Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nutrisi adalah ikatan kimia yang di perlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu membentuk energi, membangun dan memelihara jaringan ,
serta mengatur proses-proses kehidupan .nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi ,mempertahankan
kesehatan ,pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ
dan jaringan tubuh . masalah nutrisi erat kaitanya dengan makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya .secara umum
faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme basal. (widya astuti.2011)
Faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menggangu
pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi faktor sosio ekonomi seperti
adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi pariental adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang di berikan
langsung melalui pembulu darah tanpa melalui saluran pencernaan .nutrisi
parental diberikan apabila usus tidak di pakai karena suatu hal .misalnya
transformasi, kongenital, intesfinal, enterokolitis, nikrotikana ,dan
distresrestirasi berat. (widya astuti.2011)
Malnutrisi dengan berbagai tingkatan sering terjadi pada pasien dirumah
sakit.hal ini dapat menekan kekebalan mempermudah tarinfeksi mengganggu
proses penyembuhan luka ,meningkatngkatkan komplikasi,meningkatkan
respon terhadap teraphi medis ,oprasi yang kurang optimal ,dan mengarah
pada hasil klinis yang jelek .banyak penyakit yang menurunkan nafsu makan
,meningkatkan kebutuhan nutrisi ,menyebabkan obstruksi saluran pencernaan
dan infeksi pada mulut sehingga makan menjadi sulit dan menyakitkan selain
itu obat dapat memnyebabkan kehilangan selera makan mual dan muntah ,
sehingga pemberian nutrisi secara parental perlu di lakukan untuk mengatasi
masalah masalah timbulnya malnutrisi pada pasien dirumah sakit. (widya
astuti.2011)
Kelompok orang dewasa membutuhkan nutrien untuk energi,
pemeliharaan dan proses kebaikan tubuh.kelompok orang dewasa dianjurkan
untuk mengonsumsi asupan yang seimbang seperti susu, sayuran, buah-
buahan supaya semua vitamin dan kebutuhan tubuh dapat terpenuhi. (widya
astuti.2011)

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dewasa?


2. Apa saja kebutuhan zat gizi pada dewasa?
3. Apa saja bahan fisiologis pada dewasa kebutuhan dengan kebutuhan
zat gizi?
4. Bagaiamana resiko akibat kekurangan dan kelebihan gizi?
5. Bagaiamana faktor-faktor yang berhubungan dengan Status Gizi
Orang Dewasa ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dewasa


2. Untuk mengetahui dan memahami kebutuhan zat gizi pada dewasa
3. Untuk mengetahui dan memahami bahan fisiologis pada dewasa
kebutuhan dengan zat gizi
4. Untuk mengetahui dan memahami resiko akibat kekurangan dan
kelebihan gizi

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi orang dewasa


Supaya orang dewasa dapat mengetahui dan memahami nutrisi dan gizi
yang dibutuhkan pada dirinya
1.4.2 Manfaat bagi keluarga
Supaya semua keluarga dapat mengetahui dan memahami pemenuhan
asupan gizi dan nutrisi yang baik yang diperlukan untuk orang dewasa
1.4.3 manfaat bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan acuan pembelajaran mata kuliah gizi dan diet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dewasa

2.1.1 Definisi Dewasa


Dewasa melambangkan segala organisme yang telah matang yang
lazimnya merujuk pada manusia yang bukan lagi anak-anak yang telah menjadi
pria atau wanita. Periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan
tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluh
tahun. Masa dewasa adalah masa yang penting dan panjang dalam siklus
kehidupan manusia dan juga merupakan usia yang paling produktif. Ada beberapa
ahli membagi masa dewasa menjadi tiga tahapan yaitu: dewasa muda (21-25
tahun), dewasa madya (26-40 tahun), dewasa akhir (41-59 tahun).
(ns.harwina.2011)
Kelompok usia dewasa membutuhkan nutrien untuk energi, pemeliharaan,
dan perbaikan tubuh. Kelompok usia dewasa muda dan menengah dianjurkan
dengan asupan yang sama. Kebutuhan pada kelompok ini diantar lain
susu,sayuran, dan buah-buahan sebagai sumber vitamin C yang dikonsumsi setiap
hari dan 3-4 minggu mengkonsumsi sumber vitamin A, semua sumber makanan
yang mengandung zat epung, atau diperkaya dengan kelompok makanan sereal,
juga 1-2 sendok makan margarin dan mentega.(ns. Harwina.2011)
Dewasa yang matang memerlukan untuk energi, pemeliharaan dan
perbaikan. Kebutuhan energi biasanya menurun selama bertahun-tahun. Obesitas
dapat menjadi suatu masalah karena penurunan latihan fisik dan peningkatan
makan malam yang berlebihan. Wanita dewasa yang menggunakan kontrasepsi
oral memerlukan ekstra asam folat, vitamin C, tiamin, riboflavin, B6 dan B12.
(A, P. P. (2006). Fundamental Keperawatan.)

2.1.2 ciri- ciri dewasa


Ciri-ciri dewasa adalah :
1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri sendiri atau egonya
2. Mempunyai tujuan yang jelas dan kebiasan kerja yang efisien
3. Mengendalikan perasaan pribadi
4. Objektif, berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan
kenyataan

3
5. Menerima kritik dan saran
6. Mempertanggung jawabkan terhadap usaha pribadi
7. Menyesuaikan diri secara realistis terhadap hal-hal yang baru
(sibagariang, 2010)

2.1.3 Perkembangan dewasa antara lain :


Aspek perkembangan yang terjadi selama masa dewasa dan usia tua
diantaranya meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial. Masa ini
meliputi kesehatan badan, perkembangan sensori, perkembangan otak.
1. Perkembangan Kognitif Salah satu pertanyaan yang paling banyak
menimbulkan kontroversi dalam studi perkembangan hidup masnusia
adalah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas,
intelegensi, maupun kemampuan belajar.
Perkembangan kognitif meliputi:
1) Perkembangan pemikiran postfromal
2) Perkembangan memori
3) Perkembangan intelegensi
2. Perkembangan Psikososial Selama masa dewasa, perkembangan dunia
sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya karena pada masa ini
individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas.
Perkembangan psikososial ini meliputi:
1) Perkembangan keintiman
2) Cinta
3) Pernikahan dan keluarga
4) Perkembangan generativitas(Sherwood, Lauralee. 2004)

2.1.4 Status Gizi Orang Dewasa


Status gizi pada orang dewasa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah kebiasaanya dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari.
Kebiasaan makan tidak dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang terkandung dalam
makanan. Namun banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan
makan, salah satunya adalah lingkungan. Orang dewasa cenderung kurang
memperhatikan asupan makanan. Umumnya orang dewasa lebih suka
mengkonsumsi makanan berlemak, berenergi gurih dan manis. Sementara
makanan kaya serat seperti sayur dan buah diabaikan. Akibatnya, asupan energi
(kalori) yang masuk ke dalam tubuh berlebih (Kurniasih dkk, 2010).

4
Padahal pada usia ini dianjurkan mengkonsumsi makanan yang tinggi
serat namun rendah lemak, ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan tidak
lagi terjadi dan hendaknya pemenuhan zat gizi dipusatkan untuk pemeliharaan
kesehatan agar terbentuk status gizi yang baik. Status gizi adalah keadaan tubuh
yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke
dalam tubuh dan penggunaannya (Cakrawati & Mustika, 2012).
Menurut Almatsier (2003) status gizi merupakan suatu ukuran mengenai
kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan
penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.

2.2 Kebutuhan Zat Gizi Pada Dewasa

2.2.1 kebutuhan karbohidrat


Angka kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal (untuk
perempuan) dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi ini
dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat.Makanan sumber
karbohidrat adalah antara lain beras, terigu, umbi-umbian, jagung, dan
gula. (anda, 2012)

5
2.2.2 kebutuhan protein
Kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh2000-. Kecukupan protein dewasa adalah 48-62 gr/hr
untuk perempuan dan pada laki-laki 55-66 gr/hr. Kebutuhan protein pada usia
dewasa adalah 50-60 gr/hr atau berkisar 11% dari total masukan energi.Berbagai
sumber protein adalah antara lain daging merah, susu, tempe, kacang-kacangan,
dll (sudarmani.2005)

2.2.3 kebutuhan lemak


Kebutuhan lemak pada orang dewasa todak boleh melebihi 630 kkal atau
sekitar 30% dari total kalori. Energi yang paling dekat dengan makanan adalah
lemak. Konsumsi lemak yang tinggi dari makanan kemungkinan akan menaikkan
kadar lipid darah yang disertai peningkatan resiko terserang penyakit jantung
koroner.
Adapun contoh lemak jenuh adalah kolesterol. Kolesterol dibuat di hati
dan berperan dalam produksi garam empedu serta hormon-hormon. Namun
kolesterol ini dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil.
Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh antara lain, daging, merah,
hasil peternakan yang banyak mengandung lemak serta telur dan banyak juga
ditemukan pada makanan olahan kalengan. Konsumsi lemak harus diimbangi
dengan makanan yang mengandung serat, karena serat mengikat kolesterol dan
menyingkirkannya dari darah. (Mary E. Beck.2011)

2.2.4 kebutuhan vitamin


Kebutuhan vitamin juga meningkat selama dewasa karena pertumbuhan
dan perkembangan cepat terjadi, karena energi yang meningkat maka
pertumbuhan kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat antara lain:
1. Vitamin A, fungsi dari vitamin A ini adalah untuk mencegah kerusakan
mata, meningkatkan kesehatan imun, juga berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan sel serta menjaga kesehatan kulit.
Sumber vitamin A banyak terdapat pada sayuran dan buah yang berwarna
oranye seperti wortel, labu, aprikot, peach, pepaya, dan mangga.
2. Vitamin C, berfungsi dalam pembentukan kolagen, yaitu jaringan tissue
yang menahan sel. Vitamin C juga penting untuk pertumbuhan tulang,
gigi, gusi serta pembuluh darah, membantu penyerapan zat besi dan
kalsium, dan membantu dalam proses penyembuhan luka. Vitamin C
dalam jumlah banyak dapat ditemukan pada buah berry, kiwi, jeruk, tomat,
jambu biji, dan anggur.

6
3. Vitamin D, berfungsi untuk memperkuat tulang karena vitamin D
membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Sumber vitamin D dapat
diproduki oleh tubuh saat terkena sinar matahari. Sumber lain yang
mengandung vitamin D adalah kuning telur, minyak ikan, dan susu.
4. Vitamin E, berfungsi sebagai anti oksidan yang dapat melindungi sel dari
kerusakan. Vitamin E juga penting untuk kesehatan sel darah merah.
Sumber vitamin E dapat ditemukan dalam berbagai macam makanan
seperti minyak nabati, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, alpukat,
dan gandum.
5. Vitamin B1 (thiamin), berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi
energi, diperlukan juga oleh jantung, otot, dan sistem saraf agar dapat
berfungsi dengan baik. Sumber vitamin B1 banyak terdapat pada daging,
ikan, kacang-kacangan, makanan yang terbuat dari kedelai, gandum, dan
beras.
6. Vitamin B2 (riboflavin), berfungsi dalam pembentukan sel darah merah
dan kesehatan mata. Sumber vitamin B2 banyak terdapat pada kacang
polong, telur, daging, produk olahan susu, dll.
7. Vitamin B3, berfungsi membantu mengubah makanan menjadi energi,
menjaga kesehatan kulit, dan fungsi saraf. Sumber vitamin B3 terdapat
pada daging, unggas, ikan, dan kacang.
8. Vitamin B6, berfungsi untuk menjalankan fungsi normal otak dan saraf,
serta bermanfaat untuk memecah protein. Sumber vitamin B6 banyak
terdapat pada pisang, kentang, buncis, bayam, dan kacang-kacangan.
9. Vitamin B9 biasa disebut asam folat, berfungsi membantu pembentukan
sel darah merah dan DNA. Sumber vitamin B9 terdapat pada telur, daging
merah, sayuran berdaun hijau, asparagus, oti, mie, dan sereal.
10. Vitamin B12 berfungsi untuk menjaga fungsi saraf. Sumber vitamin B12
terdapat pada ikan, telur, daging, susu, dan makanan yang telah
difortifikasi.(Mary E. Beck.2011)

2.2.5 kebutuhan Kalsium


Lebih kurang dari 12% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% masa
tulang dewasa dicapai pada masa remaja, kalsium untuk orang dewasa adalah
600-700 mg. Bagi laki-laki dewasa kebutuhan mineral akan kalsium cukup 0,45
gr/hr.
Bahwa kebutukan kalsium 7,5mg/kg berat badan adalah kurang lebih sama
dengan 0,5-0,7 gram sehari bagi orang dewasa normal. Sumber kalsium antara
lain adalah susu, ikan, kacang dan sayuran.

7
(Tim dokter anda. (2012))

2.3 Perubahan fisiologi pada usia dewasa berkaitan dengan kebutuhan zat
gizi
Perubahan fisiologis pada usia dewasa berkaitan dengan kebutuhan gizi
yang paling nampak adalah bentuk tubuh yang abnormal (obesitas). Kegemukan
atau obesitas merupakan salah satu resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit degeneratif yang sekarang sudah
menduduki tempat nomor satu penyebab kematian di Indonesia. Dari beberapa
penelitian menunjukkan adanya hubingan antara dislipidemia, diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit jantung koroner. (Depkes RI. 2005)

Perubahan fisiologis pada dewasa kebutuhan dengan kebutuhan zat gizi meliputi :
1. Pola pertumbuhan berhenti ke tingkat homeostasis, Contoh (keseimbangan
metabolisme KH,lemak,terutama protein)
2. Tingkat stabil metabolik tubuh hingga hasil keseimbangan antara
tingkat pemecahan protein tubuh dan sintesis jaringan protein, Contoh
(Komposisi tubuh,pematangan fisiologi/tingkat pemeliharan)

Gizi dan faktor-faktor lain yang berperan dalam pertumbuhan seperti


pengetahuan gizi kesehatan dan pola pengasuhan gizi kesehatan yang dilakukan
sangat berpengaruh terhadap perkembangan tubuh. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi pada setiap makhluk
hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang
kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat badan dan tinggi
badan, tetapi juga perubahan (perkembangan) dalam segi lain seperti berfikir,
emosi, dan bertingkah laku.(Jurnal Gizi dan Pangan.2006 1(2): 8-16)

2.4 Dampak gizi pada orang dewasa


2.4.1 Resiko Akibat kekurangan
Kurang gizi dapat mengakibatkan banyak kelainan antara lain:
1. Resiko mengalami komplikasi penyaki seperti campak, pneumonia, dan
diare lebih tinggi.
2. Epresi
3. Resiko komplikasi setelah operasi meningkat
4. Resiko hipotermia atau suhu rendah
5. Imunitas menurun sehingga meningkatkan risiko terhadap infeksi

8
6. Penyembuhan terhadap luka dan penyakit lama
7. Gangguan kesuburan

Sedangkan resiko penyakit yang ditimbulkan antara lain :


1. Anemia, hal ini disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan sumber
zat besi
2. Gondok, akibat kurangnya mengkonsumsi yodium
3. Kebutaan, disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A.
(Almatsier.2003)

2.4.2 Resiko Akibat Kelebihan


Dampak kelebihan gizi pada orang dewasa dapat menyebabkan penyakit:
1. Jantung koroner
2. Diabetes melitus
3. Hipertensi
4. Penyakit hati
Penyebab dari kelebihan gizi disebabkan oleh kebanyakan energi dibandingkan
pengeluaran energi.
Menurut WHO obesitas juga termasuk didalamnya. kurangnya aktifitas
fisik menyumbang 30% risiko terjadinya kanker. Dipercaya adanya hubungan
kanker dengan berat badan berlebihan, diet tidak sehat, dan kurangnya aktifitas
fisik. Jenis penyakit kanker yang timbul karena obesitas dapat berupa kanker
kerongkongan, ginjal, rahim, pankreas, payudara dan usus besar.(almatsier.2003)
Efek Kekurangan Atau Kelebihan gizi merupakan dua hal yang sangat
berlawanan, tetapi sama-sama menjadi masalah karena cukup banyak terjadi.
Kedua hal ini sebenarnya termasuk dalam keadaan malnutrisi. Malnutrisi dapat
berupa keadaan kekurangan nutrisi karena tidak mengkonsumsi cukup kalori
untuk pertumbuhan dan kebutuhan energi sehari-hari atau tidak dapat
menggunakan nutrisi yang masuk dalam tubuh dengan baik karena penyakit
tertentu. Sebaiknya, malnutrisi juga dapat berupa keadaan nutrisi berlebih karena
mengkonsumsi terlalu banyak kalori.

2.5 Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Status Gizi Orang Dewasa

1. Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat pula
kebutuhan zat tenaga bagi tubuh. Zat tenaga diperlukan untuk membantu

9
tubuh melakukan beragam aktivitas fisik. Namun kebutuhan zat tenaga
akan berkurang saat usia mencapai 40 tahun ke atas. Setiap 10 tahun
setelah usia seseorang mencapai 25 tahun, kebutuhan energi per hari untuk
pemeliharaan dan metabolisme sel-sel tubuh berkurang atau mengalami
penurunan sebesar 4 persen setiap 10 tahunnya.
Berkurangnya kebutuhan tersebut dikarenakan menurunnya
kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak membutuhkan tenaga
yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak
di dalam tubuh. Penumpukan lemak di dalam tubuh dapat menimbulkan
terjadinya obesitas (Putri, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan
Sudikno (2007) terhadap orang dewasa di Depok menunjukkan hasil
bahwa persentase status gizi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok umur
31-40 tahun, yaitu sebesar 21,7 persen. Selain itu terdapat kecenderungan
peningkatan kejadian obesitas sampai dengan umur 50 tahun.

2. Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang
dikonsumsi. Umumnya perempuan lebih banyak memerlukan
keterampilan dibandingkan tenaga, sehingga kebutuhan gizi perempuan
lebih sedikit dibandingkan laki-laki (Apriadji dalam Putri, 2012).
Menurut Depkes (1994) kelebihan berat badan lebih banyak
ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena
setelah pubertas, perempuan akan cenderung memiliki proporsi massa
lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati dan Sudikno (2007) terhadap orang dewasa di Depok bahwa
persentase status gizi obesitas pada perempuan diketahui sebesar 21,6
persen lebih tinggi dibandingkan persentase status gizi obesitas pada laki-
laki yaitu 10,8 persen.
3. Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin
baik pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, pendapatan yang
kurang mengakibatkan menurunnya daya beli terhadap makanan secara
kualitas maupun kuantitas. Penduduk yang berpendapatan cukup masih
banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan bergizi dalam
menyediakan makanan keluarga.

10
Hal ini disebabkan karena (Kartasapoetra dan Marsetyo, 2010) :
1) Kurangnya pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi
2) Pantangan-pantangan secara tradisional masih diberlakukan
3) Atau keengganan untuk mengkonsumsi bahan makanan murah
walaupun mereka tahu banyak mengandung gizi

4. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan,
akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan
kebutuhan gizi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
baik status gizinya. Ini dikarenakan seseorang yang mengenyam
pendidikan biasanya lebih memahami dalam menerima informasi-
informasi mengenai gizi.
Hasil penelitian Asriah dan Putri (2006) menunjukkan bahwa
secara statistik terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan
dengan status gizi ibu hamil di Bidan Praktek Swasta Banda Aceh.
5. Sosial budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan
pangan menjadi makanan. Budaya juga mempengaruhi kebiasaan makan
seseorang. Salah satu contohnya, pada suku Melayu mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang berkuah santan. Berdasarkan hasil
penelitian Handayani (2012) menunjukkan bahwa pola makan pada
keluarga suku melayu di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang lebih cenderung mengonsumsi makanan
bersantan dengan frekuensi lebih dari 4 kali per minggu.
6. Perilaku makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang dalam
memilih dan mengkonsumsi makanan yang terbentuk melalui pengetahuan
dan sikap. Jika keadaan ini terus-menerus berlangsung maka akan menjadi
kebiasaan makan dan akan membentuk pola makan. Perilaku makan yang
tidak seimbang akan mengakibatkan masalah gizi.
7. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangannya (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik dapat
mempengaruhi status gizi. Aktivitas fisik yang kurang akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan dapat menyebabkan
obesitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widiantini dan
Zarfiel pada tahun 2013 terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

11
Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa
terdapat 36,5 persen PNS memiliki aktivitas sedang dan 48 persen
mengalami obesitas. Hasil penelitiannya memperlihatkan adanya
hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas.
8. Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
pembentukan perilaku makan yang selanjutnya akan mempengaruhi status
gizi. Lingkungan disini adalah lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya
promosi melalui media elektronik maupun cetak.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Usia dewasa dimulai dari umur 21-60 tahun. Dewasa merupakan usia yang
produktif, termasuk sistem reproduksinya sudah mulai menunjukkan kematangan.
Usia dewasa membutuhkan nutrien untuk energi, pemeliharaan, dan perbaikan
tubuh. Usia dewasa muda dan menengah dianjurkan dengan asupan yang sama
diantar lain susu,sayuran, dan buah-buahan.
Kebutuhan gizi utama pada orang dewasa antara lain: karbohidrat, lemak,
protein, serat, vitamin dan mineral. Kekurangan maupun kelebihan nutrisi sama-
sama berdampak tidak baik bagi tubuh kita. Di anjurkan untuk mengonsumsi
makanan sesuai dengan diet yang sehat dan seimbang di padu dengan olahraga
karena terlalu banyak gizi juga dapat menyebabkan obesitas yangdapat
menimbulkan penyakit, diantaranya adalah penyakit kanker.

3.2 Saran
3.2.1 Saran untuk dewasa
Agar selalu mengatur asupan gizi yang masuk sehari-hari dengan cara
mengkonsumsi buah dan sayur. Dan juga sering mengkombinasikan makanan
yang penuh nutrisi dan jangan mengkosumsi makanan yang banyak zat perwarna,
pengawet dan MSG.
3.2.2 Saran untuk keluarga
Agar senantiasa dapat menjaga asupan nutrisi dan gizi pada setiap anggota
keluarga
3.2.3 Saran untuk institusi
Dalam menyusun makalah ini mahasiswa memiliki referensi yang kurang,
maka dari itu perlu ditambahkan lagi buku-buku yang lebih lengkap di
perpustakaan untuk menunjang tugas para mahasiswa agar dapat menyelesaikan
tugas dengan hasil yang lebih baik lagi.

13

Anda mungkin juga menyukai