Anda di halaman 1dari 11

A.

PENGERTIAN FUNCTION GENERATOR

Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau membangkitkan gelombang
berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi. Generator
Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan
rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk
gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz.
Generator sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi
Modulation (FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur
frekwensi pembawanya hingga ±5%. Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada
kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang
dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V – 20 Vp-p (tegangan puncak ke puncak)
kondisi tanpa beban, dan 0,1 V – 10Vp-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke puncak) dengan beban
sebesar 50Ω. Output utama ditetapkan oleh SYNC Output. Gambar 47 memperlihatkan salah satu bentuk
Function Generator yang dimaksud.

GAMBAR 47. FUNCTION GENERATOR


Generator fungsi (function generator) juga memiliki pengertian sebuah instrumen terandalkan
yang memberikan suatu pilihan beberapa bentuk gelombang yang frekwensi -frekwensinya
diatur sepanjang rangkuman (range) yang lebar. Bentuk -bentuk yang lazim digunakan
adalah sinusoida, segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk - bentuk gelombang ini
dapat bisa diatur dari sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz (kHz) bahkan sampai
megahertz (MHz).generator fungsi juga bagian dari peralatan atau software uji coba elektronik
yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau
satu kali yang dalam kasus ini semacam sumber pemicu diperlukan, secara internal ataupun
eksternal.Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output
sebanding terhadap beberapa input fungsi matematika. Contohnya, output berbentuk
kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem
pengendali umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari
semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-
ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp voltase menanjak dan menurun
secara linier. Ketika voltase output mencapai batas atas dan batas bawah, proses pemuatan
dan pelepasan dibalik menggunakan komparator. menghasilkan gelombang segitiga linier.
Dengan arus yang bervariasi dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.
B. BAGIAN-BAGIAN FUNCTION GENERATOR

1. LINE : saklar digunakan untuk daya ac. LED hijau menyala saat ON.
2. RANGE Hz : saklar tekan (pushbotton) pemilih range frekuensi. pemilih RANGE saat pembacaan
pada dial FREQUENCY menentukan output pada generator.
3. FUNCTION : Saklar pemilih salah satu ditekan dari ketia fungsi. Semua output level dc diatur
secara tepat.
4. FREQUENCY : Pengaturan frequenci yang diinginkan dalam range beberapa saklar tekan
RANGE.

5. OFFSET : Pengaturan titik operasi dc beberapa fungsi. Posisi CAL mengubah dc offset. Eac+Edc
lebih kecil 10 V atau terjadi pemotongan bentuk gelombang.
6. AMPLITUDE : Pengaturan amplitude gelombang puncak ke puncak (peak to peak) ini dilemahkan
dalam step 1:1, 10:1, 100:1, 1000:1; pengaturan VERNIER dari nol sampai tegangan output
maksimum untuk pemilih range secara teliti
7. SYM : Perubahan simetri bentuk gelombang input dan output SYNC. Pada CAL adalah simetris
8. SYNC : Sebuah gelombang kotak dengan fasa output 180°pada generator. Berguna untuk
sinkronasi diluar instrumen atau pendorong penghitung (driving a counter)
9. OUT PUT : Terminal untuk semua fungsi generator. 20 Vp-p untuk rangkaian terbuka atau
10 Vp-p pada 50 ohm, pada posisi pelemah 1 : 1.
10. TRIGGER PHASE : Pengaturan fasa awal sinyal output dalam mode ledakan (burst). FREE RUN
melumpuhkan burst.
11. AM : Pemilihan modulasi amplitudo. Difungsikan untuk modulasi internal atau modulasi exsternal.
12. FM : Pemilihan nodulasi frekuensi. Difungsikan untuk modulasi internal atau modulasi eksternal.
13. SWP : Pemilih mode sweep (penyapuan). Fungsi ini mengesampingkan AM dan FM.
14. Pemilihan fungsi modulasi. Modulasi eksternal memungkinkan saat semua output terkunci, dan
sinyal yang dipakai adalah jack MOD INT-EXT.
15. % ΔF START : Pemilihan persen modulasi AM, deviasi FM, atau frekuensi start SWP.
16. Range Hz : Pemilih salah satu dari tiga range frekuensi modulation dengan kontrol kontinyu dengan
masing-masing melalui VERNIER (pengaturan halus). Posisi 0 digunakan untuk pengaturan
frekuensi sweep start.
17. MOD INT-EXT : Input eksternal AM atau FM. Bentuk gelombang generaor modulasi juga sama
dengan outputnya saat modulasi internal digunakan.
18. SYM : Merubah kondisi simetri modulation bentuk gelombang output. Pemilihan CAL 90:10
kemiringan (ramp) untuk SWP dan simetris untuk semua fungsi.

C. FUNGSI FUNCTION GENERATOR

Uraian berikut berisikan fungsi Function Generator sebagai;

A. Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output) bentuk gelombang yang diinginkan.
B. Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep) bentuk gelombang yang diinginkan.
C. Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.

a. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Function Generator Output.
a. Pilih tipe gelombang yang dibutuhkan dengan cara memutar saklar putar (rotary switch) pada control
FUNCTION (lihat kembali uraian tentang FUNCTION SELECTOR pada control dan indicator).
b. Pilih batas ukur (range) frekuensi dengan cara memutar saklar pada control RANGE.
c. Hubungkan sinyal dari keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 Oscilloscope dan sinyal dari Sync
Output ke Channel-2 Oscilloscope. Setel Trigger Source yang terdapat pada Channel-2 Oscilloscope.
d. Dengan tombol pengatur, setel frekuensi sinyal, display akan menampilkan pembacaan frekuensi.
e. Melalui tombol pengatur amplitudo, aturlah amplitudo dari sinyal.
f. Menggunakan tombol OFFSET aturlah DC Offset sesuai dengan tingkat kebutuhan (dari -10 Volt
sampai dengan +10 Volt).
g. Sebelum menyambung Function Generator ke beban luar (Oscilloscope, rangkaian audio), periksalah
impedans beban.

b. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Sweep Generator Output
a. Hubungkan terminal keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 dari Oscilloscope, keluaran ayunan
(Sweep Output) ke Channel-2.
b. Channel-2 dari Oscilloscope menampilkan bentuk gelombang gigi gergaji.
c. Menggunakan tombol “RATE”, atur kecepatan ayunan sinyal (dari 5 detik menjadi 10 mili detik).
d. Atur penggunaan frekuensi sebagaimana penjelasan pada Function Generator Output.
e. Tarik saklar “RATE” untuk membuat mode SWEEP on.
f. Channel-1 akan menampilkan gelombang ayunan (sweep wave).
g. Atur lebar ayunan dengan menggunakan tombol WIDTH.

c. Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Frequency Counter


a. Periksalah posisi saklar yang terdapat pada control “COUPLING”, saklar pada posisi HF digunakan
untuk frekuensi lebih dari 100 kHz. Saklar pada posisi LF digunakan untuk frekuensi di bawah 100 kHz.
b. Pada saat Function Generator berfungsi sebagai Frequency Counter, (saklar pada posisi counting
mode), “EXT COUNTER LED” akan menyala.
c. Hubungkan sinyal dari luar yang akan dihitung frekuensinya dengan “EXT COUNTER BNC”.
d. Display akan menampilkan nilai frekuensi dalam Hz/kHz.
D. KARAKTER OUTPUT FUNCTION GENERATOR

Generator utama dan generator modulasi memberikan lima bentuk gelombang yang berbeda.
a. Sinus
b. Kotak
c. Segitiga
d. Ramp
e. Pulsa

a. Output Gelombang Sinus


Distorsi harmonik Total (Total harmonic Distortian – THD) gelombang sinus utama, termasuk
gangguan dan harmonik, lebih kecil 0,5% dari 10 Hz. hingga 50 kHz lebih besar 30 dB dibawah
dasarnya dari 50 kHz hingga 13 MHz. Distorsi modulasi gelombang sinus lebih kecil 2% THD
dari 10 Hz hingga 10 kHz.
b. Output Gelombang Kotak
Nilai RMS secara simetrik (50%) duty cycle) bentuk gelombang sama dengan nilai
puncak. Waktu naik atau turun lebih kecil 18 ns antara 10% dan 90% gelombang output kotak p-p.
Simpangan dari pengaturan amplitudo akhir bentuk gelombang kotak setelah overshoot, akan
tidak lebih dari ±10% nilai a kh i r. Output Gelombang Segitiga Nilai RMS bentuk gelombang
segitiga adalah 0,557 kali nilai puncak. Ramp segitiga menyimpang tidak kurang dari 1% dari
nilai total puncak ke puncak ramp.
c. Ramp
Output ramp dapat diberikan dari generator utama dengan memilih bentuk
gelombang segitiga dan mengatur knob kontrol simetri. Output ramp generator utama dapat
diubah pada amplitudo dengan knob AMPLITUDO. Output ramp generator modulasi
mempunyai amplitudo yang tetap, yang mana waktu slop dan retlace dapat diubah dengan
knob SYM pada generator modulasi.
d. Pulsa
Pulsa dengan perubahan amplitudo dari 0 V hingga 20 Vp-p pada rangkaian terbuka, yang
memungkinkan pada generator utama. Dengan cara ini memilih siklus tunggal burst
mengatur awal (start) pada titik nol (zero point) dengan knob TRIGGER PHASE, dan
menentukan lebar pulsa dengan dial FREQUENCY. Output SYNC dapat <10nsec waktu waktu pulsa
naik dengan mengubah simetri pada generator utama.

E. SISTEM KERJA FUNCTION GENERATOR

Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator LC yang sangat stabil,


menghasilkan sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak memiliki dengung yang
cukup besar atau modulasi derau. Frekuensi osilasi dipilih melalui sebuah pengontrol rangkuman
frekuensi dan sebuah cakera penyetel nonius ( vernier ). Rangkaian LC dirancang agar
memberikan suatu keluaran yang tetap konstan sepanjang setiap rangkuman frekuensi.
Frekuensi yang masuk memasuki penguat pita lebar, didalam pita lebar terdapat proses
yang dibantu oleh osiloskop untuk mengubah gelombang frekwe nsi seperti gelombang sinus,
segitiga dan kotak.GUNAAN FUNCTION GENERATOR

Untuk penggunaan generator fungsi selalu berhubungan dengan Osiloskop, untuk


pertama sambungkan generator fungsi dengan Osiloskop menggunakan kabel copling, atur pada
Generator fungsi menggunakan sinus, segitiga atau kotak, atur semua frekuensi amplitudo
yang terdapat pada tiap - tiap bagian, jangan lupa juga untuk mengatur frekuensi
menggunakan berapa hz.

G. PERAWATAN FUNCTION GENERATOR


Agar dalam penggunaan generator fungsi tidak merusak peralatan ada beberapa tips supaya
tetap tahan lama:
· Setelah alat selesai digunakan matikanlah jangan dibiarkan menyala.
· Untuk kabelnya gulunglah dengan rapi.
· Simpanlah Generator fungsi ditempat kering untuk menghindari berkaratnya bagian dalam
generator fungsi , dan Hindarkan dari tempat – tempat yang berdebu.

H. KESIMPULAN

1. Bentuk isyarat yang dihasilkan adalah gelombanag sinus, segitiga, persegi dan pulsa.
2. Semakin besar nilai tahanan pengatur frekuensi dari komponen luar menyebabkan frekuensi
gelombang semakin tinggi dan semakin besar nilai kapasitansi kapasitor dari komponen luar
mengakibatkan frekuensi semakin kecil, frekuensi generator fungsi yang dihasilkan 0.031 KHz
sampai 200.256 KHz. Tegangan keluaran gelombang berbanding lurus terhadap nilai tahanan
pengatur amplitudo.
3. Ketelitian generator fungsi untuk setiap perubahan nilai tahanan pengatur frekuensi dan
perubahan nilai kapasitansi kapasitor masing-masing adalah 99.99%, serta kestabilan generator
fungsi terhadap perubahan nilai fekuensi dan tegangan keluar pada nilai tertentu berturut -turut
adalah99.96% dan 100%, berarti kestabilan generator fungsi ini sangat tinggi.
Patient Monitor / Pasien Monitor

Patient Monitor adalah Sebuah alat berbentuk monitor untuk lepentingan medis atau monitor fisiologis
atau tampilan, adalah perangkat medis elektronik yang digunakan dalam pemantauan medis yang
menampilkan data dipantau, dan mungkin atau mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengirimkan
data pada jaringan pemantauan. Data fisiologis ditampilkan terus menerus pada layar CRT atau LCD
sebagai saluran data sepanjang sumbu waktu, Mereka bisa disertai dengan readouts numerik parameter
dihitung pada data asli, seperti nilai maksimum, minimum dan rata-rata, denyut nadi dan frekuensi
pernapasan, dan sebagainya.

Analog
Lama monitor pasien analog didasarkan pada osiloskop, dan memiliki satu saluran saja, biasanya
disediakan untuk pemantauan elektrokardiografi (EKG). Jadi, monitor medis cenderung sangat khusus.
Satu monitor akan melacak tekanan darah pasien, sementara yang lain akan mengukur oksimetri nadi,
EKG lain. Kemudian model analog memiliki saluran kedua atau ketiga ditampilkan dalam layar yang
sama, biasanya untuk memantau pergerakan respirasi dan tekanan darah. Mesin-mesin ini banyak
digunakan dan menyelamatkan banyak nyawa, tetapi mereka memiliki beberapa pembatasan, termasuk
kepekaan terhadap gangguan listrik, fluktuasi tingkat dasar, dan tidak adanya readouts numerik dan alarm.
Selain itu, meskipun telemetri pemantauan nirkabel secara prinsip mungkin (teknologi ini dikembangkan
oleh NASA pada akhir 1950-an untuk spaceflight berawak) itu mahal dan rumit.

Digital
Monitor medis berkembang dengan perkembangan teknologi digital sinyal processing (DSP), yang
memiliki keuntungan dari miniaturisasi, portabilitas, dan multi-parameter monitoring yang dapat melacak
banyak tanda-tanda penting yang berbeda sekaligus. Ini biasanya termasuk oksimetri nadi (pengukuran
persentase jenuh oksigen dalam darah, disebut sebagai SpO2, dan diukur dengan manset jari inframerah),
EKG (elektrokardiograf dari gelombang QRS jantung dengan atau tanpa alat pacu jantung yang
menyertainya eksternal) , tekanan darah (baik invasif melalui perakitan tekanan transduser dimasukkan
darah, atau noninvasively dengan manset tekanan darah tiup), dan suhu tubuh melalui pad perekat berisi
transduser termoelektrik. Dalam beberapa situasi, parameter lainnya dapat diukur dan ditampilkan, seperti
curah jantung (melalui kateter Swan-Ganz invasif), kapnografi (pengukuran CO2, disebut sebagai EtCO2
atau end-pasang konsentrasi karbon dioksida), pernapasan (melalui transduser toraks ikat pinggang,
saluran EKG atau melalui EtCO2, ketika dipanggil AWRR atau tingkat saluran udara pernafasan), dll

Selain menjiplak parameter fisiologis sepanjang waktu (sumbu X), monitor medis digital telah otomatis
readouts numerik dari puncak dan / atau parameter rata-rata ditampilkan pada layar, dan tinggi / rendah
tingkat alarm dapat diatur, yang mengingatkan staf ketika beberapa parameter melebihi dari jatuh batas
tingkat, menggunakan sinyal terdengar.

Jenis Pasien Monitor

Monitor dapat diklasifikasikan sebagai:

 Genggam
 Portabel
 Monitor / defibrillator (biasanya portabel)
 Tabletop
 Networkable / non-networkable
 Kabel / nirkabel transmisi data
 Bertenaga listrik dari atau bertenaga baterai +

Portabel nirkabel monitor EKG


Monitor jantung portabel ada dalam beberapa konfigurasi, mulai dari single-channel model untuk
keperluan rumah tangga, yang mampu menyimpan atau mengirimkan sinyal untuk penilaian oleh dokter,
sampai 12-memimpin lengkap, mesin EKG portabel yang dapat menyimpan selama 24 jam atau lebih
(perangkat Holter disebut pemantauan). Ada juga monitor portabel untuk tekanan darah (MAPA) dan
EEG.

Kriteria :
a. Kelengkapan alat penghisap lender dengan ukuran slang yang tepat
b. Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien
c. Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut
d. Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten
e. Observasi tanda-tanda vital

Pengertian :
Suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring atau
trakeal.

Tujuan :
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
2. Membebaskan jalan nafas dari secret/ lendir yang menumpuk

Indikasai :
1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau
menelan
2. Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan secret oral

Persiapan :
a. Lingkungan
- Penjelasan pada kleuarga
- Pasang skerem/ tabir
- Pencahayaan yang baik

b. Klien
- Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan
- Atur posisi klien :
Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan leher
ekstensi (nasal suction)
Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi lateral menghadap pelaksana tindakan (oral/nasal
suction)

c. Alat – alat
1. Regulator vakum set
2. Kateter penghiap steril sesuai ukuran
3. Air steril/ normal salin
4. Hanscoon steril
5. Pelumas larut dalam air
6. Selimut/ handuk
7. Masker wajah
8. Tong spatel k/p

Pelaksanaan :
A. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak

B. Fase kerja
Suction via Nasofaringeal dan Orofaringeal
1. Siapkan peralatan disamping tempat tidur klien
2. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
3. Mengatur posisi klien (perhatikan keadaan umum klien)
4. Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
5. Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat
6. Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah steril
7. Ambungkan kateter penghisap steril ke regulator vakum
8. Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
9. Basahi ujung kateter dengan larutan steril
10. Penghisapan :
Nasofaringeal : masukkan kesalah satu lubang hidung dan jagan didorong paksa. Bila lubang satu tidak
paten, pindah kelubang hidung yang lainnya.
Orofaringeal : masukkan ke satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring dengan perlahan
11. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak boleh
lebih dari 15 detik.
12. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami disteress pernafasan, istirahat 20-30
detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
13. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah 9 -11
14. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara penghisapan.
15. Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah penghisapan nasofaringeal dan orofaringeal.
16. Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan hanscoon
17. Cuci tangan

Nasotrekeal :
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Atur posisi klien semi fowler atau fowler
3. Mencuci tangan
4. Gunakan masker wajah
5. Pasang handuk atau selimut steril (bila tersedia) diatas dada klien
6. Isi mangkok kecil dengan 100 ml NaCl 0,9%
7. Pasang handscoon steril
8. Ambil kateter penmghisap dan hubungkan dengan selang penghubung.
9. Pastikan peralatan berfungsi dengan baik, dengan menghisap sejumlah kecil cairan NaCl 0,9%
10. Oleskan bagian distal 6-8 cm kateter dengan pelumas
11. Lepaskan slang oksigen bila terpasang, tanpa memberikan hisapan masukkan secara perlahan ke
dalam hidung agak ke bawah
12. Penghisapan trakeal :
13. Lakukan suction intermitten 10 detik dengan meletakkan dan melepaskan ibu jari pada “port”
ventilasi kateter dan dengan perlahan tarik kateter dengan cara memutar kedepan dan kebelakang, bantu
klien untuk batuk, pasang selang oksigen kembali bila perlu
14. Bilas kateter dengan NaCl 0,9 %
15. Tindakan penghisapan dapat diulangi sesuai kebutuhan
16. Monitor status kardiopulmonal klien diantara suction
17. Bila telah selesaikan berskan alat-alat
18. Cuci tangan

C. Fase Terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yanmg telah dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang

Pendokumentasian :

Pengkajian sebelum dan sesudah suction, ukuran kateter, lama tindakan, secret (warna,bau,jumlah dan
konsistensi), toleransi klien terhadap tindakan yang dilakukan.

Bagaimana Cara Kerja Inkubator


Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan
supaya suhu tetap konstan atau stabil. Pada modifikasi manual-otomatis inkubator bayi , terdapat sebuah
boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah).
Boks bagian atas digunakan untuk meletakkan sensor , display sensor , kontroler , rangkaian elektronik.
Sedangkan pada boks bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat , yang
digunakan untuk meletakkan heater , tempat atau wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah
sensor suhu (PT100) dan sensor kelembapan , dimana sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan
diletakkan di dalam boks tidur bayi (di luar boks kontrol).
Pada sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus sebagai driver sensor
yang digunakan untuk mengetahui serta
memberikan setting suhu dan kelembapan dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang
dikehendaki. Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi sebagai
pemanas ruangan , sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara panas yang dipancarkan heater
menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi melalui selang. Sebagai kontrolernya , digunakan
sebuah PIC Microchip 16F877A. Dimana PIC tersebut juga berfungsi untuk menghubungkan boks
kontrol dengan komputer (CPU) secara serial supaya dapat memberikan tampilan serta dapat memberikan
setting suhu sesuai dengan yang dikehendaki melalui komputer.
Inkubator berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu tubuh bayi. Suhu inkubator diatur sehingga cukup
hangat baginya, disesuaikan dengan berat lahir, atau usia kehamilan. Soal lamanya diinkubator,
tergantung pada kondisi bayi. “Semakin cepat lahir, dia harus diinkubator kira-kira sampai cukup bulan
dan bisa beradaptasi dengan dunia luar. Jika saat dirawat ternyata terkena infeksi, bisa lebih lama lagi.
Lahir prematur bisa diperkirakan, hal ini terlihat antara lain dari kontraksi sang ibu. Jika kontraksi terjadi
sebelum waktunya, bukan tak mungkin bayi akan lahir prematur. Perdarahan yang disebabkan oleh
plasenta yang tak bagus atau posisinya tak normal, membuat dokter akan melakukan tindakan operasi
untuk mengeluarkan bayi, demi keselamatan bayi. Kelahiran secara prematur, bisa menimbulkan masalah
baru pada bayi.
Selain kondisinya lebih rentan, dibandingkan bayi yang lahir cukup bulan, bayi prematur juga biasanya
mengidap penyakit kuning. Sebab, sel darah merah pada bayi prematur jumlahnya lebih banyak, daripada
bayi yang lahir pada kondisi normal, dan lebih gampang pecah. Sementara, fungsi hatinya belum bekerja
sempurna. Sel pecah inilah yang menjadi bilirubin (hasil pemecahan hemoglobin yang terkandung di
dalam sel darah merah) tinggi, dan menyebabkan bayi lahir kuning.
Kondisi ibu yang juga berpengaruh pada bayi adalah suhu badan yang panas tinggi dan adanya infeksi
menjelang persalinan.Oleh sebab itu, menjaga kondisi, lingkungan, serta peduli dengan segala masalah
yang mungkin akan timbul selama masa kehamilan dan persalinan, sangat perlu dilakukan oleh para calon
ibu. Sehingga, berbagai masalah serta penyakit yang akan terwarisi kepada sang bayi, dapat dicegah dan
diobati sedini mungkin.
2.3. Alasan Bayi Prematur Dimasukkan ke dalam Incubator
Persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan genap 37 minggu atau 9 bulan disebut kelahiran preterm.
Bayi yang dilahirkan juga disebut bayi preterm atau kurang bulan. Walaupun sebenarnya berbagai sistem
di dalam tubuhnya belum berkembang sempurna, kebanyakan bayi ini tampil normal secara fisik.
Beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kelahiran preterm adalah kehamilan kembar, preeklampsi,
kelainan plasenta, dan ketuban pecah sebelum waktunya.
Ada 3 masalah utama bayi kurang bulan, yaitu kemampuan bernapasnya belum sempurna, serta belum
optimalnya kemampuan isap untuk mendapatkan ASI, dan kemampuan mengontrol suhu tubuh.
Oleh karena itu, kita sering melihat bayi kurang bulan yang dirawat di inkubator, diberi O2 agar
kebutuhan oksigennya terpenuhi, serta dijamin suhu lingkungannya tetap hangat. Selain itu, bayi dalam
inkubator juga diberi makanan lewat selang cairan yang kecil dan terpasang lewat hidung menuju
lambungnya.
Karena bayi ini masih terlalu muda, masalah utama yang harus dicegah adalah terjadinya infeksi.
Inkubator harus selalu berada dalam keadaan steril dan semua tenaga kesehatan yang menyentuhnya perlu
melakukan persiapan-persiapan, seperti mencuci tangan yang baik dan benar serta memakai jubah khusus
yang disediakan rumah sakit. Bila keadaannya telah stabil, bayi ini dapat dirawat oleh ibu dengan cara
perawatan bayi lekat atau perawatan metode ‘kanguru’. Dengan metode ini, bayi yang membutuhkan
sentuhan kasih sayang ini akan mendapatkan kehangatan dari tubuh ibu atau ayahnya seperti saat dalam
kandungan. Cara perawatan yang sekarang telah diakui keberhasilannya ini akan sangat menguntungkan
karena kebutuhan fisik, psikis, dan ASI untuk bayi terpenuhi secara optimal.
2.4. Inkubator Timbulkan Efek Negatif bagi Bayi ?
Medan elektromagnet dari sebuah inkubator dikhawatirkan dapat menimbulkan efek negatif bagi
kesehatan seorang bayi. Meski selama ini inkubator bisa memberi kenyamanan bagi si bayi, namun alat
ini disinyalir juga dapat mempengaruhi detak jantung bayi. Seperti dilansir BBC News dalam The
Archives of Disease in Childhood. Para ahli dari Italia menemukan adanya indikasi medan elektromagnet
dari inkubator dapat mempengaruhi detak jantung bayi. Hasil penelitian menunjukkan, perubahan normal
rata-rata detak jantung bayi mengalami penurunan ketika mesin inkubator dinyalakan.
Namun demikian, para peneliti tidak menemukan bukti yang kuat adanya dampak nyata terhadap
kesehatan yang diakibatkan inkubator. Pihak Otoritas Pengawas Produk Medis dan Alat Kesehatan juga
belum mendapatkan laporan akan adanya kasus yang diakibatkan penggunaan inkubator. Ribuan bahkan
jutaan anak yang baru lahir memerlukan inkubator untuk menjaga kondisi kesehatan dalam beberapa
pekan setelah dilahirkan. Fungsi utama alat ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti
tubuh bayi.
Namun, penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan magnet di sekitar alat dan
tempat bayi. Dalam risetnya, peneliti melibatkan 27 bayi yang sebenarnya tidak membutuhkan perawatan
di inkubator. Para bayi dipantau dalam tiga periode, yang masing-masing berlangsung selama lima menit.
Periode pertama inkubator dinyalakan, kemudian periode berikutnya dimatikan, dan terakhir dinyalakan
lagi.
Selama periode nyala-mati, perubahan rata-rata jantung terasa signifikan. Para peneliti mengecek dan
memastikan apakah kebisingan motor inkubator memberikan pengaruh karena pada saat bersamaan
dinyalakan alat perekam suara. Namun, pengaruh itu tidak ditemukan. Untuk melihat sejauh mana
pengaruh medan magnet ini pada bayi, peneliti dari Universitas Siena, Italia, menganalisis perubahan
rata-rata detak jantung yang secara alami terjadi saat naik dan turunnya rata-rata jantung.
Perubahan ini diyakini para ahli adalah hal yang baik.
Pada pasien dewasa pengidap jantung, perubahan rata-rata detak jantung yang menurun digunakan untuk
memprediksi kondisi paling buruk. Namun, dari riset ini tidak ada bukti bahwa mekanisme sama dapat
berlaku pada bayi. Para peneliti dari Italia itu mengambil kesimpulan, belum ada bukti sangat kuat bahwa
medan elektromagnet inkubator dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Namun demikian, hal yang perlu
dipertimbangkan adalah modifikasi desain inkubator agar tidak menimbulkan kekhawatiran bagi
kesehatan bayi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
penelitian maupun perawatan bagi pasien.
· Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai
dengan prosedur.
· Inkubator berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu tubuh bayi.
· Adapun ciri-ciri bayi prematur adalah bila bayi lahir kurang bulan untuk masa kehamilannya.
B. Saran
· Ketuban yang pecah lebih cepat pun perlu diwaspadai. Sebab, bisa membuat air ketuban terinfeksi
kuman.
· Bayi prematur harus ditangani dengan baik dan hati-hati karena semua alat tubuhnya belum
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai