p0 Fix Sitrat
p0 Fix Sitrat
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Asisten Pengampu
NIM. 21030116120002
ii
P2
RINGKASAN
iii
P2
PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikan laporan praktikum mikrobiologi ini dengan judul “Asam
Sitrat”. Laporan praktikum mikrobiologi ini merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib diambil oleh semua mahasiswa. Dalam penyusunan laporan praktikum
mikrobiologi ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan tahapan-tahapan
praktikum dengan laporan yang telah dibuat dan disetujui.
Penyusun
iv
P2
DAFTAR ISI
v
P2
vi
P2
DAFTAR TABEL
vii
P2
DAFTAR GAMBAR
viii
P2
BAB I
PENDAHULUAN
9
P2
Dharma (1992), faktor yang mempengaruhi fermentasi semi padat yaitu kadar
air, temperatur dan pertukaran gas.
Adapun limbah pertanian yang belum termanfaatkan secara maksimal
namun memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan keberadaannya sangat melimpah
yaitu tongkol jagung. Tongkol jagung merupakan salah satu limbah pertanian
non kayu yang mengandung komponen kimia sebagai berikut : abu 6.04 %,
selulosa 36,81 %, hemiselulosa 27,1 %, dan lignin 15,70 % (Sutoro, Sulaeman
dan Iskandar, 1988). Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang
banyak digunakan dalam industri, misalnya industri makanan, minuman, dan
farmasi (Sasmitaloka, 2017).
10
P2
11
P2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
P2
13
P2
14
P2
niger dapat ditemui dimana-mana, terutama pada tanah di daerah tropis dan
subtropis serta dapat diisolasi dari bermacam substrat, termasuk biji-bijian.
Galur untuk memproduksi asam sitrat cukup banyak, tetapi hanya
mutan Aspergillus niger dan Aspergillus wentii yang banyak digunakan untuk
memproduksi asam sitrat secara komersil. Secara alami asam sitrat merupakan
produk metabolisme primer, tidak diekskresi oleh mikroorganisme dalam
jumlah yang cukup berarti dan peggunaan Aspergillus niger dapat menekan
produk-produk samping yang tidak diinginkan seperti: asam oksalat, asam
isositrat dan asam glukonat (Rahman, 1992 dalam Widyawati, 2010).
Kondisi spora licin, tidak berwarna atau kuning kecoklatan, lemak atau
merupakan campuran tiga warna atau lebih, konidia berkepala hitam
coklat/ungu coklat besar dan berbentuk bola. Dalam kepala yang besar terdapat
bubuk bola yang mengembang. Serbuk pada seluruh permukaan kepalanya
kering, menyusut menyerupai kubah dari konidia spora pendek. Konidia spora
terlihat bertangan besar dan berwarna coklat hitam (Wangge et al, 2012).
15
P2
16
P2
17
P2
18
P2
yang dapat mengalami denaturasi pada suhu tinggi. Sehingga produksi asam
sitrat menurun dan akan menyebabkan terbentuknya asam oksalat.
19
P2
20
P2
21
P2
produktivitas yang tinggi sehingga hasil yang didapatkan lebih banyak selain
itu medium dan pengoperasian relatif sederhana (Dharma, 1992)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
22
P2
23
P2
Buat larutan
Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi 100 mL gr
=9,016 gr
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟/𝐵𝑀
Molar H2SO4 = =
𝑣 𝑉
9.016 𝑔𝑟
98 𝑔𝑟/𝑚𝑙
= 0,1 𝐿
=0,92 M
3𝐴 𝑚𝑜𝑙
0,92 M = 𝑉
V = .............. L = .................. mL
BAB IV
24
P2
2.5
2 Variabel 1
pH
1.5 Variabel 2
1 Variabel 3
0.5 Variabel 4
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)
25
P2
2.5
Volume Titran (ml)
2
Variabel 1
1.5
Variabel 2
1 Variabel 3
Variabel 4
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)
26
P2
demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Jika tingkat keasaman yang
tinggi mengakibatkan kebutuhan titran yang lebih banyak (Andari, 2013).
27
P2
28
P2
29
P2
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Fenomena waktu fermentasi terhadap pH berbanding terbalik seiring
berjalannya waktu, dikarenakan terbentuknya asam sitrat selama proses
fermentasi.
2. Fenomena waktu terhadap volume titran yang dibutuhkan berbanding lurus
seiring dengan berjalannya waktu, dikarenakan terbentuknya asam sitrat yang
dapat meningkatkan konsentrasi asam.
3. Sampel dengan konsentrasi KH2PO4 yang melampaui batas optimum (1,5 g –
2,0 g/10 gram sumber karbohidrat) akan memicu pembentukan asam-asam
dari gula sehingga menurunkan yield asam sitrat.
4. Sampel dengan konsentrasi MgSO4 yang melampaui batas optimum (2 g – 5
g /100 gram sumber karbohidrat) akan menimbulkan efek buruk pada
pertumbuhan miselium sehingga akan mengurangi produksi asam sitrat.
5.2 Saran
1. Untuk mempercepat proses penyaringan dengan pompa vakum, tutup sampel
dengan plastik dan beri karet di sekelilingnya untuk memberikan suasana
hampa udara dan dapat mempercepat penyaringan.
2. Cermat ketika mengukur dan menimbang tiap variabel.
3. Sebaiknya inkubator lebih dibersihkan dan dalam keadaan steril agar proses
fermentasi dapat berlangsung baik tanpa tercemar.
30
P2
DAFTAR PUSTAKA
Hambali dkk. 2016. Pembuatan Asam Sitrat Dari Limbah Kulit Pisang Dengan
Fermentasi Menggunakan Aspergillus Niger. Universitas Sriwijaya.
Palembang
Ovelando, Redho, Mutiara Alytsia Nabilla, dan Azhary H Suret. 2008. Fermentasi
Buah Markisa (Passiflora) Menjadi Asam Sitrat. Palembang: Universitas
Sriwijaya
Sasmitaloka, K. S. 2017. Produksi Asam Sitrat Oleh Aspergillus niger Pada Kultivasi
Media Cair. Banten: Universitas Ageng Tirtayasa.
Syansuriputra, A.A.; Setiadi, T.; Kushandayani, R.; Yunus, R.F., Pengaruh Kadar Air
Substrat dan Konsentrasi Dedak Padi pada Produksi Asam Sitrat dari
Ampas Tapioka menggunakan Aspergillus Niger ITBCCL 74. Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, Palembang, 19 – 20 Juli 2006.
Wangge, E.S., Suprapta D,N., Susanta G,N. 2012. Isolasi Dan Identifikasi Jamur
Penghasil Mikotoksin Pada Biji Kakao Kering Yang Dihasilkan Di Flores.
Universitas Udayana: Bali
Widyanti. 2010. Produksi Asam Sitrat Dari Substrat Molase Pada Pengaruh
Penambahan Vco (Virgin Coconut Oil) Terhadap Produktivitas Aspergillus
Niger Itbcc L74 Terimobilisasi. Magister Teknik Kimia Universitas
Diponegoro: Semarang.
31
P2
LEMBAR PERHITUNGAN
A-1
P2
A-2
P2
2,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑔 = 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆𝑂4
498
𝑚𝑜𝑙
mol H2SO4 = 0,004357 mol
Menghitung Kebutuhan Volume H2SO4
𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆𝑂4 × 3
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟 𝐻2 𝑆𝑂4 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻2 𝑆𝑂4
0,01307 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻2 𝑆𝑂4 =
0,92 𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻2 𝑆𝑂4 = 0,01421 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 = 14,21 𝑚𝑙
A-3
P2
DATA PENDUKUNG
B-1
P2
B-2