Anda di halaman 1dari 6

Pembahasan

Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu peruses untuk mematikan semua organismeyang
terdapat pada atau didalam suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin
ditumbuhkan diamati dan diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontamina). Suatu bahan
atau alat dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk sel
vegetatife maupu spora sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan alat sehingga terbebas dari
kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain
akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan. Sterlisasi dengan pemanasan ada 4
macam yaitu pemijaran, udara panas, uap air panas dan uap air panas bertekanan. Kemudian ada
juga sterilisasi dengan metode penyinaran dan penyaringan.(dwidjoseputro. 2005)
Sebelum melakukan percobaan maupun penelitian alat dan bahan yang akan digunakan
harus disterilisasikan terlebih dahulu. Alat yang digunakan dalam suatu penelitian atau
praktikum harus disterilkan terlebih dahulu untuk membebaskan suatu bahan dan peralatan
tersebut dari semua bentuk kehidupan. Alat – alat yang di gunakan dalam strilisasi yaitu
Autoklaf,Erlenmeyer, Tabung reaksi, Cawan petri,
Alat yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi
dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu,
plastic, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat
digunakan untk melisiskan mikroba. Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panic luar,
panic dalam untuk meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan
dan saluran uap, terdapat katup dan pengunci.
Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas rang atau dasar
yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih
dahulu dibungkus dengan koran (Cawan Petri) dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas
(Tabung reaksi,Erlenmeyer). Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya uap air
didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan dan agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan
bakteri luar. Cara pembungkusannya yaitu menggunakan satu lembar kertas koran dibagi
menjadi empat bagian. Caranya yaitu dengan melipat kertas koran yang telah menyelimuti cawan
petri dengan sangat rapat dan tidak ada celah sedikitpun. Kertas koran hanya dapat digunakan
satu kali, setelah dipakai tidak dapat digunakan lagi. Untuk tabung reaksi dan Erlenmeyer
sebelum dimasukkan ke dalam autoclave bagian mulutnya ditutupi kapas, diisi dengan 9 ml
akuades (Tabung Reaksi) dan 225 ml akuades (Erlenmeyer) agar alat-alap tersebut pada saat di
dalam autoclave memunculkan uap.
Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya
tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja
dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana hanya terdapat tekanan uap air
saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
Alat yang disterilisasi dapat dikatakan steril apabila tidak ada mikroba atau kontaminan
pada alat tersebut. Indikasinya dapat diketahui pada saat alat tersebut digunakan sebagai wadah
untuk penempatan media atau bahan yang lain. Jadi salah satu factor yang menyebabkan
terjadinya kontaminasi pada media buatan adalah tempat yang kurang steril. Namun,
kemungkinan terjadinya kondisi tersebut cukup kecil.
Kesimpulan
· Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.
· Metode sterilisasi ada beberapa macam, diantaranya sterilisasi dengan pemijaran, sterilisai
dengan udara panas (oven), sterilisasi dengan uap panas, dan sterilisasi dengan uap bertekanan
(autoclave)
· Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen
maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif walaupun bentuk nonvegetatif (spora).
· Alat yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan
uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic,
larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk
melisiskan mikroba.
Saran
Sebaiknya metode sterilisasi lebih bervariasi lagi, sehingga tidak hanya menggunakan
metode uap air panas bertekanan (autoclave), bisa dengan uap air, penyaringan dan lain-lain.
Agar lebih dapat memahami metode-metodenya.

PEMBAHASAN

Pengenalan alat pada praktikum mikrobiologi industri bertujuan agar praktikan dapat mengenal,
menggunakan, dan mengerjakan peralatan-peralatan di Laboratorium Mikrobiologi. Dengan
praktikum ini juga praktikan dapat mengetahui fungsi dari setiap alat laboratorium. Alat-alat
laboratorium yang di pelajari adalah mikroskop, cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, ball
pipet, ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet tetes, objek glass dan cover glass,
tabung durham, dan beaker glass.

1. Alat-alat Sterilisasi

Alat-alat sterilisasi meliputi Autoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus. Oven
merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah
menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.

Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak bersekala. Ozonsterilizer terdiri


atas dua bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer mempunyai
prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon dapat merusak
mekanisme dari mikroba sehingga sel protein pada mikroba mengalami oksidasi yang
mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri bersifat
racun. Bagian bawah dari ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium
menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, dimana cara kerjanya hampir sama dengan oven.

Autoclaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas. Dimana uap
air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu protein akan
mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat penggunaan otoclaf
penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau
beruduksi ke alat. Lampu spritus merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta untuk
mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan
praktikan pada saat melakukan penanaman medium.

Inkubator secara umum digunakan sebagai perlengkapan dalam laboratorium mikrobiologi


pangan. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi pada
analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan
konstan. Suhu inkbator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu pada suhu ruang, oleh karena
itu perubahan suhu ruang perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan musim.

2. Alat-alat perhitungan koloni mikroorganisme.

Alat-alat yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah coloni counter dan cawan petri.
Coloni counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan
petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran
menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri
menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan tombol check.

Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai
tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang terbuat dari gelas maupun plastik. Cawan petri
terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dasar untuk medium dan bagian penutup yang ukurannya lebih
besar. Untuk pemakain rutin digunakan cawan petri berdiameter 15 cm ( biasa diisi agar nutrisi
sebanyak 15 ml). Pada suhu 40 derajat celcius medium agar akan mulai memadat, sehingga harus
diingat bahwa pada masa inkubasi cawan tersebut harus di simpan secara terbalik. Hal ini untuk
mencegah kondensasi uap yang terbentuk saat agar memadat tidak jatuh ke permukaan agar.

3. Alat lainnya

Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak dapat dilihat
oleh mata. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan membelakangi bagian belakang
mikroskop. Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop cahaya, dan mikroskop
kemera. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk melihat objek dengan bantuan cahaya.
Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya memilki
panjang dan lebar, dan memberikan gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop
ini adalah dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di
lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar. Kemudian
bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata dan diperbesar oleh mata
pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin, maka akan semakin terang
pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop ini memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x)
serta pembesaran okuler (10x). Mikroskop elektron (Biokuler) berfungsi untuk melihat objek
dengan bantuan elektron atau cahaya lampu. terdiri atas empat lensa objektif dengan empat
pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat pengunaan menggunakan pembesaran 100x,
ditambahkan minyak emersi di atas gelas objek. Tujuannya adalah untuk mengurangi sudut bias
akibat banyaknya cahaya yang dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek yang akan diteliti,
tidak akan terllihat. Mikroskop ini digunakan saat melihat struktur dan melakukan pewarnaan
bakteri. Mikroskop kamera (Triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar (objek). Lensa
okuler yang terdapat dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop ini dapat
mengambil gambar dari preparat. Maka dari itu, mikroskop ini hanya akan digunakan bila ingin
mengambil gambar objek yang akan diamati. Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya,
hanya ada sedikit perbedaan dalam mengoperasikannya.

Centrifuge merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat dalam cairan yang diduga dapat
mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan pemutaran kecepatan
tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuaan yang digunakan pada centrifuge
adalah Rpm (Rotation per meter). Perinsip kerja dari alat ini adalah zat yang akan dipisahkan
dimasukkan kedalam tabung yang terdapat pada centrifuge, kemudian menutup lubang pada
centrifuge agar udar yang masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisah. Setelah itu tentukan
waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan memutar tombol Timer dan Rotation.

Pipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai dengan
jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok berfungsi sama seperti pipet volum, hanya saja
pengambilan larutan sudah ditentukan. Cara sterilisasinya menggunakan otoklaf.

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media tegak
atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap
di atasnya dan diikat, sedangkan rak tabung sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi.
Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium nutrisi cair atau
padat, untuk alat pengenceran, dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya. Lingkungan steril
pada tabung reaksi dipertahankan dengan adanya sumbat. Sumbat yang kita gunakan disini
adalah sumbat kapas. Pemasangan sumbat kapas pada tabung reaksi harus benar. Apabila
terdengar bunyi blub pada saat melepaskan sumbat maka sumbat itu telah benar. Lalu agar
penyimpanan tabung reaksi rapih dan mudah digunakan, harus di simpan dan di letakkan di rak
tabung. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan bahan, menampung larutan,
dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Alat ini
dapat disterilisasikan dengan dibungkus terlebih dahulu dengan kertas saring bagian atasnya lalu
dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu dimasukkan ke dalam otoklaf.

Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan
persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang
lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama
Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja
sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media,
waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam
alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat
halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.

Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose lurus untuk menanam MO
dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag.

Timbangan Analitik berfungsi untuk menimbang bahan kimia. Timbangan ini memiliki batas
maksimal penimbangan. Jika melewati batas tersebut, maka ketelitian perhitungan akan
berkurang.

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan
menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu
bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf.

Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptik
dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Sterilisasi adalah suatu
usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk kehidupan
terutam mikro organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Untuk
memperoleh kondisi yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang
umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah dengan menggunakan panas,
metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2 cara, yaitu sterilisasi kering dan
sterilisasi basah.

Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak rusak, menyala, hangus, dan
menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain
alat-alat gelas (botol, tabung reaksi, cawan petri, dan lain-lain) dan bahan-bahan ceperti kertas,
kain, dan kapas. Sterilisasi kering menggunakan oven pada suhu 70-80 derajat celcius selama 2
jam. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau
menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari
oven.
Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan dengan suhu 100 derajat celcius selama 10
menit, blansing dengan suhu 70-85 derajat Celsius selama 7-9 menit, pasteurisasi dengan suhu
72 derajat celcius selama 7 detik, dan menggunakan autoclave. Sterilisasi dengan autoclave
menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit dengan tekanan 1 Atm.
Cara ini selain di gunakan untuk sterilisasi alat, digunakan juga untuk bahan-bahan yang
mengandung cairan yang tidak tahab udara panas yang kering, misalnya medium.

Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan tempat kerja yang
steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari semua bentuk
kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-patogen. Agar ruangan praktikum tetap
steril, lakukanlah sterilisasi rutin terhadap alat-alat dan tempat kerja. Contohnya meja,
semprotkan alkohol 70% ke meja. Dan bukan hanya ke meja, alkohol 70% juga dapat di
semprotkan ke tempat kerja lainnya. Bila ada cairan tumpah di ruangan kerja kita, maka harus
langsung di bersihkan agar ruangan kerja tetap steril.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dalam praktikum mikrobiologi pangan terdapat berbagai macam alat-alat yang harus kita
ketahui fungsi dan cara pengerjaannya agar praktikum mikrobiologi pangan dapat dilakukan
dengan baik dan benar. Alat-alat laboratorium yang harus kita pelajari adalah mikroskop, cawan
petri, tabung reaksi, pipet ukur, ball pipet, ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet
tetes, objek glass dan cover glass, tabung durham, dan beaker glass.

Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar
aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Sterilisasi
adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk
kehidupan terutam mikro organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Untuk
memperoleh kondisi yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang
umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah dengan menggunakan panas,
metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2 cara, yaitu sterilisasi kering dan
sterilisasi basah. Sterilisasi tidak hanya dilakukan terhadap alat-alat laboratorium saja, tetapi
ruangan dan tempat kerja pada pengerjaan mikrobioogi harus steril juga.

Saran

Dengan adanya praktikum seperti ini , mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui cara
menggunakan alat-alat laboratorium dalam praktikum Mikrobiologi Industri dan mengetahui
metode aseptis yang dipergunakan dalam praktikum Mikrobiologi Industri.

Anda mungkin juga menyukai