F YANG MENGALAMI
DEFISIT PERAWATAN DIRI DENGAN PEMBERIAN STRATEGI
PELAKSANAAN 1 DAN 2 DI RUANG GATOTKACA RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH
Dr. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA
DI SUSUN OLEH :
NIM.P14065
SURAKARTA
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr .R DAN Sdr .F YANG MENGALAMI
DEFISIT PERAWATAN DIRI DENGAN PEMBERIAN STRATEGI
PELAKSANAAN 1 DAN 2 DI RUANG GATOTKACA RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH
Dr. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
DI SUSUN OLEH :
NIM.P14065
SURAKARTA
2017
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P14065
Judul Karya Tulis Ilmiah :Asuhan Keperawatan pada Sdr.R dan Sdr.F yang
mengalami defisit perawatan diri dengan
pemberian strategi pelaksanaan 1 dan 2 di Ruang
Gatotkaca Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif
Zainuddin Surakarta.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
NIM . P14065
ii
MOTTO
“Masa lalu adalah pelajaran untuk kedepannya, masa kini adalah kesempatan
untuk mengukir & meraih prestasi dan masa depan adalah tempat menata harapan
dan meraih kebahagiaan”
“Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalan, tapi dengan lapang
hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritanya”
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KE PERA WATAN PADA Sdr . R DAN Sdr . F YANG MEN GALA MI DEFISIT
PERAWATAN DIRI DENGAN PEMBERIAN STRATEGI PELAKSANAAN 1 DAN 2 DI
RUANG GATOTKACA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Dr. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing
iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI
Dewan Penguji :
Penguji 1 :
1. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns., M.Kep ( )
NIK : 201185071
Penguji 2 :
2. Joko Kismanto S.Kep., Ns ( )
NIK : 200670020
v
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : P14065
Ditetapkan di : Surakarta
DEWAN PENGUJI
Ketua
Anggota
Mengetahui
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Sdr.R dan Sdr.F yang mengalami defisit
perawatan diri dengan pemberian strategi pelaksanaan 1 dan 2 di Ruang Gatotkaca
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainuddin Surakarta.”
vii
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tuaku yang selaku menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
viii
HALAMAN JUDUL .................................................................................
PERNYTAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................
MOTTO ....................
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI .......................................
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
BAB I PENDAH
1.1 Latar b
1.2 Batasan
1.3 Rumus
1.4 Tujuan
1.5 Manfaa
BAB II TINJAUA
2.1 Konsep
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.2 Konsep
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4 Imple
2.2.5
ix
BAB III METODE STUDI KASUS
3.1 Desain Studi Kasus 27
3.2 Batasan Istilah 27
3.3 Partisipan 27
3.4 Lokasi dan Waktu 27
3.5 Pengumpulan Data 28
3.6 Uji Keabsahan Data 30
3.7 Analisa Data 30
BAB IV HASIL
4.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data........................................32
4.2 Pengkajian..........................................................................................32
4.3 Analisa Data......................................................................................41
4.4 Diagnosa Keperawatan..................................................................43
4.5 Perencanaan Keperawatan............................................................44
4.6 Implementasi Keperawatan..........................................................46
4.7 Evaluasi...............................................................................................48
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan.......................................................................................50
5.2 Diagnosa keperawatan....................................................................59
5.3 Intervensi keperawatan..................................................................60
5.4 Implementasi keperawatan............................................................61
5.5 Evaluasi keperawatan.....................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
menjelaskan kriteria orang yang sehat jiwa merupakan orang yang dapat
kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk, merasa bebas secara relatif dari
perjuangan hidupnya, merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima.
konstruktif.
selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya tekanan fisik dan
yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
1
2
perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan
dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau 2
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian
dunia yang berjumlah sekitar 6.700.000.000 jiwa sekitar 10% orang dewasa
mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Usia ini
biasanya terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun. Menurut
berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar
atau sekitar 57.000 orang pernah atau sedang dipasung. Angka pemasungan
dipedesaan adalah sebesar 18,2% Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan
RI, 2014)
berhias secara mandiri, dan toileting, buang air besar/buang air kecil
2006).
4
mengambil judul karya tulis ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Sdr.R dan
pelaksanaan 1 dan 2 di ruang gatotkaca Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif
Zainuddin Surakarta.
Masalah pada studi kasus ini di batasi pada Asuhan Keperawatan pada
sosial yang tidak terawat yang berdampak pada keadaan fisik dan
dan 2 di ruang gatotkaca Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainuddin
Surakarta?”
5
ruang gatotkaca Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainuddin Surakarta.
1.4.2Tujuan Khusus
1. Manfaat teoritis
berhias/berdandan.
2. Manfaat praktis
c. Bagi Perawat
d. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
(Fitria, 2009).
a. Mandi / hygiene
7
8
b. Berpakaian / berhias
sepatu.
c. Makan
d. BAB / BAK
setelah BAB / BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
9
2.1.3 Dampak
Wartonah (2006)
1. Dampak fisik
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
2. Dampak psikososial
2.1.4 Etiologi
a. Kelelahan fisik.
b.Penurunan kesadaran
a)Faktor prediposisi
b) Faktor presipitasi
2.1.5 Patofisiologi
mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting buang air besar (BAB)
( Damaiyanti,2013)
2.2.1 Pengkajian
a. Pengumpulan Data
(Keliat, 2007 )
12
penanggung jawab.
rumah sakit saat ini serta bagaimana hasil dari tindakan orang
tersebut.
keluarganya
kriminal.
gangguan jiwa.
kesehatan jiwa.
14
11) Aspek medis, obat – obatan klien saat ini baik obat
berikut:
menimbulkan masalah.
2.2.2 Diagnosa
3.Isolasi sosial
Intervensi :
1)
1) Klien dapat mengungkapkan perasaannya.
2) Ekspresi wajah bersahabat.
nonverbal.
janji.
adanya.
dirinya sendiri.
hubungan selanjutnya.
yang dimiliki.
positif. Intervensi :
mengungkapkan perasaannya.
keperawatan.
terarah. Intervensi :
Kriteria Evaluasi :
total.
Rasional:
dirinya sendiri.
kemampuannya.
kemampuan. Intervensi :
direncanakan.
Intervensi :
Rasional:
dirumah.
dirumah.
2. Isolasi sosial
optimal
Kriteria evaluasi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
20
intervensi :
kriteria evaluasi :
mandiri Intervensi :
diri
2) Melatih pasien berdandan/berhias
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
wanita.
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
sebagai berikut :
Anda dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai
tahapan berikut :
2.2.5 Evaluasi
a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/BAK
a. Pada Klien
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
25
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Melatih klien BAB dan BAK secara mandiri sesuai tahapan berikut:
kepada klien kurang perawatan diri berhasil menurut Purba (2009) adalah
sebagai berikut:
1. Kebersihan diri
2. Berdandan
3. Makan
4. BAB/BAK
METODE PENELITIAN
Keperawatan Pada Sdr.R dan Sdr.F yang mengalami defisit perawatan diri
Batasan istilah pada asuhan keperawatan pada Sdr.R dan Sdr.F yang
3.3. Partisipan
dialysis / kasus yang akan diteliti unit partisipan. Unit partisipan dalam
keperawatan pada umumnya adalah klien dan atau keluarganya. Subyek yang
yang sama yaitu pada Sdr.R dan Sdr.F yang mengalami Gangguan Defisit
Perawatan Diri
27
28
Lokasi studi kasus ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
2) Auskultasi
3) Perkusi
tubuh lainnya .
b. Wawancara
c. Observasi
(Hidayat, 2014).
2. Data
sekunder a.
Dokumentasi
b. Studi Kepustakaan
(Prastowo, 2011).
tiga sumber data yaitu klien, perawat, dan keluarga klien yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti yaitu pada pasien yang mengalami gangguan
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan
adalah :
31
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi Data
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
4. Kesimpulan
HASIL
Pengambilan data dilakukan di rumah sakit dr. Arif Zainudin Surakarta, di bangsal
perawatan diantaranya: 2 untuk dewasa, 2 untuk anak dan remaja. Bangsal ini
4.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
IDENTITAS KLIEN
Inisial
Umur
Jenis Kelamin
No. RM
Ruang Rawat
Tanggal Dirawat
Tanggal Pengkajian
Informan
2. Alasan Masuk
ALASAN MASUK
32
3. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
Faktor predisposisi
Faktor presipitasi
4. Fisik
FISIK
1. TTV
Nadi
Tekanan darah
RR
Suhu
2. Ukur
Tinggi badan
Berat badan
3. Keluhan Fisik
Masalah keperawatan
34
5. Psikososial
PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Penjelasan
Masalah keperawatan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien
kurus dan tid
di tubuhnya.
b. Identitas
Klien adalah
sebelumnya
bekerja di te
ayam
c. Peran
Klien
berperan seb
keluarganya,
sebagai penj
d. Ideal diri
Klien
sembuh dan
ingin
mendapat
keluarganya
e. Harga diri
Klien menga
pulang dan
diterima di m
Masalah keperawatan
Tidak ada
3. Hubungan sosial
Masalah keperawatan
4. Spiritual
a.
b.
Masalah keperawatan
6. Status Mental
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Masalah keperawatan
3. Aktivitas motorik
Masalah keperawatan
36
4. Klien mengatakan
perasaannya sedih karena
jarang ditengok oleh
keluarganya.
5. Saat berbincang-bincang
terkadang klien tiba-tiba
pergi
Masalah keperawatan Tidak ada
Masalah keperawatan
penilaian
Masalah keperawatan
Masalah keperawatan
1.
2.
3.
4.
5. Istirahat dan tidur
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan
kesehatan
sistem dukungan
Masalah keperawatan
39
Mekanisme Koping
Adaptif
Maladaptif
Masalah keperawatan
Pengetahuan
Tentang
Masalah keperawatan
ASPEK MEDIK
Diagnosa medis
Terapi medis
Hari/ Tanggal
Selasa,
23 Mei 2017
10.30 WIB
Selasa,
23 Mei 2017
10.30 WIB
Selasa,
23 Mei 2017
11.45 WIB
Selasa,
23 Mei 2017
11.45 WIB
42
berinteraksi
Kontak mata kurang.
Sering menangis jika diajak
bicara
Hari/ Tanggal
Selasa,
23 Mei 2017
10.30 WIB
Selasa,
23 Mei 2017
10.30 WIB
KLIEN 2
Selasa,
23 Mei 2017
11.45 WIB
Selasa,
23 Mei 2017
11.45 WIB
43
Do:
Malu
Ekspresi wajah kosong
Senang menyendiri dan jarang
berinteraksi
Kontak mata kurang.
Sering menangis jika diajak
bicara
Diagnosa
Keperawatan
Defisit perawatan
diri
44
TUK 4 :
Klien dapat melakukan
kebersihan diri secara mandiri.
Kriteria hasil :
Setelah satu minggu klien dapat
melakukan perawatan
kebersihan diri secara rutin dan
teratur tanpa anjuran, seperti
mandi pagi dan sore, ganti baju
setiap hari, penampilan bersih
dan rapi.
4.6 Penatalaksanaan
Diagnosa
Keperawatan
23 Mei 2017
10.30 WIB
Defisit SP 1:
perawatan diri 6. Membina
percaya.
7. Menjelaskan
kebersihan diri.
8. Menjelaskan
kebersihan diri.
9. Membantu
mempraktekkan
kebersihan diri.
10. Menganjurkan
memasukkan
kegiatan harian .
46
Diagnosa
Keperawatan
23 Mei 2017
11.45 WIB
Defisit SP 1:
perawatan diri 1. Membina
percaya.
2. Menjelaskan
kebersihan diri.
3. Menjelaskan
kebersihan diri.
4. Membantu
mempraktekkan
kebersihan diri.
5. Menganjurkan
memasukkan
kegiatan harian .
47
4.7 Evaluasi
EVALUASI
Defisit S:
perawatan diri “baik saya mau berbincang 15 menit”
“saya merasa kebersihan itu tidak
penting”
“saya malas melakukan kebersihan
diri,saya tidak pernah kramas”
“saya jarang menggunakan sabun jika
mandi”
“s
O:
Klien terlihat tidak bersih, pakaian
tidak rapi, tidak pernah ganti baju,
rambut acak-acakan, gigi kotor serta
bau mulut.
A:
SP1P tercapai.
P:
Perawat: lanjutkan SP2P tanggal 24
Mei 2017 jam 08.00 WIB.
Klien: motivasi klien untuk mandi,
mengganti baju sehari 2 kali.
48
EVALUASI 23 Mei 2017
14.15 WIB
Defisit S:
perawatan diri “saya mau berbincang 10 menit”
“saya jarang gosokgigi,jarang
kramas”
“saat saya mandi rambut hanya saya
basahi”
“saya ”
“saya akan latihan setiap pagi jam
06.00 saat saya mandi”
O:
Klien terlihat tidak rapi, mengganti
pakaian jika hanya diingatkan, kuku-
kuku jari tangan dan kaki panjang dan
kotor, rambut acak-acakan, jika mandi
jarang di keringkan dengan handuk.
A:
SP1P tercapai.
P:
Perawat: lanjutkan SP2P tanggal 24
Mei 2017 jam 08.30 WIB.
Klien: motivasi klien untuk mandi,
mengganti baju sehari 2 kali.
49
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada
Sdr.R dan Sdr.F yang mengalami defisit perawatan diri dengan pemberian strategi
5.1 Pengkajian
pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang semua masalah klien
saat ini, lampau atau potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar
didapatkan data identitas 2 klien yaitu klien 1 bernama Sdr.R, usia 17 tahun,
rumah sakit pada tanggal 12 April 2017. Sedangkan klien 2 bernama Sdr.F,
50
51
Tanda dan gejala yang dialami pada Sdr.R dan Sdr.F, dengan defisit
perawatan diri adalah klien tidak pernah kramas, jarang menggunakan sabun
jika mandi, jarang gosok gigi, jika mandi jarang dikeringkan dengan handuk,
pakaian tidak rapi, tidak pernah ganti baju, kuku-kuku jari tangan dan kaki
panjang dan kotor. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala defisit peraawatan
keadaannya bingung tidak tahu arah jalan pulang kerumahnya pasien juga
sebelum dibawa kerumah sakit pasien melempar ibunya dengan gelas dan
piring. Sedangkan alasan Sdr.F dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena pasien
mengamuk memecahkan kaca jendela rumah dan merusak motor, pasien juga
menjadi penyebab munculnya defisit perawatan diri , salah satunya dari segi
faktor menjadi penyebab kurang perawatan diri yaitu klien malas untuk
jiwa yaitu klien di PHK dari tempat kerjanya. Pengkajian Sdr.F didapatkan
data faktor pancetus terjadinya gangguan jiwa yaitu klien mengalami trauma
waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam
dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan realitas dunia. Harga diri (self
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari peneriman diri
kegagalan, tetap merasa seseorang yang penting dan berharga. Harga diri
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada
harapan dan putus asa (Stuart, 2006 dalam Gumilar, 2016). Menurut
negatif terhadap diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu, dianggap
tidak berharga dan berguna. Klien kesal kemudian marah dan kemarahan
yang telah disampaikan tersebut sama dengan data pengkajian konsep diri
harga diri yang ditemukan pada kasus klien Sdr.F yaitu klien merasa malu
menangis jika diajak berbicara dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
nilai diri untuk mencapai kebutuhan hidup. Terdapat beberapa faktor yang
gangguan kesehatan, rasa duka yang berat, atau penderitaan lain yang
disebabkan bencana alam. (Ambari, 2010 dalam Fauziah & Latipun, 2016).
bekerja disuatu pabrik namun klien di PHK sehingga klien ingin cepat
klien tidak mempunyai peran serta dalam masyarakat karena klien merasa
54
malu karena orang lain menjauhinya, klien lebih sering menyendiri, sering
menangis jika diajak berbicara dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
beragama islam, tetapi terdapat perbedaan pada kegiatan ibadah pada masing-
masing klien yaitu Sdr.R rajin beribadah dengan sholat 5 waktu, sedangkan
pelaksanaan 1 dan 2 terdapat perbedaan dari kedua klien Sdr.R saat diajarkan
SP 1 lebih tenang, mudah menerima saran dari perawat, sedangkan Sdr.F saat
gelisah, tidak mau duduk diam terlalu lama, sehingga klien kurang mampu
komitmen agama dan kesehatan. Orang yang sangat religius dan taat
menjalankan ajaran agamanya relatif lebih sehat dan atau mampu mengatasi
rapi, pakaian yang dikenakan tidak pernah ganti, pasien tidak pernah kramas,
gosok gigi hanya 1 kali sehari, pasien jarang menggunakan sabun untuk
mandi, rambut acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut.Dilihat dari cara
bicara, klien berbicara dengan irama lambat dan nada pelan. Aktivitas
motorik klien terlihat hanya diam dikamar dan tidak berbincang dengan orang
lain. Alam perasaan, klien merasa sedih karena ingin segera pulang dan
berkumpul dengan keluarganya. Afek klien datar, tidak ada roman muka pada
55
dengan klien, klien lebih banyak menunduk dan tidak mau menatap lawan
karena pasien tidak tahu dimana sekarang ia dirawat. Klien tidak mengalami
gangguan daya ingat pasien dapat menyebutkan dimana dia bekerja 3 tahun
berbincang dulu sebelum kekamar mandi atau kekamar mandi dulu sebelum
berbincang. Klien mengatakan sudah sehat dan tidak perlu dirawat lagi.
rapi, baju diganti jika diingatkan saja, kuku-kuku jari tangan dan kaki kotor
terlihat ketika sendiri sering mondar-mandir dan lebih banyak didalam kamar.
tentang dirinya dan lebih banya diam. Klien tidak mengalami gangguan
aneh-aneh. Tingkat kesadaran klien yaitu stupor, yaitu ketika diajak berbicara
56
anggota tubuhnya kaku dan canggung. Klien mengalami gangguan daya ingat
jangka pendek, saat di tanya apa latihan rehabilitasi minggu lalu, klien tidak
tidak mampu berhitung dan tidak mampu berkonsentrasi lama. Klien mampu
sebelum potong kuku atau potong kuku dulu sebelum mandi. Klien tidak tahu
apa yang diderita saat ini. Menurut Herman (2011), tanda gejala klien yang
mengalami defisit perawatan diri adalah klien yang tidak mamppu untuk
( Toileting).
pengobatan klien yang dimulai dari saat klien masuk rumah sakit. Hal ini
kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien (Yosep, 2007
data sebagai berikut: Makan, kedua klien makan 3x sehari dengan menu yang
disediakan dari rumah sakit, klien mampu makan secara mandiri dan klien
selalu mencuci piringnya setelah selesai makan. BAB/ BAK, kedua klien
dan dekatkan alat-alat mandi klien agar mudah dijangkau, selesai mandi
dalam berpakaian karena klien harus di motivasi untuk ganti baju yang rapi
57
dan bersih, dan memotivasi klien untuk menyisir rambut dan memotong
kuku. Istirahat dan tidur, kedua klien tidur siang selama 1-2 jam, tidur malam
selama 7-8 jam, ajarkan klien untuk merapikan tempat tidur sebelum dan
minimal yaitu klien harus diingatkan untuk meminum obatnya, klien diberi
berusaha untuk rutin minum obat dan kontrol, klien mendapat dukungan
rumah, Sdr.R perlu latihan dan diajarkan untuk membantu aktifitas di dalam
rumah, saat di rumah sakit klien juga selalu mencuci piring setelah selesai
makan. Tn.SR ,saat di rumah sakit, klien selalu mencuci piring setelah selesai
makan. Aktivitas di luar rumah, Sdr.R saat di rumah sakit, klien rajin
rumah nanti klien ingin bekerja lagi. Sdr.F saat di rumah sakit, jarang
sudah tidak tahan lagi klien kemudian mengamuk atau merusak barang yang
2013).
pengalaman hidup yang tidak baik, kesulitan atau defisiensi lingkungan, stres
penyakit jiwa. Sdr.F tidak mengetahui tentang penyakit jiwa, koping dan
obat-obatan. Aspek medik, diagnosa medis kedua klien yaitu skizofrenia tak
terinci F.20.3. Terapi medis yang di berikan kepada Sdr.R yaitu Risperidon
untuk terapi skizofrenia akut, kronik dan kondisi psikosis lain, efek
sampingnya antara lain insomnia, cemas, sakit kepala, somnolen dan lelah.
seperti skizofrenia dan gangguan psikosis yang lainnya, perilaku agresif yang
59
klien, baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisa dan
jelas, singkat, dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut penyebabnya
mungkin muncul untuk masalah perilaku kekerasan adalah harga diri rendah,
Diagnosa utama yang diangkat pada Sdr.R dan Sdr.F yaitu defisit
perawatan diri, diagnosa ini didukung dengan data subjektif kedua klien
jarang gosok gigi, jarang kramas, jarang menggunakan sabun jika mandi.
Kemudian data objektifnya klien terlihat tidak rapi, tidak bersih, tidak pernah
ganti baju, rambut acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut, kuku-kuku jari
tangan dan kaki kotor dan panjang. Diagnosa ini diambil sebagai prioritas
utama karena pada saat pengkajian data-data diatas yang paling aktual
adalah defisit perawatan diri, etiologinya yaitu isolasi sosial, dan sebagai efek
teori yang disebutkan ada sedikit perbedaan dengan kasus, pada kasus yang
menjadi core problem adalah defisit perawatan diri, etiologinya yaitu isolasi
sosial dan harga diri rendah, dan sebagai efek yaitu penurunan kemampuan
dan realitas turun. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada
5.3 Intervensi
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi harus spesifik dan
dinyatakan dengan jelas dimulai dengan kata kerja aksi/ kalimat perintah
dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan
diagnosis tertentu, tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus
berdasarkan pada teori keperawatan jiwa, dimana terdapat tujuan umum yaitu
klien dapat melakukan kebersihan dan perawatan diri dan terdapat tiga tujuan
61
khusus yaitu tujuan khusus pertama yaitu klien dapat membina hubungan
klien tentang pentingnya kebersihan diri. Tujuan khusus ketiga yaitu klien
memotivasi klien untuk mandi, mengganti baju, dan mengkaji keinginan klien
5.4 Implementasi
sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini. Semua tindakan yang telah
diri ada tiga yaitu strategi pelaksanaan pertama melatih klien dalam menjaga
jika mandi. Sedangkan Sdr.F mengatakan jarang gosok gigi, jarang kramas,
kebersihan diri. Kemudian dilakukan kegiatan pada Sdr.R tanggal 23 Mei 2017
pukul 10.30 WIB dengan mengajarkan klien cara menggunakan shampoo untuk
kramas yaitu membasahi rambut dengan air secara merata lalu, tuangkan shampo
di tangan usapkan di kepala sampai berbusa dan merata yang terakhir bilas
dengan air sampai bersih. Sedangkan untuk Sdr.F tanggal 23 Mei 2017 pukul
11.45 WIB dengan mengajarkan klien untuk menggosok gigi dengan cara ambil
sikat gigi dan odol lalu tuangkan odol di sikat gigi lalu,kumur dengan air bersih
sikat gigi dari atas ke bawah, dari dalam keluar, setelah bersih kumur dengan air
hingga tidak ada busa di mulut, sebelum dilakukan kegiatan tersebut kedua
pasien tidak tahu cara menjaga kebersihan diri yang benar yaitu kramas dan
Respon kedua pasien ketika akan diajarkan cara menjaga kebersihan diri pasien
didapatkan hasil pada Sdr.R mampu mempraktekan cara merawat kebersihan diri
yaitu kramas dan Sdr.F mampu untuk mempraktekan cara merawat kebersihan
diri yaitu gosok gigi yang benar. Perbedaan dari pelaksanaan SP 1 dari Sdr.R,
klien tidak pernah kramas, jarang menggunakan sabun jika mandi, sehingga
Sdr.R diajarkan cara bagaimana kramas yang benar dan menggunakan sabun saat
mandi, sedangkan Sdr.F, klien jarang gosok gigi, jarang kramas, sehingga
63
Sdr.F diajarkan cara mengosok gigi dan kramas. Hal ini memberikan
aktivitas mandiri.
pasien. Untuk berhias/ berdandan pasien laki-laki yaitu cara berpakaian dan
menyisir rambut, kemudian untuk Sdr.R karena pakaian pasien terlihat tidak
rapi, tidak bersih, tidak pernah ganti baju, rambut acak-acakan sehingga pada
tanggal 24 Mei 2017 pukul 08.15 WIB pasien diajarkan cara untuk memakai
pakaian yang rapi dan bersih yaitu ganti pakaian setiap habis mandi, pakaian
yang kotor ditaruh di boks tempat pakaian kotor, gunakan pakaian yang rapi
dan sesuai, setelah itu mengajarkan klien untuk menyisir rambut yaitu
gunakan sisir yang tidak tajam, sisir sesuai dengan belahan rambut.
Sedangkan untuk Sdr.F karena pakaian pasien terlihat tidak rapi, mengganti
pakaian hanya jika diingatkan, kuku-kuku jari tangan dan kaki panjang dan
kotor, rambut acak-acakan sehingga pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 09.30
WIB pasien diajarkan untuk memakai pakaian yang rapi dan bersih yaitu
ganti pakaian setiap habis mandi, pakaian yang kotor ditaruh di boks tempat
pakaian kotor, gunakan pakaian yang rapi dan sesuai, setelah itu mengajarkan
pasien untuk memotong kuku agar rapi, dan memotivasi klien untuk
pada pikirannya sendiri dan memberikan perhatian yang minimal dalam hal
64
dengan isolasi sosial sering kali didahului oleh adanya gambaran diri yang
halusinasi, kekerasan fisik dan isolasi sosial yang disertai dengan peningkatan
gagal mengenali sensasi seperti rasa lapar atau haus sehingga terkadang klien
selain itu adanya hambatan hubungan sosial, harga diri rendah yang
lupa, pusing dan kelemahan fisik, hal ini dapat mengakibatkan penurunan
sakit adalah resiko perilaku kekerasan yang dilakukan klien sebelum dirumah
5.5 Evaluasi
Evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses atau evaluasi formatif
yang dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi hasil atau
tujuan umum serta tujuan khusus yang telah ditentukan (Direja, 2011).
pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan
2012).
pada hari selasa tanggal 23 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode
objektif pasien tampak terlihat tidak bersih, pakaian pasien tidak rapi, tidak
pernah ganti baju, rambut pasien acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut,
pada hari selasa tanggal 23 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode
gosok gigi, jarang kramas, rambut hanya dibasahi saja, objektif pasien terlihat
tidak rapi, mengganti pakaian hanya jika diingatkan, kuku-kuku jari tangan
dan kaki panjang dan kotor, rambut acak-acakan, jika mandi jarang
pada hari rabu tanggal 24 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode
pernah menyisir rambut, objektif pasien tampak terlihat sudah mandi, pakaian
pada hari rabu tanggal 24 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode
pernah memotong kuku, objektif pakaian pasien tampak belum rapi, bau
mulut agak berkurang, analisa masalah pada Sdr.F adalah masalah teratasi SP
pada hari kamis 25 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP
rambut tadi pagi, objektif pakaian pasien tampak rapi, rambut tersisir rapi,
pada hari kamis 25 Mei 2017, evaluasi dengan menggunakan metode SOAP
memotong kuku, objektif pasien tampak terlihat agak rapi, bau mulut agak
mengganti baju.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
A. Pengkajian
Sedangkan data objektif klien tampak tidak bersih, pakaian klien tidak rapi,
tidak pernah ganti baju, rambut acak-acakan, gigi kotor serta bau mulut. Pada
Sdr.F didapat data subjektif klien mengatakan jarang gosok gigi, jarang kramas,
rambut hanya dibasahi saja. Sedangkan data objektif klien tampak pakaian
pasien tidak rapi, mengganti pakaian hanya jika diingatkan, kuku-kuku jari
tangan dan kaki panjang dan kotor, rambut acak-acakan, jika mandi jarang
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa utama yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Sdr.R dan Sdr.F
68
69
C. Intervensi keperawatan
pertama yaitu membina hubungan saling percaya, tujuan yang kedua yaitu dapat
D. Implementasi Keperawatan
diri di Ruang Gatotkaca Rumah sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta
telah sesuai dengan intervensi yang dibuat oleh penulis. Penulis melakukan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang penulis dapatkan pada Sdr.R dan Sdr.F adalah tercapainya
tujuan yang pertama yaitu membina hubungan saling percaya dengan perawat,
hasil evaluasi yang penulis dapatkan dalam tujuan yang kedua sesuai dengan
kriteria evaluasi pada perencanaan yaitu klien mampu mengetahui cara menjaga
kebersihan diri, evaluasi yang penulis dapatkan dalam tujuan yang ketiga yaitu
6.2 Saran
sebagai berikut :
A. Bagi Perawat
C. Bagi Penulis
rencana kerja dengan baik dalam mendapatkan data yang lebih akurat.
perawatan diri gangguan merawat kebersihan diri dan kurang mampu untuk
berhias/berdandan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Di akses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO
VINSI_2015/13_JATENG_2015.pdf.
Hidayat, A.A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Kemenkes RI. 2014. Stop Stigma dan Diskrimminasi Terhadap Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ). Dipublikasikan tanggal 10 Oktober 2014,
diakses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-
dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html.
Santoso, Budi, dkk. 2013. Kementrian Kesehatan RI: Pokok Pokok Hasil Riskesdas
Provinsi Jawa Tengah. Diakses tanggal 10 April 2017.
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/book /
93
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.