Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat menimbulkan akibat buruk
bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Sedangkan dalam keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia ‘’ Bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran ‘’. Dari kedua defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah semua
bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan.
B. PENGERTIAN KEBISINGAN
Untuk memahami permasalahan kebisingan, kita perlu mengetahui arti dari beberapa
istilah tentang pengertian kebisingan itu sendiri.
1) Bunyi
Bunyi adalah rangsangan yang diterima olehtelinga karena getaran media elastis. Sifat
bunyi ini ditentukan oleh frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi bunyi adalah jumlah
gelombang bunyi yang lengkap yang diterima oleh telinga setiap detik. Frekuensi bunyi
yang bisa diterima oleh telinga manusia terbatas mulai frekuensi 16 – 20.000 Hertz. Bunyi
dengan frekuensi kurang dari 16 Hz disebut infrasonic dan di atas 20.000 Hz disebut
ultrasonic. Frekuensi bunyi yang terutama penting untuk komunikasi (pembicaraan) yaitu
sekitar 250 Hz – 3.000 Hz. Intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang dipindahkan oleh
bunyi. Tekanan ini biasa diukur dengan microbar. Untuk mempermudah pengukuran
digunakan satuan decibel. Satuan oksibel diukur dari 0 – 140, atau bunyi terlemah manusia
bisa mendengar hingga tingkat bunyi yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
telinga manusia. Kata desibel biasa disingkat dB dan mempunyai 3 skala yaitu A, B dan C
dimana skala yang terdekat dengan pendengaran manusia adalah skala A atau dBA.
2) Desibel ( dB )
Desibel adalah satuan untuk mengukur tekanan suara, dan intensitas suara. Desibel
hampir sama dengan derajat kecil dari perbedaan kekerasan yang biasa di deteksi oleh
telinga manusia. Pada skala desibel, 1 mewakili suara lemah yang
terdengar 120 dB umumnya dianggap permulaan dari kesakitan.Skala desibel adalah skala
logaritmik, maka dari itunilai ini tidak dapat ditambah atau dikurangi perhitungannya. Dalam
penggabungan lebih dari tingkat decibel, dua tingkat yang paling tinggi harus digabungkan
dulu.
Penting untuk kita sadari bahwa suara-suara dari tekanan suara yang sama mungkin
bukan suara dengan kekerasan yang sama. Pada tekanan mendekati 100 desibel, frekuensi
antara 20 dan 1000 putaran per sekon suara dengan kekerasan yang sama. Pada tingkat
tekanan suara yang paling rendah, frekuensi suara terendah tidak kelihatan sama kerasnya
dengan 1000 putaran per sekon nada.
3) Frekuensi (Hz)
Frekuensi adalah bilangan dari variasi tekanan suara per sekon. Frekuensi biasanya
dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz) atau dalam putaran per sekon (pps). Telinga anak
muda yang sehat dapat mendeteksi suara dalam 20 sampai 20.000 putaran per sekon
jarak. Ketika proses penuaan terjadi, beberapa kerusakan pendengaran berlangsung.
Frekuensi yang berisikan pidato ditemukan antara 250 dan 3.000 putaran per detik.
4) Jenis Kebisingan
Bising secara terus menerus adalah bising yang mempunyai perbedaan tingkat
intensitas
bunyi diantara maksimum dan minimum yang kurang dari 3 dBA.
Bising fluktuasi ialah bunyi bising yang mempunyai perbedaan tingkat di antara
intensitas
yang tinggi dengan yang rendah lebih dari 3 dBA.
Bising impuls ialah bunyi bising yang mempunyai intensitas yang sangat tinggi dalam
waktu
yang singkat seperti tembakan senjata api.
Bising bersela adalah bunyiterjadi dalam jangka waktu tertentu dan berulang. Contoh:
bising
ketika memotong besi akan berhenti apabila gergaji itu dihentikan.
5) Ciri-ciri Suara
Suara adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga. Pada umumnya,
suara adalah perubahan tekanan di udara. Namunsuara dapat juga merupakan perubahan
tekanan pada air atau tekanan pada benda yang sensitif. Bising adalah suara yang tidak
diinginkan atau tidak dikehendaki.Satuan pengukuran yang digunakan untuk mengukur
tingkatan yang masih dapat dinyatakan sebagai suara atau telah dikategorikan sebagai
kebisingan yang berbahaya kita gunakan satuan decibel atau satu persepuluh bel.Tabel1
menyatakan tingkatan decibel untuk berbagai suara yang sering digunakan. Kebisingan
yang ditimbulkan oleh daerah industri dapat dibedakan menjadi tiga seperti yang dijelaskan
oleh McDonalds sebagai berikut: bising yang berfrekuensi tinggi (wide band noise), bising
yang berfrekuensi rendah (narrow band noise) dan bising yang tiba-tiba dan keras (impulse
noise).
Sumber Decibel(dBA)
Berbisik 20
Kantor yang tenang 50
Percakapan normal 60
Gergaji 90
a) Pengaruh Kebisingan
Dalam beberapa industri terdapat berbagai intensitas kebisingan, misalnya pada:
85 – 100 dB biasanya terdapat pada pabrik tekstil, tempat kerja mekanis seperti mesin
penggilingan, penggunaan udara bertekanan, bor listrik, gergaji mekanis
100 – 115 dB biasanya terdapat pada pabrik pengalengan, ruang ketel, drill.
115 – 130 dB biasanya terdapat pada mesin-mesin diesel besar, mesin turbin pesawat
terbang dengan mesin turbo, compressor sirine
130 – 160 dB biasanya terdapat pada mesin-mesin jet, peledakan roket.
Mengadakan peninjauan berkaitan dengan pengukuran tingkat kebisingan di berbagai
tempat yang berada ditempat kerja. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur tingkat
kebisingan adalah sound level meter dan dosimeter. Sebuah sound level meter
menghasilkan pembacaan langsung yang menyatakan tingkat kebisingan yang spesifik
dalam waktu yang singkat. Dosimeter memberikan rata-rata watu pemaparan. Dosimeter
alat yang paling sering digunakan karena dapat mengukur jumlah pemaparan, dan telah
memenuhi standar yangditetapkan oleh badan OSHA (Occupation Safety and Health
Administration) dan ANSI (American National Standards Institute). Menggunakan dosimeter
diberbagai daerah kerja dan memberikan dosimeter pada satu atau lebih pekerja adalah
anjuran ke depan untuk menjamin keakuratan pembacaan.
Sumber (source) adalah tempat dimana suara tersebut dihasilkan dan penghubung (path)
adalah jalur suara di udara sehingga suara dapat sampai ke penerima (receiver) atau telinga.
Situasi yang lebih kompleks jelas memiliki sumber , penghubung dan penerima yang
bermacam-macam pula.
Kebisingan dapat dikurangi dengan pengendalian yang dilakukan oleh pihak ahli teknik atau
pihak manajemen mempergunakan salah satu atau kedua-duanya. Pengendalian kebisingan
yang paling penting adalah bagaimana mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber.
1. Pengendalian Suara Pada Sumber
Memodifikasi sumber suara adalah solusi yang paling tepat. Kebisingan berasal dari sumber
dan jika suara yang dihasilkan bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan maka tidak ada
yangdikhawatirkan lagi dalam hal pengontrolan di penghubung dan penerima.
Pengontrolan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
Menutup sumber (mengisolir sumber kebisingan)
Mengubah desain peredam suara pada sumber
Menurunkan tingkat kebisingan pada sumber
Pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan rendah
Pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur
Penggunaan bahan-bahan peredam suara, menyekat sumber bising
Membuat perubahan pada peralatan yang sudah ada
Mengganti proses sehingga dengan suara yang lebih kecil dapat digunakan
Apabila tingkat kebisingan sudah di atas 85 Dba untuk shift 8 jam, 40 jam perminggu maka
koreksi dapat dilakukan dengan cara melakukan penanaman pohon-pohon dan pengaturan
tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kebisingan. Menempatkan
sumber bunyi sedemikian rupa sehingga terpisah dengan ruang sehingga tenaga kerja
berada, bekerja dengan menggunakan pemisah terbuat dari bahan/kontruksi yang dapat
yang dapat mengurangi penjalaran suara baik berupa tabir atau ruangan tertutup.
2. Pengendalian Suara Pada penghubung
Dalam berbagai situasi dan kondisi jika peralatan sudah ada maka tidak mungkin lagi untuk
memodifikasi mesin yang merupakan sumber suara. Dalam hal ini yang mungkin dilakukan
adalah mengubah jalur penerus gelombang suara (acoustic transmission path) yang ada
antara sumber suara dan penerima atau pendengar.
Cara tersebut diantaranya adalah :
Memindahkan sumber jauh dari pendengar
Menambah peredam suara pada jalur yang dilaluinya sehingga lebih banyak suara yang
diserap ketika suara merambat kependengar
Pengontrolan suara pada penghubung membutuhkan modifikasi antara sumber dan
penerima. Secara tidak langsung dapat digunakan bahan yang bersifat menyerap
dipermukaan materi untuk menyerap energy suara tersebut. Bahan-bahan tersebut
diantaranya adalah karet, bahan dari logam, gabus dan udara.Dinding penghalang terletak
antara sumber suara dan penerima yang berfungsi untuk mereduksi suara langsung yang
diterima oleh pendengar.
3. Pengendalian Suara pada penerima
Penerima suara adalah telinga manusia dan sangat disayangkan tidak ada yang bisa
dilakukan untuk mengontrol suara yang diterima. Jika semua usaha yang dilakukan untuk
mengurangi intensitas suara tidak berhasil ditempat yang harus ada manusia maka hanya
tinggal beberapa cara saja. Tetapi jika tingkat suara tersebut sangat tinggi dan tidak bisa
dikurangi maka satu-satunya cara adalah tidak meletakkan manusia di area tersebut dan
menggunakan remote control untuk mengoperasikan mesin yang ada.
Ketika alat pelindung telinga harus dipakai, maka harus ada sosialisasi dan pendidikan
kepada pekerja agar pekerja memahami bahaya apa yang ditimbulkan dan cara pemakaian
yang benar. Pencegahan terhadap bahaya kebisingan pada prinsipnya adalah mengurangi
tingkat dan / atau lamanya pemaparan terhadap kebisingan.
4. Pengurangan Waktu Pemaparan
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 / MENKES /
SK / XI / 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
maka lamanya pemaparan yang diizinkan yaitu sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini.
IntensitasKebisingan
Waktu Pemaparan per Hari
dB (A)
4 88
2 91
Jam
1 94
30 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 Menit 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 Detik 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139