PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
(Biologis, Psikologis, Sosial dan Spiritual) yang dapat ditunjukan
kepada individu, keluarga, atau masyarakat dalam rentang sehat –
sakit. Banyak bentuk – bentuk pengetahuan dan keterampilan berfikir
kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan
menggunakan model – model keperawatan dalam proses keperawatan.
Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai
dengan kebutuhan.
Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawatan
berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki
keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai
serta pengetahuan dan ketrampilan yang ada. Beberapa model konsep
keperawatan salah satunya model konsep Keperawatan Dorotha Orem
yang dikenal dengan model Self Care.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa itu Dorethea Orem ?
2. Bagaimana model keperawatan menurut Dorethea Orem ?
3. Bagaimana aplikasi model keperawatan Dorethea Orem ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Dorothe Orem
Dorothe Orem dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di Savannah,
Georgia. Pada tahun 1938 jhonson orem memperoleh gelar A.A dari
Armstrong junior College di Savannah, Georgia. Pada tahun 1949 – 1978
Orem menjadi instruktur dan asistent profesor dalam perawat kesehatan anak-
anak (pediatric nursing) di Vanderbildt University School of Nursing tahun
1955 – 1956 Orem menjadi penasehat pediatric nursing yang ditugaskan di
Sekolah Kesehatan Kristen bidang keperawatan di Vellore, India Selatan .
Teori sistem prilaku Orem tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni
tujuan –tujuan perawat adalah membantu individu-individu untuk mencegah
atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus
berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang spesifik
(Alligood, 2014).
Selain itu, Orem juga memanfaatkan hasil kerja ilmu prilaku dalam
psikologi, sosiologi dan eknologi untuk membangun teorinya. Ia
menyandarkan sepenuhnya pada teori sistem-sistem dan menggunakan konsep
dan definisi dari A. Rapoport, R.Chin dan W.Buckly. Struktur teori sistem
perilaku dipolakan sesudah model sistem . Sistem dinyatakan terdiri dari
bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk
membentuk keseluruhan (Alligood , 2014).
2
dalam ilmu-ilmu prilaku, tetapi literature empiris mendukung dugaan bahwa
sistem prilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam
sistem biologis, pengetahuan atas bagian-bagiannya lebih dahulu dari
pengetahuan keseluruhan sistem (Alligood 2014).
3
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care
baik secara kualitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu
dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses
tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain,memberi support , meningkatkan pengembangan
lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang
lain.Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan
praktek dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah
(contohnya, masalah yang terjadi pada pasien atau keluarga yaitu masalah
keuangan). Menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan
secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan
keperawatan dalam kehidupan sehari-hari dan asuhan keperawatan
diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, perkembangan dan sosial.
4
minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana pasien
ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka
akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan
perawatan luka. Contohnya perawatan pada pasien post operasi
apendikstomi(operasi pembuangan total apendiks pada saluran
pencernaan) dimana pasien tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan perawatan pada luka bekas operasi tersebut.
c. Sistem Suportif dan Edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh pemberian pendidikan kesehatan pada ibu dan
bapak (keluarga) yang memerlukan informasi tentang pengaturan
kelahiran anak dengan menggunakan kontasepsi (alat mencegah
pembuahan).
5
3. Activity and rest (adecative/supportif). Perawat menginformasikan
pada pasien tentang kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien
Diabetes Melitus.
4. Elimination (educative/supportif) klien membutuhkan monitoring
bagaimana melakukan Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil
(BAK).
5. Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur
pola diet yang cocok untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalami
Diabetes Melitus serta mengontrol gula darah setelah makan.
6. Solitude and social interaction (partial compensatory) interaksi sosial
dengan perawat dapat memberikan perubahan interaksi dengan tingkah
sosial yang mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).
7. Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan
pendidikan pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan
yang akan diambil oleh pasien pada penyakit yang dialaminya saat ini.
8. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat
membantu pasien untuk mengembalikan diri pada kehidupan normal
pasien, sehingga menjadi normal kembali.
6
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Keperawatan Menurut Dorotha Orem yaitu pelayanan manusia
yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri
bagaimana mengaturnya secara terus-menerus untuk dapat menunjang
kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan
menanggulangi akibat-akibatnya. Teori keperawatan orem atau yang
lebih dikenal slef care dikembangkan menjadi tiga teori yaitu
perawatan diri (Self Care), Self Care Defisit, dan Teori Sistem
Keperawatan.
B. SARAN
7
DAFTAR PUSTAKA