PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Menerima kritik dan saran
6. Mempertanggung jawabkan terhadap usaha pribadi
7. Menyesuaikan diri secara realistis terhadap hal-hal yang baru
(sibagariang, 2010)
4
Padahal pada usia ini dianjurkan mengkonsumsi makanan yang tinggi
serat namun rendah lemak, ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan tidak
lagi terjadi dan hendaknya pemenuhan zat gizi dipusatkan untuk pemeliharaan
kesehatan agar terbentuk status gizi yang baik. Status gizi adalah keadaan tubuh
yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke
dalam tubuh dan penggunaannya (Cakrawati & Mustika, 2012).
Menurut Almatsier (2003) status gizi merupakan suatu ukuran mengenai
kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan
penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.
5
2.2.2 kebutuhan protein
Kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh2000-. Kecukupan protein dewasa adalah 48-62 gr/hr
untuk perempuan dan pada laki-laki 55-66 gr/hr. Kebutuhan protein pada usia
dewasa adalah 50-60 gr/hr atau berkisar 11% dari total masukan energi.Berbagai
sumber protein adalah antara lain daging merah, susu, tempe, kacang-kacangan,
dll (sudarmani.2005)
6
3. Vitamin D, berfungsi untuk memperkuat tulang karena vitamin D
membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Sumber vitamin D dapat
diproduki oleh tubuh saat terkena sinar matahari. Sumber lain yang
mengandung vitamin D adalah kuning telur, minyak ikan, dan susu.
4. Vitamin E, berfungsi sebagai anti oksidan yang dapat melindungi sel dari
kerusakan. Vitamin E juga penting untuk kesehatan sel darah merah.
Sumber vitamin E dapat ditemukan dalam berbagai macam makanan
seperti minyak nabati, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, alpukat,
dan gandum.
5. Vitamin B1 (thiamin), berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi
energi, diperlukan juga oleh jantung, otot, dan sistem saraf agar dapat
berfungsi dengan baik. Sumber vitamin B1 banyak terdapat pada daging,
ikan, kacang-kacangan, makanan yang terbuat dari kedelai, gandum, dan
beras.
6. Vitamin B2 (riboflavin), berfungsi dalam pembentukan sel darah merah
dan kesehatan mata. Sumber vitamin B2 banyak terdapat pada kacang
polong, telur, daging, produk olahan susu, dll.
7. Vitamin B3, berfungsi membantu mengubah makanan menjadi energi,
menjaga kesehatan kulit, dan fungsi saraf. Sumber vitamin B3 terdapat
pada daging, unggas, ikan, dan kacang.
8. Vitamin B6, berfungsi untuk menjalankan fungsi normal otak dan saraf,
serta bermanfaat untuk memecah protein. Sumber vitamin B6 banyak
terdapat pada pisang, kentang, buncis, bayam, dan kacang-kacangan.
9. Vitamin B9 biasa disebut asam folat, berfungsi membantu pembentukan
sel darah merah dan DNA. Sumber vitamin B9 terdapat pada telur, daging
merah, sayuran berdaun hijau, asparagus, oti, mie, dan sereal.
10. Vitamin B12 berfungsi untuk menjaga fungsi saraf. Sumber vitamin B12
terdapat pada ikan, telur, daging, susu, dan makanan yang telah
difortifikasi.(Mary E. Beck.2011)
7
(Tim dokter anda. (2012))
2.3 Perubahan fisiologi pada usia dewasa berkaitan dengan kebutuhan zat
gizi
Perubahan fisiologis pada usia dewasa berkaitan dengan kebutuhan gizi
yang paling nampak adalah bentuk tubuh yang abnormal (obesitas). Kegemukan
atau obesitas merupakan salah satu resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit degeneratif yang sekarang sudah
menduduki tempat nomor satu penyebab kematian di Indonesia. Dari beberapa
penelitian menunjukkan adanya hubingan antara dislipidemia, diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit jantung koroner. (Depkes RI. 2005)
Perubahan fisiologis pada dewasa kebutuhan dengan kebutuhan zat gizi meliputi :
1. Pola pertumbuhan berhenti ke tingkat homeostasis, Contoh (keseimbangan
metabolisme KH,lemak,terutama protein)
2. Tingkat stabil metabolik tubuh hingga hasil keseimbangan antara
tingkat pemecahan protein tubuh dan sintesis jaringan protein, Contoh
(Komposisi tubuh,pematangan fisiologi/tingkat pemeliharan)
8
6. Penyembuhan terhadap luka dan penyakit lama
7. Gangguan kesuburan
1. Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat pula
kebutuhan zat tenaga bagi tubuh. Zat tenaga diperlukan untuk membantu
9
tubuh melakukan beragam aktivitas fisik. Namun kebutuhan zat tenaga
akan berkurang saat usia mencapai 40 tahun ke atas. Setiap 10 tahun
setelah usia seseorang mencapai 25 tahun, kebutuhan energi per hari untuk
pemeliharaan dan metabolisme sel-sel tubuh berkurang atau mengalami
penurunan sebesar 4 persen setiap 10 tahunnya.
Berkurangnya kebutuhan tersebut dikarenakan menurunnya
kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak membutuhkan tenaga
yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak
di dalam tubuh. Penumpukan lemak di dalam tubuh dapat menimbulkan
terjadinya obesitas (Putri, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan
Sudikno (2007) terhadap orang dewasa di Depok menunjukkan hasil
bahwa persentase status gizi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok umur
31-40 tahun, yaitu sebesar 21,7 persen. Selain itu terdapat kecenderungan
peningkatan kejadian obesitas sampai dengan umur 50 tahun.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang
dikonsumsi. Umumnya perempuan lebih banyak memerlukan
keterampilan dibandingkan tenaga, sehingga kebutuhan gizi perempuan
lebih sedikit dibandingkan laki-laki (Apriadji dalam Putri, 2012).
Menurut Depkes (1994) kelebihan berat badan lebih banyak
ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena
setelah pubertas, perempuan akan cenderung memiliki proporsi massa
lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati dan Sudikno (2007) terhadap orang dewasa di Depok bahwa
persentase status gizi obesitas pada perempuan diketahui sebesar 21,6
persen lebih tinggi dibandingkan persentase status gizi obesitas pada laki-
laki yaitu 10,8 persen.
3. Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin
baik pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, pendapatan yang
kurang mengakibatkan menurunnya daya beli terhadap makanan secara
kualitas maupun kuantitas. Penduduk yang berpendapatan cukup masih
banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan bergizi dalam
menyediakan makanan keluarga.
10
Hal ini disebabkan karena (Kartasapoetra dan Marsetyo, 2010) :
1) Kurangnya pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi
2) Pantangan-pantangan secara tradisional masih diberlakukan
3) Atau keengganan untuk mengkonsumsi bahan makanan murah
walaupun mereka tahu banyak mengandung gizi
4. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan,
akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan
kebutuhan gizi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
baik status gizinya. Ini dikarenakan seseorang yang mengenyam
pendidikan biasanya lebih memahami dalam menerima informasi-
informasi mengenai gizi.
Hasil penelitian Asriah dan Putri (2006) menunjukkan bahwa
secara statistik terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan
dengan status gizi ibu hamil di Bidan Praktek Swasta Banda Aceh.
5. Sosial budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan
pangan menjadi makanan. Budaya juga mempengaruhi kebiasaan makan
seseorang. Salah satu contohnya, pada suku Melayu mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang berkuah santan. Berdasarkan hasil
penelitian Handayani (2012) menunjukkan bahwa pola makan pada
keluarga suku melayu di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang lebih cenderung mengonsumsi makanan
bersantan dengan frekuensi lebih dari 4 kali per minggu.
6. Perilaku makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang dalam
memilih dan mengkonsumsi makanan yang terbentuk melalui pengetahuan
dan sikap. Jika keadaan ini terus-menerus berlangsung maka akan menjadi
kebiasaan makan dan akan membentuk pola makan. Perilaku makan yang
tidak seimbang akan mengakibatkan masalah gizi.
7. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangannya (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik dapat
mempengaruhi status gizi. Aktivitas fisik yang kurang akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan dapat menyebabkan
obesitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widiantini dan
Zarfiel pada tahun 2013 terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
11
Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa
terdapat 36,5 persen PNS memiliki aktivitas sedang dan 48 persen
mengalami obesitas. Hasil penelitiannya memperlihatkan adanya
hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas.
8. Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
pembentukan perilaku makan yang selanjutnya akan mempengaruhi status
gizi. Lingkungan disini adalah lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya
promosi melalui media elektronik maupun cetak.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usia dewasa dimulai dari umur 21-60 tahun. Dewasa merupakan usia yang
produktif, termasuk sistem reproduksinya sudah mulai menunjukkan kematangan.
Usia dewasa membutuhkan nutrien untuk energi, pemeliharaan, dan perbaikan
tubuh. Usia dewasa muda dan menengah dianjurkan dengan asupan yang sama
diantar lain susu,sayuran, dan buah-buahan.
Kebutuhan gizi utama pada orang dewasa antara lain: karbohidrat, lemak,
protein, serat, vitamin dan mineral. Kekurangan maupun kelebihan nutrisi sama-
sama berdampak tidak baik bagi tubuh kita. Di anjurkan untuk mengonsumsi
makanan sesuai dengan diet yang sehat dan seimbang di padu dengan olahraga
karena terlalu banyak gizi juga dapat menyebabkan obesitas yangdapat
menimbulkan penyakit, diantaranya adalah penyakit kanker.
3.2 Saran
3.2.1 Saran untuk dewasa
Agar selalu mengatur asupan gizi yang masuk sehari-hari dengan cara
mengkonsumsi buah dan sayur. Dan juga sering mengkombinasikan makanan
yang penuh nutrisi dan jangan mengkosumsi makanan yang banyak zat perwarna,
pengawet dan MSG.
3.2.2 Saran untuk keluarga
Agar senantiasa dapat menjaga asupan nutrisi dan gizi pada setiap anggota
keluarga
3.2.3 Saran untuk institusi
Dalam menyusun makalah ini mahasiswa memiliki referensi yang kurang,
maka dari itu perlu ditambahkan lagi buku-buku yang lebih lengkap di
perpustakaan untuk menunjang tugas para mahasiswa agar dapat menyelesaikan
tugas dengan hasil yang lebih baik lagi.
13