Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER DI DESA


TRUNUH KLATEN SELATAN

NASKAH PUBLIKASI

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER DI DESA
TRUNUH KLATEN SELATAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

AYU FITA AISYAH


070201036

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Guna Melengkapi Skripsi


Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Pada Tanggal :
11 Juli 2011

Oleh :
Dosen Pembimbing,

Widarti, S.Kep., Ns.

ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER DI DESA
TRUNUH KLATEN SELATAN1

Ayu Fita Aisyah² Widarti³


INTISARI

Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di hampir semua negara. Hipertensi


menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi karena
hipertensi merupakan penyebab utama meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung, dan
ginjal sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.
Hasil pengamatan laporan Puskesmas Desa Trunuh Klaten Selatan selama tahun 2009-2010
terjadi peningkatan kasus hipertensi dengan kasus terbanyak 8,34%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor hipertensi primer (usia, jenis
kelamin, genetik, asupan garam, merokok, konsumsi alkohol dan obesitas) yang menjadi
faktor utama terjadinya hipertensi primer di Desa Trunuh Klaten Selatan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental (observasional)
analitik deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan populasi 138 orang.
Sampel yang digunakan adalah purposive sampling sebanyak 94 orang yang diambil dari tiga
desa representatif dari Desa Trunuh Klaten Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan faktor paling utama yang mempengaruhi kejadian
hipertensi primer di Desa Trunuh Klaten Selatan adalah usia >45 sebanyak 66 orang (22,2%)
sedangkan faktor paling rendah adalah obesitas sebanyak 26 orang (8,1%).
Untuk meningkatkan keberhasilan penanggulangan hipertensi primer di tiga desa
yang berada di wilayah Desa Trunuh Klaten Selatan, bagi masyarakat waspada dengan
bertambahnya usia, lebih hati-hati yang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi karena
faktor ini tidak bisa dimodifikasi. Sehingga diperlukan pola hidup yang sehat, karena faktor
yang paling utama adalah usia.

Kata kunci : Hipertensi primer, Analisis faktor


Daftar Pustaka : 19 buku (2000-2011), 10 jurnal, 11 website

¹Judul Skripsi
²Mahasiswa Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
³Dosen Pembimbing STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

iii
ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING
THE PRIMARY HYPERTENSION OCCURANCE
IN TRUNUH VILLAGE SOUTH KLATEN1

Ayu Fita Aisyah2, Widarti3

ABSTRACT

Hypertension was the main health problem in almost all countries. Hypertension
caused in high-rate morbidity and mortality because it is cause of increase primary risk of
stroke, heart, and kidney diseases with the result that require a comprehensive long-term
prevention and integrated. The observations report of Health Center in Trunuh Village South
Klaten during 2009-2010 there was an increase of hypertension case with the highest cases of
8.34%.
This research was aimed to identifying the primary hypertension factors of (age, sex,
genetic, sodium intake, smoking, alcohol consumption and obesity) which become the main
factors in the primary hypertension occurrence in Trunuh Village South Klaten.
This research’s design applied non-experimental (observational) analytical descriptive
with cross-sectional approach, using the population of 138 people. The sample applied was
purposive sampling with 94 people which taken from three representative villages of Trunuh
Village South Klaten.
The results of this research showed that the main factors influencing of primary
hypertension occurrence in Trunuh Village South Klaten was age >45 as many as 66 people
(22.2%) whereas the lowest factor was obesity as many as 26 people (8.1%).
To increase the successfulness of primary hypertension prevention in three villages
located in Trunuh Village South Klaten, for community be aware of aging, more aware for
those who have family history of hypertension because these factors can’t be modified. with
the result that requires a healthy lifestyle, because the main factor is age.

Keywords : Primary Hypertension, Factor Analysis


Bibliography : 19 Books (2000-2011), 10 Journals, 11 Websites

1
Title of thesis
2
Student of nursing department STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
iv
PENDAHULUAN penyakit kardiovaskuler disebabkan
oleh hipertensi. Data dari The
A. Latar Belakang National Health and Nutrition
Hipertensi diperkirakan Examination Survey (NHANES)
menjadi penyebab kematian 7,1 juta menunjukkan bahwa dari tahun 1999-
orang diseluruh dunia, yaitu sekitar 2000, insiden hipertensi pada orang
13% dari total kematian, dan dewasa adalah sekitar 29-31%, yang
prevalensinya hampir sama besar baik berarti terdapat 58-65 juta penderita
di negara berkembang maupun negara hipertensi di Amerika, dan terjadi
maju. Hipertensi menimbulkan angka peningkatan 15 juta dari data
morbiditas (kesakitan) dan mortalitas NHANES tahun 2008-2009. Penyakit
(kematian) yang tinggi karena kardiovaskuler merupakan penyebab
hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia.
utama meningkatnya resiko penyakit Prevalensi hipertensi di Indonesia
stroke, jantung dan ginjal, sehingga cukup tinggi yaitu 6% – 15% dari
membutuhkan penanggulangan jangka persentase penyakit pada usia lanjut.
panjang yang menyeluruh dan terpadu Sebagai perbandingan di Amerika
(Ayu, 2008). Serikat 15% – 20%, di Jepang 12% –
Di dunia hampir 1 milyar orang 20%, di Polenesia Island 15,4% –
atau 1 dari 4 orang dewasa menderita 20%, di India 15%, di Argentina 15%,
tekanan darah tinggi. Tekanan darah di Ghana 15%. Healthy people 2010
tinggi merupakan penyakit kronis for Hypertention menganjurkan
serius yang bisa merusak organ tubuh. perlunya pendekatan yang lebih
Setiap tahun darah tinggi menjadi komprehensif dan intensif guna
penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 mencapai pengontrolan tekanan darah
juta per tahun) disamping secara optimal. Untuk mencapai tujuan
menyebabkan kerusakan jantung, tersebut, diperlukan partisipasi aktif
mata, otak dan ginjal. Berdasarkan para pelayanan kesehatan.
data WHO dari 50% penderita Stroke, hipertensi dan penyakit
hipertensi yang diketahui hanya 25% jantung meliputi lebih dari sepertiga
yang mendapat pengobatan, dan hanya penyebab kematian, dimana stroke
12,5% yang diobati dengan baik menjadi penyebab kematian terbanyak
(Anonima, 2007). 15,4%, kedua hipertensi 6,8%,
Diperkirakan pada tahun 2025 penyakit jantung iskemik 5,1%, dan
nanti kasus hipertensi terutama penyakit jantung 4,6% (Hasil
dinegara berkembang akan mengalami Riskesdas 2007). Data Riskesdas 2010
kenaikan sekitar 80% dari 639 juta juga disebutkan prevalensi hipertensi
kasus ditahun 2000, yaitu menjadi di Indonesia berkisar 30% dengan
1,15 milyar kasus. Prediksi ini insiden komplikasi penyakit
didasarkan pada angka penderita kardiovaskular lebih banyak pada
hipertensi dan pertambahan penduduk perempuan (52%) dibandingkan laki-
saat ini (Armilawaty, 2007). laki (48%). Prevalensi berdasarkan
Data dari Global Burden of diagnosis tenaga kesehatan 7,2%. Dari
Disease (GBD) tahun 2007, 50% dari jumlah itu hanya sekitar 0,4% kasus

1
yang meminum obat hipertensi untuk asupan garam, konsumsi alkohol, dan
pengobatan. kebiasaan merokok (Shep SG, 2005).
Berdasarkan laporan dari
Hipertensi adalah faktor risiko Dinas Kesehatan Propinsi jawa
utama penyakit -penyakit Tengah, kasus tertinggi hipertensi
kardiovaskular yang merupakan adalah kota Semarang yaitu sebesar
penyebab kematian tertinggi di 67.101 kasus (19,56%) dibanding
Indonesia. Data penelitian Departemen dengan jumlah keseluruhan hipertensi
Kesehatan RI menunjukkan hipertensi di Kabupaten atau kota lain di Jawa
dan penyakit kardiovaskular masih Tengah. Apabila dilihat berdasarkan
cukup tinggi dan bahkan cenderung jumlah kasus keseluruhan di kota
meningkat seiring dengan gaya hidup Semarang terdapat proporsi yang lebih
yang jauh dari perilaku hidup bersih besar yaitu 53,69. Sedangkan kasus
dan sehat, mahalnya biaya pengobatan tertinggi kedua adalah Kabupaten
hipertensi, disertai kurangnya sarana Klaten yaitu sebesar 36.002 kasus
dan prasarana penanggulangan (10,49%) dan apabila dibanding
b
hipertensi (Anonim , 2010). dengan jumlah keseluruhan di
Pemerintah Indonesia melalui Kabupaten Banyumas adalah sebesar
Menteri Kesehatan, telah memberikan 57,01%. Kasus ini paling sedikit
perhatian serius dalam pencegahan dijumpai di Kabupaten Tegal yaitu
dan penanggulangan penyakit tidak 516 kasus (0,15%). Rata-rata kasus
menular termasuk hipertensi. Hal ini hipertensi di Jawa Tengah adalah
dapat dilihat dengan dibentuknya 9.800,54 kasus (Anonimc, 2008).
Direktorat Pengendalian Penyakit Berdasarkan laporan dari
Tidak Menular berdasarkan Peraturan Puskesmas Desa Trunuh Klaten
Menteri Kesehatan No. 1575 Tahun Selatan didapatkan angka prevalensi
2005 dalam melaksanakan pencegahan hipertensi primer tahun 2009 adalah
dan penanggulangan penyakit jantung 6,35%, sedangkan angka prevalensi
dan pembuluh darah termasuk tahun 2010 mengalami peningkatan
hipertensi, diabetes mellitus dan yang tinggi sebanyak 8,34%,
penyakit metabolik, kanker, penyakit dibanding dengan desa lainnya di
kronik dan penyakit generatif lainnya Kecamatan Klaten Selatan. Upaya
serta gangguan akibat kecelakaan dan pencegahan dan penanggulangan
cedera. hipertensi telah dilakukan oleh
Hipertensi merupakan penyakit Puskesmas Trunuh yaitu sesuai
yang timbul akibat adanya interaksi dengan kemajuan teknologi dan
dari berbagai faktor resiko yang kondisi daerah (local area specific).
dimiliki seseorang. Berbagai Meningkatkan surveilans epidemiologi
penelitian telah menghubungkan dan sistem informasi pengendalian
berbagai faktor resiko terhadap hipertensi. Mengembangkan SDM dan
timbulnya hipertensi. Faktor risiko sistem pembiayaan serta memperkuat
hipertensi antara lain adalah: faktor jejaring serta monitoring dan evaluasi
genetik, umur, jenis kelamin, obesitas, pelaksanaan. Namun masih banyak
penderita hipertensi yang tidak

2
terdeteksi disebabkan karena yang e. Untuk mengetahui faktor
bersangkutan tidak mau asupan garam kejadian
memeriksakannya. hipertensi primer pada warga
Menurut data di atas, penulis Desa Trunuh Klaten Selatan.
tertarik untuk melakukan penelitian f. Untuk mengetahui faktor
mengenai faktor resiko utama kebiasaan merokok kejadian
hipertensi yang berhubungan dengan hipertensi primer pada warga
kejadian hipertensi di Trunuh Klaten Desa Trunuh Klaten Selatan.
Selatan. Dengan demikian, hasil g. Untuk mengetahui faktor
penelitian ini dapat di jadikan dasar konsumsi alkohol kejadian
penatalaksanaan hipertensi di daerah hipertensi primer pada warga
ini. Desa Trunuh Klaten Selatan.

B. Rumusan Masalah D. Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang di 1. Bagi Perawat / Mahasiswa
atas, rumusan masalah pada Penelitian ini dapat
penelitian ini adalah sebagai berikut : memberikan informasi bagi
”Apa saja faktor-faktor yang pendidikan ilmu keperawatan
mempengaruhi kejadian hipertensi sebagai bahan bacaan dan
pada warga Trunuh Klaten Selatan.” menambah wawasan bagi
mahasiswa kesehatan khususnya
C. Tujuan Penelitian mahasiswa ilmu keperawatan
1. Tujuan Umum dalam hal pemahaman asuhan
Untuk mengetahui faktor keperawatan hipertensi.
utama yang mempengaruhi 2. Bagi Masyarakat / Keluarga
kejadian hipertensi primer di Desa Bagi masyarakat adalah
Trunuh Klaten Selatan. dapat memberikan gambaran
2. Tujuan Khusus tentang faktor-faktor yang
a. Untuk mengetahui faktor mempengaruhi penyakit hipertensi
genetik kejadian hipertensi di suatu masyarakat sehingga dapat
primer pada warga Desa Trunuh melakukan pencegahan dan
Klaten Selatan. meminimalkan komplikasi yang
b. Untuk mengetahui faktor umur lebih berat.
kejadian hipertensi primer pada
warga Desa Trunuh Klaten E. Ruang Lingkup Penelitian
Selatan. 1. Materi yang diteliti
c. Untuk mengetahui faktor jenis Materi dalam penelitian ini
kelamin kejadian hipertensi membahas masalah faktor-faktor
primer pada warga Desa Trunuh yang mempengaruhi kejadian
Klaten Selatan. hipertensi primer yang merupakan
d. Untuk mengetahui faktor materi dalam ilmu Keperawatan
obesitas kejadian hipertensi bidang Epidemiologi dan penyakit
primer pada warga Desa Trunuh tidak menular.
Klaten Selatan. 2. Responden

3
Dalam penelitian ini yang Perbedaan dengan keaslian
menjadi responden adalah penelitian yaitu tempat
masyarakat Trunuh Klaten Selatan pengambilan responden, waktu
karena adanya peningkatan penelitian dan grade hipertensi.
penyakit hipertensi yang tinggi Persamaannya adalah sama-sama
pada setiap tahunnya. Pravelensi mengetahui faktor penyebab
hipertensi di desa trunuh tahun hipertensi dan menggunakan
2008 adalah 604 kasus (6,35%) dan angket (kuesioner) dalam
tahun 2009 adalah 803 kasus memperoleh data.
(8,34%).
3. Lingkup Waktu 2. Annes, Waren. 2008, Faktor-
Penelitian ini akan dilaksanakan faktor yang berhubungan dengan
pada bulan Mei 2010 karena kejadian hipertensi pada pasien
bersamaan dengan program dari yang berobat di Poliklinik
Puskesmas Klaten Selatan dalam Dewasa Puskesmas Bangkinang
rangka meningkatkan kesehatan periode Januari sampai Juni
warga. 2008, metode analitik dengan
4. Lingkup Tempat pendekatan Case Control Study,
Penelitan ini dilaksanakan di hasil penelitian faktor yang paling
Warga Desa Trunuh Klaten Selatan besar mempengaruhi usia >45
karena masyarakat banyak tahun.
menderita hipertensi berdasarkan Perbedaan dengan keaslian
hasil laporan dari Puskesmas penelitian yaitu tempat
Kecamatan Klaten Selatan. pengambilan responden, waktu
penelitian, dan jenis metode
F. Keaslian Penelitian penelitian yang digunakan.
1. Syukraini, Irza. 2009, Analisis Persamaannya adalah sama-sama
faktor resiko hipertensi pada ingin mengetahui faktor yang
masyarakat Nagari Bungou berhubungan hipertensi.
Tanjuang, Sumatera Barat,
dengan metode penelitian survei
epidemiologik analitik deskriptif METODE PENELITIAN
dengan menggunakan rancangan
Cross-sectional. Tujuan penelitian A. Rancangan Penelitian
ini untuk mengetahui faktor resiko Penelitian ini merupakan
utama kejadian hipertensi di penelitian non-eksperimental
masyarakat Nagari Bungou (observasional) analitik deskriptif
Tanjuang, Sumatera Barat 2009. dengan pendekatan Cross-Sectional.
Hasil dari penelitian ini adalah Kelebihan menggunakan desain
resiko utama kejadian hipertensi penelitian ini adalah dapat mengetahui
17 kali lebih tinggi pada subyek besarnya masalah di populasi,
berusia >40 tahun daripada membuat hipotesis awal dan untuk
subyek yang berusia < 40 tahun. menganalisis faktor-faktor yang

4
mempengaruhi kejadian hipertensi Orang yang tinggal di Desa
pada populasi (Arikunto S, 2006). Trunuh Klaten Selatan tetapi
sebagai pendatang.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi C. Definisi Operasional
Populasi merupakan 1. Pembatasan operasional penelitian
keseluruhan subyek penelitian dijelaskan melalui definisi
(Arikunto, 2002). Subyek operasional berikut :
penelitian ini adalah seluruh a. Hipertensi primer adalah
masyarakat Trunuh Klaten Selatan diagnosa penyakit penderita,
yang menderita hipertensi. yang didiagnosis oleh dokter
Penelitian dipilih tiga Desa yang sebagai hipertensi primer,
dianggap representatif, karena dengan tekanan darah > 140/90
letaknya berdekatan, dengan mmHg tanpa disertai penyakit
populasi lebih dari setengah lain.
populasi di Trunuh. Ketiga desa b. Faktor resiko : Suatu kondisi
tersebut adalah Desa Bendan, Desa yang dapat memicu timbulnya
Keditan, dan Desa Mranggen. Pada suatu penyakit spesifik, yang
bulan mei 2011 sebanyak 138 secara potensial berbahaya,
orang. dalam hal ini adalah Hipertensi.
2. Sampel 2. Sedangkan definisi operasional
Sampel adalah bagian dari variabel penelitian adalah sebagai
keseluruhan obyek yang diteliti berikut :
dan dianggap mewakili seluruh a. Umur subjek dihitung sejak
populasi (Notoatmodjo, 2002). tahun lahir sampai dengan ulang
Pada penelitian ini menggunakan tahun terakhir, dibuat skala
purposive sampling sebanyak 94 nominal; kelompok usia < 45
orang pada bulan Juli 2010 yang tahun dan > 45 tahun; berturut-
ada di desa Trunuh Klaten Selatan. turut diberikan kode 0 dan kode
Adapun alasan pengambilan 1.
sampel dengan purposive sampling b. Jenis kelamin dengan (kode 0)
: untuk laki-laki dan (kode 1)
a. Dengan kriteria inklusi : untuk perempuan.
1. Keluarga yang mempunyai c. Obesitas adalah keadaan
penderita penyakit kelebihan berat badan subjek
hipertensi primer. yang ditentukan melalui
2. Responden yang diambil penetapan Body Mass Index
adalah warga yang terdaftar (BMI), yaitu berat badan (kg)
di desa Trunuh yang dibagi dengan kuadrat tinggi
mempunyai KTP. badan (m). Subjek dengan BMI
3. Bersedia menjadi responden > 27 dikategorikan obesitas
b. Dengan kriteria eksklusi (kode 1) sedangkan < 27
dikategorikan tidak obesitas (
kode 0).

5
d. Perokok yaitu seseorang yang D. Etika Penelitian
merokok sehari habis 15 batang Dalam penelitian ini peneliti
rokok selama 3 bulan. Subjek menekankan pola masalah etika yang
berhubungan dengan kebiasaan meliputi :
merokok dan intensitas merokok 1. Lembar persetujuan menjadi
dalam sehari, terutama pada saat responden (informed concent)
belum menderita hipertensi yaitu Sebelum lembar persetujuan
perokok (kode 1) dan bukan diberikan kepada responden,
perokok (kode 0). terlabih dahulu peneliti
e. Faktor Genetik/ riwayat keluarga memberikan penjelasan maksud
adalah keterangan mengenai ada dan tujuan penelitian yang akan
tidaknya keluarga subjek yang dilakukan serta dampak yang
menderita hipertensi. Keluarga mungkin terjadi selama dan
yang dimaksud adalah kerabat sesudah pengumpulan data, jika
tingkat atas subjek, seperti ayah, responden bersedia diteliti maka
ibu, kakek, nenek yaitu ada diberi lembar persetujuan menjadi
riwayat keluarga (kode 1) dan responden (lampiran kedua) yang
tidak ada riwayat keluarga (kode harus ditanda tangani, tetapi jika
0). pasien menolak untuk diteliti maka
f. Pola asupan garam yaitu tingkat peneliti tidak akan memaksa dan
asupan garam responden yang tetap menghormati hak-haknya.
didapat dari kuesioner. Jika 2. Tanpa Nama (Anonimity)
asupan > 2,4 g (1 sendok teh) Untuk menjaga kerahasiaan
sodium perhari memiliki faktor informasi dari responden peneliti
resiko (kode 1) dan jika asupan tidak akan mencantumkan nama
< 2,4 g (1 sendok teh) sodium responden pada lembar
perhari tidak memiliki faktor pengumpulan data, tetapi dengan
resiko (kode 0). memberikan kode pada masing-
g. Konsumsi alkhohol masing lembar yang dilakukan oleh
Konsumsi alkhohol yaitu subyek peneliti.
sehubungan dengan konsumsi 3. Kerahasiaan (Confidentiality)
minuman alkhohol 2-3 gelas/hari Kerahasiaan informasi yang
(50cc-75cc/hari) dengan jenis diberikan oleh responden dijamin
alkhohol yang mengandung oleh peneliti dengan cara bahwa
alkhohol tinggi, contohnya bir, informasi tersebut hanya diketahui
anggur, oplosan (dalam 7liter air oleh peneliti dan pembimbing atas
ditambah 1kg gula merah persetujuan responden.
ditambah alkhohol) yaitu
peminum alkhohol (kode 1) dan E. Instrumen Penelitian dan Metode
bukan peminum alkhohol (kode Pengumpulan data
0). 1. Instrumen Penelitian
Sebagai alat untuk
mengumpulkan data dalam

6
penelitian ini digunakan jenis penandatanganan lembar
instrumen yang terdiri dari : penelitian (informed consent).
a. Daftar nama warga penderita d. Setelah lembar persetujuan
hipertensi ditandatangani kemudian
b. Kuesioner daftar pertanyaan atau peneliti membagikan kuesioner
pernyataan tentang faktor-faktor kepada sampel penelitian.
yang mempengaruhi Kejadian e. Peneliti kemudian membagikan
hipertensi. kuesioner kepada sampel
2. Metode Pengumpulan Data penelitian yang sebelumnya
Langkah-langkah penelitian memberikan penjelasan cara
ini meliputi pengumpulan data pengisian kuesioner dan
dengan menggunakan kuesioner menunggui pada saat pengisian
yang berisi identitas responden dan kuesioner berlangsung.
lembar pertanyaan tentang faktor- f. Mengumpulkan kuesioner yang
faktor yang mempengaruhi telah diisi oleh sampel dan
kejadian hipertensi primer di Desa meneliti kembali apakah seluruh
Trunuh Klaten Selatan, dan pertanyaan yang disediakan
wawancara serta pemeriksaan fisik sudah diisi oleh sampel
berupa pengukuran tekanan darah, penelitian.
tinggi dan berat badan, pelaksanaan g. Kuesioner yang telah diisi
dibantu oleh 1 bidan desa yang lengkap kemudian dilakukan
dilaksanakan sebagai berikut : pengolahan dan analisa data.
a. Meminta surat ijin dari kampus 3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
untuk melaksanakan studi Sebelum melaksanakan
pendahuluan dengan tujuan penelitian dilakukan uji validitas
untuk mencari jumlah penderita dan reliabilitas kuesioner melalui
hipertensi dan mencari uji coba kuesioner. Kuesioner
permasalahan tentang faktor- dibuat oleh peneliti sendiri.
faktor yang mempengaruhi Kuesioner di uji di Desa Jetis
kejadian hipertensi pada Kecamatan Klaten Selatan, ada 20
penderita hipertensi. sample, dilakukan pada hari
b. Melaksanakan studi Minggu 24 April 2011, dengan
pendahuluan dengan melakukan hasil :
wawancara dengan tujuan untuk
mengetahui tentang faktor-faktor 1. Kuesioner berjumlah 19
yang mempengaruhi kejadian soal yang semua hasilnya
hipertensi pada penderita valid dan reliabil
hipertensi. 2. Kriteria valid, jika nilai p <
c. Sebelum membagikan kuesioner 0,05
peneliti sebelumnya menjelaskan 3. Kriteria Reliabil, jika nilai α
tujuan penelitian dan sifat > 0,60
keikutsertaan dalam penelitian
dengan memberikan lembar F. Teknik Analisis Data
persetujuan responden dan 1. Teknik Pengolahan data

7
a. Cleaning, yaitu data yang telah (Notoatmodjo, 2003). Penelitian
diperoleh dikumpulkan untuk melakukan analisis univariat
dilakukan pembersihan data dengan tujuan yaitu untuk
yaitu mengecek data yang benar menggambarkan variabel
saja yang diambil sehingga tidak penelitian (maka analisa
terdapat data yang meragukan univariat dilakukan dengan nilai
atau salah. pemusatan data (tendensi
b. Editing, yaitu memeriksa hasil sentral) dan penyebaran data
kuesioner yang telah sedangkan data berkatagorik
dilaksanakan untuk mengetahui dalam bentuk prosentase.
kesesuaian jawaban responden.
Dimana dalam editing tidak
dilakukan penggantian jawaban G. Alat Dan bahan Penelitian
dengan maksud agar data Alat yang digunakan dalam penelitian
tersebut konsisten dan sesuai ini adalah sebagai berikut :
dengan tujuan penelitian. 1. Spygmanometer
c. Coding, yaitu pemberian tanda Spygmanometer yang digunakan
atau kode untuk memudahkan adalah jenis Spygmanometer raksa
analisa pada waktu pengolahan merk GEA, dengan ketelitian
data. 1mmHg.
d. Tabulating, menyusun dan 2. Stetoskop
menghitung data hasil Stetoskop yang digunakan dalam
pengkodean untuk disajikan penelitian ini adalah stetoskop merk
dalam tabel sesuai kategori GEA.
variabel. 3. Tape Measuring/ metline
e. Skoring Metline yang digunakan adalah
pada tahap skroring ini peneliti jenis plastic tape measuring merk
memberi nilai pada data sesuai butterfly yang ketelitian 1mm
derngan skor yang telah 4. Timbangan
ditentukan berdasarkan Timbangan yang digunakan adalah
kuesioner yang telah diisi oleh merk star dengan ketelitian 1kg.
responden.
f. Entry, yaitu data yang sudah
diseleksi dimasukkan ke dalam HASIL PENELITIAN
komputer untuk dilakukan
pengolahan lebih lanjut dengan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
menggunakan program SPSS 1. Kondisi Geografi
17.0 dianalisis secara deskriptif Letak Kabupaten Klaten
dan analitik (regresi). cukup strategis karena berbatasan
2. Analisa data langsung dengan Daerah Istimewa
a. Analisa Univariat Yogyakarta (DIY), yang dikenal
Analisa Univariat adalah analisa sebagai salah satu Daerah Tujuan
yang dilakukan terhadap tiap Wisata. Sedangkan batas-batas
variabel dari hasil penelitian

8
wilayah Kecamatan Klaten Selatan Cawas, Karanganom,
adalah: Polanharjo.
a. Sebelah Timur : c. Wilayah berbukit / gunung kapur
Kec. Klaten Tengah dan Klaten (wilayah bagian selatan) yang
Utara hanya meliputi sebagian
b. Sebelah Barat : Kecamatan Bayat, Cawas dan
Kec. Jogonalan Gantiwarno.
c. Sebelah Utara : Ditinjau dari ketinggiannya,
Kec. Kebonarum dan Ngawen wilayah Klaten Selatan terbagi
d. Sebelah Selatan : antara lain 9,72% terletak di antara
Kec. Wedi ketinggian 0–100 m dpl; 77,52%
Secara administratif terletak di antara 100-500 m dpl;
Kecamatan Klaten Selatan dibagi dan 12,76% terletak di antara 500–
menjadi 60 Desa dan 12 kelurahan 1000 m dpl.
yaitu : Danguran, Gayamprit, 2. Gambaran Umum Demografis
Glodogan, Jetis, Kajoran, Karanglo, Jumlah penduduk di
Merbung, Ngalas, Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan pada
Sumberejo, Tegalyoso, dan Trunuh. tahun 2010 sesuai dengan data yang
Dengan luas wilayah keseluruhan ada di Badan Pusat Statistik
seluas 2.8021 ha atau seluas 7,14% Kabupaten Klaten sebanyak 30.025
dari luas Kabupaten Klaten, yang jiwa atau naik sebesar 0,16 % bila
luasnya seluas 65.556 ha. dibandingkan tahun 2009 yang
Sedangkan kondisi Topografi sebanyak 28.150 jiwa. Pada tahun
wilayah Kabupaten Klaten diapit 2010 penduduk laki–laki berjumlah
oleh Gunung Merapi dan 14.366 jiwa dan penduduk
Pegunungan Seribu dengan perempuan sebanyak 15.659 jiwa.
ketinggian antara 76 – 1.60 m dpl Sedangkan jumlah penduduk di
(di atas permukaan laut) yang Desa Trunuh Klaten Selatan
terbagi menjadi 3 (tiga) wilayah: sebanyak 2.502 jiwa, pada tahun
a. Wilayah lereng Gunung Merapi 2010 penduduk laki-laki berjumlah
(alam area yang miring) yang 1.127 Jiwa dan penduduk
meliputi Kecamatan perempuan 1.375 jiwa.
Karangnongko, Kemalang, Selain kepadatan penduduk,
Jatinom dan Tulung. pertambahan jumlah penduduk juga
b. Wilayah datar (wilayah bagian mengakibatkan adanya
tengah) yang meliputi wilayah pertambahan jumlah kepala
kecamatan–kecamatan keluarga. Pada tahun 2010 jumlah
Manisrenggo, Klaten Tengah, KK sebesar 7.506 KK, terjadi
Kalikotes, Klaten Utara, Klaten peningkatan jumlah kepala keluarga
Selatan, Ngawen, Kebonarum, sebesar 4,59 % bila dibandingkan
Wedi, Jogonalan, Prambanan, dengan tahun 2009 yang
Gantiwarno, Delanggu, sebesar 6.005 KK. Di Desa Trunuh
Wonosari, Juwiring, Ceper, Klaten Selatan terdapat Kepala
Pedan, Karangdowo, Trucuk,

9
keluarga sebanyak 279 KK pada C. Deskriptif Karakteristik Umum
tahun 2010. Subjek
B. Hasil Penelitian Berdasarkan jumlah penderita
Tabel 4.1 Hipertensi Primer yang menjadi
Karakteristik Umum Subjek responden ada 94 orang. Jumlah
Jumla responden yang paling dominan
No Karaktersti Presentas
h menderita Hipertensi Primer yaitu usia
. k Subjek e (%)
(n=64) > 45 tahun sebanyak 66 orang
1. Usia (70,2%).
> 45 66 70% Jumlah responden penderita
< 45 28 30% Hipertensi Primer berdasarkan jenis
Jumlah 94 100% kelamin lebih dominan perempuan
karena akan mengalami menopause
2. Jenis
yang menyababkan hormone estrogen
Kelamin
menurun dan immune dalam tubuh
Laki-laki 45 48%
juga menurun. Jenis kelamin
Perempuan 49 52%
perempuan merupakan responden
Jumlah 94 100%
terbanyak yaitu 57 orang (60,63 %).
3. Pendidikan Responden menurut
Terakhir pendidikan terakhir lebih dominan
Tidak Tamat lulusan SD/ sederajat yaitu 25 orang
18 19%
SD (26,59%), karena pendidikan yang
SD/ kurang maka dari itu banyak
25 27%
Sederajat responden yang kurang pengetahuan
SMP/ tentang penyakit Hipertensi Primer.
20 21%
Sederajat Pekerjaan responden yang
SMA/ paling dominan yaitu responden
22 23%
Sederajat banyak yang tidak bekerja ada 29
Sarjana/ orang (30,85%), dengan banyaknya
9 10%
Diploma responden yang tidak bekerja, maka
Jumlah 94 100% menyebabkan kurangnya ekonomi
4. Pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
PNS 7 7% hari dan dapat mengakibatkan asupan
Pegawai gizi yang kurang memenuhi tubuh dan
16 17%
Swasta dapat menjadi penyebab Hipertensi
Wiraswasta 24 26% Primer.
Petani 18 19%
Tidak D. Faktor yang Mempengaruhi
29 31% Hasil penelitian univariat dari
Bekerja
Jumlah 94 100% berbagai faktor-faktor yang
Sumber: Data Sekunder mempengaruhi kejadian hipertensi
primer, yaitu usia, jenis kelamin,
obesitas, merokok, genetik, asupan

10
garam, serta alkohol dapat dilihat pada Menurut hasil penelitian faktor
tabel : yang paling utama mempengaruhi
Tabel 4.2 kejadian Hipertensi Primer di Desa
Distribusi frekuensi responden Trunuh Klaten Selatan yaitu faktor
berdasarkan faktor yang Usia > 45 tahun sebanyak 66 orang
mempengaruhi (70,21%).
Faktor Hipertensi
Total Gambar 3. Total Distribusi Faktor
N yang Ju Hipertensi Primer
%
o mempeng ml %
Faktor
aruhi ah 10% Usia
14%
1 22,2% 22% Jenis Kelamin
Usia
. 18% 15%
Obesitas
> 45 66 70,2% Merokok
< 45 28 29,8% 8%
13% Genetik
2 Jenis 15,1%
. Kelamin E. Pembahasan
Laki-laki 45 47,9% 1. Faktor Usia
Perempua Faktor usia digradasi
49 52,1%
n menjadi 2 kelompok, yaitu usia >
3 8,1% 45 tahun, dan usia < 45 tahun. Hal
Obesitas
. ini bertujuan untuk membuktikan
Bukan bahwa usia semakin tua, resiko
70 74,5%
obesitas terserang hipertensi akan semakin
Obesitas 24 25,5% besar. Usia > 45 tahun (70,2%),
4 12,8% artinya usia > 45 tahun dipengaruhi
Merokok
. faktor usia sebanyak 70% yaitu 66
Bukan orang lebih besar di banding usia <
56 59,6%
perokok 45 tahun. Usia < 45 tahun (29,2%),
Perokok 38 40,4% artinya usia < 45 tahun dipengaruhi
5 18,1% faktor usia sebanyak 29,2% yaitu
Genetik 28 orang. Hasil Analisis Deskriptif
.
Tidak ada 40 42,6% menunjukkan bahwa faktor usia
Ada 54 57,4% memiliki pengaruh 22,2% paling
6 Asupan 14,1% besar mempengaruhi kejadian
. Garam hipertensi primer. Dengan demikian
Rendah 52 55,3% dalam penelitian usia
Tinggi 42 44,7% mempengaruhi kejadian hipertensi
primer dan menjadi faktor utama
7 9,4%
Alkohol yang mempengaruhi kejadian
.
hipertensi primer di Desa Trunuh.
Tidak 66 70,2%
Faktor untuk mengalami
Ya 28 29,8%
hipertensi primer bagi subjek
Sumber: Data Primer
berusia > 45 tahun adalah 70%

11
lebih besar di bandingkan dengan lanjut sensitivitas pengaturan
subjek yang berusia < 45 tahun. tekanan darah yaitu refleks
Hasil penelitian tersebut sejalan baroreseptor mulai berkurang,
dengan hasil penelitian yang telah demikian juga halnya dengan peran
dilakukan C.J., Bulpit, dimana ginjal, dimana aliran darah ginjal
faktor usia yang mempengaruhi dan laju filtrasi glomerulus
kejadian hipertensi adalah usia 45 menurun (Kumar, et al., 2005).
tahun ke atas. 2. Faktor Jenis Kelamin
Usia merupakan faktor kuat Hasil analisis deskriptif
yang tidak dapat dimodifikasi. menunjukkan bahwa resiko untuk
Arteri kehilangan elastisitas atau menderita hipertensi primer bagi
kelenturan seiring bertambahnya perempuan sebesar 52,1% lebih
usia, dengan bertambahnya usia besar dibandingkan laki-laki
resiko terjadinya hipertensi sebesar 47,9%. Hasil penelitian ini
meningkat. Hal ini disebabkan oleh sejalan dengan penelitian Sugiri di
perubahan alami pada jantung, Jawa tengah, dimana prevalensi
pembuluh darah dan hormon. hipertensi pada perempuan lebih
Apabila perubahan tersebut disertai besar dari pada laki-laki. Dengan
faktor-faktor lain makan bisa demikian dalam penelitian jenis
memicu terjadinya hipertensi kelamin mempengaruhi kejadian
(Armilawaty, 2007). hipertensi primer sebesar 15,1%.
Hipertensi primer Pada dasarnya prevalensi
merupakan salah satu penyakit terjadinya hipertensi primer pada
degeneratif, dengan bertambahnya laki-laki sama dengan wanita.
usia maka tekanan darah juga akan Namun sebelum mengalami
meningkat yang disebabkan menopose, wanita terlindung dari
beberapa perubahan fisiologis. penyakit kardiovaskuler karena
Setelah usia 45 tahun terjadi aktivitas hormon estrogen yang
peningkatan resisten perifer dan berperan dalam meningkatkan
aktivitas simpatik. Dinding arteri kadar High Density Lipoprotein
akan mengalami penebalan oleh (HDL). Kadar kolesterol HDL yang
karena adanya penumpukan zat tinggi merupakan faktor pelindung
kolagen pada lapisan otot, sehingga dalam mencegah terjadinya proses
pembuluh darah akan berangsur- ateroklerosis. Efek perlindungan
angsur menyempit dan menjadi estrogen dianggap sebagai
kaku. Tekanan darah sistolik (TDS) penjelasan adanya imunitas wanita
meningkat karena kelenturan pada usia premenopause. Pada
pembuluh darah besar yang premenopause wanita mulai
berkurang pada penambahan usia kehilangan sedikit demi sedikit
sampai dekade ketujuh sedangkan hormon estrogen yang selama ini
tekanan diastolik (TDD) meningkat melindungi pembuluh darah dari
sampai dekade kelima dan keenam kerusakan. Proses ini terus
kemudian menetap atau cenderung berlanjut dimana hormon estrogen
menurun. Disamping itu, pada usia tersebut berubah kuantitasnya

12
sesuai dengan umur wanita secara subjek perokok sebanyak 40,4%
alami, yang umumnya mulai terjadi lebih kecil dibandingkan dengan
pada wanita umur 45-55 tahun. yang bukan perokok (59,6%).
(Kumar, et, al., 2005). Dengan demikian dalam penelitian
kebiasaan merokok mempengaruhi
3. Faktor Obesitas kejadian hipertensi primer sebesar
Hasil analisis deskriptif 12,8%, namun faktor merokok
menunjukkan bahwa resiko untuk bukan menjadi faktor utama yang
menderita hipertensi primer di Desa mempengaruhi kejadian hipertensi
Trunuh hanya ditemukan prevalensi primer di Desa Trunuh.
paling sedikit yang menderita Hasil penelitian ini sesuai
hipertensi primer karena faktor dengan beberapa hasil penelitian
obesitas sebanyak (25,53%) yaitu yang menunjukkan bahwa tekanan
24 orang. Dengan demikian dalam darah pada perokok lebih tinggi
penelitian ini obesitas dari pada bukan perokok, seperti
mempengaruhi kejadian hipertensi pada penelitian Bowman, et al.,
primer, namun menjadi salah satu (2004) dan Dochi, et al., (2009).
faktor paling sedikit sebesar 26 Tetapi disisi lain juga terdapat
0rang (8,1%) yang mempengaruhi banyak penelitian Nagahama, et al.,
kejadian hipertensi primer di Desa (2004) dan wang, et al, (2006).
Trunuh. Menurut penelitian tersebut,
Obesitas berarti penurunan tekanan darah pada
ketidakkesimbangan antara perokok berhubungan dengan
konsumsi kalori dengan kebutuhan berkurangnya berat badan. Selain
energi; yang disimpan dalam itu, nikotin yang merupakan
bentuk lemak pada jaringan sub metabolit utama yang berperan
kutan usus, jantung, paru-pari dan menurunkan tekanan darah karena
hati sehingga menyebabkan bersifat vasodilator. (Dochi, et
peningkatan jumlah jaringan lemak al.,2009).
in aktif dan ini akan meningkatkan Dalam penelitian Thomas S.
beban atau kerja jantung Bowman, et al., (2004) yang
(Armilawaty, 2007). dilakukan terhadap 28.236
Lee, et al., (2005) perempuan di Women Health’s
menemukan hubungan yang sangat Study, Massachussets yang pada
kuat antara IMT dengan insiden awalnya tidak menderita hipertensi,
hipertensi pada masyarakat Korea, setelah pengamatan selama 9,8
yaitu pada subjek dengan IMT > 27 tahun diperoleh peningkatan yang
dan resiko hipertensi primer lebih signifikan terhadap resiko
tinggi pada wanita dibandingkan hipertensi pada perempuan yang
pria. merokok lebih dari 15 batang/ hari.
4. Faktor Merokok Adapun mekanisme yang
Hasil analisis deskriptif mendasari hubungan rokok dengan
menunjukkan bahwa resiko untuk tekanan darah berdasarkan
menderita hipertensi primer bagi penelitian tersebut adalah proses

13
inflamasi. Baik pada mantan hipertensi primer melalui beberapa
perokok maupun perokok aktif gen yang terlibat dalam regulasi
terjadi peningkatan jumlah protein vaskuler dan reabsorpsi natrium
C-reaktif dan agen-agen inflamasi oleh ginjal. Efek poligenik
alami yang dapat meningkatkan misalnya, dihasilkan dari
disfungsi endotelium, kerusakan peningkatan fungsi mutasi dan
pembuluh darah, ataupun terjadi polimorfisme pada penerjemahan
pembentukan plak, dan kekakuan komponen gen atau pengaturan
pada dinding arteri yang berujung molekul-molekul pada sistem
pada kenaikan tekanan darah. renin-angiotensin dan transpor
5. Faktor Genetik natrium ginjal.
Hasil analisis deskriptif 6. Faktor Asupan Garam
menunjukkan bahwa resiko untuk Hasil analisis deskriptif
menderita hipertensi primer bagi menunjukkan bahwa faktor untuk
subjek dengan genetik (riwayat menderita hipertensi primer bagi
keluarga) di Desa Trunuh sebanyak subjek yang mengkonsumsi
57,4% lebih besar dibandingkan natrium dalam jumlah yang sangat
dengan subjek tanpa ada riwayat tinggi adalah 44,7% yaitu 42 orang
keluarga yang megalami hipertensi. lebih kecil dibandingkan dengan
Dengan demikian dalam penelitian subjek yang mengkonsumsi
genetik mempengaruhi kejadian natrium dalam jumlah yang rendah.
hipertensi primer diDesa Trunuh Dengan demikian dalam penelitian
sebesar 18,1%. asupan garam mempengaruhi
Adanya faktor genetik pada kejadian hipertensi primer di Desa
keluarga tertentu akan Trunuh sebesar 14,1%.
menyebabkan keluarga itu Natrium memiliki hubungan
mempunyai resiko menderita yang sebanding dengan timbulnya
hipertensi. Hal ini berhubungan hipertensi primer. Semakin banyak
dengan peningkatakn kadar natrium jumlah natrium di dalam tubuh,
intraseluler dan rendahnya rasio maka akan terjadi peningkatan
antara kalium terhadap natrium. volume plasma, curah jantung dan
Individu dengan riwayat orang tua tekanan darah. Meskipun demikian,
hipertensi mempunyai resiko dua reaksi seseorang terhadap jumlah
kali lebih besar untuk menderita natrium di dalam tubuh berbeda-
hipertensi daripada orang yang beda.
tidak mempunyai keluarga dengan Garam merupakan faktor
riwayat hipertensi dalam keluarga penting dalam patogenesis
(Rohaendi, 2008). hipertensi. Hipertensi primer
Adrogue dan madias (2007) hampir tidak pernah ditemukan
telah melakukan penelitian tentang pada suku bangsa dengan asupan
patogenesis natrium dan kalium garam yang minimal. Asupan
pada hipertensi. Berdasarkan garam kurang dari 2,4 gram/ hari
penelitian diketahui bahwa faktor prevalensi hipertensi primernya
keturunan berpengaruh terhadap rendah, sedangkan asupan garam

14
antara 5-15 gram/ hari prevalensi kalangan eksekutif didaerah
hipertensi primernya meningkat perkotaan. Sedangkan di daerah
menjadi 15-20%. Asupan garam pedesaan seperti Desa Trunuh gaya
yang tinggi dapat menyebabkan hidup yang demikian tidak begitu
tubuh meretensi cairan sehingga membudaya. Hanya sebagian kecil
meningkatkan volume darah masyarakat saja yang memiliki
g
(Anonim , 2009). kebiasaan mengkonsumsi alkohol
Reabsorpsi natrium oleh dan masih berusia dibawah 35
tubulus ginjal akan meningkat pada tahun, sehingga belum terlihat
penderita hipertensi primer yang pengaruh minuman beralkohol
disebabkan oleh stimulasi beberapa tersebut terhadap kesehatannya.
pengangkut natrium yang terletak Meskipun demikian, tidak
di membran luminal seperti halnya berarti bahwa alkohol tidak
pompa natrium yang terletak di beresiko hipertensi primer.
membran basoleteral dan Konsumsi secara berlebihan
menyediakan energi untuk transpor alkohol dan kafein yang terdapat
tersebut. Pada penderita hipertensi dalam minuman kopi, teh dan Cola
primer ditemukan kadar digitalis- akan meningkatkan terjadinya
like factor yang tinggi di dalam hipertensi pada seseorang. Alkohol
plasma dan berhubungan langsung bersifat meningkatkan aktivitas
dengan tekanan darah digitalis-like saraf simpatis karena dapat
factor mengakibatkan retensi merangsang sekresi corticotropin
natrium dengan cara meningkatkan releasing hormone (CRH) yang
aktivitas pompa natrium ginjal berujung pada peningkatan tekanan
(Adrogue, et al., 2007). darah. Sementara kafein dapat
7. Faktor Alkohol menstimulan jantung untuk bekerja
Hasil analisis deskriptif lebih cepat sehingga mengalirkan
menunjukkan bahwa konsumsi lebih banyak darah pada setiap
alkohol memiliki berpengaruh kecil detiknya (Sayogo, 2009).
terhadap timbulnya hipertensi
primer di Desa Trunuh Klaten F. Keterbatasan
Selatan, terlihat dari prosentase Pada saat penelitian, peneliti
yang didapat sebesar 9,4% dari mendatangi sebagian responden, tetapi
frekuensi total faktor hipertensi pada kunjungan pertama peneliti tidak
primer. Dengan demikian dalam dapat bertemu langsung dengan
penelitian alkohol mempengaruhi responden, maka dari itu peneliti harus
kejadian hipertensi primer. menemui responden di lain hari untuk
Hal ini disebabkan karena melakukan penelitian.
dari seluruh subjek yang diteliti .
tidak banyakyang mengkonsumsi
alkohol. Konsumsi alkohol
merupakan gaya hidup modern
yang cenderung dilakoni oleh
remaja dan dewasa muda serta

15
KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran
1. Perawat / Mahasiswa
A. Kesimpulan Perlunya peningkatan peran
Berdasarkam hasil penelitian dan serta program promosi kesehatan
pembahasan, maka dapat di kemukakan untuk meningkatkan pengetahuan
penderita hipertensi tentang penyakit
kesimpulan mengenai faktor-faktor
hipertensi agar penderita hipertensi
yang mempengaruhi kejadian hipertensi
dapat mengatur pola hidupnya sesuai
primer di Desa Trunuh Klaten Selatan
dengan pola hidup sehat. Perlu
tahun 2011.
ditingkatkannya juga peranan pojok
1. Faktor usia, faktor yang menjadi
gizi dalam memberikan konseling
dominan yang mempengaruhi mengenai pola diet pada penderita
Hipertensi Primer di Desa Trunuh hipertensi.
Klaten. 2. Masyarakat Desa Trunuh Klaten
2. Faktor genetik mempengaruhi Selatan
kejadian hipertensi primer di Desa Perlunya pencegahan
Trunuh Klaten Selatan menjadi terjadinya penyakit hipertensi sedini
faktor yang kedua setelah usia. mungkin terutama pada masyarakat
3. Jenis kelamin merupakan faktor yang memiliki faktor risiko untuk
nomor tiga sebagai penyebab terjadinya penyakit hipertensi
terjadinya Hipertensi Primer di Desa melalui perbaikan pola hidup dengan
Trunuh Klaten Selatan. menghindari pola asupan garam yang
4. Asupan garam menjadi faktor ke tinggi, menghentikan kebiasaan
empat yang mempengaruhi kejadian merokok dan kepribadian.
Hipertensi Primer Di Desa Trunuh
Klaten Selatan. DAFTAR PUSTAKA
5. Merokok menjadi faktor ke lima
yang mempengaruhi kejadian Anonima, 2007. Hipertensi Penyebab
Hipertensi Primer di Desa Trunuh Utama Penyakit Jantung dalam
http://ruhyana.wordpress.com/
Klaten Selatan.
2007/06/10/hipertensi-
6. Alkohol merupakan faktor ke enam penyebab-utama-penyakit-
yang mempengaruhi kejadian jantung-2/, diakses tanggal 25
Hipertensi Primer di Desa Trunuh Desember 2010.
Klaten.
Anonimb, 2010. Hanya 0,4% penderita
7. Obesitas merupakan faktor ke tujuh
hipertensi berobat dalam
yang mempengaruhi kejadian http://pdpersi.co.id, diakses
Hipertensi Primer di Desa Trunuh tanggal 13 Juli 2010.
Klaten Selatan, orang dengan
obesitas (BMI >27) berisiko Anonimc, 2008. Hipertensi Primer
menderita hipertensi Primer. dalam
http://scribd.com/doc/3498615/
8. Dari semuanya faktor yang paling
HIPERTENSI
dominan adalah Usia. PRIMER?autodown=doc,

16
diakses tanggal 10 Agustus Edisi revisi VI, Rineka Cipta;
2010. Jakarta.

Anonimd, 2006. Pharmeceutical Care Armilawaty, (2007). Hipertensi dan


Hipertensi. Departemen faktor resikonya dalam kajian
Kesehatan RI dalam Error! epidemiologi,
Hyperlink reference not valid., http://CerminDuniaKedokteran
Jakarta, Hal 12-15. .com/indexphp?option= com-
content&task=view&id=38&it
Anonime, 2008. Profil Kesehatan emid=12), diakses tanggal 10
propinsi Jawa Tengah tahun november 2010.
2008, Dinkes Jateng,
Semarang. Ayu E.S, (2008). Hipertensi dalam
http://egha_chan_wordpress.co
Anonimf, 2009. Faktor Resiko m/hipertensi , diakses tanggal
Hipertensi yang Dapat 30 november 2010.
Dikontrol dalam Error!
Hyperlink reference not valid., Boedianto, (2007). Biostatistik untuk
diakses tanggal 25 mei 2010. Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta; EGC.
Anonimg, (2009). Faktor Resiko
Hipertensi yang dapat Bowman, T.S., Gaziano, J.M., Buring,
dikontrol. Dalam http:// J.E., and Sesso, H.D., (2004).
www.smallcrab.com/kesehatan A Prospective Study of
/25-healthy/511-faktor-resiko- Cigarette Smoking and Risk of
hipertensi-yang-dapat- Incident Hypertension in
dikontrol, Diakses tanggal 25 Women. Available at: dalam
maret 2011. Http://
www.fondazionecure.it/premio
Adrogue, H.J., and Madias, N.E. stressa%5C6.%20BOWMAN
(2007). Sodium and Potassium %20TESTO.pdf Diakses
in the Pathogenisis of tanggal 7 Januari 2011
Hypertension. The New
England Journal of Cortas K, et al, (2006). Hypertention
Medicine.356:p1966-1978 dalam
dalam http://www.emidicine.com,
http://content.nejm.org/cgi/repr diakses tanggal 12 Agustus
int /356/19/1966.pdf Diakses 2010.
tanggal 7 Januari 2011.
Corwin, Elizabeth J., 2007. Buku Saku
Anggraini AD, et al, (2008). Faktor PatofisiologI. Jakarta: Penerbit
faktor yang berhubungan Buku Kedokteran EGC; Hal
dengan kejadian hipertensi 356.
pada pasien yang berobat
dipoliklinik dewasa Puskesmas Darmojo B, (2006). Mengamati
bakinang periode Januari Perjalanan Epidemiologi
sampai Juni 2008 dalam Error! Hipertensi di Indonesia,
Hyperlink reference not valid.. Medika, 7, Hal 442-448.

Arikunto S, (2006). Prosedur Penelitian Dochi, M., et al, (2006). Smoking as an


Suatu Pendekatan Praktik, independent Risk Factor for

17
Hypertension; A 14-year Rohaendi, (2008). Hipertensi dalam
Longitudinal Study in Male http://rohaendi.blogspot.com/2
Japanese Worker. Tohoku J. 008/06/ Hipertensi.html,
Exp. Med, 217, p37-43 dalam diakses tanggal 25 mei 2010.
http://www.jstage.jst.go.jp/artic
le/tjem/217/1/37/_pdf, diakses Sayogo S, (2009). Hipertensi dalam
tanggal 10 Agustus 2010. http://repository.ui.ac.id/conten
ts/koleksi/
Elizabet J, Kapojos, S., 2007. Ilmu 11/69d3bf72d4c62ecb2e31f13
Penyakit Dalam jilid II FKUI, 83d5ef3c37f7.pdf, diakses
Jakarta. tanggal 25 mei 2010.

Kaplan M Norman, Hypertension in the Sani A, (2008). Hypertension Current


Population at Large in Clinical Perspective. Medya Crea;
Hypertension; seventh edition. Jakarta. Hal 26-28.
Baltimore.
Shapo L, Pomerleau J, McKee M,
Kumar V, Abbas A.K, Fausta N, (2003). Epidemiologi of
(2005). Hypertention Vascular Hypertention and Associated
Disease. Dalam : Robn and Cardiovascular Risk Factor in
Cotsan Pathologic Basis of a Country in Transition.
Disease, 7th edition, Elsevier Albania, Jaournal
saunders. Philadelpia. Hal 528- Epidemiology Community
529 Health, Hal 734-739.

Nurkhalida, 2005. Warta Kesehatan Sharma S, et al, (2008). Hypertention


Masyarakat. Jakarta: Depkes dalam
RI; Hal 19-21. http://www.emidicine.com,
diakses tanggal 10 agustus
Notoatmodjo, (2007). Metedologi 2010.
Penelitian Kesehatan, edisi 2,
Rineka Cipta; Jakarta. Sheps Sheldon G, Mayo Clinic
Hipertensi, Mengatasi Tekanan
Oktora R, (2005). Gambaran penderita Darah Tinggi. Jakarta: PT
hipertensi yang dirawat inap Intisari Mediatama, 2005;
dibagian penyakit dalam 26,158.
RSUD Arifin Ahmad
Pekanbaru periode Januari Sianturi G, (2008). Cegah Hipertensi
sampai Desember 2005, skripsi dengan pola makan dalam
FK UNRI, 2007, Hal 41-42. Error! Hyperlink reference not
valid., diakses tanggal 12
Program Studi Ilmu Keperawatan agustus 2010.
STIKes ‘Aisyiyah, (2010).
Panduan penyusunan skripsi Soesanto AM, Soenarto AA, Joesoef
Program Nesr-Program Studi AH, Rachman GS, (2001).
Ilmu Keperawatan STIKes Reaktivitas Kardiovaskular
‘Aisyiyah Yogyakarta tahun Individu Normotensi dari
2010. Yogyakarta; tidak Orangtua Hipertensi Primer.
dipublikasikan. Jurnal Kardiologi Indonesia.
XXV. Hal 166-167.

18
Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR,
(2008). Hipertensi primer
dalam buku ajar ilmu penyakit
dalam, Edisi III, Jilid II, Balai
Penerbit EKUI; Jakarta.

Syukraini I, (2009). Analisis faktor


resiko hipertensi pada
masyarakat Nagari Bungo
Tanjung, Sumatera Barat,
dalam
http://repository.usu.ac.id/
09E01491.pdf, diakses tanggal
21 Oktober 2010.

Tjay TH, Rahardja K, (2004). Obat-


obat Penting: Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-efek
sampingnya. Edisi kelima. PT.
Elex Media Komputindo;
Jakarta. Hal 509-510.

Wade A, Hwheir D N, Cameron A,


(2003). Using a Problem
Detection Study (PDS) to
Identify and Compare Health
Care Privider and Consumer
Views of Antihypertensive
therapy. Journal of Human
Hypertension, Jun Vol 17 Issue
6, Hal 397.

Widayanto D, (2008). Apa Manfaat


Garam Sebagai Bahan
Pengawat dalam
http://id.answers.yahoo.com/qu
estion/index;_ylt=Aj3eh2PdCn
d0po.ZrHRTkNLVRgx.;_ylv
=3?qid=20080814042051AA
WyOOk. Diakses pada tanggal
13 Agustus 2010.

Yogiantoro M, (2006). Hipertensi


Esensial dalam Buku Ajaran
Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I,
Edisi IV. Jakarta.

Yunis T, et al, (2007). Blood Presure


Survey Indonesia Norvast
Epidemiologi Study. Medika,
Vol XXXIX.

19

Anda mungkin juga menyukai