sesuai
diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix
98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. C. Proses Pembakaran
Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan Premium. Pertamax Pembakaran pada motor bakar torak adalah proses
direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen yang terjadi
setelah tahun 1990, terutama yang telah menggunakan dalam ruang bakar, yang menghasilkan energi kalor.
teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI) Oksigen ini diperoleh dari campuran bahan bakar dengan
(Team Toyota, 1996) dan catalytic converters (pengubah udara yang masuk ke dalam mesin. Komposisi dari udara
katalitik) (Moch Solikin, 2005). tersebut sebagian besar mengandung Oksigen dan
Nitrogen serta sebagian kecil dari udara tersebut
B. Reaksi Pembakaran mengandung gas yang lain.
Bahan bakar yang lazim digunakan pada mesin mobil
Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia bahan bakar adalah bensin (premium). Rumus kimia dari bensin
dan oksigen yang diperoleh dari udara yang akan adalah CnHm , dengan perbandingan atom hidrogen
menghasilkan panas dan gas sisa pembakaran yang dan karbon 1.6 < H/C < 2.1 (Arrends et al., 1994).
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Reaksi Adapun reaksi pembakaran bahan bakar hidrokarbon
pembakaran tersebut akan menghasilkan produk hasil secara umum adalah
pembakaran yang komposisinya tergantung dari
kualitas pembakaran yang terjadi ( )( )
Dalam pembakaran proses yang terjadi adalah
oksidasi dengan reaksi sebagai berikut : ( ) (2)
Karbon + Oksigen = Karbon dioksida +panas Persamaan (2) di atas menunjukkan reaksi
Hidrogen + Oksigen = uap air + panas pembakaran yang sempurna dari 1 mol bahan bakar.
Sulfur +Oksigen = Sulphur Dioksida + panas (1) Selama proses pembakaran, senyawa hidrokarbon
terurai menjadi senyawa-senyawa hidrogen dan karbon
Pembakaran akan dikatakan sempurna apabila yang masing-masing bereaksi dengan oksigen
campuran bahan bakar dan oksigen (dari udara) membentuk CO2 dan H2O.
mempunyai perbandingan yang tepat (stoichiometric), Pada saat proses pembakaran dimana terdapat
hingga tidak diperoleh sisa. Bila oksigen terlalu banyak, kelebihan udara, > 1, gas hasil pembakaran akan
dikatakan campuran kurus dan hasil pembakarannya mengandung O2. maka reaksi pembakaran di atas akan
menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila bahan berubah menjadi:
bakarnya terlalu banyak (tidak cukup oksigen),
dikatakan campuran kaya (rich) sehingga pembakaran
( ) ( )( )
ini menghasilkan api reduksi. Pada motor bensin,
campuran udara dan bahan bakar tersebut dinyalakan ( ) ( )
dalam silinder oleh bunga api dari busi pada akhir
( ) ( ) (3)
langkah kompresi dengan suhu pembakaran berkisar
antara 2100°K sampai 2500°K. waktu pembakaran yang
teratur lamanya kira-kira 3 mili detik (BPDIKJUR / BLPT Konsumsi bahan bakar spesifik adalah banyaknya
Semarang) bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan daya
efektif 1 PS selama 1 jam. Konsumsi bahan bakar pada
2
Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. III, No. 2, Oktober 2017, hal. 1 - 5
( ) (4)
Di mana :
Fc = Konsumsi bahan bakar (kg/jam)
b = Volume bahan bakar selama t detik (ml) Gambar 1. Pengambilan data yang dilakukan oleh siswa
t = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak
b ml (dt)
= Berat jenis bahan bakar (kg/lt)
2. METODOLOGI PENELITIAN
a) Temperatur mesin, getaran mesin, dan emisi gas Gambar 2. Pengambilan data oleh teknisi dan mahasiswa
buang saat digunakan pada mesin konvensional
dengan campuran bahan bakar premium- Bahan dan Alat
pertamax 10%:90%; 20%:80%; 30%:70%; Bahan :
40%:60%; 50%:50%; dan 60%:40% pada a) Bahan bakar premium
putaran 750(Rpm); 1000(Rpm); 1250(Rpm); b) Bahan bakar pertamax
1500(Rpm); 1750(Rpm) dan 2000(Rpm) c) Platina
d) Minyak pelumas
2.3. Teknik Pengumpulan Data Alat :
a) Engine Stand jenis konvensional
Setelah konstruksi alat dipasang dan diuji Dalam b) Tune up tester
penelitian ini teknik pengambilan datanya sebagai e) Vibration Tester
berikut : f) Gas Analyzer
a) Mempersiapkan engine stand konvensional dan g) Timing Light
peralatan yang akan digunakan h) Obeng set
b) Menyiapkan campuran bahan bakar 10 : 90 i) Kunci ring pass set
(premium : pertamax)
c) Mengisi bahan bakar yang telah disiapkan 3. Hasil dan Pembahasan
d) Menghidupkan engine stand pada putaran idle
(750 rpm) 3.1. Analisa Grafik
e) Menunggu putaran stabil
f) Mengukur temperatur mesin, getaran mesin dan Setelah data diolah, dibuatkan grafik untuk masing-
emisi gas buang masing variabel dan hasilnya seperti berikut ini :
g) Mengulangi langkah b) hingga f) pada putaran
1000 rpm, 1250 rpm, 1500 rpm, 1750 rpm dan
2000 rpm. dengan bahan bakar campuran
premium-pertamax 10%:90% ; 20%:80% ;
30%:70% ; 40%:60% ; 50%:50% dan 60%:40%.
3
Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. III, No. 2, Oktober 2017, hal. 1 - 5
110 90
100 pada kecepatan diatas 1500 (Rpm) menunjukkan nilai
90
80 yang hampir sama. Di mana pada reaksi pembakaran
80 70 pada saat nilai kecepatan di atas 1500 (Rpm) terjadi
70 60 pembakaran yang tidak sempurna sehingga terdapat
60
50 sisa bahan bakar dalam bentuk CO.
50
500 1000 1500 2000 40
Putaran Mesin (Rpm) Grafik Hubungan Putaran Mesin (Rpm) Vs Kadar HC
(ppm) Terhadap Prosentase Campuran Bahan Bakar
Gambar 3. Grafik Hubungan Putaran Mesin dan Temperatur Mesin
Terhadap Prosentase Campuran Bahan Bakar Premium-Pertamax 5000
4500
90
Kadar HC (ppm)
4000
Dari grafik diatas nampak bahwa makin tinggi 80
3500
prosentase campuran bahan bakar pertamax terhadap 3000 70
premium akan menyebabkan mesin makin panas 2500
60
dengan putaran makin tinggi. 2000
1500 50
500 1000 1500 2000 40
Grafik Hubungan Putaran Mesin (Rpm) Vs Getaran
Mesin (m/dt) Terhadap Prosentase Campuran Bahan Putaran Mesin (Rpm)
Bakar
Gambar 6. Grafik Hubungan Putaran Mesin dan Kadar HC
10 Terhadap Prosentase Campuran Bahan Bakar Premium-Pertamax
9
Getaran Mesin (m/dt)
90
8 Dari gambar nampak dengan berbagai prosentase
7 80 campuran bahan bakar pada putaran diatas 1500 (Rpm)
6
70 prosentase kadar HC mengalami penurunan.
5
4 60
3 50
3.2. Pembahasan
2
40
500 1000 1500 2000 Dari gambar 3 sampai dengan gambar 6 nampak
Putaran Mesin (Rpm) bahwa dengan dengan mencampur bahan bakar
premium - pertamax dengan berbagai prosentase
Gambar 4. Grafik Hubungan Putaran Mesin dan Getaran Mesin
volume campuran bahan bakar mempengaruhi kinerja
Terhadap Prosentase Campuran Bahan Bakar Premium-Pertamax
mesin, mesin semakin panas, getaran semakin tinggi
Dari gambar diatas nampak dengan prosentase emisi gas buang HC dan CO juga semakin tinggi.
premium-pertamax yang kecil (10:90) getaran mesin Hal ini disebabkan karena kedua bahan bakar
lebih kecil dibandingkan dengan prosentase tersebut (premium dan pertamax) mempunyai angka
premium:pertamax yang lebih besar (60:40) oktan yang berbeda sehingga pada saat pembakaranpun
berbeda. Premium perlu pembakaran cepat sedangkan
pertamax memerlukan pembakaran lambat, karena
Grafik Hubungan Putaran Mesin (Rpm) Vs Kadar CO
(%) Terhadap Prosentase Campuran Bahan Bakar
mesin yang digunakan mesin konvensional sehingga
10 tidak bisa secara sistimatis melakukan perubahan sudut
8 90 pengapian sehingga saat pengapianpun tepat.
Karena sudut pengapian dan saat pengapianpun
Kadar CO (%)
6 80
tidak tepat akan menyebabkan knocking akibatnya
4 70
mesin panas, getaran mesin tinggi dan emisi gas
2 60 buangnya semakin meningkat karena sebagian bahan
0 50 bakar tidak terbakar.
500 1000 1500 2000
40
Putaran Mesin (Rpm)
4.1. Simpulan
4.2. Saran
5. DAFTAR PUSTAKA