Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI SUSUN OLEH

DESTERINA AGMI 113063C117005

INIT ALMAHERA 113063C117016

JIMMY LIN YOSEP 113063C117017

PUTRI UTAMI 113063C117023

THABITA YOVI SRI D. 113063C117029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

SEMESTER V

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN

2019
A. Sejarah perkembangan keperawatan komunitas
Perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari tokoh
metologi yunani,yaitu Asclepius dan Higeai. Berdasarkan mitos yunan bahwa Asclepius
adalah seorang dokter yang tampan dan pandai,meskipun tidak disebut sekolah atau
pendidikan apa yang telah ditempuhnya. Berdasarkan mitos orang yunani bahwa dia
dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur –
prosedur tertentu ( surgical procedur) dengan baik. Higeai adalah asisten Asclepius dan
juga merupakan istriya, dia juga telah melakukan upaya – upaya kesehatan.

Menurut Cara penanganan masalah kesehatan masyarakat

Asclepius Dilakukan setelah penyakit tersebut terjadi pada


seseorang
Higeia  Penanganan masalah melalui hidup seimbang
 Menghindari makanan dan minuman beracun
 Makan – makanan yang bergizi ( cukup).
 Istirahat yang cukup
 Olahraga

Perbedaan dalam pemberian pengobatan pada masyarakat adalah pada cara pendekatan
masalah kesehatan.
Dari perbedaan antara penanganan antara Asclepius dan Higei tersebut akhirnya
munculdua aliran atau pendekatan dalam penanganan pada masalah – masalah kesehatan
pada masyarakat.

Tingkat pelayanan
Curative health care Preventive health care
Cara penanganan 1. sasaran individu 1. Sasarannya adalah
masalah kesehatan 2. kontak pada klien hanya satu masyarakat sebagai klien.
kali. 2. Masalah yang ditangani
3. Jarang petugas kesehatan adalah masalah yang
dengan klien jauh. dirasakan oleh masyarakat,
4. Pendekatan cara ini bukan masalah individu.
cenderung : 3. Hubungan petugas
 Bersifat reaktif, kesehatan dengan
umumnya menunggu masyarakat bersifat
masalah datang, yang kemitraan.
berarti dianggap 4. Cara pendekatan :
masalah kesehatan  Bersifat proaktif,
timbul bila ada artinya tidak
penyakit. Disini menunggu adanya
petugas kesehatan masalah, tetapi
hanya menunggu mencari apa
klien datang penyebab masalah.
 Cenderung melihat Petugas kesehatan
dan menangani masyarakat tidak
masalah klien lebih hanya menunggu
pada system biologis. datangnya klien,
Artinya manusia atau tetapi harus turun
klien hanya melihat kemasyarakat untuk
secara parsial, mencari dan
padahal manusia mengidentifikasi
terdiri atas aspek bio- masalah yang ada
psikososio dan pada masyarakat
spiritual. unutuk selanjutnya
melakukan tindakan.
 Melihat klien
sebagai mahluk yang
utuh, artinya melihat
manusia atau klien
melalui pendekatan
yang hilistik, bahwa
terjadinya penyakit
tidak semata – mata
karena terganggunya
pada salah satu
aspek, yaitu aspek
biologis atau aspek
yang lain saja.Pada
pendekatan ini cara
pandangnya adalah
dengan pendekatan
yang utuh pada
semua aspek, baik
biologis, psikologis,
sosiologis,social,
maupun spiritual.

Kelompok atau aliran 1. Aliran ini cnderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah orang
jatuh sakit ( pendekatan kuratif). Kelompok tersebut terdiri atas Dokter,psikiater,dan praktisi-
praktisi lain yang melakukan keperawatan atau pengobatan penyakit,baik fisik, psikologis,
mental, maupun psikologis.

Kelompok atau aliran 2. Aliran ini cenderung melakukan upaya – upaya pencegahan penyakit (
preventif ) dan peningkatan kesehatan (health promation) sebelum terjadi penyakit. Termasuk
kelompok ini antaralain para petugas kesehatan masyarakat.
B. Prinsip keperawatan kesehatan komunitas
ANA ( dalam Allender et al .,2014) mengemukakan delapan prinsip keperawatan
kesehatan komunitas ( the eight priciples of public health nursing). Prinsip tersebut
hendaknya selalu dipegang dan dilaksanakan oleh perawat kesehatan komunitas selama
menjalankan tugasnya melayani masyarakat.
a. Focus on the community
Prinsip dari keperawatan kesehatan komunitas adalah berfokus pada komunitas.
Komunitas dijadikan sebagai klien sebagai unit pelayanan perawatan kesehatan
komunitas.
b. Give priority to community needs
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan keperawatan kesehatan
komunitas, perawat komunitasmemberikan prioritas terhadap kebutuhan –
kebutuhan komunitas.
c. Work in partnership with the people
Dalam hal ini perawat kesehatan komunitas bekerja sama – sama dengan
masyarakat sebagai klien, dan masyarakat tersebut sebagai an equal partner (
bermitra dengan masyarakat dengan kedudukan yang sama.
d. Focus on primary prevention
Pencagahan primer merupakan focus atau diutamakan dalam menentuka aktifitas
atau intervensi yang tepat bagi komunitas. Pencegahan primer menyangkut
tindakan – tindakan pencegahan bagi orang yang masih dalam kondisi sehat, dan
tersier ditunjukan bagi orang yang sedang dalam masa pemulihan atau kegiatan
rehabilitasi.
e. Promote a healthful environment
Perawat kesehatan masyarakat berfokus kepada strategiyang menciptakan
lingkungan sosial dan kondisi ekonomiyang sehat dimana masyarakat perlu
didorong untuk hal tersebut.
f. Target all who might benefit
Perawat kesehatan masyarakat diwajibkan mengidentifikasikan secara aktif dan
meningkatkan benefit atas pelayanan atau aktivitas yang dilakukan untuk semua
orang.
g. Promote optimum allocation of resources
Mengoptimalkan pengunaan sumber – sumber yang ada untuk memastikan
peningkatan secara menyeluruh dalam kesehatan masyarakat dalam elemen kunci
dari praktik kesehatan masyarakat.
h. Collaborate with others in the community
Perawat kesehatan komunitas bekerja sama dengan berbagai pihak
dikomunitas,termasuk dengan profesi yang lain, organisasi, dan sekelompok
stakeholder adalah cara yang paling efektif untuk mempromosikan dan
melindungi kesehatan masyarakat.

C. Teori atau model keperawatan komunitas


1. The Neuman System Model
Model ini dikembangkan oleh Betty Neuman.beliau adalah seorang pemimpin
dalam perawatan kesehatan mental dan pendidikan keperawatan (Allender et
al.,2014). Beliau dikenal sebagai seorang perawatan kesehatan komunitas,
seorang professor di Universitas of California, Los Angeles (UCLA) dan juga
seorang counselor. Teori ini dikembangkan utamanya untuk community health
nursing. teori ini juga dikenal dan digunakan luas secara internasional. Terkait
dengan keperawatan kesehatan komunitas, teori ini menekankan tiga level
pencegahan yang mencakup primary, secondary, dan tertiary prevention. Model
ini memberikan sebuah perspektif system untuk memahami person, environment,
health, dan nursing. Focus dari model ini adalah agregat, kemampuan actual, dan
potensial komunitas. Sementara itu, peran perawat terkaitan dan promosi dan
perlindungan kesehatan serta tindakan sebagai facilitator, catalyst, dan advocate
for health. Dengan demikian maka diharapkan komunitas secara keseluruhan
dapat melakukan control untuk berespons terhadap stress. Dalam keperawatan
komunitas, diperlukan intervensi yang tepat agar tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan model ini, maka intervensi tersebut mencakup pencegahan primer,
sekunder, dan tersier (Hitchcock et al., 2003).
2. Pender’s Health Promotion Model
Model promosi kesehatan menjadi salah satu model yang banyak digunakan
dalam promosi kesehatan kemampuan dalam keperawatan komuninitas. Hal
tersebut disebabkankan karena dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas
atau keperawatan kesehatan masyarakat, promosi kesehatan merupakan sebuah
prioritas. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Allender yang
menyatakan bahwa “Health promotion is a priority in community/public health
nursing practice” (Allender et al., 2014). Selanjut Pender Murdaught. Dan Person
(2011) mendefinisikan promosi kesehatan sebagai berikut : “Health promotion is
actions that are directed toward increasing the level of wellbeing and self-
actualization in individuals or groups”. Promosi kesehatan adalah aksi-aksi yang
tujukan terhadap peningkatan level kesejahteraan dan aktualisasi diri di dalam
individu maupun kelompok. Dalam model ini jelas disampaikan bahwa persepsi
orang-orang dapat secara langsung memengaruhi motivasi mereka untuk memulai
perilaku promosi kesehatan (health promoting behaviors). Persepsi tersebut
mencakup control terhadap kesehatan, manfaat perilaku promosi kesehatan, dan
hambatan dalam melakukan kesehatan. Ada lima tipe modifying factor influence
people’s perceptions tentang perilaku promosi kesehatan, yang mencakup
(Allender et al., 2014) :
a. factor demografi, misalkan umur, ras, dan lain – lain.
b. karakteristik biologi, misalnya tinggi badan dan berat badan.
c. pengaruh interpersonal, misalnya harapan terhadap orang lain.
d. factor yang bersifat situasional, misalnya makanan sehat.
e. factor perilaku, misalnya pola mengatasi stress.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak Wahit Iqbal, Chayatin Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat:teori dan aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.

Swarjana I Ketut. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai