Makalah Komunitas
Makalah Komunitas
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja masalah kesehatan kerja yang menurunkan produktivitas
kerja?
4. Bahaya apa saja yang biasa mempengaruhi kesehatan pekerja?
5. Apa saja tingkatan pencegahannya?
6. Apa saja peran dan fungsi perawat kesehatan kerja?
7. Apa saja tujuan penerapan Keperawatan kesehatan Kerja?
8. Siapa saja pelaku OHN dan sasaran OHN?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi keperawatan kesehatan kerja?
10. Apa yang dimaksud dengan praktik keperawatan kesehatan kerja ?
11. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan kesehatan kerja?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keperawatan kesehatan kerja.
2. Untuk mengetahui hubungan kegiatan dalam program keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Untuk mengetahui masalah kesehatan kerja yang dapat menurunkan
produktivitas kerja?
4. Untuk mengetahui bahaya apa saja yang biasa mempengaruhi
kesehatan pekerja.
5. Untuk mengetahui tingkatan pencegahannya keperawatan kesehatan
kerja.
6. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat kesehatan kerja.
7. Untuk mengetahui tujuan penerapan Keperawatan kesehatan Kerja.
8. Untuk mengetahui pelaku OHN dan sasaran OHN.
9. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keperawatan kesehatan
kerja.
10. Untuk mengetahui praktik- praktik keperawatan kesehatan kerja.
11. Untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan kesehatan kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Identifikasi pekerjaan, masalah PAK, diagnose dan intervensi
perawatan serta pengelolaan dan perawatan lanjut ambulatory dan
rehabilitatif
4. Pendidikan kaeyawan
Peningkatan pengetahuan karyawan dalam pencegahan dan
pengembangan kemampuan karyawan untuk bekerja aman dan sehat
produktif.
2.3 Masalah kesehata kerja yang menurunkan produktifitas kerja
1. Penyakit umum yang diderita pekerja seperti TBC, jantung dll
2. Penyakit-penyakit yang timbul akibat kerja
3. Keadaan gizi pekerja yang kurang baik
4. Lingkungan kerja yang kurang menunjang peningkatan poduksivitas
5. Kesejahteraan pekerja yang kurang memadai
6. Fasilitas kesehatan yang masih kurang
7. Penerapan perundang- undang yang belum dapat dilaksanakan
sepenuhnya
2.4 Tempat kerja yang biasa mempengaruhi kesehatan pekerja
Bahaya di tempat Pengaruh terhadap Pekerjaan dengan
kerja kesehatan bahaya yang timbul
4
tingkahlaku sepatu, pegawai pom
bensin
5
3. Diagnose dini dan pengobatan yang tetap (early diagnostic and
promtratment)
4. Pencegahan kecacatan (disability limitation)
5. Pemulihan (rehabilitation)
1. Praktek mandiri
2. Mengkaji dan menemukan kasus di lapangan
3. manager
4. edukator
5. direktur yang berbadan hukum
6
Berdasarkan peran tersebut, maka fungsi OHN adalah
7
4. Perlindungan bagi masyaeakat sekitar lingkungan kerja agar terhindar
dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh perusahaan
5. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan ( Suma’mur, 1995).
2.8 Pelaku OHN dan sasaran OHN
a. Pelaku OHN
Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang perawat hiperkes harus
dapat menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan semua pihak.
1. Dokter perusahaan
Perawat hiperkes harus dan wajib mendapat bimbigan dan pengawasan
dari dokter perusahaan adalah merupakan hukum dan etika kedokteran,
bahwa dokterlah yang bertanggung jawab atas kesehatan tenaga kerja.
Bila dokter hanya part time, maka perawat hiperkes harus
merundingkan danmenjalankan pedoman pekerjaan perawat yang
dibuat oleh dokter selama dokter tidak berada di tempat.
2. Pengusaha
Dalam hal dokter perusahaan full time, perawat hiperkes dalam
perusahaan bertanggung jawab kepadanya. Bila dokter hanya part
time, maka perawat hiperkes melaprokan segala sesuatu persoalan
kesehatan kepada dokter, dan persoalan administratif kepada
pengusaha.
3. Karyawan
Perawat hiperkes wajib setiap saat memelihara hubungan baik dan
kepercayaan dari karyawan dan organisasi karyawan, dan selalu
bersikap netral apabila terjadi perselisihan antara keryawan dan
pengusaha.
4. Dokter umum/ Spesialis
Dalam hal perlunya pengiriman pasien kepada dokter umum / spesialis
di luar perusahaan, perawat hiperkes juga harus membina hubungan
yang baik dengan dokter umum atau dokter spesialis.
8
5. Fasilitas kesehatan di luar perusahaan
Perawat hiperkes harus mengetahui fasilitas kesehatan yang ada di luar
fasilitas kesehatan yang ada di luar perusahaan serta
memanfaatkannya. Disamping itu juga dapat mengikuti kursus-kursus
yang diselenggarakan oleh Lembaga Nasional Higiene dan Keesehatan
Kerja.
6. Organisasi Keperawatan
Dianjurkan selal memelihara anggotanya dan berpartisipasi dalam
ikatan prawat yang ada.
b. Sasaran OHN
Bagian dari usaha kesehatan masyarakat, ditunjukan kepada :
Masyarakat pekerja
Masyarakat sekitar perusahaan
Masyarakat umum yang menjadi konsumen
9
Kelompok nelayan
Elompok industri kecil/ pengrajin
2.9 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja
1) PEKERJA (HOST)
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Memiliki atau tidak memiliki penyakit kronis
4) Aktifitas ditempat kerja
5) Status immunologi
6) Etnik
7) Gaya hidup
(Stanhope & Lancaster ,2004)
10
alcohol, kurang berolahraga (Stanhope & Lancaster, 2004 hitchock ,
Schubert ,& Thomas 2004 : Oakley ,2002)
11
lingkungan kerja yang berpengaruhterhadap kesehatan ketika aktivitas
kerja tertentu di laksanakan secara berulang – ulang.
3) LINGKUNGAN
12
kebijakan. Hal ini berhubuungan berat dengan keperawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan pengetahuan dari keperawatan, social,
dan ilmu kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan
masyaeakat adalah suatu proses yang sistematis dimana :
1. Kebutuhan kesehatan dan perawatan kesehatan suatu populasi dinilai
untuk mengidentifikasi sub-populasi , keluarga, dan individu yang akan
mendapat manfaat dari promosi kesehatan atau yang beresiko sakit,
cedera, cacat, atau kematian dini.
2. Sebuah rencana untuk intervensi dikembangkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dengan memperhitungkan sumber daya yang ada
, berbagai kegiatan yang berkonstribusi terhadap kesehatan dan
pencegahan penyakit, cedera, cacat, atau kematian dini.
3. Rencana tersebut dilaksanakan secara efektif, efisien dan adil
4. Evaluasi dilakukan untuk menentukan sejauhmana intervensi
berdampak pada status kesehatan individu
5. Hasil dari proses tersebut digunakan untuk mempengaruhi dan
perawatan langsung,penyebaran sumber daya kesehatan dan
pengembangan local, regional, egara dan lebijakan kesehatan nasional
dan penelitian untuk meingkatkan ksehatan danmencegah penyakit.
13
pekerja demgan penyakit ataupun injuri yang mengancam nyawa,
penyakit akut dam imjuri yang berhubungan dengan pekerjaan.
c) Case management
Merupakan kompenen integral dalam manajemen keperawatan
kesehatan kerja yang melibatkan kondisi yang dialami baik yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun tidak. Koordinasi dan
manajemen biaya perawatan kesehatan kerja yang efektif sesuai
dengan penyakit ataupun injuri yang terjadi untuk meningkatkan
proses penyembuhan yang optimal, olehkarna itu diperlukan
intervensi dini dan evaluasi terhadap aoutcome meliputi
penghematan biaya merupakan kompenen esensial dalam
mengidentifikasi masalah yang dialami pekerja dan menentukan
rencana tindakan sampai tercapai kesembuhan.
d) Health promotion
Dilakukan dengan cara meningkatkan level kesehatan menjadi lebih
optimal. Aktivitas tersebut boleh diterapkan oleh individu,
kelompok maupun populasi melalui pendidikan, prilaku dan
lingkungan. Healt promotion dapat disebut juga prilaku pencegahan
untuk mempertahankan dan melindungi individu ataupun kelompok
dalam melawan penyakit dan injuri.
2.11 Proses asuhan keperawatan pada kelompok kerja
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian perawat menumpulkan data yang bertujuan untuk
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien.
Biodata : individu, keluaga, karyan lain
Riwayat : kesehatan lalu, kesehatan sekarang, pekerjaan tentang,
survey riwayat pekerja, menentukan sumber penerapan, identifikasi
bahaya dengan orang dan lingkungan.
Pengkajian fisik (head to toe)
Pemeriksaan penunjang : lab, x-ray dll
2. Diagnosa keperawatan
14
Masalah yang ada di komunitas atau kelompok dan analisa data
setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang
dicari, maka kemudian dikelompokan dan dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
tmbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat
disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari : masalah
kesehatan, karakteristik populaasi, karakteristik lingkungan.
Diagnose yang sering muncul :
Absentisme s/d reaksi akibat penyakit ringan ditandai dengan :
absen hari jumat dan senin, berpura-pura, sulit menyesuaikan diri
Lesu kerja (burnout) sehubungan dengan ; kehabisan motivasi
untuk elanjutkan kinerja, kecewa
3. Perencanaan (intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam
upaya promotif , preventif , kurativ, dan rehabilitative, langkah utama
dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran
kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai
dengan diagnose keperawatan. Dalam meentukan tahap berkutnya
yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua factor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana
tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/ potensi masyarakat seperti
dana sarana, prasarana, tenaga yang tersedia.
1) pendekatan individu
Penyuluhn kesehatan
Brosur
Konseling
Pemeriksaan fisik periode
2) Pendekatan organisasi kepada / tentang:
Sruktur organisasi
15
Gaya komunikasi
Proses pengambilan keputusan
Peran dan fungsi kerja
Metode seleksi
Pelatihan karyawan tentang : ergonomic, quality circle
kepemimpian dengan hubungan industrial pancasila meliputi:
sikap mental ikut memiliki , bertanggung jawab dan
mawas diri
memanusiakan manusia: manusia punya martabat,
bertanggung jawab dan wawas diri
meningkatkan derajat, maetabat, haega diri dan
kesejahteraan
4. Pelaksanaan (implementasi)
Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan.
5. Evaluasi
Merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
modifikasi rencana berikutnya.
A. Kelompok pekerja sakit
1. Bagaimana/ apakah sudah masuk kerja?
2. Bagaimana etos kerja dan hasil kerja?
3. Apakah terjadi/ terkena resiko/ PAK yang lain?
B. Kelompok pekerja beresiko
1. Berapa kadar pemaparan?
2. Apakah bahan tersebut dapat menimbulkan petaka?
3. Adakah factor lain yang merusak derajat pemaparan?
4. Apakah sudah diperiksa kesehatan?
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17