INDUSTRI NaCl
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Pembimbing
Wusnah, ST., MT
197807242006042010
Page i
KATA PENGANTAR
Makalah ini berjudul “Industri NaCl” merupakan salah satu materi yang
dipelajari dalam Mata Kuliah Proses Industri Kimia.
Secara umum tujuan dari penulisan ini adalah agar mahasiswa/i memahami
tentang industri garam mulai dari bahan baku sampai menjadi produk.
Metode penulisan yang digunakan adalah metode teknik studi literatul dan
teknik studi dari buku dan media internet. Penulisan ini dilakukan dalam jangka
waktu 2 minggu dari hari Selasa (6/9/16) sampai dengan hari Minggu (18/9/16)
mulai dari studi pustaka dari buku dan media internet, pengumpulan data, analisa
data hingga penulisan akhir. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa
statistik pada data yang bersifat kualitatif. Data yang telah dikumpulkan akan
dianalisa selanjutnya dideskripsikan kembali.
Berdasarkan hasil penyusunan, makalah ini memuat materi tentang
pengertian garam, karakteristik garam, sumber garam, jenis garam, kegunaan
garam, bahaya garam, daftar industri garam di indonesia, proses-proses
pembuatan garam, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan garam,
limbah proses pembuatan garam, evaporator, kegunaan evaporator dan jenis-jenis
evaporator.
Page ii
DAFTAR ISI
Halaman Depan
Lembar Pengesahan.............................................................................. i
Kata Pengantar...................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................ 2
BAB II INDUSTRI NaCl..................................................................... 3
2.1. NaCl.......................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian NaCl........................................................................ 3
2.1.2. Karakteristik NaCl.................................................................... 3
2.1.3. Sumber NaCl............................................................................. 4
2.1.4. Jenis dan Kegunaan NaCl......................................................... 5
2.1.5. Bahaya NaCl............................................................................. 6
2.2. Daftar Industri NaCl di Indonesia............................................. 7
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan NaCl................ 8
2.4. Proses Produksi NaCl beserta Flow Sheet dan Blok Diagram.. 10
2.4.1. Penguapan Air Laut (Solar Evaporation)................................. 10
2.4.2. Proses Open Pan........................................................................ 13
2.4.3. Penambangan Batuan Garam (Rock Salt)................................. 14
2.4.4. Multiple Effect Evaporation...................................................... 17
2.5. Limbah Proses Produksi Garam................................................ 18
BAB IIIEVAPORATOR....................................................................... 20
3.1. Evaporator................................................................................. 20
3.2. Prinsip Kerja Evaporator........................................................... 20
3.3. Jenis-jenis Evaporator............................................................... 20
3.3.1. Horizontal Tube Evaporator...................................................... 20
Page iii
3.3.2. Basket Evaporator..................................................................... 21
3.3.3. Standard Vertical-Tube Evaporator........................................... 22
3.3.4. Long Tube Vertical Evaporator................................................. 23
3.3.5. Vertical Tube Evaporator with Forced Circulation................... 24
BAB IV PENUTUP................................................................................ 25
4.1. Kesimpulan............................................................................... 25
4.2. Saran.......................................................................................... 26
Daftar Pustaka
Page iv
BAB I
PENDAHULUAN
Page 1
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam makalah ini diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan NaCl?
2. Apa itu industri NaCl?
3. Bagaimana jenis dan kegunaan garam?
4. Apa saja bahaya garam?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pembuatan NaCl?
6. Bagaimana flow sheet proses pembuatan NaCl?
7. Bagaimana blok diagram proses pembuatan NaCl?
8. Apa yang dimaksud dengan evaporator?
9. Apa saja kegunaan dari evapotator?
10. Apa saja jenis-jenis dari evaporator?
1.3. Tujuan
Tujuan umum dari makalah ini adalah mendeskripsikan proses pembuatan
garam mulai dari bahan baku sampai menjadi produk. Secara khusus tujuan dari
makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengertian NaCl.
2. Mendeskripsikan pengertian industri NaCl.
3. Menjelaskan jenis dan kegunaan garam.
4. Mendeskripsikan bahaya garam.
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan
NaCl.
6. Menjelaskan flow sheet proses pembuatan NaCl.
7. Menjelaskan blok diagram proses pembuatan NaCl.
8. Mendeskripsikan pengertian evaporator.
9. Mendeskripsikan kegunaan evaporator.
10. Mendeskripsikan jenis-jenis evaporator.
Page 2
BAB II
INDUSTRI NaCl
2.1. NaCl
2.1.1. Pengertian NaCl
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida
(>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat,
kalsium klorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis
yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 -
0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C.
Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya
dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan
padatan kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila
mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan
terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk
makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH (bahan untuk pembuatan
keramik, kaca, dan pupuk), sebagai zat pengawet.
Nama lain
Garam dapur
Sifat
Rumus molekul NaCl
Massa molar 58.44 g/mol
Page 3
Penampilan Tidak berwarna/berbentuk kristal
putih
Densitas 2.16 g/cm3
Titik lebur 801 °C (1074 K)
Titik didih 1465 °C (1738 K)
Kelarutan dalam 35.9 g/100 mL (25 °C)
air
Sumber : Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida)
Page 4
sedangkan pemakaiannya adalah : 50% untuk pembuatan NaOH, 6%
untuk pembuatan Na2CO3, 21% untuk dipakai d jalan raya dan 3%
sebagai bahan pengawet dan makanan.
2. Garam Konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dengan kadar NaCl
sebesar 97 % atas dasar bahan kering (dry basis), kandungan impuritis
(sulfat, magnesium dan kalsium)sebesar 2%, dan kotoran lainnya
(lumpur, pasir) sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%.
Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi
rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri
pengasinan dan pengawaten ikan.
3. Garam Pengawetan
Jenis garam ini biasa ditambahkan pada proses pengolahan
pangan tertentu. Penambahan garam tersebut bertujuan untuk
mendapatkan kondisi tertentu yang memungkinkan enzim atau
mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran) bereaksi
menghasilkan produk makanan dengan karakteristik tertentu. Kadar
garam yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan
terhadap garam akan mati. Kondisi selektif ini memungkinkan
mikroorganisme yang tahan garam dapat tumbuh. Pada kondisi
tertentu penambahan garam berfungsi mengawetkan karena kadar
Page 5
garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi dan
aktivitas air rendah.
4. Garam Dapur
Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan
proses sederhana, dan meninggalkan sejumlah mineral dan elemen
lainnya (tergantung sumber air). Jumlah mineral yang tidak signifikan
menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga, tekstur
garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih
kasar, namun ada juga yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung
± 0,0016% yodium.
5. Garam Meja
Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari
cadangan garam di bawah tanah. Proses pembuatan garam meja lebih
berat untuk menghilangkan mineral dan biasanya mengandung aditif
untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari garam meja di
pasaran telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara
alami dalam jumlah kecil dalam garam laut. Garam ini bebas yodium,
Mg, Ca dan K2.
Page 6
(Consensus Action on Salt and Health). Menurutnya, asupan garam yang
berlebihan di dalam tubuh akan menyebabkan stroke dan serangan jantung,
bahkan bisa berakibat lebih parah. "Tingginya kadar garam di dalam cairan tubuh
akan mempengaruhi fungsi organ tubuh yang lain atau otak. Kadar garam yang
berlebihan menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Kondisi fatal adalah
pecahnya pembuluh darah, dan terjadilah stroke," ujar MacGregor. Lebih lanjut
dia mengungkapkan, ketika level sodium terlalu tinggi tubuh akan menahan
terlalu banyak volume cairan di dalam tubuh yang terus meningkat.
Page 7
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan NaCl
1. Air Laut
Mutu air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk
kontaminasi dengan air sungai), sangat mempengaruhi waktu yang
diperlukan untuk pemekatan (penguapan).
2. Cuaca
a. Panjang kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan”
yang diberikan kepada kita untuk membuat garam
dengan pertolongan sinar matahari.
b. Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya
dalam setahun rata-rata merupakan indikator yang
berkaitan erat dengan panjang kemarau yang kesemuanya
mempengaruhi daya penguapan air laut.
c. Kecepatan angin, kelembaban udara dan suhu
udara sangat mempengaruhi kecepatan penguapan
air, dimana makin besar penguapan maka makin besar
jumlah kristal garam yang mengendap.
3. Tanah
a. Sifat porositas tanah mempengaruhi kecepatan
perembesan (kebocoran) air laut kedalam tanah yang di
peminihan ataupun di meja.
b. Bila kecepatan perembesan ini lebih besar daripada
kecepatan penguapannya, apalagi bila terjadi hujan selama
pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan garam.
c. Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidakmurnian
(impurity) yang terbawa oleh garam yang dihasilkan.
4. Pengaruh Air
Page 8
a. Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke meja
kristalisasi akan mempengaruhi mutu hasil.
b. Pada kristalisasi garam konsentrasi air garam harus
antara 25–29°Be. Bila konsentrasi air tua belum mencapai
25°Be maka gips (Kalsium Sulfat) akan banyak
mengendap, bila konsentrasi air tua lebih dari 29°Be
Magnesium akan banyak mengendap.
6. Air Bittern
Air Bittern adalah air sisa kristalisasi yang sudah banyak
mengandung garam-garam magnesium (pahit). Air ini sebaiknya
dibuang untuk mengurangi kadar Mg dalam hasil garam, meskipun
masih dapat menghasilkan kristal NaCl. Sebaiknya kristalisasi garam
dimeja terjadi antara 25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.
2.4. Proses Produksi NaCl beserta Flow Sheet dan Blok Diagram
Page 9
Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk memproduksi garam.
Proses produksi garam tergantung dari bahan baku yang digunakan, diantaranya
dengan cara solar evaporation, open pan, multiple effect evaporation dan
pembuatan garam dari batuan garam.
Page 10
Langkah–langkah yang dibutuhkan dalam pembuatan garam melalui solar
evaporation yakni:
a. Pengeringan Lahan
Tahap Pengeringan Lahan untuk pembuatan garam terdiri dari :
1) Pengeringan Lahan Pemenihan.
2) Pengeringan Lahan Kristalisasi.
Lahan pembuatan garam dibuat secara berpetak-petak secara
bertingkat, sehingga dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke
hilir kapan saja dikehendaki. Kalsium dan magnesium sebagai
unsur yang cukup banyak dikandung dalam air laut selain NaCl
perlu diendapkan agar kadar NaCl yang diperoleh meningkat. Kalsium
dan magnesium dapat terendapkan dalam bentuk garam sulfat,
karbonat dan oksalat. Dalam proses pengendapan atau kristalisasi
garam karbonat dan oksalat mengendap dahulu, menyusul garam
sulfat, terakhir bentuk garam kloridanya.
Page 11
diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang
demikian disebut “kristalisasi total”.
2) Proses Pungutan
a) Umur kristal garam 10 hari secara rutin (tergantung
intensitas cahaya matahari).
b) Pengaisan garam dilakukan hati-hati dengan ketebalan air
meja cukup atau 3-5 cm.
c) Angkut garam dari meja ke timbunan membentuk profil
(ditiriskan), kemudian diangkat ke gudang dan siap untuk
proses pencucian.
d. Proses Pencucian
1) Pencucian bertujuan untuk meningkatkan kandungan NaCl dan
mengurangi unsur Mg, Ca, SO4 dan kotoran lainnya.
2) Air pencuci garam yang digunakan semakin bersih dari kotoran
maka akan menghasilkan garam cucian lebih baik dan lebih
bersih.
3) Air garam (Brine) dengan kepekatan 20-24oBe. (Secara kasar,
1oBe nilainya 10 gram per liter. Jadi kalau air laut itu 3,0oBe
berarti kandungan garamnya 30 gram per liter).
4) Kandungan Mg ≤ 10 gr/Liter.
Untuk mengurangi impuritis dalam garam dapat dilakukan
dengan kombinasi dari proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat
pembuatan garam. Sedangkan penghilangan impuritis dari produk
garam dapat dilakukan dengan proses kimia, yaitu mereaksikannya
dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga terbentuk endapan CaCO3 dan
Mg(OH)2. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
Page 12
2.4.2. Proses Open Pan
Page 13
Gambar replika proses penambangan industri garam
Page 14
a. Sedimen garam bawah tanah biasanya ditemukan oleh prospectors
dengan mencari air atau minyak. Ketika garam terdeteksi, bor
berongga digunakan untuk mengambil sampel di beberapa lubang
teratur di seluruh area sedimen. Sampel ini dianalisis untuk
menentukan apakah pertambangan garam akan menguntungkan.
Page 15
Penghancur Bradford, yaitu drum metal yang berputar dengan lubang
kecil di bagian bawah. Garam dimasukkan ke drum, lalu dipecah
ketika bertubrukan di bagian bawah, dan melewati lubang. Batuan-
batuan umumnya lebih keras dari garam, sehingga tidak pecah dan
tidak akan melewati alat tersebut. Garam yang lolos kemudian
dipindahkan ke area penghancuran tersier, di mana grizzly paling kecil
dan crusher akan menghasilkan ukuran partikel sekitar 1,0 inci (2,5
cm). Jika diinginkan partikel garam lebih kecil, maka garam
dilewatkan melalui penggiling terdiri dari dua silinder logam bergulir
terhadap satu sama lain. Jika diinginkan garam murni, maka garam
dilarutkan dalam air untuk membentuk air garam untuk diproses lebih
lanjut. Biasanya garam dihancurkan atau ditumbuk lalu dilewatkan
melalui penyaring untuk dipisahkan berdasarkan ukuran. Kemurnian
garam hasil tambang berbeda-beda dalam komposisinya, bergantung
pada lokasi, namun biasanya mengandung 95-99,5%. Selanjutnya
garam hasil ini dituangkan ke dalam bag packing, dan dikirim ke
konsumen.
Page 16
Gambar Flow Sheet Pembuatan garam dengan multiple effect evaporator
Page 17
b. Larutan NaCl yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam
evaporator 5 tahap. Evaporator divakumkam sehingga dari satu
evaporator ke evaporator berikutnya, titik didihnya semakin menurun.
Di evaporator larutan garam dipanaskan dengan steam.
c. Uap yang dihasilkan pada proses sebelumnya digunakan lagi untuk
proses penguapan di evaporator berikutnya.
d. Dari evaporator dihasilkan slurry garam yang selanjutnya dialirkan ke
alat sentrifugasi.
e. Di alat sentrifugasi kristal garam terpisahkan dari air namun masih
basah.
f. Garam yang basah tersebut dikeringkan lalu dipak dan siap
didistribusikan.
Page 18
BAB III
EVAPORATOR
3.1. Evaporator
Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk mengevaporasikan atau
menguapkan cairan refrigeran pada tekanan dan temperatur rendah dan
selama proses evaporasi refrigeran mengambil atau menyerap kalor dari
lingkungan sehingga terjadi pendinginan. Kalor yang diserap dapat berupa
kalor dari cairan atau udara dari lingkungan yang diinginkan.
Evaporasi berbeda dengan distilasi, dalam hal uap yang dihasilkan
biasanya merupakan komponen tunggal, bahkan jika uapnya adalah
multikomponen, tidak ada usaha untuk memurnikan uapnya menjadi fraksi-
fraksi komponen penyusunnya.
Page 19
Alat ini merupakan evaporator yang paling klasik dan sederhana.
Evaporator ini banyak digunakan untuk keperluan – keperluan kecil dengan
teknologi sederhana.
Sifat – sifat dari evaporator jenis ini adalah :
1. Tidak memberikan kondisi untuk terjadinya sirkulasi / aliran cairan,
sehingga koefisien transfer panas rendah yang menjadikan
perpindahan panas tidak efisien.
2. Pengendapan kerakter jadi diluar pipa, sehingga sulit untuk
dibersihkan.
3. Konstruksi alat harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bundel
pipa bisa dikeluarkan untuk dibersihkan.
Page 20
2. Pengendapan kerak terjadi didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk
dibersihkan.
Page 21
3.3.4. Long Tube Vertical Evaporator
Page 22
3.3.5. Vertical Tube Evaporator with Forced Circulation
Page 23
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penyusunan, dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya:
1. Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk
kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar
natrium klorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium
klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain.
2. Sumber NaCl dapat didapat dari air laut, air danau asin, tambang
garam, sumber air dalam tanah serta larutan garam alamiah.
3. Jenis dan kegunaan NaCl diantaranya sebagai garam industri, garam
konsumsi, garam pengawetan, garam dapur dan garam meja.
4. NaCl dapat berbahaya menyebabkan penyakit osteopeni dan lainnya.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan NaCl diantaranya air
laut, cuaca, tanah, pangaruh air, cara pungutan garam dan bittern.
6. Proses pembuatan NaCl dapat dilakukan dengan cara Penguapan Air
Laut (Solar Evaporation), Proses Open Pan, Penambangan Batuan
Garam (Rock Salt) dan Multiple Effect Evaporation.
7. Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk mengevaporasikan atau
menguapkan cairan refrigeran pada tekanan dan temperatur rendah
dan selama proses evaporasi refrigeran mengambil atau menyerap
kalor dari lingkungan sehingga terjadi pendinginan.
8. Prinsip evaporator adalah penambahan kalor atau panas untuk
memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki
titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah
sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki
konsentrasi yang tinggi.
Page 24
9. Evaporator dibagi menjadi Horizontal Tube Evaporator, Basket
Evaporator, Standard Vertical-Tube Evaporator, Long Tube Vertical
Evaporator dan Vertical Tube Evaporator with Forced Circulation.
4.2. Saran
Setelah penulis mengkaji proses pembuatan NaCl mulai dari bahan
baku hingga menjadi produk, penulis memberikan beberapa saran dibawah
demi kelancaran serta optimasi pembelajaran proses industri kimia
khususnya pada proses pembuatan NaCl diantaranya:
1. Alangkah baiknya apabila proses belajar diiringi dengan praktek
sederhana pembuatan NaCl.
2. Alangkah baiknya apabila dilakukan kunjungan ke industri garam
pada jam mata kuliah Proses Kimia Industri.
Page 25
DAFTAR PUSTAKA