Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327393688

PERTANIAN ORGANIK
Article · January 2013

CITATIONS READS

0 3,692

1 author:

Parlindungan Lumbanraja
Universitas HKBP Nommensen
41 PUBLICATIONS 14 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Mount SInabung E View project

Environmental Issues View project


All content following this page was uploaded by Parlindungan Lumbanraja on 03 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERTANIAN ORGANIK
Oleh: Parlindungan Lumbanraja Pengertian
dasar:

Pakar pertanian Barat menyebutkan bahwa sistem pertanian organik merupakan hukum
pengembalian (law of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua
jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk resedu dan limbah pertanaman maupun ternak
yang selanjutnya bertujuan memberi mkanan pada tanaman. (bandingkan dengan kamus Wikipedia:
yang menyebutkan bahwa pertanian organik (organic farming) adalah usaha tani yang menghindari
atau secara besar-besaran menyingkirkan penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, zat pengatur
tumbuh tanaman dan perangsang (Saragih, 2008).

Seringkali terdapat pemahaman yang keliru tentang PERTANIAN ALAMI dan PERTANIAN ORGANIK.

PERTANIAN ALAMI # PERTANIAN ORGANIK


Kedua istilah ini dalam praktek sering dianggap sama. Tetapi dengan batasan yang diberikan oleh
Fukuosa (1985) ) dalam Sutanto, (2002), setidaknya ia mengemukaan ada empat langkah menuju
pertanian alami dan menjelaskan prinsip pertanian alami:
• Tanpa olah tanah. Tanah tanpa diolah atau dibalik. Pada prinsipnya tanah mengolah sendiri,
baik menyangkut masuknya perakaran tanaman maupun kegiatan mikrobia tanah, mikro
fauna dan cacing tanah.
• Tidak digunakan sama sekali pupuk kimia maupun kompos. Tanah dibiarkan begitu saja, dan
tanah dengan sendirinya akan memelihara kesuburannya. Hal ini mengacu kepada proses
daur ulang tanaman dan hewan yang terjadi di bawah tegakan hutan.
• Tidak dilakukan pemberantasan gulma baik melalui pengolahan tanah maupun penggunaan
herbisida. Pemakaian mulsa jerami, tanaman penutup tanah maupun penggenangan
sewaktu-waktu akan membatasi dan menekan pertumbuhan gulma.
• Sama sekali tidak tergantung pada bahan kimia. Sinar matahari, hujan dan tanah merupakan
kekuatan alam yang secara langsung akan mengatur keseimbangan kehidupan alami.

Empat Prinsip Pertanian organik menurut IFOAM (1972):


a. Prinsip Kesehatan:
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan,
manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. b. Prinsip Ekologi:
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru
dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. c. Prinsip Keadilan:
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait
dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
d. Prinsip Perlindungan:

1 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggungjawab untuk melindungi
kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.

Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip memberi makanan pada
tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman (feeding the soil that feed the
plants), dan bukan memberi mkanan langsung pada tanaman. Von Uexkull (1984) dalam Sutanto,
(2002) memberikan istilah membangun kesuburan tanah.

Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan
pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan
menjadi hara dalam tanah. Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan
bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian
konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga
segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Kegunaan : Kegunaan budi daya organik pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi
kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawa. Pupuk organik dan pupuk
hayati mempunyai berbagai unggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan
sendirinya merupakan keluaran setiap budi daya pertanian, seghingga merupakan sumber unsur hara
makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik dan pupuk hayati berdaya
ameliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan
tanah dan sekaligus mengkonversikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan
kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan.

Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia secara tradisional kehidupan enominya, siosial
dan budaya bertumpu pada pertanian, atau memperoleh inspirasi dari pertanian, maka pembangunan
ekonomi untuk tinggal landas memang harus bertumpu pada pertania. Industrialisasi tidak mungkin
berhasil kalau pertanian tidak lebih dulu dimajukan dan didinamiskan (Notohadiprawiro, 1993 dalam
Sutanto, (2002)).

Cukup banyak penelitian atau praktek secara langsung yang telah dilakukan baik dikalangan perguruan
tinggi, lembaga penelitian, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentang peranan
bahan organik terhadap produksi tanaman maupun produktivitas tanah. Penelitian dan praktek
langsung yang telah dilaksanakan baik hanya menggunakan bahan organik maupun dikombinasikan
dengan pupuk kimia.

Meskipun sistem pertanian organik dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan banyak
kepada pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan hidup, termasuk konservasi sumber
daya lahan, namun penerapannya tidak mudah dan akan menghadapi banyak kendala. Faktor-faktor
kebijakan umum dan sosio-politik sangat menentukan arah pengembangan sistem pertanian sebagai
unsur pengembangan ekonomi (Notohadiprawiro, 1992 dalam Sutanto, 2002)).

2 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
Gambaran Umum Pupuk Organik dan Pupuk Kimia (Sutanto, 2002)
Organik Kimiawi (Sintetis)

1. Sumber makanan untuk tanaman dan tanah Bahan sintesis dan bukan alami
2. Selain N, P dan K, juga mengandung 16 Kekurangan unsur hara tertentu tampak
macam unsur hara diperlukan pertumbuhan nyata, karena pupuk kimia pada umumnya
tanaman hanya mengandung unsur tertentu
3. STRUKTUIR TANAH menjadi lebih baik. Hasil STRUKTUR TANAH TERPENGARUH.
tanaman dapat diperbaiki. Karena pupuk kimia harus diberikan dalam
jumlah banyak selama bertahun-tahun,
tetapi makin lama tampak terjadi
penurunan produksi, berarti biaya
masukan makin besar dan keuntungan
menurun.
4. Adanya kegaiatan cacing tanah dan mikro Keseimbangan oirganisma yang
organisma yang lain menyebabkan tanah menyebabkan tanah lebih subur dan
menjadi lebih sarang dan kesuburan produktif menjadi rusak karena pengaruh
meningkat. negatif bahan kimia pertanian.
Karena tanah menjadi lebih sarang maka Tanah berubah menjadi keras (bantat).
udara, air dan sinar matahari mampu Pengolahan tanah menjadi tidak lebih
menembus tanah lebih dalam sehingga terjadi murah lagi sebagai pengganti sapi atau
keseimbangan lengas dan temperatur yang kerbau harus digunakan traktor, dan
lebih baik. makin lama akan diperlukan traktor yang
Hama dan penyakit tanaman dapat terkendali. lebih kuat.
5. Selama hujan gerimis/pendek lengas tanah Diperlukan penyiraman yang frekwensinya
tetap bertahan dipermukaan tanah dan lebih pendek, karena kemampuan
apabila terjadi hujan deras mengalir kelapisan menahan air menjadi lebih rendah.
yang lebih dalam.
Tanah tetap dalam keadaan dingin pada saat
panas.
6. Penyediaan hara secara bertahap. Tanaman Karena unsur hara segera larut, maka
menyerap hara pada saat memerlukan unsur tersebut segera mengalami
selama daur masa hidupnya. Biaya produksi pelindian ke bawah.
yang telah dikeluarkan untuk Apa bila hujan terbatas menyebabkan
mengembalikan bahan organik menghasilkan tanaman terpengaruh oleh pupuk yang
tanah yang lebih produktif. tidak larut.
7. Pertumbuhan tanaman dengan media yang Karena pertumbuhan tanaman terlalu
kaya bahan organik memperoleh cepat maka tanaman menjadi lemah
perlindungan dari pestisida alami seperti sehingga dapat dengan mudah terserang
pestisida nabati, kencing sapi, abu bakaran, hama dan penyakit.
tembakau, dll. Untuk menanggulangi serangan diperlukan
insektisida dan pestisida kimia lainnya.

3 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
8. Di negara-negara Eropa, Australia, Amerika, Kemungkinan besar meracuni tanah dan
Jepang telah berkembang pasar khusus produk tanaman, demikian juga terjadi
pertanian organiki yang bebas dari peningkatan residu kimia pada bahan

residu bahan kimia pertanian. pangan dan pakan ternak.


Produk yang aman ini mempunyai harga 2 atau
3 kali lipat dari pada produk pertanian
konvensional.
9. Karena sampah, limbah, tinja dan kencing Pencemaran terhadap lingkungan melalui
meningkat dikumpulkan dan dimanfaatkan air, udara, tanah, dan kehidupan tanaman.
untuk kompos, maka kondisi lingkungan tanah
dan atmosfer menjadi lebih bersih.
10. Produk yang dihasilkan dari media yang diberi Produknya kurang enak, mengandung
kompos menjadi lebih sehat, lebih enak dan residu bahan pertanian, dan mudah rusak.
tidak mudah rusak.
11. Kompos dapat disiapkan langsung di lahan Sebagian besar bahan kimia pertanian
pertanian, pekarangan, dengan tenaga kerja adalah barang import atau dibuat oleh
keluarga atau dengan secara gotongroyong dan pabrik yang memerlukan energi fosil,
atau dengan bantuan ternak. sehingga mengurangi devisa negara untuk
import.
12. Pupuk organik dapat dibuat dari kotoran Bahan dasar (mineral, minyak, bahan kimia
ternak, sampah, gulma, limbah, lumpur, pertanian lainnya) tersedia dalam jumlah
maupun air. Bahan-bahan tersebut tersedia terbatas dan dalam waktu relatif singkat
setempat secara berkesinambungan. akan habis.
Dengan demikian ketersediaan pupuk
organik makin berkurang akibatnya lahan,
yang ketergantungannya yang cukup besar
terhadap bahan tersebut makin merana
dan tanaman tidak dapat diproduksi lagi.

13. Proses pembuatan kompos dapat dilaksanakan Proses pabrik sangat rumit.
oleh pria maupun wanita baik tua, muda. Memerlukan modal dan keahlian yang
Biaya relatif tidak diperlukan, tetapi hanya cukup banyak.
memerlukan tenaga dan waktu.

14. Karena langsung dibuat di lahan pertanian atau Memerlukan sistem transportasi dengan
pekarangan, maka pengangkutannya skala besar, kapal, kereta api, kendaraan
dapat langsung oleh petani atau menggunakan darat, dan pengangkutan lainnya. Untuk
ternak. menjalankan alat transportasi tersebut
memerlukan bahan bakar yang berasal
dari bahan dasar fosil.

4 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
15. Alam, manusia, ternak bekerja sama dalam Pabrik pembuatan pupuk semuanya serba
membuat pupuk organik, hal ini akan mekanik selama proses berlangsung
mendorong kerjasama yang bersifat timbalbalik menyebabkan polusi udara.
dan saling menguntungkan. Banyak pekerja yang mengalami penyakit
akibat kegiata industri.
16. Kita akan memenuhi sendiri kebutuhan pupuk Petani hanya sebagai obyek yang semuanya
diatur oleh kaum industrialis, pedagang
dan eksportir.
Cukup banyak terjadi eksploitasi terhadap
petani.
17. Tenaga kerja yang diperlukan dapat terpenuhi Hanya sebagian kecil penduduk desa yang
dari desa maupun dari keluarga petani, tanpa memperoleh kesempatan memperoleh
harus mendatangkan dari luar. kerja.
18. Pupuk organik dapat dibuat dengan Merupakan hasil pabrik yang samasekali
memanfaatkan kotoran ternak, bahkan ternak tidak memerlukan tenaga ternak, meskipun
yang sudah tua dapat menghasilkan bahan kebutuhan energi fosil untuk menjalankan
organik. mesin pertanian makin terbatas, tetapi
peranan tenaga ternak tidak makin
membaik.

TUJUAN JANGKA PANJANG

Tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organik (Sutanto, 2002)
adalah sebagai berikiut:

1. Melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta fungsi keragaman dalam bidang
pertanian.
2. Memasyarakatkan kembali budi daya organik yang sangat bermanfaat dalam
mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga menunjang kegiatan budi
daya pertanian yang berkelanjutan.
3. Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida dan pupuk, serta
bahan kimia pertanian lainnya.
4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan dari luar yang berharga mahal dan
menyebabkan pencemaran lingkungan.
5. Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air, serta mengurangi masalah erosi akibat
pengolahan tanah yang intensif.
6. Mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi pertanian organik yang telah
dimiliki petani secara turun-temurun, dan merangsang kegiatan penelitian pertanian organik
oleh lembaga penelitian dan universitas.

5 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
7. Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan produk-produk
pertanian bebas pestisida, residu pupuk, dan bahan kimia pertanian lainnya.
8. Menignkatkan peluang pasar produk organik, baik domestik maupun global dengan jalan
nmenjalin kemitraan antara petani dan pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian.

TUJUAN JANGKA PENDEK

Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organik (Sutanto,
2002) adalah sebagai berikut:

1. Ikut serta mensukseskan program pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pemanfaatan


peluang pasar dan ketersediaan lahan petani yang sempit.
2. Mengembangkan agribisnis dengan jalan menjalin kemitraan antar petani sebagai produsen
dan para pengusaha.
3. Membantu menyediakan produk pertanian bebas residu bahan kimia pertanian lainnya dalam
rangka ikut meningkatkan kesehatan masyarakat.
4. Mengembangkan dan meningkatkan minat petani pada kegiatan budi daya organik baik
sebagai mata pencaharian utama maupun sampingan yang mampu meningkatkan
pendapatan tanpa menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan.
5. Mempertahankan dan melestarikan produktivitas lahan, sehingga lahan mampu berproduksi
secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan mendatang

Penerapan suatu teknologi tidak dapat digeneralisir begitu saja untuk semua tempat tetapi harus
bersifat SPESIFIK LOKASI ( site spesific) dengan mempertimbangkan KEARIFAN TRADISIONAL
(indigenous knowledge) dari masing-masing lokasi.

Prinsip ekologi dalam penerapan pertanain organik dapat dipilahkan sebagai berikut:

• Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanam, terutama


pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.
• Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan
hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani.
• Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran pans, udara dan air dengan cara mengelola
iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi.
• Membatasi terjadinya kehilangan panen akibata hama dan penyakit dengan melaksanakan
usaha preventiv melalui perlakuan yang aman.

6 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
• Pemanfaatan sumber genetika (PLASMA NUTFAH) yang saling mendukung dan bersifat
sinergisme dengan cara mengkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanaman terpadu.

Suatu hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya alam ADA BATASNYA. Menurut
Harwood (1990) dalam Sutanto, 2002) ada tiga kesepakatan yang harus dilaksanakan dalam
pembangunan pertanian berkelanjutan:

i. Produksi pertanian harus ditingkatkan tetapi efisien dalam pemanfaatan sumber daya.
ii. Proses biologi harus dikontrol oleh sistem pertanian itu sendiri (bukan tergantung pada
masukan yang berasal dari luar pertanian.
iii. Daur hara dalam sistem pertanian harus lebih ditingkatkan dan bersifat lebih tertutup.

PUSTAKA

Saragih, S.E. 2008. Pertanian Organik, solusi hidup harmoni dan berkelanjutan. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, menuju pertanian alternatif dan berkelanjutan.
Penerbit Kanisius. Yokyakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, pemasyarakatan dan pengembangannya. Penerbit


Kanisius. Yokyakarta.

7 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
LEISA (Low-External-input and Sustainable Agriculture)
ILEIA (Information Centre for Low-External-Input and Sustainable Agriculture)
IASA (International alliance for sustainable agriculture)
IFOAM (International Federation of Organic Agricultural Movement)
CGIAR (Consultative Group on International Agricultural Research)
TAC ( Technical Advisory Committee)
Agroekologi: (agroecology) kajian menyeluruh mengenai agroekosistem,
termasuk semua unsur lingkungan dan manusia, hubungan unsur-unsur dan
proses-proses yang melibatkan semua unsur tersebut, misalnya simbiosis,
persaingan, perubahan secara berurutan.
Agroekosistem: (agroecosistem) suatu sistem agroekologi yang dimodifikasi
oleh manusia untuk menghasilkan pangan, serat dan produk-produk lain yang
bermanfaat bagi manusia.
Agroforestri: (agroforestry) pemanfaatan tanaman kayu tahunan secara
seksama (pepohonan, belukar, palem, bambu) pada suatu unit pengelolaan
lahan yang sama sebagai tanaman yang layak tanam, padag rumput dan/atau
hewan, baik dengan pengaturan ruang secara campuran di tempat dan saat
yang sama maupun secara berurutan dari waktu ke waktu.
Agropastoralisme: sistem pemanfaatan lahan yang menggabungkan tanaman
budi daya dan penggembalaan.
Agropiskikultur: penggabungan budidaya tanaman dan pengendalian
pengembanganbiakan ternak, penetasan, dan pemijahan ikan pada suatu lahan
pertanian.
8 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen
Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.
Agrosilvikultur: sistem pemanfaatan lahan yang menggabungkan tanaman
herbal dan pepohonan atau belukar.
Agrosilvopastoralism: sistem pemanfaatan lahan yang menggabungkan
tanaman budi daya, pemanfaatan vegetasi kayuan, dan penggembalaan
ternak.

View publication stats

9 PERTANIAN ORGANIK. 2013. Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Dosen


Program Studi Agroekoteknologi; FAPERTA-UHN; materi Pengabdian Masyarakat di Desa
Mabar, Kec. Bangun Purba; Kab. Deliserdang.

Anda mungkin juga menyukai