Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-
bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup
berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang
dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan
dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk
masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20%
meninggal dalam minggu pertama kehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik, radiologik
dan laboratorik untuk menegakkan diagnose kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal
pula adanya diagnosisi pre/- ante natal kelainan kongenital dengan beberapa cara
pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah
janin. Kelainan kongenital yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu kelainan
kongenital traktus digestivus dan dinding abdomen, yang terdiri atas Omphalocele,
Gastroschisis,Hirscshprung, serta Atresia Ani. Kelainan kongenital tersebut, tidak jarang terjadi
di Provinsi Jawa timur ini. Pada penelitian kali ini, penulis ingin melaporkan kasus repair defek
omphalocele

A. Pengertian
Omphalocele adalah defek pada dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord
dengan herniasi dari isi abdomen Omphalocele adalah salah satu kelainan kongenital yang
paling banyak ditemukan pada bedah anak. Usus pada omphalocele dibungkus oleh membran
yang terdiri dari peritoneum pada lapisan dalam dan lapisan amnion dibagian luar.
disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin
berumur 10 minggu. Kelainan ini dapat segera dilihat, yaitu berupa protrusi dari kantong
yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka
kematian tinggi bila omphalocele besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.
B. Klasifikasi

1
Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada omfalokel berikut tergantung
pada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil mungkin hanya usus yang menonjol,
tapi jika lubangnya besar hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.

C. Etiologi
1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,
penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut
berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan kurang
atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan omfalokel paling sering
dijumpai.
2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding abdomen
pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih sebatas
perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein) pada
pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu kepastian telah terjadi kelainan
struktural pada fetus. Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan adanya
omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik.
3. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan tersebut
harus dilacak dengan USG.

D. Patofisiologi
Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin
berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel atau omphalocel.
Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong yang berisi usus dan
visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi
apabila omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi infeksi. (DR. Iskandar Wahidiyat
(FKUI), 1985).
Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 – 10 minggu
kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat karena
abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 – 11 minggu, normalnya usus akan berpindah
kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal akan
menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi

2
oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi terhadap
obnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek diafragma atau
jantung (Jackson, D.B.& Sounders, 1993).

E. Manifestasi Klinis
Menurut A.H. Markum (1991), manifestasi dari omphalokel adalah :
1. Organ visera / internal abdomen keluar.
2. Penonjolan pada isi usus.
3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound

F. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita Omphalocel, yaitu :
Infeksi usus
Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh
karena usus yang tidak dilindungi.
Pada omphalocel mempunyai resiko sebagai berikut :
a. Bereaksi dengan pengobatan atau obat anestesi
b. Masalah pernafasan atau gangguan pola nafas, karena dapat menyebabkan
menurunnya kerja organ pernafasan.
c. Pembedahan
d. Perdarahan
e. Resiko infeksi terhadap luka atau kurangnya perawatan (strerilisasi)
f. Luka pada organ vital
g. Kesulitan bernafas (mungkin terjadi akibat pertambahan tekanan pada abdomen,
ketika omphalocel ditutup).
h. Peritonitis (radang pada selaput lambung)
i. Kelumpuhan sementara pada usus halus

G. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiah, 1997 penatalaksanaan pada penderita omphalocel anatara lain :
1. Medik

3
Operasi dilakukan setelah lahir, akan tetapi mengingat dengan memasukkan semua usus
dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan terjadi tekanan yang mendadak
pada paru, sehingga dapat menimbulkan gangguan pernafasan, maka operasi biasanya
dilakukan penundaan sampai beberapa bulan
2. Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat terjadi adalah resiko infeksi, sebelum dilakukan operasi
bila kantong belum pecah dapat diolewskan merkurokrom setiap hari untuk mencegah
infeksi. Operasi ditunda sampai beberapa bulan atau menunggu terjadinya penebalan
selaput yang menutupi kantongh tersebut. Setelah diolesi merkurokrom dapat ditutupi
dengan kasa steril kemudian diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru dapat
dipasangkan gurita.
Pada Ompohalocel diperbaiki dengan pembedahan, meskipun tidak selalu. Sebuah
kantong melindungi isi abdomen dan waktu yang tepat untuk masalah berat yang lain
(seperti gangguan hati) harus diberi lebih dulu, jika diperlukan. Untuk memfiksasi
omphalocel, kantung tersebut dibalut dengan benda buatan spesial , dimana kemudian
dijahit ditempat tersebut. Secara perlahan, lama – lama isi abdomen (Usus yang keluar)
ditekan ke dalam abdomen. Ketika omphalocel telah nyaman dalam rongga abdomen,
maka benda buatan tersebut dikeluarkan dan abdomen kemudian ditutup.
Menurut Sjamsuhidajat, tindakan pada penderita omphalocel :
Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati di dalam kantong
akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocel kecil dapat dilakukan
operasi satu tahap. Dinding kantong di buang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga
perut, kemudia lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit.
Tetapi biasanya omphalocel terlalu besar dan rongga perut terlalu besar, sehingga isi
kantong tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jia dipaksakan maka karena regangan
pada dinding perut, diafragma akan terdorong ke atas sehingga akan terjadi gangguan
pernafasan. Obstruksi vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocel dengan cairan
antiseptic, musalnya betadin dan menutupnya dengan kain kasa atau dakron agar tidak
tercemar.
Pemberian obat analgesic :

4
1. Rencanakan untuk memberikan analgesik yang telah ditentukan sebelum prosedur :
Oral : efek obat terjadi setelah 11/2 – 2 jam untuk hapir semua obat analgesik.
Intravena : efek paling cepat setelah 5 menit.
2. Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan merasalebih
baik.
3. Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB, contoh obat:
Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10 – 20 mg/kg per
dosis setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari 5 dosis dalam 24 jam.
Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awal anak dengan BB <
50kg)

H. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut A.H. Markum (1991) pemeriksaan diagnostik dari omphalokel:
1. Pemeriksaan Fisik.
Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis
tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut
tanpa adanya kantong.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek
pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat
juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase
dan pseudokolinesterase.
3. Prenatal, ultrasound
4. Pemeriksaan radiology
Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan
marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu
mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik
diperjelas dengan amniosentesis

5
Bayi dengan omfalokel

Bayi dengan gastroskizis

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dan
dibungkus suatu kantong peritoneum.Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup
lubang pada pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi perut yang keluar
dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi. Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi
perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila
kantong belum pecah, harus diberi merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan
selaput yang menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa
bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan

6
memasukkan semua isi usus dan otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan
tekanan yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan pernapasan

3.2 Saran

Diharapkan setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang
asuhan keperawatan pada penderita omphalocle.

GASTROSCHISIS
Definisi
Gastroschisis adalah fisura kongenital dinding depan perut yang tidak melibatkan tempat
insersi tali pusat, dan biasanya disertai penonjolan usus halus dan sebagian usus besar (Sadler,
T.W, 1997).
Gastroschizis adalah suatu herniasi pada isi usus dalam fetus yang terjadi pada salah satu
samping umbilical cord. Organ visera posisinya diluar kapasitas abdomen saat lahir (Linda
Sawden, 2002).
Pada dasarnya gastroschizis sama dengan omphalocele. Omphalocele adalah defek
(kecacatan) pada dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari
isi abdomen. Organ – organ yang berherniasi dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah 10
minggu gestasi, amnion dan Wharton jelly juga membungkus massa hernia (Lelin-Okezone,
2007).
Omphalocele adalah kondisi bayi waktu dilahirkan perut bagian depannya berlubang dan
usus hanya dilapisi selaput yang sangat tipis (dr. Irawan Eko, Spesialis Bedah RSU Kardinah,
2008).
Omphalocele terjadi saat bayi masih dalam kandungan, karena gangguan fisiologis pada sang
ibu, dinding dan otot – otot perut janin tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya organ
pencernaan seperti usus, hati, tali pusar, serta lainnya tumbuh diluar tubuh. Jenis gastroschizis
terjadi seperti omphalocele. Bedanya tali pusar tetap ada pada tempatnya (dr. Redmal Sitorus,
2008).
C. Etiologi
Etiologi secara embriologi pada defek kongenital abdomen tidak sepenuhnya diketahui
dan masih merupakan subyek yang kontroversial. Meskipun beberapa bukti mengatakan
bahwa etiologi gastroschizis terletak desebelah lateral dan hampir sama. Banyak kontroversi

7
berhubungan dengan penyebab gastroschizis. Defek abdominal pada gastroschizis terletak
disebelah lateral dan hampir selalu pada sebelah kanan dari umbilicus.
Defek tersebut sebagai hasil dari rupturnya basis tali pusat dimana merupakan area yang
lemah dari tempat involusi vena umbilicus kanan. Pada awalnya terdapat sepasang vena
umbilikalis, yaitu vena umbilikalis kanan dan kiri. Ruptur tersebut terjadi in-utero pada
daerah lemah yang sebelumya terjadi herniasi fisiologis akibat involusi dari vena umbilikalis
kanan. Keadaan ini menerangkan mengapa gastroschizis hampir selalu terjadi lateral kanan
dari umbilicus.
Teori ini didukung oleh pemeriksaan USG secara serial, dimana pada usia 27 minggu
terjadi hernia umbilikalis dan menjadi nyata gastroschizis pada usia 34,5 minggu. Setelah
dilahirkan pada usia 35 minggu, memang tampak gastroschizis yang nyata.
Penulis lain berpendapat bahwa gastroschizis diakibatkan pecahnya suatu eksomphalos.
Rupturnya omphalokel kecil dan transformasi menjadi gastroschizis dapat terjadi didalam
uterus. Tetapi banyak kejadian anomaly yang berhubungan dengan omphalokel tidak
mendukung teori ini. Pada gastroschizis jarang terjadi anomaly, tetapi sering lahir premature
(22%).
Teori lain untuk etiologi gastroschizis adalah terputusnya secara prematur arteri
omphalomesentrik kanan, yang mengakibatkan injuri iskemik pada dinding depan abdomen
dimana herniasi menembus dan terdiri dari isi abdomen. Pada kondisi normal, arteri ini tetap
ada (Imam Sudrajat& Haryo Sutoto).
Factor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalocel atau gastroschizis adalah
resiko tinggi kehamilan seperti :
1. Infeksi dan penyakit pada ibu
2. Penggunaan obat – obatan berbahaya, merokok
3. Kelainan genetik
4. Defisiensi gizi seperti asam folat, protein dan vitamin B. Complex
5. Hipoksia
6. Salisilat dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen
7. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk kedalam tubuh ibu hamil.
Dengan penggunaan USG (ultrasonografi) yang makin luas, maka diagnosis dapat
diketahui saat janian masih dalam kandungan atau saat prenatal. Pada usia kehamilan 10

8
minggu, dinding dan kavitas abdomen dari fetus sudah dapat terlihat. Pada usia 13 minggu,
secara normal terjadi kembalinya usus ke cavitas abdomen. Pada saat ini, baik gastroschizis
dan omfalokel dapat terdeteksi (Imam Sudrajat & Haryo Sutoto).
D. Patofisiologi
Menurut Suriadi & Yuliani.R patofisiologi dari gastroschizis atau omphalocele yaitu
selama perkembangan embrio ada suatu kelemahan yang terjadi didalam dinding abdomen
semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu samping
umbilicus (yang biasanya pada samping kanan), ini menyebabkan organ visera abdomen
keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong. Terjadi malrotasi dan
menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai anomaly.
Gastroschizis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding
abdomen sehingga dinding abdomen sebagian terbuka. Letak defek umumnya disebelah
kanan umbilicus yang berbentuk normal. Usus sebagian besar berkembang diluar rongga
abdomen janin, akibatnya usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi
cairan amnion dalam kehidupan intra uterin, usus juga tampak pendek, rongga abdomen
janin sempit.
Usus – usus, visera, dan seluruh rongga abdomen berhubungan dengan dunia luar
menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga terjadi
dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga dapat terjadi dan
menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan usus – usus distensi sehingga mempersulit
koreksi pemasukan kerongga abdomen sewaktu pembedahan.
Embryogenesis, pada janin usia 5-6 minggu isi abdomen terletak diluar embrio dirongga
selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari
ekstra peritonium akan masuk kerongga perut.
Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong dipangkal umbilicus yang berisi
usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritonium dan lapisan
amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini
disebut omfhalocele, bila usus keluar dari titik terlemah dikanan umbilicus usus akan berada
diluar rongga perut tanpa dibungkus peritonium dan amnion keadaan ini disebut
gastroschizis (Retno Setiowati, 2008)
E. Manifestasi Klinis

9
Menurut A.H Markum(1991) manifestasi dari gastroschizis/omphalocele yaitu:
1. Organ visera keluar
2. Penonjolan pada isi usus
3. Pada pemeriksaan USG prenatal : tampak adanya Gastroscizis/ Ompalokel.
Banyak usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada gastroschizis/ omfalochel
bervariasi tergantung kepada besarnya lubang dipusar. Jika lubangnya kecil mungkin hanya
usus yang menonjol tetapi jika lubangnya besar hati juga bisa menonjol melalui lubang
tersebut (Retno Setiowati, 2008).
Klinis perbandingan antara Omphalocele dengan Gastroschisis
Faktor Omphalocele Gastroschisis
Lokasi Cincin umbilicus Samping umbilicus
Defek ukuran Besar (2-10 cm) Kecil (2-4 cm)
Tali pusat Menempel pada kantong Normal
Kantong Ada Tidak
Isi Hepar, usus. Usus, gonad.
Usus Normal Kusut , meradang
Malrotasi Ada Ada
Abdomen kecil Ada Ada
Fungsi Intestinal Normal Fungsi menurun pada awal
Anomali lain Sering (30-70%) Tidak biasa kecuali atresia usus.

F. Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat, vitamin B komplek dan protein
G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut A.H Markum (1991) pemeriksaan diagnostiknya adalah:
1. Pemeriksaan fisik, pada gastroschizis usus berada diluar rongga perut tanpa adanya
kantong
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Prenatal ultrasound
Pemeriksaan radiologi, fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan
memperlihatkan marker struktural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetal
membantu mengidentifikasi kelainan jantung (Retno Setiowati, 2008).
H. Penatalaksanaan Terapeutik

10
Penatalaksanaan terapeutik menurut Suriadi dan Yuliana (2001) adalah :
1. Perawatan prabedah
a. Terpeliharanya suhu tubuh, kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang
mengalami prolaps sangat meningkatkan area permukaan
b. Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi usus –
usus yang mempersulit pembedahan
c. Penggunaan bahan sintetik dengan lapisan tipis yang tidak melengket seperti
xeroform, kemudian dengan pembungkus untuk menutup usus atau menutup
dengan kasa lembab dengan cairan NaCl steril untuk mencegah kontaminasi
d. Terapi intravena untuk dehidrasi
e. Antiseptic dengan spectrum luas secara intravena, besarnya kantong serta luasnya
cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar didalam kantong, akan menentukan cara
pengelolaan.
f. Terapi oksigen untuk membantu pernafasan.
2. Pembedahan
Dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang pada dinding abdomen.
Tujuan pembedahan adalah untuk mengembalikan visera kedalam kavum abdomen dan
menutup lubang abdomen. Operasi ini harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak
ada perlindungan infeksi.
3. Pasca bedah
a. Perawatan pasca bedah neonates rutin
b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
c. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik
d. Pemberian antibiotika
e. Terapi intravena diperlukan untuk perbaikan cairan
Pada sekitar 7-12 hari pasca pembedahan anak akan kembali mengalimi pembedahan
untuk menjalani perbaikan cacat, namun ini tergantung kondisi bayi (lemah atau tidak)
(Retno Setiowati, 2008).
I. Komlikasi
Menurut Marshall Klaus (1998) komplikasinya adalah:

11
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan
yang telanjang
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balance cairan dan nutrisi yang
adekuat misalnya: dengan nutrisi parenteral
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama
4. Nekrosis
Kelainan congenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang
memperburuk prognosis (Retno Setiowati, 2008).
J. Prognosis
Meskipun pada awalnya managemen dari gastroschisis sulit, namun efek jangka panjang
memiliki problem yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan omfalokel. Mortalitas
gastroschisis pada masa lampau cukup tinggi, yaitu sekitar 30%, namun akhir-akhir ini dapat
ditekan hingga sekitar 5%. Mortalitas berhubungan dengan sepsis dan vitalitas dan kelainan
dari traktus gastrointestinal pada saat pembedahan.
Pada pasien gastroshisis dapat timbul short bowel syndrome, yang dapat disebabkan
karena reseksi usus yang mengalami gangren, atau yang memang secara anatomik sudah
memendek maupun adanya dismotilitas. Insidens dari obstruksi usus dan hernia abdominal
juga meningkat pada pasien dengan gastroschisis maupun omfalokel.
Gangguan fungsional baik nyeri abdominal dan konstipasi juga meningkat.Kurang lebih
30% pasien dengan defek kongenital dinding abdomen terjadi gangguan pertumbuhan dan
gangguan intelektual. Namun hal ini perlu dipikirkan pula keadaan yang dapat menyertai
pada defek dinding abdomen seperti premauritas, komplikasi-komplikasi yang terjadi dan
anomali lainnya (Imam Sudrajat& Haryo Sutoto).

PERKEMBANGAN DINDING ABDOMEN DAN PATOLOGI OMFALOKEL-GASTROSKISIS


Dinding abdomen dibentuk oleh pelipatan ke dalam dari kranial, kaudal dan dua
lipatan embrionik lateral. Sejalan dengan pembentukan dinding abdomen,
pertumbuhan traktus intestinalis menyebabkan migrasi keluar kavum abdomen
melalui cincin umbilikus dan ke arah korda umbilikus selama minggu ke-6 gestasi.

12
Pada minggu ke-10 dan ke-12, dinding abdomen dibentuk dan usus kembali ke
kavum abdomen pada pola stereotipikal yang menghasilkan rotasi normal dan fiksasi
lateral. Gastroskisis diperkirakan sebagai hasil dari iskemik terhadap perkembangan
dinding abdomen. Daerah paraumbilikal kanan merupakan daerah dengan resiko
tinggi karena disuplai oleh vena umbilikal kanan dan arteri omfalomesenterika kanan
hingga mengalami involusi. Jika perkembagan dan involusi ini terganggu pada derajat
dan waktu tertentu, kemudian defek dinding tubuh akan menghasilkan iskemia
dinding abdomen. Hipotesis lain menyatakan bahwa gastroskisis terjadi karena defek
dari ruptur awal hernia korda umbilikalis.

13

Anda mungkin juga menyukai