Indonesia dengan berbagai macam kekayaan alam yang melimpah, dapat dimanfaatkan oleh berbagai sektor yakni salah satunya pariwisata. Pariwisata ditetapkan sebagai leading sector karena mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang positif dalam jangka pendek, menengah, dan panjang bagi Indonesia. Dari sektor pariwisata pada tahun 2017 memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 5% dengan devisa mencapai 205,04 triliun rupiah dan mampu menyerap jumlah tenaga kerja hingga 12 juta orang (Kementerian Pariwisata, 2017). Di Indonesia pembangunan pariwisata diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 terkait pengembangan daya tarik wisata dalam mendorong pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan sebagai upaya pengembangan daerah serta memperkuat penataan ruang wilayah. Berdasarkan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2010 – 2025 bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan pekerjaan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota bahwa penyelenggaraan kepariwisataan ditunjukkan untuk meningkatkan pendapatan nasional, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan daya tarik wisata dan destinasi yang terdapat di Indonesia dan memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Pekerjaan pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan melakukan pendekatan petumbuhan dan pemerataaan ekonomi sebagai usaha dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan berdasarkan pada pengembangan wilayah yang bertumpu kepada masyarakat dan bersifat memberdayakan masyarakat yang mencakupi berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara, pemberdayaan UKM, serta meningkatkan rasa tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber kekayaan alam dan budaya. Menurut Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Kutai Kartanegara bahwa Kawasan Strategis Pariwisata Daerah yang selanjutnya disebut KSPK adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata Daerah yang mempunyai pengaruh penting seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya serta pemberdayaan sumber daya alam dan daya dukung lingkungan hidup. Selain itu Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara yang disebut juga sebagai KPPK yang merupakan pariwisata dengan komponen kepariwisataannya memiliki karakter produk dan tema pengembangan pariwisata alam, budaya dan buatan. Ditinjau dalam RTRW Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036, Kabupaten Kutai Kartanegara disebutkan sebagai salah satu daerah rencana pengembangan kawasan pariwisata bersama beberapa kabupaten/kota lain di Provinsi Kalimantan Timur. Adapun rincian rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata (per objek wisata) yaitu antara lain habitat ikan pesut dan bekantan, Museum Mulawarman, Museum Kayu Tenggarong, Bukit Bengkirai, dan Pulau Kumala. Ditinjau dalam RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2013-2033, kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri atas pariwisata budaya dan ilmu pengetahuan, pariwisata alam, dan pariwisata buatan. Pariwisata budaya dan ilmu pengetahuan meliputi salah satunya adalah Keraton Kutai Kartanegara yang berada di Kecamatan Tenggarong. Pariwisata alam meliputi salah satunya adalah Pantai Tanah Merah yang berada di Kecamatan Samboja. Pariwisata buatan meliputi salah satunya adalah Taman Pemancingan Loa Kulu yang berada di Kecamatan Loa Kulu. Berdasarkan uraian di atas, maka dibutuhkan suatu skenario pengembangan pariwisata yang dapat memberikan panduan dasar pembangunannya. Skenario pengembangan pariwisata dilengkapi dengan rencana-rencana pengembangan sarana dan prasarana dasar pendukung pariwisata yang dilengkapi dengan sistem pengelolaan objek dan kawasan wisata akan dapat dihasilkan melalui penyusunan Rencana Pengembangan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara.
1.2 Rumusan Masalah
Adanya arahan kawasan strategis dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036 yaitu rencana pengembangan kawasan pariwisata provinsi di Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga dibutuhkan alokasi ruang yang efektif dan efisien. Adapun rumusan masalah adalah “Bagaimana Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Pendukung Rencana Penataan Ruang?”
1.3 Maksud, Tujuan, dan Sasaran (Umul)
1.3.1 Maksud (Umul) 1.3.2 Tujuan (Umul) 1.3.3 Sasaran (Umul) 1.4 Kedudukan Rencana Pengembangan Kawasan Strategis dalam Sistem Perencanaan Nasional (Umul) 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup terbagi menjadi dua yaitu ruang lingkup wilayah perencanaan dan ruang lingkup materi yang dijelaskan pada subbab-subbab berikut. 1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan Ruang lingkup wilayah perencanaan adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri dari 18 (delapan belas) kecamatan yaitu Kecamatan Samboja, Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Sanga-Sanga, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Tenggarong, Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Marang Kayu, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Kembang Janggut, dan Kecamatan Tabang. Luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah 27.263,10 km². Adapun batas administrasi Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi: Batas Utara : Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang Batas Timur : Selat Makassar Batas Selatan : Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan Batas Barat : Kabupaten Kutai Barat Ruang lingkup wilayah perencanaan dapat dilihat pada Gambar 1.X. 1.5.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain: A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara 1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten untuk mengetahui arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan dating yang tertuang dalam visi dan misi penataan ruang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten untuk mewujudkan Kabupaten sebagai pusat pertumbuhan dan kawasan andalan dengan menata pemanfaatan potensi pertambangan dan migas serta mengembangkan sektor unggulan pertanian dan pariwisata menuju terwujudnya masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera. 2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten untuk mengetahui arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kemudian, juga terdapat isu-isu strategis yang dipandang dari berbagai sudut kepentingan. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah yang telah ditetapkan. Kebijakan penataan ruang adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten meliputi: a) Pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan andalan; b) Pengembangan pemanfaatan potensi tambang dan migas dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; c) Pengembangan dan optimalisasi kawasan peruntukan pertanian; d) Pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan; e) Pengembangan kegiatan perikanan; f) Pengembangan pusat kegiatan yang terkendali dan memperhatikan kelestarian lingkungan; g) Peningkatan pengelolaan kawasan lindung; h) Pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam; i) Pengembangan dan optimalisasi kawasan strategis sesuai penetapannya; dan j) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertanahan dan keamanan negara. 3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Strategi penataan ruang wilayah kabupaten sebagai tindak lanjut dari kebijakan berupa detail penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. B. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara 1. Penentuan Struktur Ruang Pada penentuan struktur ruang wilayah diketahui pusat-pusat pertumbuhan pariwisata yang menggunakan teori pendekatan lokasi. 2. Kriteria Struktur Ruang Kriteria struktur ruang merupakan turunan dari penentuan struktur wilayah. Artinya ketika pusat-pusat pertumbuhan telah diketahui maka dapat diketahui kriteria struktur ruang di wilayah perencanaan berdasarkan pendekatan model konsep pengembangan wilayah. 3. Pedoman Indikator Penentuan Kawasan Pariwisata Penetapan kawasan pariwisata di kabupaten/kota dapat dilakukan melalui kelayakan yang cermat. Perlu ditetapkan faktor-faktor penentu terlebih dahulu yang dapat dijadikan unsur indicator strategis.
C. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Penetapan kawasan inti dan kawasan penyangga didalam dokumen Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kantanegara. Kawasan ini yang dimaksud berupa kawasan yang fokus pada pemanfaatan ruangnya, karena memiliki peran utama dalam pengembangan kawasan. Sedangkan kawasan penyangga yang dimaksud berupa kawasan sekitar yang hanya berfungsi sebagai perlindungan terhadap kawasan inti. Dalam penetapan kawasan inti dan penyangga perlunya dilakukan pertimbangan berupa kesesuaian lahan dan penggunaan lahan eksisting.
1.6 Dasar Hukum (Umul)
1.7 Sistematika Laporan
Dokumen Laporan Pendahuluan Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara disusun berdasarkan tatanan bab sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang; rumusan masalah; maksud, tujuan, dan sasaran; kedudukan rencana pengembangan kawasan strategis dalam sistem perencanaan nasional; dasar hukum; dan sistematika laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN Berisi tinjauan pustaka dan tinjauan kebijakan terkait pengembangan kawasan pariwisata. BAB III GAMBARAN UMUM Berisi gambaran umum berupa profil Kabupaten Kutai Kartanegara yang mendukung pengembangan pariwisata dan profil objek dan daya tarik wisata Kabupaten Kutai Kartanegara. BAB IV METODOLOGI Berisi tahap penyusunan rencana, teknik pengumpulan data, dan metode analisis. BAB V RENCANA KERJA Berisi rencana kerja dan organisasi pelaksana kegiatan dalam penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara.