Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dengan berbagai macam kekayaan alam yang melimpah, dapat
dimanfaatkan oleh berbagai sektor yakni salah satunya pariwisata. Pariwisata ditetapkan
sebagai leading sector karena mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang positif dalam
jangka pendek, menengah, dan panjang bagi Indonesia. Dari sektor pariwisata pada tahun
2017 memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 5% dengan devisa mencapai
205,04 triliun rupiah dan mampu menyerap jumlah tenaga kerja hingga 12 juta orang
(Kementerian Pariwisata, 2017). Di Indonesia pembangunan pariwisata diatur di dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 terkait pengembangan daya tarik
wisata dalam mendorong pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan sebagai upaya
pengembangan daerah serta memperkuat penataan ruang wilayah.
Berdasarkan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011
tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2010 – 2025 bahwa
kepariwisataan adalah keseluruhan pekerjaan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri
Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota bahwa penyelenggaraan
kepariwisataan ditunjukkan untuk meningkatkan pendapatan nasional, memperluas dan
memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
memperkenalkan dan mendayagunakan daya tarik wisata dan destinasi yang terdapat di
Indonesia dan memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.
Pekerjaan pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan melakukan pendekatan
petumbuhan dan pemerataaan ekonomi sebagai usaha dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan pembangunan berdasarkan pada pengembangan wilayah yang
bertumpu kepada masyarakat dan bersifat memberdayakan masyarakat yang mencakupi
berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara, pemberdayaan UKM, serta
meningkatkan rasa tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber kekayaan alam dan budaya.
Menurut Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Kutai Kartanegara bahwa Kawasan Strategis
Pariwisata Daerah yang selanjutnya disebut KSPK adalah kawasan yang memiliki fungsi
utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata Daerah yang
mempunyai pengaruh penting seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya serta
pemberdayaan sumber daya alam dan daya dukung lingkungan hidup. Selain itu Kawasan
Pengembangan Pariwisata Daerah yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara yang
disebut juga sebagai KPPK yang merupakan pariwisata dengan komponen kepariwisataannya
memiliki karakter produk dan tema pengembangan pariwisata alam, budaya dan buatan.
Ditinjau dalam RTRW Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036, Kabupaten
Kutai Kartanegara disebutkan sebagai salah satu daerah rencana pengembangan kawasan
pariwisata bersama beberapa kabupaten/kota lain di Provinsi Kalimantan Timur. Adapun
rincian rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata (per objek wisata) yaitu
antara lain habitat ikan pesut dan bekantan, Museum Mulawarman, Museum Kayu
Tenggarong, Bukit Bengkirai, dan Pulau Kumala. Ditinjau dalam RTRW Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2013-2033, kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Kutai
Kartanegara terdiri atas pariwisata budaya dan ilmu pengetahuan, pariwisata alam, dan
pariwisata buatan. Pariwisata budaya dan ilmu pengetahuan meliputi salah satunya adalah
Keraton Kutai Kartanegara yang berada di Kecamatan Tenggarong. Pariwisata alam meliputi
salah satunya adalah Pantai Tanah Merah yang berada di Kecamatan Samboja. Pariwisata
buatan meliputi salah satunya adalah Taman Pemancingan Loa Kulu yang berada di
Kecamatan Loa Kulu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dibutuhkan suatu skenario pengembangan
pariwisata yang dapat memberikan panduan dasar pembangunannya. Skenario
pengembangan pariwisata dilengkapi dengan rencana-rencana pengembangan sarana dan
prasarana dasar pendukung pariwisata yang dilengkapi dengan sistem pengelolaan objek dan
kawasan wisata akan dapat dihasilkan melalui penyusunan Rencana Pengembangan
Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.2 Rumusan Masalah


Adanya arahan kawasan strategis dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036 yaitu rencana pengembangan kawasan
pariwisata provinsi di Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga dibutuhkan alokasi ruang yang
efektif dan efisien. Adapun rumusan masalah adalah “Bagaimana Rencana Pengembangan
Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Pendukung Rencana Penataan
Ruang?”

1.3 Maksud, Tujuan, dan Sasaran (Umul)


1.3.1 Maksud (Umul)
1.3.2 Tujuan (Umul)
1.3.3 Sasaran (Umul)
1.4 Kedudukan Rencana Pengembangan Kawasan Strategis dalam Sistem
Perencanaan Nasional (Umul)
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup terbagi menjadi dua yaitu ruang lingkup wilayah perencanaan dan
ruang lingkup materi yang dijelaskan pada subbab-subbab berikut.
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan
Ruang lingkup wilayah perencanaan adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri
dari 18 (delapan belas) kecamatan yaitu Kecamatan Samboja, Kecamatan Muara Jawa,
Kecamatan Sanga-Sanga, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara
Muntai, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Tenggarong,
Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Anggana, Kecamatan
Muara Badak, Kecamatan Marang Kayu, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan Kenohan,
Kecamatan Kembang Janggut, dan Kecamatan Tabang. Luas wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara adalah 27.263,10 km². Adapun batas administrasi Kabupaten Kutai Kartanegara
meliputi:
Batas Utara : Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang
Batas Timur : Selat Makassar
Batas Selatan : Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan
Batas Barat : Kabupaten Kutai Barat
Ruang lingkup wilayah perencanaan dapat dilihat pada Gambar 1.X.
1.5.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam Rencana Pengembangan Kawasan
Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain:
A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara
1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten untuk mengetahui arahan perwujudan
ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan dating yang
tertuang dalam visi dan misi penataan ruang. Tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten untuk mewujudkan Kabupaten sebagai pusat pertumbuhan dan kawasan
andalan dengan menata pemanfaatan potensi pertambangan dan migas serta
mengembangkan sektor unggulan pertanian dan pariwisata menuju terwujudnya
masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera.
2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten untuk mengetahui arah tindakan yang
harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan tujuan
penataan ruang wilayah kabupaten. Kemudian, juga terdapat isu-isu strategis yang
dipandang dari berbagai sudut kepentingan. Kebijakan penataan ruang wilayah
kabupaten untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah yang telah ditetapkan.
Kebijakan penataan ruang adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten
meliputi:
a) Pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan andalan;
b) Pengembangan pemanfaatan potensi tambang dan migas dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan;
c) Pengembangan dan optimalisasi kawasan peruntukan pertanian;
d) Pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan;
e) Pengembangan kegiatan perikanan;
f) Pengembangan pusat kegiatan yang terkendali dan memperhatikan kelestarian
lingkungan;
g) Peningkatan pengelolaan kawasan lindung;
h) Pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam;
i) Pengembangan dan optimalisasi kawasan strategis sesuai penetapannya; dan
j) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertanahan dan keamanan negara.
3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten sebagai tindak lanjut dari kebijakan
berupa detail penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam
langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
1. Penentuan Struktur Ruang
Pada penentuan struktur ruang wilayah diketahui pusat-pusat pertumbuhan pariwisata
yang menggunakan teori pendekatan lokasi.
2. Kriteria Struktur Ruang
Kriteria struktur ruang merupakan turunan dari penentuan struktur wilayah. Artinya
ketika pusat-pusat pertumbuhan telah diketahui maka dapat diketahui kriteria struktur
ruang di wilayah perencanaan berdasarkan pendekatan model konsep pengembangan
wilayah.
3. Pedoman Indikator Penentuan Kawasan Pariwisata
Penetapan kawasan pariwisata di kabupaten/kota dapat dilakukan melalui kelayakan
yang cermat. Perlu ditetapkan faktor-faktor penentu terlebih dahulu yang dapat
dijadikan unsur indicator strategis.

C. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara


Penetapan kawasan inti dan kawasan penyangga didalam dokumen Rencana
Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kantanegara. Kawasan ini yang
dimaksud berupa kawasan yang fokus pada pemanfaatan ruangnya, karena memiliki peran
utama dalam pengembangan kawasan. Sedangkan kawasan penyangga yang dimaksud berupa
kawasan sekitar yang hanya berfungsi sebagai perlindungan terhadap kawasan inti. Dalam
penetapan kawasan inti dan penyangga perlunya dilakukan pertimbangan berupa kesesuaian
lahan dan penggunaan lahan eksisting.

1.6 Dasar Hukum (Umul)

1.7 Sistematika Laporan


Dokumen Laporan Pendahuluan Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata
Kabupaten Kutai Kartanegara disusun berdasarkan tatanan bab sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang; rumusan masalah; maksud, tujuan, dan sasaran; kedudukan rencana
pengembangan kawasan strategis dalam sistem perencanaan nasional; dasar hukum; dan
sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN
Berisi tinjauan pustaka dan tinjauan kebijakan terkait pengembangan kawasan pariwisata.
BAB III GAMBARAN UMUM
Berisi gambaran umum berupa profil Kabupaten Kutai Kartanegara yang mendukung
pengembangan pariwisata dan profil objek dan daya tarik wisata Kabupaten Kutai
Kartanegara.
BAB IV METODOLOGI
Berisi tahap penyusunan rencana, teknik pengumpulan data, dan metode analisis.
BAB V RENCANA KERJA
Berisi rencana kerja dan organisasi pelaksana kegiatan dalam penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara.

Anda mungkin juga menyukai