Anda di halaman 1dari 31

TUGAS KELOMPOK 6

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

“PERSEKUTUAN FIRMA - LIKUIDASI”

OLEH :

1. LIA AMALIA (B1C117067)


2. MUHAMMAD ASWAD RAUDATUL ATFAL (B1C117080)
3. NURUL AFIFAH (B1C117094)
4. RISKA MIRANTI (B1C117107)
5. DEWI OSELLA SYEFTIANI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Persekutuan Firma - Likuidasi
dalam sebuah mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Terselesaikannya makalah ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, dosen, dan teman-teman sekalian. Oleh karena itu ,
kami selaku penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata – kata yang
kurang berkenan, kami mohon maaf. Untuk perbaikan dan peningkatan tulisan ini, kami
sangat mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
khususnya pembaca.

Kendari, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Likuidasi ........................................................................................................... 3


2.2 Perbedaan Likuidasi dengan persekutuan ...................................................................... 4
2.3 Proses Likuidasi ............................................................................................................. 4
2.4 Pencatatan Likuidasi persekutuan .................................................................................. 5
2.5 Prosedur dalam Likuidasi .............................................................................................. 10
2.6 Pembayaran kepada sekutu setelah Realisasi ................................................................ 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 27


3.2 Saran .............................................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Likuidasi adalah pembubaran perusahaan oleh likuidator dan sekaligus pemberesan
dengan cara melakukan penjualan harta perusahaan, penagihan piutang, pelunasan utang,
dan penyelesaian sisa harta atau utang di antara para pemilik.
Sistem likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau
perubahan terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya
dan tidak mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan
tersebut dengan terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja
perusahaannya agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang mungkin saja dapat terjadi,
Risiko merupakan aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan
faktor penting dalam dunia bisnis. Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan
harapan yang tidak menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak
diinginkan.
Proses likuidasi dapat diselesaikan dengan penyelesaian melalui pengadilan (formal)
atau penyelesaian melalui jalur di luar pengadilan (informal). Sebagian besar perusahaan
Indonesia memilih penyelesaian informal. Dalam resolusi informal, perusahaan dapat
merestrukturisasi harta atau kewajibannya tanpa harus mengikuti hukum kepailitan.
Sebagai contoh, perusahaan dapat menjual beberapa hartanya untuk melunasi kawajiban-
kewajibannya. Dalam restrukturisasi kewajiban, perusahaan mencoba untuk mencari
investor baru atau melakukan debt to equity swap. Pilihan yang terakhir menyebabkan
pemberi utang berubah status menjadi pemilik perusahaan.
Masalah utama pada penjualan harta adalah pasar yang tidak likuid. Perusahaan
menghadapi kesulitan menjual harta pada harga yang layak. Mengapa? Karena Pembeli
potensial yang mau membeli dengan harga terbaik adalah perusahaan-perusahaan di
industri yang sama. Jika perusahaan pesaing juga terkena dampak penurunan industri
sehingga mereka juga dalam kesulitan likuiditas, maka harga jual harta bisa tertekan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Likuidasi?
2. Apa perbedaan Likuidasi dan Perubahan Persekutuan?
3. Bagaimana Proses Likuidasi?
4. Bagaimana pencatatan Likuidasi Persekutuan?

1
5. Bagaimana Prosedur Likuidasi?
6. Bagaimana pembayaran kepada Sekutu setelah Realisasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi Likuidasi.
2. Untuk mengetahui perbedaan Likuidasi dan Perubahan Persekutuan.
3. Untuk mengetahui Proses Likuidasi.
4. Untuk mengetahui pencatatan Likuidasi Persekutuan.
5. Untuk mengetahui Prosedur Likuidasi.
6. Untuk mengetahui pembayaran kepada Sekutu setelah Realisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI LIKUIDASI


A. Menurut Purnama Sari (2013)
Likuidasiadalah berhentinya kegiatan operasi perusahaan secara keseluruhan dengan
menjual sebagian atau seluruh aktiva perusahaan,membayar semua utang
pajak,kewajiban pada pihak ketiga dan sisanya dibagikan kepda para anggota sekutu
sesuai dengan ratio laba atau rugi. Dalam likuidasi ini perusahaan hanya berjalan
beberapa saat guna menyelesaikan proses likuidasi tersebut.
B. Menurut Floyd A.Beams (1988)
Likuidasi adalah sebagai “suatu proses yang meliputi merubah aktiva non kas menjadi
kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi kas,
melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada
masing-masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya”.
C. Menurut Harry Simon (1990)
Likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas,
menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-
kelompok pemilikan.
Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi merupakan proses
yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai suatu unit organisasi.
Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di AS,
pasal 31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan
dibubarkan yang pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip
oleh Arifin (1997) dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :
1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan usaha,
seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar dan
sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan hidup.
2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen perusahaan
seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya tidak
memungkinkan lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya perselisihan antar
anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja dan sejenisnya

3
yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
dipertahankan hidupnya.

2.2 PERBEDAAN LIKUIDASI DENGAN PERUBAHAN PERSEKUTUAN


Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan,
serta aktiva non-kasnya dijual. Perubahan persekutuan terjadi apabila :
 Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu
mengundurkan diri.
 Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau beberapa sekutu
yang masuk ke dalam persekutuan.

2.3 PROSES LIKUIDASI


Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu:
1. Tahap penghitungan laba-rugi sampai saat likuidasi.
Proses ini dijalankan apabila likuidasi yang dilaksanakan tidak bertepatan dengan
awal atau akhir tahun, sehingga perlu diketahui apakah mulai awal periode sampai
pelaksanaan likuidasi perusahaan mendapat laba atau mengalami kerugian. Laba atau
rugi dibagikan kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan pembagian
laba rugi.
2. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas.
Tahap yang kedua ini disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya
lebih kecil dibanding nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu
dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-kasnya
lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan menambah modal semua
sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi-laba tersebut diakui sebagai rugi laba
realisasi.
3. Melunasi semua hutang persekutuan.
Setelah penjualan aktiva non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas,
kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan
terlebih dahulu untuk:
a. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu)
Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak
ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu.

4
b. Melunasi hutang sekutu.
Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul pelunasan
hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu maka
dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana.
Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka dilakukan pelunasan dengan prioritas
sekutu yang modalnya lebih besar. Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk
melunasi hutang maka sekutu yang bersangkutan harus membayar hutang dengan
harta pribadi.
4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu.
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.
Tujuan pembagian sisa kas ini adalah:
a. Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud pembagian hak
kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal bersih (modal setelah
dikurangi laba-rugi realisasi dan hutang) masing-masing sekutu.
b. Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu tidak
terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran utang kepada
sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal kepada sekutu.

2.4 PENCATATAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN.


Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
A. Likuidasi Sekaligus / Sederhana, yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan
serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu
Likuidasi sederhana / sekaligus (Simple Liquidation) sering disebut sebagai likuidasi
serentak karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya.
Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non
aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali
saja yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga
maupun kepada sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus,
yaitu:
1. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
2. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
5
3. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan
utang-piutang sekutu yang bersangkutan.
4. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang
harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
5. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak
ketiga.

Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana
semua sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai
likuidasi sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu
dan realisasi yang terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada
pihak ketiga.

a) Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.


Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya
namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing
sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1) Realisasi nilai aktiva non-kas.
2) Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3) Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4) Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
b) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada
salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan
hutang persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah:
1) Realisasi nilai aktiva non-kas.
2) Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3) Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4) Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5) Pelunasan hutang sekutu.
6) Pembagian kas.

6
c) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan
utang kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang
persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut
dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang
defisit tersebut dengan setoran kas.
Langkah-langkah:
1) Realisasi nilai aktiva non-kas.
2) Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3) Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4) Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5) Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang
dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah
dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
Likuidasi Dengan Kondisi Khusus: Sekutu Secara Pribadi Tidak Mampu
Likuidasi Sederhana dengan kondisi khusus meliputi 2 (dua) kondisi yaitu:
A. Sekutu Yang harus Menutup Modal Negatif Dengan Asset Pribadi dalam Kondisi
tidak Mampu (Insolven).
Sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan
utang dan sekutu yang bersangkutan dalam keadaan tidak mampu untuk menyetor
modal.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar dibanding hutang
persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak
mampu menyetor modal maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal
sekutu lainnya yang masih mampu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai
prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
7
B. Kas Yang Ada Tidak Mampu Untuk Melunasi Hutang kepada pihak ketiga.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang
bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup hutang
kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga dapat
ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang
persekutuan kepada salah satu sekutu.
Langkah-langkahnya:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5. Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai
prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.

B. Likuidasi Bertahap / Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya


kas walaupun realisasinya belum tuntas.
Likuidasi Berangsur yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya diketahui secara
bertahap sehingga realisasinya juga dilakukan secara berangsur.
Proses realisasi kadang memakan waktu lama karena memerlukan prediksi dan
proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh karena itu pembagian kas dapat
dilakukan sebelum selesainya realisasi. Setelah semua hutang kepada pihak ketiga
berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak sekutu.
Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian kas ada dua cara, yaitu:
1. Membuat perhitungan pembagian kas.
Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas:
a. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan utang
kepada pihak ketiga.
b. Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal
sama dengan nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas
yang disisakan dalam pembagian.
c. Membagi rugi potensial kepada semua sekutu.
d. Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial.
e. Membagi modal bersih sekutu yang defisit.

8
2. Membuat program pembagian kas.
Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalah sebagai berikut:
a. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu. Besarnya saldo modal
bersih masing-masing sekutu sama dengan:
Saldo awal rekening modal xxxx
Ditambah:
- Hutang kepada sekutu xxxx +
Jumlah xxxx
Dikurangi:
- Saldo debit rekening prive xxxx
- Saldo piutang kepada sekutu xxxx +
xxxx –
Modal Bersih xxxx
b. Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi
persekutuan, besarnya rugi maksimal sebesar modal bersih dikalikan prosentase
rasio pembagian laba sekutu yang bersangkutan.
c. Menyusun urutan (ranking) kemampuan masing-masing sekutu di dalam
menanggung rugi dan menghitung selisih antar ranking tersebut.
d. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk
masing-masing sekutu:
1) Prioritas pertama, yaitu sekutu yang berada di ranking Satu.
Besarnya bagian kas prioritas pertama = rasio rugi-laba X selisih antara
ranking 1 dengan ranking 2.
2) Prioritas kedua, yaitu sekutu yang berada di ranking satu dan dua.
Besarnya bagian kas prioritas kedua = rasio rugi-laba X selisih antara ranking
2 dengan ranking 3.
3) Prioritas terakhir, yaitu semua sekutu yang berada di ranking 1 sampai
ranking terakhir.
Besarnya bagian kas prioritas terakhir = rasio rugi-laba X kemampuan
ranking terakhir.

9
2.5 PROSEDUR DALAM LIKUIDASI
Jika Persekutuan Firma harus dilikuidasi, maka Buku – buku harus disesuaikan dan
ditutup, kemudian Laba – rugi untuk periode itu harus dipindahkan ke perkiraan modal
masing – masing sekutu. Lalu persekutuan firma siap untuk dilikuidasi.
Apabila aktiva dicairkan menjadi uang kas, maka selisih antara nilai buku dan jumlah
yang terealisasi akan menyatakan laba atau rugi yang diperuntukkan atau dibebankan
kepada para sekutu dalamrasio laba – rugi. Laba dan rugi seperti itu dipindahkan ke
perkiraan modal. Kemudian saldo modal akan menjadi dasar penyelesaian.
Dalam likuidasi, jika perkiraan modal sekutu melaporkan debet dan sekutu yang
bersangkutan mempunyai saldo pinjaman, maka undang–undang mengizinkan untuk
melakukan hak mengimbangi (rightofset) yaitu mengimbangi sebagian atau seluruh
pinjaman terhadap kekuranga nmodal. Saldo debet dalam perkiraan modal jika tidak ada
saldo pinjaman atau setelah saldo pinjaman di imbangi menunjukkan bahwa sekutu yang
modalnya kurang harus menyetorkan kekurangannya. Ketidakmampuan persekutuan
firma untuk memperoleh kembali kekurangan modal ini berarti bahwa sekutu lainnya
akan menanggung jumlah kekurangan ini.
Apabila uang kas tersedia untuk dibagikan, maka uang kas ini digunakan lebih dulu
untuk membayar kreditor luar. Kemudian dapat digunakan dalam penyelesaian pinjaman
dan saldo modal sekutu. Perlu ditegaskan, bahwa Uniform Partnership Act menetapkan:
pembayaran lebih dulu pinjaman sekutu dan baru kemudian modal sekutu. Akan tetapi,
lakukan sebelum semua kerugian diketahui, maka saldo pinjaman atau sebagian dari saldo
pinjaman ini tidak harus dibayar, sebab mungkin dibutuhkan untuk mengimbangi
kekurangan modal. Dalam beberapa hal, mungkin tepat untuk menggunakan uang kas
sebagai pembayaran saldo modal sekutu tertentu, walaupun saldo modal sekutu lainnya
tetap tidak dibayar.

2.6 PEMBAYARAN KEPADA SEKUTU SETELAH REALISASI


Diasumsikan bahwa “firmaA,B,C,danD” memutuskan untuk melikuidasi diri.Semua
aktiva Persekutuan Firma ini harus dicairkan menjadi uang kas. A, B, C, dan D
membagilaba dan rugi dalam rasio masing– masing 30%, 30%, 20%, dan 20%.Neraca
yang disusun per 1 mei 1987, tepat sebelum likuidasi, melaporkan saldo sebagai berikut :

10
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas …………………….$10.000 Kewajiban ……………$75.000

Aktiva lainnya ………..$180.000 Pinjaman, B………………6.000

Pinjaman, D………………5.000

Modal,A………………….42.000

Modal,B …………………31.500

Modal,C …………………20.500

Modal,D…………………10.000

Total aktiva……………$190.000 Totalkewajibandan modal…....$190.000

Sejumlah contoh dibawah ini diberikan dengan jumlah-jumlah kas berbeda. Diasumsikan
bahwa aktiva Persekutuan Firma direalisasikan dengan jumlah – jumlah kas yang
berbeda sebagai berikut:

Contoh 1 : Realisasi aktiva sebesar $140.000 dengan kerugian realisasi


dibebankan sepenuhnya pada perkiraan modal sekutu.

Contoh 2 : Realisasi aktiva sebesar $120.000,dengan kerugian realisasi


mengharuskan pemindahan dari perkiraan pinjaman sekutu ke
perkiraan modalnya.

Contoh 3 : Realisasi aktiva sebesar $100.000,dengan kerugian realisasi


menimbulkan kekurangan modal bagi seorang sekutu saja.

Contoh 4 : Realisasi aktiva sebesar $80.000,dengan kerugian realisasi


menimbulkan kekurangan modal bagi lebih daripada seorang sekutu.

Contoh 5 : Realisasi aktiva sebesar $60.000,dengan uang kas yang tersedia tidak
cukup untuk membayar kreditor:

a) Apabila semua sekutu solven secara pribadi


b) Apabila sekutu tertentu solven secara pribadi dan sekutu lainnya
tidak.

11
2.6.1 Kerugian Realisasi Aktiva yang Dibebankan sepenuhnya Pada Saldo Modal
Sekutu
Contoh 1. Asumsikan bahwa aktiva non-kas “firma A, B, C, & D”, dengan
nilai buku $180.000 direalisasi sebesar $140.000. Kerugian sebesar $40.000
dibagikan dalam rasio laba-rugi. Uang kas pertama – tama digunakan lebih dulu untuk
membayar kreditor luar, sisanya digunakan untuk membayar pinjaman para sekutu
dan saldo mereka. Hal ini diikhtisarkan dalam laporan likuidasi sebagai berikut :

Firma A,B,C,& D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Persentase
Modal Dan Laba-Rugi
Modal Modal Modal Modal
Aktiva Kewajib Pinjaman Pinjama A B C D
Kas Lainnya an B nD 30% 30% 20% 20%
Saldo sebelum
10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
(a) Penjualan aktiva
dan pembagian
kerugian..... 140.000 (180.000) (12.000) (12.000) (8.000) (8.000)

150.000 75.000 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.000


(b) Pembayaran
kepada para (75.000) (75.000)
kreditor.....

75.000 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.000


(c) Pembayaran
kepada para (6.000) (5.000) (30.000) (19.500) (12.500) (2.000)
(75.000)
sekutu.....

Ayat-ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva dan pembagian uang kas adalah
sebagai berikut :

12
Transaksi Pos Jurnal
(a) Penjualan aktiva sebesar Kas ........................................$140.000
$140.000; rugi dibagikan Modal A................................. 12.000
kepada A, B, C, dan D dalam Modal B................................. 12.000
rasio 30%,30%,20%,dan20%. Modal C................................. 8.000
Modal D................................. 8.000
Aktiva Lainnya.............$180.000
(b) Pembayaran kepada para Kewajiban ............................. $ 75.000
kreditor Aktiva ......................... $ 75.000

(c) Pembayaran kepada para Pinjaman B ............................ $ 6.000


sekutu Pinjaman D ........................... 5.000
Modal A ............................... 30.000
Modal B ............................... 19.500
Modal C ............................... 12.500
Modal D ............................... 2.000
Aktiva Lainnya.............$ 75.000

Hal – hal penting yang perlu dicatat dalam contoh diatas adalah :
1) Pembagian kerugian realisasi aktiva di antara para sekutu dilakukan dengan cara
yang sama dengan pembagian rugi operasi. Jika realisasi aktiva menghasilkan
keuntungan maka perkiraan modal sekutu harus kredit. Apabila aktiva dijual
dalam jumlah partai, maka dapat kita buka sebuah perkiraan tersendiri untuk
mengikhtisarkan keuntungan dan kerugian yang timbul. Setelah semua aktiva
direalisasi, maka saldo debet atau kredit dalam perkiraan ini dipindahkan ke
perkiraan modal sekutu dalam rasio laba-rugi.
2) Kreditor luar harus dibayar lunas lebih dulu sebelum pada sekutu dibayar atas
pinjaman maupun saldo modal mereka.
3) Kepentingan bersih sekutu dalam aktiva PF ditetapkan sebelum setiap
pembayaran kepada mereka lakukan. Apabila buku – buku melaporkan jumlah
yang terhutang oleh perusahaan kepada para sekutu, sebagai akibat panjar
ataupun beban untuk barang – barang atau jasa – jasa, maka saldo ini akan
diimbangi dengan modal sekutu. Kemudian penyelesaiannya dilakukan sesuai
dengan jumlah yang dilaporkan dalam perkiraan pinjaman dan modal sekutu.

13
2.6.2 Kerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan Pemindahan Perkiraan Pinjaman
Sekutu ke Perkiraan Modalnya
Contoh 2. Asumsikan bahwa aktiva non-kas”firma A, B, C,&D” direalisasi
sebesar $120.000. Penjualan aktiva sebesar $120.000 ini menimbulkan kerugian
sebesar $60.000 yang akan ditanggung oleh para sekutu dalam rasio laba dan rugi.
Pembagian kerugian ini mengharuskan pembebanan kepada D sebesar $12.000 dan
hal ini menimbulkan saldo debet sebesar $2.000 dalam perkiraan modal D. sebagai
gantinya, D menanamkan investasi tambahan sebesar $2.000, dengan memindahkan
jumlah ini dari perkiraan pinjamannya ke perkiraan modalnya. Kemudian para sekutu
membayar dalam jumlah yang sama dengan saldo perkiraan pinjaman dan modal
mereka. Berikut ini adalah proses laporan ikhtisar likuidasi:

Firma A,B,C, & D


Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Persentase
Modal Dan Laba-Rugi
Modal Modal Modal Modal
Aktiva Kewajib Pinjaman Pinjama A B C D
Kas Lainnya an B nD 30% 30% 20% 20%
Saldo sebelum
10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
Penjualan aktiva dan
pembagian
kerugian..... 120.000 (180.000) (18.000) (18.000) (12.000) (12.000)

130.000 75.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)


Pembayaran kepada
para kreditor.....
(75.000) (75.000)

55.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)


Mengimbangi
pinjaman D terhadap
saldo debet
perkiraan
(2.000) 2.000
modalnya.....

Pembayaran kepada 55.000 6.000 3.000 24.000 13.500 8.500

para sekutu.....
(55.000) (6.000) (3.000) (24.000) (13.500) (8.500)

14
Ayat jurnal untk mencatat pembebanan pinjaman D pada kekurangan modalnya akan
berbunyi sbb :

Transaksi Ayat Jurnal

Pemindahan jumlah yang Pinjaman D ............................. $ 2.000


dibutuhkan untuk menutup Modal D ......................... $ 2.000
kekurangan modal D dari perkiraan
pinjamannya ke perkiraan
modalnya.

2.6.3 Kerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan Kekurangan Modal bagi Seorang
Sekutu Saja
Contoh 3. Asumsikan, bahwa aktiva non-kas dalam contoh kita realisasi
sebesar $100.000 dan hal ini menimbulkan kerugian sebesar $80.000. Dalam
pembagian kerugian realisasi sebesar $80.000, D dibebani $16.000. Hal ini
menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal D sebesar $6.000. Untuk
mengimbangi seluruh jumlah dalam perkiraan pinjaman D terhadap modalnya, dalam
perkiraan modalnya , masih tersisa saldo debet sebesar $1.000. Jika D membayar
$1.000 kepada perusahaan pada saat ini, maka kekurangan modalnya tertutup dan
perusahaan dapat membagikan uang kas kepada A,B & C pada likuidasi akhir. Akan
tetapi,jika perusahaan tidak berhasil memperoleh kembali jumlah ini dari D, dan
perusahaan memutuskan untuk membagikan uang kas yang ada, maka pembagian ini
harus menetapkan kemungkinan, bahwa D gagal untuk memenuhi kewajibannya
kepada PF. Kemudian, uang kas yang tersedia harus dibagikan dengan suatu cara
yang menimbulkan saldo dalam perkiraan modal A, B, & C, yang dapat menutup
kerugian sebesar $1.000. Jika D kemudian membayar $1.000 per kas, maka jumlah ini
dibayarkan kepada A, B, & C sesuai dengan saldo dalam perkiraan modal mereka.
Dibawah ini terlihat laporan likuidasi yang didasarkan atas asumsi diatas, bahwa D
menyetorkan jumlah kekurangan modalnya dan dengan itu tersedia uang kas, untuk
dibagikan kepada A, B, dan C.

15
Firma A,B,C, & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Persentase
Modal Dan Laba-Rugi
Modal A Modal Modal Modal
30% B C D
Aktiva Pinjam Pinjam
30% 20% 20%
Kas Lainnya Kewajiban an B an D
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
Penjualan aktiva dan
pembagian kerugian
100.000 (180.000) (24.000) (24.000) (16.000) (16.000)

130.000 75.000 6.000 5.000 18.000 7.500 4.500 (6.000)


Pembayaran kepada
para kreditor
(75.000) (75.000)

35.000 6.000 5.000 18.000 7.500 4.500 (6.000)


Mengimbangi
pinjaman D terhadap
saldo debet dalam
perkiraan modalnya
(5.000) 5.000

35.000 6.000 18.000 7.500 4.500 (1.000)


Pembayaran kepada
para sekutu (lihat
(35.000) (6.000) (17.625) (7.125) (4.250)
skedul)

375 375 250 (1.000)


Investasi tambahan 1.000
1.000
D
1.000 375 375 250

Pembayaran kepada
(1.000) (375) (375) (250)
para sekutu.....

Dalam contoh ini tersedia uang kas sebesar $35.000 untuk membayar A, B, C
Gabungan saldo pinjaman dan modal mereka berjumlah $36.000 Kerugian sebesar
$1.000 ditutupi oleh A, B dan C dalam hal D insolvensi, diperhitungkan.

Jumlah yang harus dibayar kan kepada sekutu dapat disebut sebagai
kepentingan bebas. Kepentingan bebas dihitung dengan jalan menyatukan saldo
pinjaman dan modal masing – masing sekutu sebelum pembagian uang kas dan
mengurangkan dari jumlah ini setiap saldo yang harus tetap tersedia, untuk menutup

16
kerugian yang mungkin dimasa mendatang. Hal ini dapat diperlihatkan sebagai
berikut:
Firma A, B, C, D
Skedul untuk Melengkapi Laporan Likuidasi
Jumlah Yang Harus Dibayarkan kepada Para Sekutu
1 – 31 1987

A B C D
(30%) (30%) (20%) (20%)
Saldomodalsebelumpembagianuangkas 18.000 7.500 4.500 (1.000)

ditambah:saldopinjaman….................................. 6.000

Totalkepentinganparasekutu….......................... 18.000 13.500 4.500 (1.000)

Kepentinganygdibatasi–kerugianygmungkin
sebesar$1.000bagiA,B, &C,jikaDgagal
menyetorjumlahkekuranganmodalnya(rasioA
,B,&C–30:30:20)….......................
(375) (375) (250) 1.000

Kepentinganbebas–jumlahygharusdibayarkan
kpdmasing–masing
sekutu…………………………….
17.625 4.250
7.125
Pembayaranutk menutuppinjaman 6.000

Pembayaranutk menutupmodal............................. 17.625 7.125 4.250

Totalpembagianuangkas 17.625 13.125 4.250

Apabila jumlah uang kas yg dapat dibayarkan kepada sekutu ditetapkan, maka
uang kas ini digunakan lebih dahulu utk membayar setiap pinjaman beredar dan
sisanya kemudian digunakan utk saldo modalnya.Akan tetapi, D tidak menerima uang
kas atau saldo pinjamannya, walaupun dalam kenyataan sekutu lainnya menerima
pembayaran atas saldo modalnya. Akan tetapi D tidak menerima uang kas atau saldo-
saldo modalnya. Prioritas hukum diberikan untuk meniadakan hak mengimbangi atas
saldo pinjaman. Pembagian uang kas dengan cara lainnya akan menimbulkan
pembayaran yang terlalu tinggi kepada sekutu tertentu dan pembayaran yang terlalu
rendah kepada sekutu lainnya, serta akan membutuhkan pemindahan uang kas
17
diantara para sekutu jika ternyata D gagal untuk memenuhi kewajibannya kepada
perusahaan.

Ayat – ayat jurnal utk mencatat investasi tambahan D dan pembagian jumlah
ini kepada A, B, & C berbunyi sbb:

Transaksi AyatJurnal

Investasi tambahan D utk Kas……… $1.000


menutup kekurangan
modalnya Modal D…….. $1.000

Pembayaran kpd para sekutu Modal A…….$375


dalampenyelesaian akhir
Modal B…….. 375

Modal C…….. 250

Kas…….. $1.000

Jika D melakukan penyelesaian langsung dengan sekutu lainnya, maka ayat


jurnalnya adalah sebagai berikut :

Transaksi Ayat jurnal

Pembayaran langsung oleh D Modal A……. $375


Kepada A, B,& C dalam Modal B…….. 375
penyelesaian kewajibannya kepada Modal C…….. 250
mereka
ModalD….
$1.000

Jika perusahaan tidak dapat menagih klaimnya dari D, maka ayat jurnaluntuk
mencatat kerugian ini sebagai berikut :

Transaksi Ayat Jurnal

Penghapusan saldo piutang Modal A……. $375


Tak tertagih D terhadap Modal B…….. 375
modal A, B, & C yang Modal C…….. 250
masing – masing dalamrasio Modal D….
30:30:20 $1.000

18
2.6.4 Kerugian Realisasi Aktiva Yang Menimbulkan Kekurangan Modal Bagi Lebih
Daripada Seorang Sekutu
Contoh 4. Asumsikan, bahwaaktiva non-kas dalam contoh kitarealisasikan
sebesar $80.000 dalamhal ini menimbulkan kerugian sebesar $1.000.Dalam
pembagian kerugian $100.000, perkiraan modal D dibebani sebesar $20.000.Hal ini
menimbulkan saldo debet sebesar $10.000 dalam perkiraan modal D.untuk
mengimbangi seluruh saldo pinjaman D sebesar $5.000 terhadap modal debetnya
masih menyisakan kekurangan modal sebesar $5.000. Jika jumlah $5.000 diperoleh
kembali dari D saat ini, maka kekurangan modalnya tertutupi. Sebaliknya, jika
perusahaan tidak mampu memperoleh kembali jumlah $5.000 itu pada saat ini dan
perusahaan memutuskan untuk membagikan uang kas yang ada, maka kepentingan A,
B, &C tetap dengan saldo yg cukup utk menutupi kerugian yang mungkin akibat
ketidak mampuan D memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Penetapan kerugian
ini akan menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal C.
Jika D menyetorkan jumlah $5.000, maka uang kas ini dapat dibagikan kepada
sekutu sesuai dengan saldo yang dilaporkan dalam perkiraan modal mereka.
Uang kas yang tersedia utk membayar A, B & C adalah berjumlah $15.000,
sementara gabungan saldo pinjaman dan modal $20.000.
Kerugian yang mungkin sebesar $5.000,dalamhal D insolvensi harus
dipertimbangkan lebih dulu. Karena A, B, & C berbagi laba dalam rasio 30%, 30%
dan 20%, maka rasio ini digunakan dalam menetapkan kepentingan yg dibatasi utk
masing –masing sekutu sebesar $1.875,$1.875 dan $1.250. Akan tetapi modal C tidak
cukup untuk menutupi bagiannya dalam kerugian tambahan yang mungkin ini.
Kerugian yang mungkin tak dapat ditutup oleh C sebesar $750 ini kemudian
diperhitungkan dalam kepentingan yang dibatasi berikut-berikutnya, yang dapat
ditetapkan bagi A dan B. Karena rasio laba- rugiuntuk A dan B adalah 30% dan 30%
maka pengurangan lebih sebesar $375 dapat ditetapkan pada A dan B untuk
menetapkan kepentingan bebas mereka.
Pembagian uang kassebesar $15.000,yg dikembangkan dalamskedul yg
menyertai laporan likuidasi menyebabkan pembayaran atas saldo modal A sebelum
pinjaman B diselesaikan sepenuhnya. Jika B menegaskan, bahwa penyelesaian
sepenuhnya dilakukan atas pinjaman sebelum uang kas digunakan utk membayar
saldo modal, mengingat prioritas yang diberikan atas pinjaman sekutu tertentu dalam

19
Uniform Partnership Act, maka likuidasi harus mempertimbangkan semua kontigensi,
yang dihadapi dalam pembubaran Persekutuan Firma.
Firma A,B,C, & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Persentase
Modal Dan Laba-Rugi
Modal A Modal Modal Modal
30% B C D
Aktiva Pinjam Pinjam
30% 20% 20%
Kas Lainnya Kewajiban an B an D
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
Penjualan aktiva dan
pembagian kerugian
80.000 (180.000) (30.000) (30.000) (20.000) (20.000)

90.000 75.000 6.000 5.000 12.000 1.500 500 (10.000)


Pembayaran kepada
para kreditor
(75.000) (75.000)

15.000 6.000 5.000 12.000 1.500 500 (10.000)


Mengimbangi
pinjaman D terhadap
saldo debet dalam
perkiraan modalnya
(5.000) 5.000

15.000 6.000 12.000 1.500 500 (5.000)


Pembayaran kepada
para sekutu (lihat
(15.000) (5.250) (9.750)
skedul)
Investasi tambahan 750 2.250 1.500 500 (5.000)
D
5.000

5.000 750 2.250 1.500 500


Pembayaran kepada
para sekutu.....
(5.000) (750) (2.250) (1.500) (500)

20
Firma A, B, C, D
Skedul untuk Melengkapi Laporan Likuidasi
Jumlah Yang Harus Dibayarkan kepada Para Sekutu
1 – 31 1987

A B C D
(30%) (30%) (20%) (20%)
Saldomodalsebelumpembagianuangkas 12.000 1.500 500 (5.000)

ditambah:saldopinjaman….................................. 6.000

Totalkepentinganparasekutu….......................... 12.000 7.500 500 (5.000)

Kepentinganygdibatasikerugianygmungkin
sebesar$5.000bagiA,B, &C,jikaDgagal
menyetorjumlahkekuranganmodalnya(rasioA
,B,&C–30:30:20)….......................
(1.875) (1.875) (1.250) 5.000

Kepentinganyang dibatasi kerugian tambahan


yang mungkin sebesar $750 bagi A dan B, 10.125 5.625 (750)
jika C gagal untuk menyetorkan jumlah
kekurangan modalnya yang
mungkin(rasio:A,B,–30:30)…………….
(375) (375) 750

Kepentinganbebas–jumlahygharusdibayarkan
kpdmasing–masing 9.750
sekutu……………………………. 5.250
Pembayaranutk menutuppinjaman

Pembayaranutk menutupmodal............................. 9.750 5.250


Totalpembagianuangkas
9.750 5.250

Kerugian di masa mendatang akibat kegagalan untuk memperoleh kembali


uang kas dari sekutu yang defisit akan menimbulkan saldo debet dalamperkiraan
modal B.Uang kas yg dibayarkan kepada B digunakan utk menutupi kekurangan
modalnya, dan kegagalan utk memperoleh kembali menyebabkan likuidator
bertanggung jawab kepada sekutu yg menderita kerugian oleh pembagian uang kas yg

21
terlalu cepat tsb. Dalam hal seperti itu, likuidator harus menetapkan salah satu dari
prosedur sebagai berikut :
1. Menetapkan prioritas hukum terhadap pinjaman sekutu tetapi membayar trustee
atau wali dengan ketentuan, bahwa uang kas dapat diperoleh kembali untuk
mengimbangi kekurangan modal jika hal ini terjadi pada satu orang sekutu; apabila
tidak ada kemungkinan utk melakukan pengimbangan, maka uang kas itu dapat
dibayarkan kepada sekutuini.
2. Menangguhkan penyelesaian sampai seluruh jumlah kerugian yg harus ditutup oleh
masing – masing sekutu dalam penyelesaian akhir, yg meliputi beban yg timbul
dari kegagalan para sekutu utk memenuhi bagian mereka yg layak dalam kerugian
perusahaan,dinilai;kemudian saldo pinjaman dapat digunakan utk mengimbangi
kekurangan modaldan pembagian uang kas dapat dilakukan
3. Membagikan uang kas dengan suatu cara yg menetapkan kemungkinan kerugian
dimasa mendatang, yang meliputi beban yg timbul dari kegagalan para sekutu
untuk memenuhi bagian mereka yang layak dalamkerugianperusahaan;kemudian
pembayaranatas saldo pinjamandan atas saldo modal dapat dicegahjikasaldo seperti
itu dibutuhkan untuk menutup kerugian.

Jika semua pihak mengetahui sifat dan arti penting permasalahannya, maka mereka
tentu tidak keberatan terhadap pembagian uang kas seperti yang diketengahkan pada
bagian (3) diatas ini. Pembagian uang kas apabila menyangkut saldo pinjaman dan
saldo modal, dengan demikian, sama dengan pembagian yang akan dilakukan jika total
kepentingan berbentuk saldo modal.

2.6.5 Realisasi Aktiva dengan Hasil Uang Kas yang Tidak Cukup untuk Membayar
Para Kreditor
Contoh5(a). Asumsikan bahwa aktiva non-kas firma A, B, C,& D hanya
terealisasi sebesar $60.000. Selanjutnya asumsikan bahwa semua sekutu solven secara
pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban terhadap perusahaan, yang mungkin
timbul dari likuidasi. Kerugiansebesar $120.000dibebankan terhadap saldo modal
sekutu,dan uang kas yang ada sebesar$70.000 dibayarkan ke kreditor. Pengimbangan
saldo pinjaman terhadap kekurangan modal dilakukan. Dalamhal ini, para kreditor
dengantotal saldo sebesar $5.000 belumbayar: A dan B mempunyai kekayaan positif
dalam perusahaan masing– masing sebesar $3.500dan$9.000.JikaC dan D membayar
kepada perusahaan dalam penyelesaian kewajiban mereka,maka uang kas sebesar

22
$12.500 dapat dibagikan kepada kreditor serta kepada A dan B dalam penyelesaian
akhir. Dalam hal seperti laporan likuidasinya sebagai berikut:

Firma A,B,C, & D


Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987

Persentase
Modal Dan Laba-Rugi
Modal A Modal Modal Modal
30% B C D
Aktiva Pinjam Pinjam
30% 20% 20%
Kas Lainnya Kewajiban an B an D
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
Penjualan aktiva dan
pembagian kerugian
60.000 (180.000) (36.000) (36.000) (24.000) (24.000)

70.000 75.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)


Pembayaran kepada
para kreditor
(70.000) (70.000)

Mengimbangi 5.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)


pinjaman terhadap
saldo debet dalam
perkiraan modalnya
(4.500) (5.000) 4.500 5.000

(5.000) 1.500 6.000 (3.500) 9.000


Investasi tambahan
C dan D
12.500 5.000 3.500 (9.000)
Pembayaran kepada
para kreditor.....

12.500 (5.000) 1.500 6.000

(5.000) (5.000)
Pembayaran kepada
7.500 1.500 6.000
para sekutu.....

(7.500) (1.500) (6.000)

Contoh5(b). Dalam contoh diatas tadi diasumsikan bahwa semua sekutu


solven secara pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban apapun yang timbul

23
dalam pencapaian penyelesaian akhir. Akan tetapi, asumsikan bahwa semua sekutu
solven secara pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban apapun yang timbul
dalampencapaian penyelesaian akhir.Akan tetapi,asumsikan bahwa sekutu tertentu
insolvensecara pribadi. Dalamhal seperti ini undang – undang mengharuskan
pengaturan aktiva ( marshaling of assets ), dengan prosedur yang harus ditempuh
sebagai berikut: Aktiva persekutuan firma pertama kali harus digunakan lebih dulu
dalampenyelesaian atas kewajibannya sendiri, dan setiap aktiva terpisah masing –
masing sekutu pertama kali harus digunakan untuk menyelesaikan kewajiban sekutu
itu sendiri. Jadi para kreditor persekutuan firma yang insolven hanya dapat
mengklaim bagian dari harta benda terpisah seorang sekutu, yang tidak dibutuhkan
untuk pemenuhan kewajiban pribadinya; kelebihan harta benda terpisah demikian dari
kewajiban pribadi dapat klaim oleh kreditor persekutuan firma, terlepas dari
kepentingan sekutu dalam persekutuan firma, apakah positif ataukah negatif.
Sebaliknya, para kreditor dari sekutu yang insolven, dapat mengklaim harta benda
persekutuan firma hanya setelah kreditor persekutuan firma dibayar lunas:akan tetapi,
klaim para kreditor yang terpisah terbatas pada sisa kepentingan positud sekutu
tertentu. Uniform Partnership Act menetapkan ketentuan sebagai berikut:
Apabila seorang sekutu pailitatauahliwarisnyainsolven, maka klaimterhadap
hartabendanyayang terpisahakan berurutan sebagai berikut:
I. Klaimyang harus dibayar kepadakreditorterpisah
II. Klaimyang harus dibayar kepada kreditor persekutuan firma
III. Klaimyang harus dibayar kepada para sekutu lewat setoran

Untuk mengilustrasikan penerapan peraturan diatas ini, kita asumsikan lagi bahwa
penjualan aktiva”firma A, B, C, & D sebesar $60.000, pembayaran kepada kreditor
sebesar $70.000, dan pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekuranganmodal.
Kewajiban sebesar $5.000 tidak dibayar. Status pribadi masing– masing sekutu pada
saat ini beserta kepentingan merekamasing – masing dalamPF, baik positif maupun
negatif diperlihatkan dibawah ini:

24
StatusPribadiMasing– StatusPersekutuanFirma
masingSekutuDiLuar

Kepentingan
Kepentingan Kewajiban
PersekutuanFirma
Aktiva Kewajiban Dalam Kepada
Sekutu
Persekutuan Persekutuan

Firma Firma
A $10.000 $20.000 $6.000
B 20.000 15.000 1.500
$3.500
C 25.000 15.000
D 9.000
10.000 10.000

Asumsikan bahwa kredito rpersekutuan firma menagih dari B, sebelum para


sekutu melakukan penyelesaianakhir,klaim terhadap D, yg secara pribadi insolven,
dihapuskan dan membebani modal A,B,dan C dalam rasio 30:30:20, C yang
berhutang kepada persekutuan firma dan yang solven secara pribadi,
membayarkepada A dan B, yang memiliki kekayaan positif dalam persekutuan firma;
jumlah yang dapat diperoleh kembali atas kepentingan A digunakan untuk membayar
kreditor pribadinya. Dengan mengasumsikan penyelesaian dengan cara ini, maka
laporan likuidasi akan diselesaikan seperti berikut:

25
Firma A,B,C, & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Persentase
Modal Dan Laba-Rugi
Modal Modal Modal Modal
Aktiva Kewajib Pinjaman Pinjama A B C D
Kas Lainnya an B nD 30% 30% 20% 20%
Saldo pembayaran
75.000 1.500 6.000 (3.500) (9.000)
kepada para kreditor
oleh B

(75.000) 5.000

Jumlah yang harus 1.500 6.000 5.000 (3.500) (9.000)


ditagih dari D dan
yang tak tertagih,
yang dibebankan
kepada A, B, dan C
dalam rasio 30:30:20
(3.375) (3.375) (2.250) 9.000

1.500 2.625 1.625 5.750


Pembayaran C
kepada A dan B
(1.500) (2.625) (1.625) (5.750)

Jika sebagai pengganti tagihan dari B,kreditor persekutuan firma menagih dari
C, maka penyelesaian akhir akan memberikan hasil bersih yang sama. B harus
menyetor$1.875,yakni selisih antara beban pada modalnya untuk kekurangan modal D
sebesar $3.375; C, setelah membayar kreditor pribadinya, harus menyetor $750 untuk
menutup kekurangan modalnya sebesa r$5.750,yang terdiri dari saldo debet dalam
perkiraan modalnya sebesar$3.500, ditambah dengan beban untuk kekurangan modal
D sebesar $2.250. Setoran B dan C sebesar $2.625 akan dibayarkan kepada A.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi
pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut.
Tahap-tahap likuidasi adalah :
1) Tahap penghitungan laba-rugi sampai saat likuidasi.
2) Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas.
3) Melunasi semua hutang persekutuan.
4) Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu.

3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah
manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik
dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke
depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih
bagi kita semua.

27
DAFTAR PUSTAKA

Drebin, Allan R. 1998. ADVANCED ACCOUNTING (Akuntansi Keuangan Lanjutan). Edisi


kelima. Jakarta: Erlangga.

Anonim. 2014. “Likuidasi Persekutuan”, [internet]


https://datakata.wordpress.com/2014/11/15/likuidasi-persekutuan/ (diakses, tanggal 12
september 2019)

Habibie, Fitrah. 2017. “Likuidasi Persekutuan Akuntansi Keuangan Lanjutan 1” [internet],


https://akuntansi329.wordpress.com/2017/10/19/likuidasi-persekutuan-akuntans-
keuangan-lanjutan-i/ (diakses, tanggal 12 september 2019)

Anonim. 2012. “Likuidasi Persekutuan”, [internet]


https://akuntansilanjutan1.blogspot.com/2012/01/likuidasi-persekutuan.html?m=1
(diakses, tanggal 12 september 2019)

Anonim. 2017. “Makalah : Likuidasi”, [internet]


https://miswarymyusuf.blogspot.com/2017/01/makalah-likuidasi.html?m=1 (diakses,
tanggal 12 september 2019)

28

Anda mungkin juga menyukai