PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/ awal
dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur
dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa
contoh di antaranya adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu,
kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya,
kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik),
viskositas, density.
Sistem yang tak kalah pentingnya yaitu sistim instrumentasi yang disebut
safe guarding system yaitu suatu system instrumentasi yang berfungsi mendeteksi
variable-variabel proses yang berhubungan dengan peralatan proses, apabila
variable-variabel tersebut tidak terkendali dan membahayakan peralatan proses
maka system akan menghentikan poses dari pada terjadi kerusakan pada peralatan
proses. Sistem safe guarding sangat penting dalam industri untuk menjaga
terhadap bahaya-bahaya kebakaran atau kerusakan peralatan lain sepertimotor-
motor listrik, mesin turbin dan peralatan proses yang lain.
Karena pada range transmitter dan kontroler (DCS) 0 - 200°C; pada suhu 50
°C ini, transmitter akan mengirim sinyal 8 mA dan kontroler (DCS) akan
menerima dan menampilkan 8 mA ini sebagai suhu 50 °C, sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pembacaan. Jadi tidak ada masalah berapa pun range temperature
tersebut asalkan range di transmitter dan Kontroler (DCS) sama. pemilihan range
tersebut disesuaikan dengan range temperatur prosses yang diukur, misalnya air
0–100 °C, LP steam 0–300 °C, MP steam 0–400 °C, Bed temperatur boiler 0–
1200 °C.
1. Signal yang dihasilkan dari bagian sensor yaitu RTD dan thermocouple adalah
kategori signal tingkat rendah, signal rendah sangat rentan, terutama pada
kondisi pengiriman signal jarak jauh. Jadi penggunaan Temperature
Transmitter dengan merubah menjadi arus antara 4 hingga 20 mA memberikan
solusi untuk menghilangkan faktor-faktor pengganggu signal seperti
kebisingan, konduksi, dll.
Untuk loop 4-20 mA dengan transmitter 2-wire, catu daya umumnya dipasok
dengan tegangan 36 VDC, 24 VDC, 15 VDC dan 12 VDC.
Resistance Temperature Detector (RTD) adalah salah satu dari beberapa jenis
sensor suhu yang sering digunakan, dikenal juga dengan Detektor Temperatur
Tahanan yang merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai
atau besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif tahan
korosi dari kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai
tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur di dalam kisaran suhunya.
Semakin panas benda tersebut, semakin besar atau semakin tinggi nilai tahanan
listriknya, begitu juga sebaliknya. Bahan yang terbaik adalah bahan platina karena
dapat digunakan menyensor suhu sampai 1500o C. Tembaga dapat digunakan
untuk sensor suhu yang lebih rendah dan lebih murah, tetapi tembaga mudah
terserang korosi. PT100 merupakan tipe RTD yang paling populer yang
digunakan di industri.
Kelebihan :
prinsip kerja RTD adalah Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka
resistansi elemen tersebut juga akan meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu
logam yang menjadi elemen resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya.
elemen RTD biasanya ditentukan sesuai dengan resistansi mereka dalam ohm
pada nol derajat celcius (0⁰ C). Spesifikasi RTD yang paling umum adalah 100 Ω
(RTD PT100), yang berarti bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen RTD harus
menunjukkan nilai resistansi 100 Ω.
`Dalam prakteknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD
(elemen resistor) yang terletak pada tempat atau daerah yang mana suhunya akan
diukur. Nilai resistansi dari RTD kemudian akan diukur oleh instrumen alat ukur,
yang kemudian memberikan hasil bacaan dalam suhu yang tepat, pembacaan suhu
ini didasarkan pada karakteristik resistansi yang diketahui dari RTD.
RTD(PT100) dapat di aplikasikan dengan crystalizer tank. Pada Prinsip
Kerja RTD (PT100) dengan pengkristalan/ pendinginan minyak, RTD (PT100)
digunakan untuk mengukur dan mengatur penurunan suhu dari minyak RBDPO
(Refined Bleached Deodorized Palm Oil). Suhu minyak RBDPO yang masuk
(setelah melalui proses pemanasan pada unit Heat Exchanger) ke dalam tangki
Crystalizer adalah 70 oC. Sedangkan suhu yang ingin dicapai agar minyak dapat
menjadi butir-butiran kristal stearin adalah 13 derajat C, untuk produk minyak
goreng Avena. Pada gambar 2.3 dibawah, dapat dilihat hasil akhir dari minyak
RBDPO yang sudah menjadi butiran-butiran kristal stearin.
Gambar 2.3 Minyak yang sudah mengkristal
Sedangkan RTD yang berada pada pipa saluran masukan air pendingin ke
tangki crystallizer, terinterkoneksi dengan Control Valve, yang akan mengatur
debit/ jumlah dari aliran air pendingin. RTD untuk air pendingin ini juga
berfungsi untuk menentukan pergantian dari air pendinginan yang menggunakan
air dari Cooling Tower, menjadi air pendingin dari Water Chiller.
Terdapat dua tipe dari RTD, tipe pertama adalah PT100 yang telah
disesuaikan dengan standar internasional, dan tipe kedua adalah JPT100 yang
telah disesuaikan dengan standar Jepang. Keduanya tidak dapat dipertukarkan
karena perbandingan dari nilai tahanan pada 100 0C dan 0 0C (R100/R0) adalah
berbeda.
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas,
hingga 1800 K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan
suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang
suhu 0–100 °C dengan keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD
lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
Thermocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia industri, salah
satu keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga
suhu rendah.
1. Termokopel Tipe E
3. Termokopel Tipe K
4. Termokopel Tipe N
5. Termokopel Tipe T
Kelebihan Thermocouple :
• Self Powered
• Sederhana
• Murah
Kekurangan Thermcouple :
• Tidak linier
• Kurang Stabil
• Kurang Sensitif
BAB III
KESIMPULAN