Anda di halaman 1dari 6

MATERI DIABETES MELITUS

A. Pengertian diabetes mellitus


Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar
gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam
darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ
tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam
darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak
di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin
sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah
glukosa menjadi energi.

B. Kisaran Kadar Gula Darah yang Normal

Seusai makan, sistem pencernaan Anda akan memecah karbohidrat menjadi gula atau
glukosa yang bisa diserap oleh aliran darah. Zat tersebut sangat penting untuk sumber energi sel-
sel tubuh Anda. Darah mengalirkan zat gula ini menuju sel-sel tubuh guna menjadikannya
energi.

Namun, zat gula ini harus melewati sebuah ‘pintu’ untuk memasuki sel-sel tersebut.
Hormon yang berperan dalam membuka ‘pintu’ itu adalah insulin. Insulin dihasilkan oleh
pankreas. Setelah memasuki sel, zat gula ini akan dibakar menjadi energi yang bisa Anda pakai.
Gula yang lebih akan disimpan di hati untuk dipakai di kemudian hari.

Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:

 Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL


 Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
 Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari 100 mg/dL
 Menjelang tidur: 100 – 140 mg/Dl
C. Jenis Diabetes melitus

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan
sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa
darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan
diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti.
Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga
oleh faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini
disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin
yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin).
Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

D. Mengenali Tanda Kekurangan dan Kelebihan Gula Darah

Menjaga kadar gula darah agar dalam angka normal sangat penting. Gula darah terlalu
rendah (hipoglikemia) atau tinggi (hiperglikemia) bisa berdampak negatif pada tubuh Anda. Jika
gula darah Anda di bawah 70 mg/dL maka Anda mengalami hipoglikemia. Anda dikatakan
mengalami hiperglikemia jika kadar gula darah Anda lebih dari 200 mg/dL.

Efek terlalu rendahnya kadar gula darah antara lain:

a. Tubuh lemas
b. Kulit pucat
c. Berkeringat
d. Kelelahan
e. Gelisah
f. Sulit berkonsentrasi
g. Mudah marah
h. Kesemutan di area mulut
i. Tidak mampu berdiri atau berjalan
j. Kejang
k. Jantung berdebar

Efek terlalu tingginya kadar gula darah antara lain:

a. Bobot tubuh berkurang


b. Nafsu makan meningkat
c. Tubuh lelah
d. Haus
e. Sering buang air kecil
f. Mudah gelisah
g. Penglihatan buram
h. Kulit kering, memerah dan terasa panas
i. Sering infeksi gigi

E. Cara Mempertahankan Kadar Gula Darah Normal

Untuk menghindari efek gula darah terlalu rendah atau tinggi, mari jaga kadar gula
darah Anda agar tetap dalam batas normal. Berikut cara-cara yang bisa Anda lakukan:

a. Olahraga rutin
Dengan rutin olahraga, Anda bisa menstabilkan gula darah. Lakukan olahraga
setidaknya 2,5 jam per minggu secara teratur. Anda bisa melatih kekuatan otot-
otot tubuh karena peranannya dalam menggunakan dan menyimpan gula sangat
besar. Hal tersebut bisa membuat kadar gula darah tetap normal. Namun ingat,
jangan berlebihan melakukan aktivitas fisik karena hal tersebut bisa memicu
hipoglikemia.
b. Perhatikan asupan makanan
Sebaiknya batasi konsumsi karbohidrat. Sumber karbohidrat yang bisa Anda pilih
yaitu ubi, pasta dari biji-bijian utuh, dan nasi merah. Makanan lain yang bagus
untuk Anda konsumsi yaitu kacang-kacangan seperti almond, ikan salmon, daging
dada ayam tanpa kulit, brokoli, bayam, dan kayu manis.
c. Makan tepat waktu
Jangan melewatkan waktu makan Anda, terutama sarapan. Jika hal ini terjadi, rasa
lapar akan meningkat di jam makan berikutnya. Hasilnya Anda akan makan
secara berlebihan, kemudian naiklah gula darah Anda. Makan tiga kali sehari
ditambah dua camilan bernutrisi di sela-sela jam makan bisa membantu gula
darah tetap normal.
d. Hindari stres
Sebaiknya segera atasi stres yang Anda alami, karena kondisi ini bisa membuat
kadar gula darah Anda meningkat.
e. Selalu sedia camilan manis
Selalu bawa camilan manis seperti permen untuk mencegah kadar gula darah
menurun drastis. Namun jangan mengonsumsinya secara berlebihan.

F. Makanan yang dianjurkan dan tidak anjurkan pada penerita dm


1. Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes
Mellitus adalah:
 Sumber Karbohidrat kompleks
Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hukue,
makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit.
 Protein Hewani
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal
2x/minggu.
 Sayuran
Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna
hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dll.
 Buah
Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah
yang sudah ditentukan.
2. Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita
Diabetes Mellitus adalah:
 Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula
pasir/gula merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart,
jelly, dll.
 Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung
lemak jenuh).
 Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah
kalengan, dll.

G. Cara memasak untuk penderita diabetes

Nyatanya kadar gula darah akan meningkat secara tiba-tiba jika makanan yang
Anda konsumsi mengandung kalori yang tinggi. Akibatnya, insulin yang dihasilkan
jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh Anda.

Selain memilih bahan yang tepat, cara memasak yang benar juga dapat membantu
Anda mengontrol kadar gula darah. Berikut adalah cara memasak yang disarankan bagi
penderita diabetes:

a. Panggang

Memanggang menggunakan oven yang panasnya datang dari segala arah akan
membuat makanan matang secara merata dan mengandung sangat sedikit lemak.

b. Kukus

Mengukus adalah cara mematangkan makanan dengan uap air. Cara ini juga
meminimalkan adanya lemak pada makanan Anda. Kukus termasuk cara yang
terbaik, karena dengan mengukus, gizi dalam makanan Anda tidak akan hilang
selama proses pengukusan berlangsung. Selain itu, warna makanan yang Anda
kukus pun tidak akan berubah setelah pengukusan selesai.

c. Rebus

Cara selanjutnya yang bisa Anda gunakan yaitu dengan merebus. Tapi perlu
diperhatikan benar berapa lama durasi merebusnya. Karena bahan makanan yang
terlalu lama direbus dapat menghilangkan kandungan gizi penting yang ada pada
makanan tersebut.

d. Tumis

Menumis hampir sama dengan menggoreng, tapi minyak yang digunakan


hanya sedikit. Tapi ingat, jangan terlalu lama menumis makanan, karena bisa
mengubah lemak tak jenuh menjadi lemak jenuh.

Jika Anda adalah penderita diabetes atau memiliki keluarga yang


mengidap diabetes dan gemar mengolah makanan, cara memasak yang sebaiknya
dihindari bagi adalah deep fries atau menggoreng menggunakan minyak
kelapa. Deep fries ini biasa dilakukan jika Anda menggoreng kentang goreng dan
gorengan.

Memasak dengan cara ini harus dihindari karena dapat menghilangkan


gizi pada makanan tersebut. Minyak yang menempel pada makanan tersebut juga
akan mengandung lemak yang tak jenuh. Hal ini akan meningkatkan risiko
penyakit jantung dan stroke (strok).

Anda mungkin juga menyukai