Anda di halaman 1dari 19

BAB IPENDAHULUAN

1.1

Latar BelakangPada masa reformasi, isu tentang golput mulai disoroti kembali, ancaman golputkini
semakin meluas tidak hanya ditingkat nasinal (pemilu), akan tetapi hingga ditingkat pemilihan kepala
daerah (Pilkada). Dan kini, pada awal Desember 2008 atau menjelangmemasuki tahun pemilu 2009,
golput dinilai dengan menambahkan ide tentang fatwaharam.Pemilihan umum di negara yang
demokrastis dan berdasarkan pada Pancasilamenjadi sebuah kebutuhan yang perlu diwujudkan dalam
penyelenggaraan negara.Melalui pemilihan umum, rakyat yang berdaulat memilih wakil-wakilnya yang
diharapkandapat memperjuangkan aspisari dan kepentinganya dalam suatu pemerintahan yang
berkuasa. Oleh karena itu setiap warga negara sebaiknya ikut berpartisipasi dalam pelaksaan pemilihan
umum dengan menyalurkan hak pilihya atau dengan kata lain tidak melakukan tindakan golput
(Golongan Putih) yang juga merupakan suatu cara dalammengamalkan nilai-nilai Pancasila khususnya sila
keempat yang merupakan cita-cita bangsa dapat terwujud dalam penyelenggaraan berbangsa dan
bernegara. Pemerintahanyang berkuasa sendiri merupakan hasil dari pilihan maupun bentukan para
wakil rakyattadi untuk menjalankan kekuasaan negara. Tugas para wakil pemerintahan yang
berkuasaadalah melakukan kontrol atau pengawasan terhadap pemerintah tersebut. Dengandemikian,
melalui pemilihan umum rakyat akan selalu dapat terlibat dalam proses politik dan secara langsung
maupun tidak langsung menyatakan kedaulatan atas kekuasaannegara dan pemerintahan melalui wakil-
wakilnya.Dalam tatanan demokrasi, pemilu juga menjadi mekanisme/cara untuk memindahkan konflik
kepentingan dari tataran masyarakat ke tataran badan perwakilanagar dapat diselesaikan secara damai
dan adil sehingga kesatuan masyarakat tetapterjamin. Hal ini didasarkan pada prisip bahwa dalam sistem
demokrasi dan berdasarkannilai dasar dari pancasila terutama sila keempat yaitu nilai kerakyatan yang
dipimpin olehhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, segala perbedaan atau

pertentangan kepentingan di masyarakat tidak boleh diselesaikan dengan cara-carakekerasan atau


ancaman kekerasan, melainkan melalui musyawarah.

1.2

Perumusan MasalahDengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan


inimemperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusanmasalah.
Perumusan masalah itu adalah:1.Sejauh manakah pengamalan pancasila yang telah direalisasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara?2.Sejauh manakah pengetahuan mengenai pemilihan umum dalam
sistemdemokrasi?3.Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan golput (Golongan Putih)?

1.3
TujuanTujuan dari penyususnan makalah ini antara lain:1.Untuk mendapatkan pengetahuan, kesadaran,
ketaatan, kemampuan, kebiasaan,mentalitas, watak dan hati nurani yang dijiwai oleh
pancasila.2.Meningkatkan kesadaran berpartisipasi dalam pemilihan umum (Pemilu).3.Untuk lebih
mensosialisasikan hak pilih sebagai warga negara dalam pemilu yangyang demokratis dalam pancasila.

1.4

ManfaatManfaat yang didapat dari makalah ini adalah:1.Agar warga negara dapat mengamalkan
pancasila pada pelaksanaan pemilihanumum (pemilu).2.Agar terciptanya sistem pemerintahan
demokratis.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1

Pengamalan PancasilaSebagai pandangan hidup bangsa, pancasila diharapkan menjadi pedoman


bangsaIndonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Didalam
pancasila terdapat pedoman tingkah laku yang berintikan pada prinsip keselarasan dankeseimbangan
dalam kehidupan. Oleh karena itu, manusia harus mampu menjagakeseimbangan dan keselarasan dalam
kedudukannya sebagai makhluk individu danmakhluk sosial. Mewujudkan pengamalan pancasila oleh
warga negara yang baik dalam penyelenggaraan negara dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:1.Pengamalan secara subkjetif, artinya pelaksanaan dalam pribadi setiap warganegara, setiap
individu, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia.2.Pengamalan secara objektif, artinya pelaksanaan
dalam bentuk realisasi nilai-nilai pancasila pada setiap aspek penyelengaraan negara, baik dibidang
legislatif,eksekutif maupun yudikatif dan semua bidang kenegaraan terutama realisasinyadalam bentuk
peraturan perundang-undangan negara Indonesia.Pelaksanaan pancasila secara subjektif membawa
implikasi wajib moral, artinyasanksi yang muncul lebih sebagai sanksi dari hati nurani atau masyarakat,
sedangkan pelaksanaan pancasila secara objektif sebagai dasar negara membawa implikasi wajibhukum,
artinya ketidaktaaan pada pancasila dapat dikenai sanksi yang tegas secarahukum.Perilaku yang sesuai
dalam melaksanakan nilai kerakyatan yang dipimpin olehhikmat kebijkasanaan dalam permusyawaratan
perwakilan diwujudkan dalam bentuk antara lain sebagai berikut:

a.

Menerima dan memperlakukan setiap orang Indonesia dengan persamaan hak dankewajiban sebagai
warga negara Indonesia.

b.

Menghormati perbedaan keyakinan dan pendapat sesama.

c.
Mengikuti kegiatan dalam kehidupan berpolitik dan pemerintahan negara baik secaralangsung maupun
tidak langsung atas dasar persamaan hak dan kewajiban terhadapkesejahteraan umum.

d.

Mengikuti pemilihan umum

Unduh Sekarang

SimpanSimpan Golput Dan Pancasila Untuk Nanti

Info

Golput Dan Pancasila

Diunggah olehDamar

Unduh Sekarang

SimpanSimpan Golput Dan Pancasila Untuk Nanti

Info

BAB IPENDAHULUAN

1.1

Latar BelakangPada masa reformasi, isu tentang golput mulai disoroti kembali, ancaman golputkini
semakin meluas tidak hanya ditingkat nasinal (pemilu), akan tetapi hingga ditingkat pemilihan kepala
daerah (Pilkada). Dan kini, pada awal Desember 2008 atau menjelangmemasuki tahun pemilu 2009,
golput dinilai dengan menambahkan ide tentang fatwaharam.Pemilihan umum di negara yang
demokrastis dan berdasarkan pada Pancasilamenjadi sebuah kebutuhan yang perlu diwujudkan dalam
penyelenggaraan negara.Melalui pemilihan umum, rakyat yang berdaulat memilih wakil-wakilnya yang
diharapkandapat memperjuangkan aspisari dan kepentinganya dalam suatu pemerintahan yang
berkuasa. Oleh karena itu setiap warga negara sebaiknya ikut berpartisipasi dalam pelaksaan pemilihan
umum dengan menyalurkan hak pilihya atau dengan kata lain tidak melakukan tindakan golput
(Golongan Putih) yang juga merupakan suatu cara dalammengamalkan nilai-nilai Pancasila khususnya sila
keempat yang merupakan cita-cita bangsa dapat terwujud dalam penyelenggaraan berbangsa dan
bernegara. Pemerintahanyang berkuasa sendiri merupakan hasil dari pilihan maupun bentukan para
wakil rakyattadi untuk menjalankan kekuasaan negara. Tugas para wakil pemerintahan yang
berkuasaadalah melakukan kontrol atau pengawasan terhadap pemerintah tersebut. Dengandemikian,
melalui pemilihan umum rakyat akan selalu dapat terlibat dalam proses politik dan secara langsung
maupun tidak langsung menyatakan kedaulatan atas kekuasaannegara dan pemerintahan melalui wakil-
wakilnya.Dalam tatanan demokrasi, pemilu juga menjadi mekanisme/cara untuk memindahkan konflik
kepentingan dari tataran masyarakat ke tataran badan perwakilanagar dapat diselesaikan secara damai
dan adil sehingga kesatuan masyarakat tetapterjamin. Hal ini didasarkan pada prisip bahwa dalam sistem
demokrasi dan berdasarkannilai dasar dari pancasila terutama sila keempat yaitu nilai kerakyatan yang
dipimpin olehhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, segala perbedaan atau

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Cobalah Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

pertentangan kepentingan di masyarakat tidak boleh diselesaikan dengan cara-carakekerasan atau


ancaman kekerasan, melainkan melalui musyawarah.

1.2

Perumusan MasalahDengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan


inimemperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusanmasalah.
Perumusan masalah itu adalah:1.Sejauh manakah pengamalan pancasila yang telah direalisasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara?2.Sejauh manakah pengetahuan mengenai pemilihan umum dalam
sistemdemokrasi?3.Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan golput (Golongan Putih)?

1.3

TujuanTujuan dari penyususnan makalah ini antara lain:1.Untuk mendapatkan pengetahuan, kesadaran,
ketaatan, kemampuan, kebiasaan,mentalitas, watak dan hati nurani yang dijiwai oleh
pancasila.2.Meningkatkan kesadaran berpartisipasi dalam pemilihan umum (Pemilu).3.Untuk lebih
mensosialisasikan hak pilih sebagai warga negara dalam pemilu yangyang demokratis dalam pancasila.
1.4

ManfaatManfaat yang didapat dari makalah ini adalah:1.Agar warga negara dapat mengamalkan
pancasila pada pelaksanaan pemilihanumum (pemilu).2.Agar terciptanya sistem pemerintahan
demokratis.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1

Pengamalan PancasilaSebagai pandangan hidup bangsa, pancasila diharapkan menjadi pedoman


bangsaIndonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Didalam
pancasila terdapat pedoman tingkah laku yang berintikan pada prinsip keselarasan dankeseimbangan
dalam kehidupan. Oleh karena itu, manusia harus mampu menjagakeseimbangan dan keselarasan dalam
kedudukannya sebagai makhluk individu danmakhluk sosial. Mewujudkan pengamalan pancasila oleh
warga negara yang baik dalam penyelenggaraan negara dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:1.Pengamalan secara subkjetif, artinya pelaksanaan dalam pribadi setiap warganegara, setiap
individu, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia.2.Pengamalan secara objektif, artinya pelaksanaan
dalam bentuk realisasi nilai-nilai pancasila pada setiap aspek penyelengaraan negara, baik dibidang
legislatif,eksekutif maupun yudikatif dan semua bidang kenegaraan terutama realisasinyadalam bentuk
peraturan perundang-undangan negara Indonesia.Pelaksanaan pancasila secara subjektif membawa
implikasi wajib moral, artinyasanksi yang muncul lebih sebagai sanksi dari hati nurani atau masyarakat,
sedangkan pelaksanaan pancasila secara objektif sebagai dasar negara membawa implikasi wajibhukum,
artinya ketidaktaaan pada pancasila dapat dikenai sanksi yang tegas secarahukum.Perilaku yang sesuai
dalam melaksanakan nilai kerakyatan yang dipimpin olehhikmat kebijkasanaan dalam permusyawaratan
perwakilan diwujudkan dalam bentuk antara lain sebagai berikut:

a.

Menerima dan memperlakukan setiap orang Indonesia dengan persamaan hak dankewajiban sebagai
warga negara Indonesia.

b.

Menghormati perbedaan keyakinan dan pendapat sesama.

c.

Mengikuti kegiatan dalam kehidupan berpolitik dan pemerintahan negara baik secaralangsung maupun
tidak langsung atas dasar persamaan hak dan kewajiban terhadapkesejahteraan umum.

d.
Mengikuti pemilihan umum.

e.

Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama serta


melaksanakannya.

2.2

Pemilihan Umum (Pemilu)Dari berbagai sudut pandang, banyak pengertian mengenai pemilihan
umum.Tetapi intinya adalah pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan asaskedaulatan
ditangan rakyat sehingga pada akhirnya akan tercipta suatu hubungankekekuasaan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Dan ini adalah inti kehidupandemokrasi. Pemilu juga dapat dipahami sebagai
berikut:

1.

Dalam UU No.3 tahun 1999 tentang pemilihan umum:

a.

Bahwa berdasarkan UUD 1945, negara Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat.

b.

Bahwa pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyatdalam rangka
keikutsertaan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

c.

Bahwa pemilihan umum bukan hanya bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyatyang akan duduk
dalam Lembaga Permusyawaratan/Perwakilan, melainkan jugamerupakan suatu sarana untuk
mewujudkan penyusunan tata kehidupan negarayang dijiwai semangat Pancasila dan UUD 1945 dalam
Negara KesatuanRepublik Indonesia.

1.

Dalam BAB I ketentuan umum pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa:”Pemilihan Umumadalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

2.
Dalam pernyataan umum hak asasi manusia PBB pasal 21 ayat 1 dinyatakan bahwa“Setiap orang
mempunyai hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahannegerinya, secara langsung atau melalui
wakil-wakilnya yang dipilih secara bebas”.Selanjutnya untuk mendukung ayat-ayat tersebut, dalam ayat 3
ditegaskan asas untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yang melandasi kewenangan dan tindakan
pemeritahsuatu negara, yaitu “Kehendak rakyat hendaknya menjadi dasar kewenangan pemerintah,
kehendak ini hendaknya dinyatakan dalam pemilihan-pemilihan sejati(periodik) yang bersifat umum
dengan hak pilih yang sama dan hendaknya diadakan

denagan pemungutan suara rahasia atau melalui prosedur pemungutan suara bebas.Dan juga
merupakan penegasan asas demokrasi yaitu bahwa kedaulatan rakyat harusmenjadi dasar bagi
kewenangan pemerintah dan kedaulatan rakyat melalui suatu pemilihan umum yang langsung, umum,
bebas dan rahasia.

3.

Pemilihan umum merupakan perwujudan nyata demokrasi dalam praktek bernegaramasa kini (modern)
karena menjadi sarana utama bagi rakyat untuk menyatakankedaulatannya atas negara dan pemerintah.
Pernyataan kedaulatan rakyat tersebutdiwujudkan dalam proses pelibatan masyarakat untuk
menentukan siapa-siapa sajayang harus menjalankan dan disisi lain mengawasi pemerintahan negara.
Karena itu,fungsi utama bagi rakyat adalah

”Untuk memilih dan melakukan pengawasanwakil-wakil mereka”.

4.

Pemilihan umum merupakan manifestasi konkret dari kedaulatan rakyat. Dalam pemilihan umum rakyat
memilih wakil-wakil dalam parlemen untuk kemudiandiharapkan dapat memperjuangkan aspirasinya.
Pada pemerintahan kota Yunani kuno pernah dilakukan demokrasi langsung, artinya hak untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak
berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langsung ini dapat terselenggarakarena bersifat sederhana. Pasca
perang dunia II atau dalam negara modern sekarangini akan sulit jika dilakukan pemilihan secara
langsung karena masalah ruang, waktudan biaya. Maka banyak negara yang menganut paham demokrasi
dalam plaksanaan pemilu memilih menggunakan sistem perwakilan. Setiap sistem efektif dandemokratis
jika diselengggarakan secara Luber dan Jurdil.Pemilu sering dikatakan sebagai ujung tombak pelaksanaan
sistem demokrasi. Halini karena dalam pemilu setiap warga negara dapat mengapresiasikan hak suaranya
untuk memilih wakil yang dipercayai mewakili lembaga legislatif. Dalam ilmu politik ada 2 prinsip utama
pelaksanaaan sistem pemilihan umum, yakni pemilihan umummenggunakan sistem distrik dan
proporsional atau sistem perwakilan berimbang. Padasistem distrik jumlah wakil rakyat dalam DPR
ditentukan berdasarkan jumlah distrik.Setiap distrik mempunyai satu wakil dari masing-masing parpol
kontestan pemilu.
5

Sedangkan pada sistem perwakilan berimbang suatu negara dipecah-pecah ke dalamdaerah pemilihan.
Setiap daerah memilih sejumlah wakil sesuai dengan jumlah penduduk yang ada dalam daerah
pemilihan tersebut. Jumlah wakil yang duduk di DPR tergantungdari perolehan suara hasil pemilu. Baik
sistem distrik maupun proporsional keduanyamempunyai kelebihan dan kekurangan.

2.3

Golongan Putih (Golput)Istilah golongan putih atau golput pertama kali muncul menjelang pemilu 1971.
Istilahini sengaja dimunculkan oleh Arief Budiman dan kawan-kawannya sebagai bentuk perlawanan
terhadap arogansi pemerintah dan ABRI (sekarang TNI) yang sepenuhnyamemberikan dukungan politis
kepada Golkar. Arogansi ini ditunjukan denganmemaksakan dalam bentuk ancaman seluruh jajaran
aparatur pemerintahan termasuk keluarga untuk sepenuhnya memberikan pilihan kepada Golkar.
Arogansi seperti inidianggap menyimpang dari nilai dan kaidah demokrasi di mana kekuasaan
sepenuhnyaada ditangan rakyat yang memilih. Ketika itu, Arief Budiman mengajak masyarakat untuk
menjadi golput dengan cara tetap mendatangi tempat Pemungutan suara (TPS). Ketikamelakukan
pencoblosan , bagian yang dicoblos bukan pada tanda gamabar partai politik akan tetapi pada bagian
yang berwarna putih. Maksudnya tidak mencoblos tepat padatanda gambar yang dipilih, artinya jika
coblosan tidak tepat pada tanda gambar, makakertas suara tersebut dianggap tidak sah.Ada perbedaan
fenomena golput pada masa politik di orde baru dan masa politi diera reformasi. Dimasa orde baru,
ajakan golput dimaksudkan sebagai bentuk perlawanan politik terhadap arogansi pemerintah/ABRI yang
dianggap tidak menunjang asasdemokrasi. Sedangkan pada masa reformasi yang lebih demokratis,
pengertian golputmerupakan bentuk dari fenomena dalam demokrasi.Di negara manapun yang
menjalankan sistem demokrasi, bahkan di negara yangsudah maju demokrsinya, golput adalah
fenomena dalam demokrasi. Golongan Putih(Golput) selalu ada pada setiap pesta demokrasi dimanapun
terutama yang menggunakansistem pemilihan langsung. Para pemilih dikatakan golput apabila
keputusan untuk tidak memilih salah satu dari kontestan yang tersedia pada kertas suara ketika
dilakukan

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Cobalah Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

pemungutan suara. Apabila cara untuk memilih dilakukan dengan mencoblos logo/foto,maka pemilih
tidak mencoblos pada tempat yang disediakan sehinggga kartu suaradinyatakan tidak sah. Jika untuk
memilih digunakan dengan memberikan coretan atautanda centang, maka pemilih tidak memberikan
tanda centang atau memberikan tandacenntang bukan pada tempat yang disediakan sehingga kartu
suara menjadi tidak sah.Dari pengertian ini, Para pemilih dikatakan mengambil sikap golput tetap hadir
danmelakukan proses pemilihan sesuai dengan tata cara yang berlaku.Dalam perkembanganya,
keputusan untuk tidak memilih (golput) ternyata semakin rumit.Seorang pemilih bersikap tidak memilih
dengan cara tidak menghadiri bilik suara atauTPS pada waktu yang telah ditentukan (jadwal
pencoblosan) walaupun telah terdaftar sebagai pemilih. Sehingga mengakibatkan kertas suara yang tidak
digunakan tadidianggap tidak sah. Dan juga dengan cara menolak untuk didaftarkan namanya
sebagaicalon pemilih, dengan menolak untuk dilakukan pendataan ulang atau tidak mengisiformulir
calon pemilih. Sehinggga namanya tidak tercantum dalam daftar pemilih resmi.

2.4

Golput Pemilu Terhadap PancasilaPancasila dengan lima silanya, merupakan nilai luhur bangsa Indonesia,
menjadimilik dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Pengalamansejarah
telah membuktikan bahwa sebagai nilai bangsa, Pancasila mampu bertahan dari berbagai ujian yang
datang dari negara lain. Pancasila merupakan nilai luhur bangsaIndonesia, yang bersifat tetap. Hal itu
disebabkan karena nilai Pancasila sudah menjadikepribadian bangsa Indonesia sehingga menjiwai dan
mewarnai segi peri kehidupan bangsa Indonesia.Pancasila yang merupakan nilai luhur bangsa Indonesia
yang bersifat tetap itumengoperasionalkan bentuk norma, ukuran petunjuk, standar, atau tuntunan yang
nyata bagi tingkah laku para pendukungnya, yaitu seluruh warga negara Indonesia. Artinya bahwa
tingkah laku yang sesuai dengan ukuran itu berarti baik dan tingkah laku yangtidak sesuai berarti tidak
baik.Berdasarkan ketetapan MPR No.XVIII/MPR/1998, kita harus melaksanakan pancasila secara
konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasal 1 Ketetapan

MPR No.XVIII/MPR/1998 tersebut berbunyi “Pancasila sebagaimana dimaksud dalamPembukaan UUD


1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republlik Indonesiayang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara. Nilai-nilai pancasila memang merupakan cita-cita bangsa yaitu
kita meginginkanmasyarakat Indonesia yang adil dan makmur yang selaras dan berdasarkan pada nilai-
nilaiPancasila. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yangfundamental.
Nilai dasar tersebut khususnya nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat dengan cara musyawarahmufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasar nilai ini
maka diakui pahamdemokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan keputusan melalui
musyawarahmufakat.Berdasarkan nilai-nilai Pancasila tersebut, setiap warga negara yang
melakukantindakan golput (Golongan Putih) dalam pelaksanaan pemilihan umum (pemilu)
berartitindakannya tidak sesuai dengan nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan tidak mengamalkan pancasilasecara subjektif yaitu tidak
melaksanakan norma-norma moral yang bersumberkan padanilai-nilai Pancasila. Dimana setiap warga
negara seharusnya mengikuti pemilihan umumdengan menyalurkan hak pilihnya guna mencapai tujuan
bersama yang berasaskandemokrasi dan terciptanya pengamalan penyelenggaraan berbangsa dan
bernegara sesuaidengan Pancasila sebagai cita-cita luhur bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam
pembukaan UUD 1945.

BAB IIIPENUTUP

3.1

KesimpulanPancasila yang merupakan cita-cita luhur bangsa sebagaimana yangdiamanatkan dalam


pembukaan UUD 1945. Sebagai cita-cita luhur bangsa, maka sudahsewajarnya cita-cita itu diwujudkan
dalam pengamalan penyelengggaran bernegara.Pancasila sebagai cita-cita bangsa perlu diamalkan dalam
penyelenggaraan berbangsa dan bernegara. Pancasila mengandung nilai-nilai moral yang pada
hakikatnya merupakankesatuan moral bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti
bahwamoral bangsa telah menjadi moral negara yaitu mengikat negara sekaligus mengandungarti telah
menjadi sumber tertib negara dan sumber tertib hukum serta jiwa seluruhkegiatan negara dalam aspek
kehidupan negara. Pancasila merupakan moral individu bangsa Indonesia dan karena telah ditetapkan
sebagai dasar negara maka Pancasilasekaligus menjadi moral negara. Sebagai moral individu mengatur
sikap dan tingkah lakuorang perorang, begitu pula dalam sila keempat yang mewajibkan untuk ikut serta
dalamkehidupan politik serta pemerintahan negara.Dalam pelaksanaan pemilihan umum yang
merupakan sarana untuk mewujudkankedaulatan rakyat dalam rangka keikutsertaan rakyat dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara, maka sebagai warga negara Indonesia yang taat pada
Pancasiladapat ikut serta dalam pemilihan umum dan tidak melakukan tindakan goput (golongan putih).
Sehingga terciptanya Pancasila yang kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.2

Saran

9
Dalam pemilu 2009 diharapkan semua warga negara ikut berpartisipasimemberikan hak pilihnya,
sehinggga dapat mewujudkan pengamalan pancasila yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dimana kerakyatan mengandung arti sistem
demokrasi.Dalam Pelaksanaan pemerintahan yang demokratis harus bermusyawarah untuk mencapai
mufakat.

10

Puaskan Keingintahuan Anda

Segala yang ingin Anda baca.

Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.

Baca Secara Gratis

Batalkan Kapan Saja

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan Di Facebook, Terbuka Di Jendela BaruBagikan Di Twitter, Terbuka Di Jendela BaruBagikan Di


LinkedIn, Terbuka Di Jendela BaruBagikan Dengan Email, Membuka Klien EmailCopy Text

Dokumen Serupa dengan Golput Dan Pancasila

Karusel Berikutnya

Lapres Viskositas Kelompok VI-A

Lapres Viskositas Kelompok VI-A

DIUNGGAH OLEH

Rio Sanjaya R

Makalah Pancasila Andre

Makalah Pancasila Andre

DIUNGGAH OLEH
Nicolaus Yos

GOLPUT

GOLPUT

DIUNGGAH OLEH

03102009

Makalah Golongan putih

Makalah Golongan putih

DIUNGGAH OLEH

Dewa Kristia Sadeli

Makalah JST Backpropagation

Makalah JST Backpropagation

DIUNGGAH OLEH

Afandi Nat

Makalah Kelompok Pemicu 2

Makalah Kelompok Pemicu 2: Termodinamika Teknik Kimia

DIUNGGAH OLEH

Rizqi Pandu Sudarmawan

Kewarganegaraan (golput)

Kewarganegaraan (golput)

DIUNGGAH OLEH
Diah Apriliani Amaliah

Golput

Golput

DIUNGGAH OLEH

Supri Yadi

Masalah Golput Dan Beberapa Kebijakan Untuk Menekan Jumlah Golput

Masalah Golput Dan Beberapa Kebijakan Untuk Menekan Jumlah Golput

DIUNGGAH OLEH

Anwar Juntaks

Laporan Kimia Fisika

Laporan Kimia Fisika

DIUNGGAH OLEH

Prima

Pengambilan Minyak Laka Dari Kulit Biji Mete Dan Peningkatan Kandungan Kardanol Dalam Minyak Laka

Pengambilan Minyak Laka Dari Kulit Biji Mete Dan Peningkatan Kandungan Kardanol Dalam Minyak Laka

DIUNGGAH OLEH

M Helmy Aditya

Kurikulum Teknik Kimia 2010_final_190311

Kurikulum Teknik Kimia 2010_final_190311

DIUNGGAH OLEH
darkbreaker3244

VISKOSITAS

VISKOSITAS

DIUNGGAH OLEH

Yulia Rachmawati

Yeasts

Yeasts

DIUNGGAH OLEH

Jum'atil Fajar

farfis rumus

farfis rumus

DIUNGGAH OLEH

Ditta Ria Arini

Macam-macam Sistem Pemilu

Macam-macam Sistem Pemilu

DIUNGGAH OLEH

Laily Qom

VISKOSITAS KELOMPOK IIIA

VISKOSITAS KELOMPOK IIIA

DIUNGGAH OLEH
Bayu Prasetyo

Petunjuk Teknis Ttg Edit

Petunjuk Teknis Ttg Edit

DIUNGGAH OLEH

OBYCROWZ

Panas Pelarutan

Panas Pelarutan

DIUNGGAH OLEH

PutuFridaOktaningtiasWidiarthi

Pertumbuhan Dan Perkembangbiakan Jamur1

Pertumbuhan Dan Perkembangbiakan Jamur1

DIUNGGAH OLEH

Julyadharma Wangsa Dharma

ENZIM

ENZIM

DIUNGGAH OLEH

Wenny Eudensia

konsentrasi larutan

konsentrasi larutan

DIUNGGAH OLEH
Alfisyahrica

MK thermo-L 2

MK thermo-L 2

DIUNGGAH OLEH

Ellen Dawitri

KO UNDIP

KO UNDIP

DIUNGGAH OLEH

Gilang Ruhinda Putra

LAPORAN RESMI KARBOHIDRAT

LAPORAN RESMI KARBOHIDRAT

DIUNGGAH OLEH

Puthree Prima

Lainnya Dari Damar

Karusel Berikutnya

Definisi Dan Karakteristik Software Ogi Nh

Definisi Dan Karakteristik Software Ogi Nh

DIUNGGAH OLEH

OuGhie Nh

Linux Command
Linux Command

DIUNGGAH OLEH

Kemal Psaha

FH05_Pelaksanaan_Hukum_Islam

FH05_Pelaksanaan_Hukum_Islam

DIUNGGAH OLEH

Damar

Sumber Dan Metode Pembentukan Hukum Islam

Sumber Dan Metode Pembentukan Hukum Islam

DIUNGGAH OLEH

Damar

Menu FooterKembali Ke Atas

TENTANG

Tentang Scribd

Tekan

Blog kami

Bergabunglah dengan tim kami!

Hubungi Kami

Bergabunglah hari ini

Undang Teman

Hadiah

DUKUNGAN
Bantuan/Tanya Jawab

Aksesibilitas

Bantuan pembelian

AdChoices

Penerbit

LEGAL

Ketentuan

Privasi

Hak Cipta

Media Sosial

Scribd - Unduh di App Store

Scribd- Dapatkan di Google Play

Hak cipta © 2019 Scribd Inc.Telusuri BukuDirektori Situs

Bahasa Situs:

Bahasa Indonesia

Change LanguageUbah Bahasa

Judul terkait

Karusel Berikutnya

Lapres Viskositas Kelompok VI-A

Lapres Viskositas Kelompok VI-A

Makalah Pancasila Andre

Makalah Pancasila Andre

GOLPUT

GOLPUT

Makalah Golongan putih


Makalah Golongan putih

Makalah JST Backpropagation

Makalah JST Backpropagation

Makalah Kelompok Pemicu 2

Makalah Kelompok Pemicu 2: Termodinamika Teknik Kimia

Kewarganegaraan (golput)

Kewarganegaraan (golput)

Golput

Golput

Masalah Golput Dan Beberapa Kebijakan Untuk Menekan Jumlah Golput

Masalah Golput Dan Beberapa Kebijakan Untuk Menekan Jumlah Golput

Laporan Kimia Fisika

Laporan Kimia Fisika

Pengambilan Minyak Laka Dari Kulit Biji Mete Dan Peningkatan Kandungan Kardanol Dalam Minyak Laka

Pengambilan Minyak Laka Dari Kulit Biji Mete Dan Peningkatan Kandungan Kardanol Dalam Minyak Laka

Anda mungkin juga menyukai