net/publication/327393688
PERTANIAN ORGANIK
Article · January 2013
CITATIONS READS
0 3,692
1 author:
Parlindungan Lumbanraja
Universitas HKBP Nommensen
41 PUBLICATIONS 14 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pakar pertanian Barat menyebutkan bahwa sistem pertanian organik merupakan hukum
pengembalian (law of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua
jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk resedu dan limbah pertanaman maupun ternak
yang selanjutnya bertujuan memberi mkanan pada tanaman. (bandingkan dengan kamus Wikipedia:
yang menyebutkan bahwa pertanian organik (organic farming) adalah usaha tani yang menghindari
atau secara besar-besaran menyingkirkan penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, zat pengatur
tumbuh tanaman dan perangsang (Saragih, 2008).
Seringkali terdapat pemahaman yang keliru tentang PERTANIAN ALAMI dan PERTANIAN ORGANIK.
Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip memberi makanan pada
tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman (feeding the soil that feed the
plants), dan bukan memberi mkanan langsung pada tanaman. Von Uexkull (1984) dalam Sutanto,
(2002) memberikan istilah membangun kesuburan tanah.
Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan
pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan
menjadi hara dalam tanah. Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan
bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian
konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga
segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Kegunaan : Kegunaan budi daya organik pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi
kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawa. Pupuk organik dan pupuk
hayati mempunyai berbagai unggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan
sendirinya merupakan keluaran setiap budi daya pertanian, seghingga merupakan sumber unsur hara
makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik dan pupuk hayati berdaya
ameliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan
tanah dan sekaligus mengkonversikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan
kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan.
Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia secara tradisional kehidupan enominya, siosial
dan budaya bertumpu pada pertanian, atau memperoleh inspirasi dari pertanian, maka pembangunan
ekonomi untuk tinggal landas memang harus bertumpu pada pertania. Industrialisasi tidak mungkin
berhasil kalau pertanian tidak lebih dulu dimajukan dan didinamiskan (Notohadiprawiro, 1993 dalam
Sutanto, (2002)).
Cukup banyak penelitian atau praktek secara langsung yang telah dilakukan baik dikalangan perguruan
tinggi, lembaga penelitian, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentang peranan
bahan organik terhadap produksi tanaman maupun produktivitas tanah. Penelitian dan praktek
langsung yang telah dilaksanakan baik hanya menggunakan bahan organik maupun dikombinasikan
dengan pupuk kimia.
Meskipun sistem pertanian organik dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan banyak
kepada pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan hidup, termasuk konservasi sumber
daya lahan, namun penerapannya tidak mudah dan akan menghadapi banyak kendala. Faktor-faktor
kebijakan umum dan sosio-politik sangat menentukan arah pengembangan sistem pertanian sebagai
unsur pengembangan ekonomi (Notohadiprawiro, 1992 dalam Sutanto, 2002)).
1. Sumber makanan untuk tanaman dan tanah Bahan sintesis dan bukan alami
2. Selain N, P dan K, juga mengandung 16 Kekurangan unsur hara tertentu tampak
macam unsur hara diperlukan pertumbuhan nyata, karena pupuk kimia pada umumnya
tanaman hanya mengandung unsur tertentu
3. STRUKTUIR TANAH menjadi lebih baik. Hasil STRUKTUR TANAH TERPENGARUH.
tanaman dapat diperbaiki. Karena pupuk kimia harus diberikan dalam
jumlah banyak selama bertahun-tahun,
tetapi makin lama tampak terjadi
penurunan produksi, berarti biaya
masukan makin besar dan keuntungan
menurun.
4. Adanya kegaiatan cacing tanah dan mikro Keseimbangan oirganisma yang
organisma yang lain menyebabkan tanah menyebabkan tanah lebih subur dan
menjadi lebih sarang dan kesuburan produktif menjadi rusak karena pengaruh
meningkat. negatif bahan kimia pertanian.
Karena tanah menjadi lebih sarang maka Tanah berubah menjadi keras (bantat).
udara, air dan sinar matahari mampu Pengolahan tanah menjadi tidak lebih
menembus tanah lebih dalam sehingga terjadi murah lagi sebagai pengganti sapi atau
keseimbangan lengas dan temperatur yang kerbau harus digunakan traktor, dan
lebih baik. makin lama akan diperlukan traktor yang
Hama dan penyakit tanaman dapat terkendali. lebih kuat.
5. Selama hujan gerimis/pendek lengas tanah Diperlukan penyiraman yang frekwensinya
tetap bertahan dipermukaan tanah dan lebih pendek, karena kemampuan
apabila terjadi hujan deras mengalir kelapisan menahan air menjadi lebih rendah.
yang lebih dalam.
Tanah tetap dalam keadaan dingin pada saat
panas.
6. Penyediaan hara secara bertahap. Tanaman Karena unsur hara segera larut, maka
menyerap hara pada saat memerlukan unsur tersebut segera mengalami
selama daur masa hidupnya. Biaya produksi pelindian ke bawah.
yang telah dikeluarkan untuk Apa bila hujan terbatas menyebabkan
mengembalikan bahan organik menghasilkan tanaman terpengaruh oleh pupuk yang
tanah yang lebih produktif. tidak larut.
7. Pertumbuhan tanaman dengan media yang Karena pertumbuhan tanaman terlalu
kaya bahan organik memperoleh cepat maka tanaman menjadi lemah
perlindungan dari pestisida alami seperti sehingga dapat dengan mudah terserang
pestisida nabati, kencing sapi, abu bakaran, hama dan penyakit.
tembakau, dll. Untuk menanggulangi serangan diperlukan
insektisida dan pestisida kimia lainnya.
13. Proses pembuatan kompos dapat dilaksanakan Proses pabrik sangat rumit.
oleh pria maupun wanita baik tua, muda. Memerlukan modal dan keahlian yang
Biaya relatif tidak diperlukan, tetapi hanya cukup banyak.
memerlukan tenaga dan waktu.
14. Karena langsung dibuat di lahan pertanian atau Memerlukan sistem transportasi dengan
pekarangan, maka pengangkutannya skala besar, kapal, kereta api, kendaraan
dapat langsung oleh petani atau menggunakan darat, dan pengangkutan lainnya. Untuk
ternak. menjalankan alat transportasi tersebut
memerlukan bahan bakar yang berasal
dari bahan dasar fosil.
Tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organik (Sutanto, 2002)
adalah sebagai berikiut:
1. Melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta fungsi keragaman dalam bidang
pertanian.
2. Memasyarakatkan kembali budi daya organik yang sangat bermanfaat dalam
mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga menunjang kegiatan budi
daya pertanian yang berkelanjutan.
3. Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida dan pupuk, serta
bahan kimia pertanian lainnya.
4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan dari luar yang berharga mahal dan
menyebabkan pencemaran lingkungan.
5. Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air, serta mengurangi masalah erosi akibat
pengolahan tanah yang intensif.
6. Mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi pertanian organik yang telah
dimiliki petani secara turun-temurun, dan merangsang kegiatan penelitian pertanian organik
oleh lembaga penelitian dan universitas.
Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organik (Sutanto,
2002) adalah sebagai berikut:
Penerapan suatu teknologi tidak dapat digeneralisir begitu saja untuk semua tempat tetapi harus
bersifat SPESIFIK LOKASI ( site spesific) dengan mempertimbangkan KEARIFAN TRADISIONAL
(indigenous knowledge) dari masing-masing lokasi.
Prinsip ekologi dalam penerapan pertanain organik dapat dipilahkan sebagai berikut:
Suatu hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya alam ADA BATASNYA. Menurut
Harwood (1990) dalam Sutanto, 2002) ada tiga kesepakatan yang harus dilaksanakan dalam
pembangunan pertanian berkelanjutan:
i. Produksi pertanian harus ditingkatkan tetapi efisien dalam pemanfaatan sumber daya.
ii. Proses biologi harus dikontrol oleh sistem pertanian itu sendiri (bukan tergantung pada
masukan yang berasal dari luar pertanian.
iii. Daur hara dalam sistem pertanian harus lebih ditingkatkan dan bersifat lebih tertutup.
PUSTAKA
Saragih, S.E. 2008. Pertanian Organik, solusi hidup harmoni dan berkelanjutan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, menuju pertanian alternatif dan berkelanjutan.
Penerbit Kanisius. Yokyakarta.