Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Neonatus usia 2 bulan 4 hari datang dengan rujukan utama akut abdomen
ec susp Hernia Scrotalis Strangulata. Anamnesis didapatkan neonatus lahir
spontan dengan masalah ibu ketuban pecah dini 3 hari usia kehamilan 28-30
minggu.

Penegakan diagnosis pada bayi NKB (28-30 minggu) - KMK - BBLR


(1160 gram). Berdasarkan anamnesis riwayat ANC beserta riwayat persalinan
pada ibu, bayi lahir tanggal 24 juli 2019 dan (HPHT) tanggal 27 November 2017
dan taksiran usia kehamilan 28–30 minggu dengan Berat lahir 1160 gram , maka
data anamnesis dimasukkan ke dalam kurva lubchenco. Ileus obstruktif ec susp
hernia skrotalis dextra, didapatkan dari anamnesi perut membesar dengan Lingkar
perut 25 cm,, mengkilat, riwayat tidak bab selama 3 hari, serta muntah feses. Dari
pemeriksaan fisik, auskultasi abdomen didapatkan Bisung Usus mengingkat 33
kali permenit serta ditemukannya benjolan didaerah inguinal sebesar 3x2 cm.,
kemerahan serta teraba massa tetapi testis tidak teraba dan transluminasi negatif,
dari pemeriksaan baby gram didapatkan kesan airfluid level yang menandakan
adanya obstruksi. Diagnosis Gagal Napas didapatkan dari pemeriksaan Down
Skor dengan nilai 6. Diagnosis Hipotermia, Hipoglikemia, Anemia ec lahir
prematur. Didapatkan dari pemeriksaan fisik suhu bayi 34,1 C serta pemeriksaan
penunjang gula darah sewaktu didapatkan 42 gr/dl.

Menurut kepustakaan Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui


defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada bayi
prematur insidens terjadinya hernia inguinal mencapai 30%. Penelitian lain
menunjukkan hasil yang sama bahwa pada bayi prematur insiden terjadinya hernia
inguinal lebih tinggi yaitu 13,3%. Hal ini kemungkinan dapat terjadi dikarenakan
secara embriologi pada bayi prematur terjadi kegagalan obliterasi prosesus
vaginalis sehingga cairan atau organ viscera abdomen dapat melewati lubang
peritoneal kedalam saluran inguinal. Kegagalan obliterasi prosesus vaginalis dapat
mengarahkan terjadinya beberapa kondisi pada inguinal-skrotalis seperti hernia
inguinal dan hidrokel. Sedangkan Hernia strangulata adalah kondisisi darurat,
Terdapat tanda obstruksi usus seperti muntah hijau, perut kembung, tidak bisa
defekasi. Bengkak yang menetap pada daerah hernia inguinal.

Hipoglikemia adalah kadar gula plasma kurang dari 2,6 mmol/L (< 47
mg/dl). Untuk neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam dipakai batas kadar
gula plasma 35 mg/dL. Sedangkan untuk neonatus prematur dan KMK yang
berusia kurang dari 1 minggu, disebut hipoglikemia bila kadar gula darah plasma
kurang dari 25 mg/dl. Pada neonatus dan bayi, hipoglikemia memberikan gejala
iritabilitas, tremor, kesulitan makan, letargi, hipotoni, takipnea, sianosis atau
apnea.

Hari ke dua rawatan setelah konsul dokter bedah anak dilakukan reduksi
manual berupa taxis. Massa didalam skrotum dapat kembali ke dalam abdomen.
Tindakan ini menunjukkan bahwa hernia bersifat reponible, namun dikarenakan
bengkak pada skrotum tidak berkurang sehingga memungkinkan pada pasien juga
terjadi hidrokel. Pada minggu ke 2 rawatan dilakukan eksplorasi cito oleh dokter
spesialis bedah dengan diagnosa pra operasi yaitu abses skrotum ec torsio testis.

Penyebab terjadinya abses skrotum kemungkinan diakibatkan oleh hernia


ataupun hidrokel menyumbat aliran darah ke testis sehingga testis mengalami
ischemia dan lama kelamaan menjadi nekrosis, tetapi sulit untuk mendeteksi
kelainan berupa torsio testis pada neonatus dikarenakan kasusnya yang sangat
jarang sehingga seharusnya pada bayi harus dilakukan pemeriksaan USG terlebih
dahulu sebelum dilakukan operasi untuk memastikan terjadinya torsio ataupun
tidak.

Tatalaksana yang dilakukan yaitu

Anda mungkin juga menyukai