Anda di halaman 1dari 8
TEKNOI KAIN POLY! Oleh : 1, 2 INTISART Kain Potyester-Kaprs 658-358 (seLanjutiya disebut kain T/C) cocok untuk sty dang, harganya retacep murah dan mudah didaprtkan.Ha dri mendorong aden penetetian diversigikas’é bahan baku batik dengan kain T/C. Pembuata PENELITIAN LOGI PEMBATIKAN ESTER-KAPAS 652-352 Moh, Hasanudin Bk.Teks.* Sutardjo. usaha n kein batik de- Poa kai T/C mengatamé Resutitan dagam proses pourrnaannyga karena bagian potyes ter nya hanya dapat feariad dengan zat wane déspersié dengan cara hu 95° samprré 100°C, rdakal pada suhu gai zat percrtang akan feleh . Hasét peng itiqn menwunjubkan bali pada sulu 27°- 30°C dengan cara khuses NT mencédéh kemician peneetupar dengast pembatikan memberckan hasde cukiyy baék exlacpur pada kain batik T/C ¥ pencetupan pada su- fersebut Citin batik yang dépergunakan seba~ proses pembuatan batik T/C dapat déakukan « Pengefahan kain T/C dengan Carutan career zat mara disnersé sebetum détakukan proses wang dihasec- kan tersebut tidak terdapat wera putih. PENDAHULUAN, Dengan ditemukan serat-serat sin- tetis, maka pada saat ini bahan san ~ dang dari serat tetoron, nylon, chas- milon atau campuran serat tetoron ka pas, tetoromrayon makin melimpah. Kain sandang ini lebih digemari orang karena relatif murah harganya, mudah didapat, warna-varnanya cerah, avet dan mudah pemeliharaannya, Dengan ka ta lain tidak mudah kusut, kekuatan tariknya tinggi, dicuci cepat kering dan warna-warnanya tidak mudah luntur oleh keringat,panas matehari dan pa~ nas penyetrikaan serta pencucian, __Hal-hal tersebut di atas mendorong timbulnya usaha pembuatan kain batik dari kain T/C, Beberapa cara telah di- coba akan tetapi hasilnya belum memu askan, Kini telah berkembang teknologi printing yang dapat membuat motif ba~ tik pada kain T/C, Kain yang dihasil. - = dengan cara ini tak dapat disebut/ igolongkan sebagai batik, melainkan disebut "tekstil bermotif batik". Ka - cena itu perlu dilakukan penelitian guna mendapatkan ceknologi pembat il pada kain T/C, sont pemactian PENDEKATAN Serat kapas berasal dari tumbuh~ tumbuhan, Serat ini dihasilkan dari rambut biji tanaman jenis Gossypium. Serat kapas mempunyai struktur mole ~ kul amorf sehingga mudah diwarnai. : Penampang membujur serat kapas Gb. 1 Pada Gb.1,B menunjukkan daerah amor, aelekul-molekulnya berserasan tidak teratur, sehingga zat warna mudah ma~ suk ke dalam serat, Sedang A merupa — kan daerah kristalin, molekul-mole kusnya sangat kompak schingga sulit Jimasuki zat warna. serat polyester molekul-molekul nyt sangat kompak,sebingga zat warna sulit tasuk ke dalam serat, Hal ini menye - babkan serat polyester sukar dicelup warna, (periksa Gb.2 berikut) Seoiua Fenulis adalah Peneliti di Balai Penelitian Batik, BBKB. Gb.2 : Penampang membujur sevat polyester. Pada Gb.2 di atas, A merupakan daerah kristalin, Molekul-molekulnya — sangat kompak, sehingga zat warna sulit masuk Serat polyester dapat dicelup de- gan zat warna dispersi dengan cara me- nggelembungkan seratnya. Hasil pence - lupan dengan cara ini sangat memuaskan. tt warna dapat masuk ke dalam serat Secara sempurna karena penggelembungan serat menyebabkan zat warna secara me- kanis cerdorong masuk ke dalam serat. Hasil pencelupannya di bawah mikroskop akan terlihat seperti pada gambar 3 di- bawah ini. ¥ZZZ-A, Penampang membujur melintang Gb.3 : Serat Polyester yang telah dicelup zat warna dispersi dengan sistim panas. Selain cara pewarnaan tersebut di atas, serat polyester dapat dicelup zat warna Naphtol,. Indigosol, Indantre- ne, dan Reaktif dengan cara penggelem- bungan serat yang dilanjutkan dengan pencelupan dingin. Di bawah mikroskop, hasil pencelupan dengan cara ini akan terlihat seperti pada Gb, 4 berikut. Penampang Penampang ; mel int ang, membu jur Gb.4 Sorat Polyester yang dicelup warna dengan sistim ding Pata Gb.4 © adalah daerah yang tidak tercelup /dimasuki zat warna, sedang b adalah daerah yang tercelup (dapat dimasuki) zat warna, Hambatan utama dalam pembuatan kain batik dengan bahan baku kain te- toron-kapas (kain T/C) adalah proses pewarnaan pada bagian polyester dari kain T/C, Kain tetoron hanya dapat diberi warna (dicelup) dengan zat war. na tertentu (dispersi) pada tonperatur tinggi ( 95° sampai 100°C ) sedang kan pada proses pembuatan batik, | pe~ warnaan (pencelupan) pada suhu 95° - 100° tidak mungkin dilakukan, sebab pada temperatur itu lilin yang me~ lekat pada kain yang sedang mengalami proses pencelupan akan leleh, Dengan demikian motif-motif yang diinginkan rusak, karena zat warna masuk ke dalam bagian-bagian motif yang seharusnya tertutup oleh lilin. Agar motif yang diinginkan tidak rusak. maka vencelupan kain T/C yang telah dibatik diusahakan dalan keada~ an dingin, CARA PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan 4 ca- ta pencelupan seperti yang diuraikan di bawah ini. Cara 1 Cara ini prosesnya sama seperti proses pembuatan batik dengan bahan ba- ku mori. - kain T/C putih dicelup dengan zat war na Napthol. R/ Napthol AS = xii garam oranye GL = 3 gr/1 2 x celup cuci bersih, keringkan, = dibatik (klowong) = dicelup dengan zat warna Napthot, R/.Napthol AS-GR = b ge/t Garam Biru BB Uer/1 2x celup cuci bersih, keringkan, = dibacik (tembok) = dicelup dengan zat warna nupthot, R/.Napthol AS Bo 3 ar/L "AS LB & ge/L ‘garam Biru Bo = 6 gr/t garam Nitam Bo = 4 gr/I 2x celup - dilorod, cuci bersih dan keringkan, Cara 2 Pada cara ini sebelum kain T/¢ di- batik terlebih dahulu dilakukan proses pendahuluan dengan merebus kain T/C tersebut dalam larutan carrier MT 2 ¢¢ /1 mendidih selama 1 jam, cuci bersih, keringkan, Proses selanjutnya sama se~ perti proses pembuatan batik dengan ba- han baku mori, a). Dicelup dengan Z.worna Napthol, R/ Napthol AS 1 gt/l Garam Orange GC 3 er/l 2 x celup - cuci bersih, keringkan ~ dibatik (klowong) - dicelup dengan zat warna Napthol, R/ Napthol AS - GR = 4 er/1 Garam Biru BB = kgr/1 2 x celup -cuci bersih, keringkan -dibatik (tembok) -dicelup dengan zat warna Nap - thol. R/ Naptnol AS -BC = 3 gr/1 ” AS -LB % gr/l Garam Biru BB = 6 gr/l Garam Hitam B 4 gr/l 2x celup, lalu dilorod. b). - dibatik (klowong) ~ dicelup zat warna Indigosol R/ Indigosol Green IGK = 3 gr/l Natrium Nitrit = 3 gr/l Asam khlorida 10 cc/L - dibatik ditutup lilin/mbironi - dicelup zat warna Indigosol. R/ Indigosol Green IGK 2 gr/l Natrium Nitric = 2 gr/l Asam khlorida 10 ce/1, = dilerod, ©), - dibatik Cctowony) - dicelup zat warna Drimarene R/ Drimareny Orange = 12 gr/L Soda abu 22 g/l Garam dapur 35 gr/t singin, selama t jam. - dicuci bersih, keringkan ~ dibatik (mbironi) = dicelup zat warna Drimarene R/ Drimareny Navy Blue R-GL = Sye/1 ‘ Drimarene Orange Sar/1 Garam dapur = A0gr/1 Soda abu = 2gr/1 dingin, selama 1 jam, ~ dilorod, d,Dicelup dengan zat warna Indantrene R/ Indantrene 2G = 2 gr/l Hidrosulfit = 8 gr/l Kostik soda kripik = 6 gr/L Garam dapur = 20gr/1 ~ diangin-angin +’ - jam (oksidasi) - cuci bersih, keringkan ~ dibatik (tembok) ~ dicelup zat warna Indantrene R/ Indantrene Blue = 2 gr/L Kostik soda kripik 6 gr/l Natrium Hidrosulfit = 8 gr/1 Garam dapur 20gr/1 Diangin-angin + & - jam (oksidasi) Cuci bersih, keringkan = dilorod = tumpang (dicelup) zat warna Indan- trene dengan warna muda, R/ Indantrene Yellow GON = 2 gr/1 Kostik soda kripik = 6 cc/1 Natrium Hidrosulfit = 8 cc/1 Garam dapur = 20 gr/l = diangin-anginkan. - dicuci bersih dan dikeringkan Cara 3 Cara ini hampir sama dengan cara 2 akan tetapi sebelum kain T/C dibatik terlebih dahulu dicelup dengan zatwarna Dispersi. Zat warna Dispresi yang digu- nakan dipilih warna-warna muda sehingga dapat ditumpang dengan warna lain dari zat warna Naptol. Urutan prosesnya adalah sebagai beri kut - kain T/C dima dalam larutan carri- er MT 2cc/1 mendidih selama 1 jam, - dicuci bersih lalu diceluo denean zat warna Dispersi. R/ Dispersi Orange = 7,5 gr/t Carrier MT 2 ce/t i Dispersing agent = 045 Be/ Asam asetat ----—"> pit Larutan mendidin Temperatur Waktu 1 jam m 4 = Dicuci dengan air sampai bersih Lalu dikerjakan cuci reduksi. R/ Kostik soda 38°Be =2 cc/I Natrium hidrosulfie = 2gr/1 Temperatur = 70°C Waktu = 15 menit “Dicuci dengan air sampai bersih, kemu~ dian dikeringkan. -Dibatik (klowong) -Dicelup dengan zat warna Naphtol R/ Naphtol AS-BO #2 gr/l Naphtol AS-LB 1 ar/l Garam merah B =9 ar/l (pencelupan 2x, dicuci bersih. Lalu dikeringkan) -Dibatik (tembok) Dicelup dengan zat warna Naphtol R/ Naohtol AS-BO 2,75 ker! Naphtol AS-LB 0,75 er/l Garam biruB +6 er/l Garam Hitan B= 3 gr/l Dilorod. dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan. Cara 4, Pada cara ini kain T/C yang di - pergunakan sudah berwarna, dan proses- nya sama seperti pembuatan batik de - ngan proses 'radion’ Kain T/C direbus di dalam larutan ca~ rrier MT 2 cc/Lt, kemudian dicuci ber- sih dan dikeringkan, -Dibatik (tembok) -Direndam (untuk melarutkan warnanya) di dalam larutan R/_ KMn0g 20 gr/L HCL : 10 ce/L (dingin selama 25 menit) “Dicuci bersih, lalu direndam dengan larutan : R/ Hidrosulfit 40 gr/1 (dingin selama 15 menit) -Dicuci bersih, Lalu dikeringkan -Dibatik (klowong) chicelup dengan zat warna Napheol R/ Naphtol AS~BO = 3 gr/t Naphtol AS-LB = 4 gr/t Caram Biru B 6 er/l Garam hitam B= 3 av/l i bersih, Lalu dikering~ Dilorod, di kan, Pelaksanaan percobaan-percob.in terse but di atas secara singkat dapat dili ~ an selanjutnys hat pada Tabel | di hal PENGUJIAN Batik T/C hasil percobaan dengan 4 cara tersebut di atas kemdian diuji ketahanan luntur warnanya terhadap pen~ cucian dan penodaan. Nilai ketahanan luntur warnanya di- ukur dengan Grey Scale (Standar Skala Abu-abu) dan Stainning Scale (Standar Skala Penodaan), Nilai 5 pada Grey Sca- le menyatakan warna tidak luntur, se ~ dang nilai 1 menyatakan warna mudah se kali luntur. Nilai 5 pada Stainning Scale merya~ takan warna tidak menodai bahan teks~ til putih yang dicuci bersama batik yang divji, sedang nilai 1 menyatakan warna mudah sekali menodai bahan teks- til putih yang dicuci bersama contoh ji (nodanya sangat kuat). Hasil pengujian batik T/C yang di- peroleh pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2 s/d Tabel 5 di halaman selanjutnya. PEMBAHASAN 1. Proses pelekatan lilin batik dengan canting cap sesuai untuk kain jenis A. Untuk kain jenis B kurang sesuai sebab kain tersebut waktu tersentuh logam panas (canting cap) mengkeret. Hal ini menyebabkan pencapan berikut nya (cap tembok) motif selalu tidak tepat (meleset). Untuk kain jenis A pelekatan Lilin dengan canting tulis kurang sesuai karena kain tersebut agak kasar,se- hingga jalannya canting tidak Lan- car, Tambahan pula kain jenis A cu- kup tebal sehingga pembatikan harus dilakukan pada kedua permukass Ketidak lancaran proses peleka Lilin menyebabkan wakeu paager jaan menjadi lana. 2, Warna muda dan putih hanya terdapat pada kain bacik T/C yang dibuat de— fgan cara 1 dan ? karena dalam pro- ses pencelupannya 3. pata keasian dingin proses: pence Lup an hanya berlangsung pada bagian Rapasnya, sedang bagian polyester ~ nya hanya cernodai oleh warna yay digunakan untuk: men bagian so~ rat kapasnya. Tabel 1: CARA PENGERJAAN KAIN BATIK T/C | Cara Pengerjaan Jenis kain Sampel I ve | 1 | jet aly Ay a, Lay Po fn pte pee pes fe in Airy Sin Aber | ie Aly ee | a3 | ay | aa Bly B2, | 33, Ts, | \ IL Bly Bly, B3yy 14, | i ear Bligy Bay Bay, | arr i Ww i Bliy Bly B3yy |e | Keterangan Tabel 1. Notasi A: Notasi B Kain T/C 65%-35% merk OXFORD tetal lusi 35 helai/em tetal pakan 18 helai/cm benang ‘lusi no.Tex 20/2 benang pakan no.Tex.20/2 anyaman polos Kain T’C 65%-35% merk ARROW tetal pakan 24 helai/cm tetal lusi 35 helai/em benang pakan no.Tex 16 benang lusi no.Tex 16 anyaman’ polos Notasi 1 , 2, 3» 4 menunjukkan ca~ ra pengerjaan (perlakuan) seperti yang telah diuraikan pada sub judul Cara Penelitian. Notasi A, s/d A lah kain'batik asil pefcobaan dan B, s/d Byy ada~ Tabel 2: INTUR WARNA TERHADAP PENCUCTAN HASIL PENGUJIAN KETAHANAN LU ENGAN PROSES PEMBUATAN CARA 1 KAIN BATIK T/C YANG DIBUAT DI Sample alee eer aatcgierataaeles oa - Seed teeee “pada Kain kapas putin | pada kain sutera put 1 4-5 4 4 2 4 4 4 2 a 3-4 3-4 2 ke 4 4 2 & 4 4 : . 4-5 3-4 7 z i 2 8 4-5 ie 4 kain jenis A, sampel 5 s/d 8 : kain jenis B Keterangan : Sampel no. 1 s/d 4& Tabel 3 : HASIL PENGUJIAN KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP PENCUCIAN KAIN BATIK T/C YANG DIBUAT DENGAN PROSES PEMBUATAN CARA 2. Jenis zat warna Naphtol Tndigosol Reaktif Tdantreen/Bejina WITai] Nilal S-S.|Nilai| Nilai S.S.|Wilai[ Nilai $.S..Nilai[Nilai 5.8. |Sam- pada [Pada] G.S.[pada | pada] G.S.{pada [pada b.S. [pada /pada ple kapas |sutra kapas|sutra kapas|sutr: kapas|sutra putih [putih putih|putih putih| putil putih|putih 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4y 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 Peet eee 4 4 4 4 4 4 3-4 3-4 4 4 4 3-4 4 4 5 4 4 3-4 4 | 4-5 4 y | 3-4 4 3-8 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 | oH 7 4-5 4 4 4 u 4 4 4 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 i ee] LL ae ainning Scale. catatan : 6 Grey Scale , 5.3. Sampel 1 s/d 4 : kain jenis A Sampel 5 s/d 8 : kain jenis F Tabel 4: HASII, PENGUJIAN KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP PENCUCIAN KAIN BATIK T/C YANG DIBUAT DENGAN PROSE! PEMBUATAN CARA 3 Pada dasarnya semua zat warna yang dapat dipergunakan untuk seacelup serat kapas dapat menodai serat pom lyester, Bila penodaan lemah, noda tersebut akan hilang (larut) dalam pencucian. Noda warna dari sat war Na Maphtol pada serat polyester da~ pat diklasifikasikan kuat, sehing Ra Seakan-akan serat polyester ter~ celup oleh Naphtol, Untuk mendapat 4 Sample eo Nilai stainning Scale os kain kapas putih | pada kain sutera putih 1 4-5 a 4 2 4 & 4 7 . 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 6 4 ij 4 Z 4 4 4 8 4 4 4 Keterangan : Sampel 1 s/d 4: kain jenis A, Sampel 5 s/d & : kain jenis B Tabel 5 : HASTL PENGUJIAN KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP PENCUCIAN KAIN BATIK T/C YANG DIBUAT DENGAN PROSES PEMBUATAN CARA & Nil: 8 ample Grey Scale Scale pada kain kapas_putih | pasa kain sutera putil 0 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4a 5 4 4 4 4-5 4 4 : 4 -5 4 8 4 4 4 4 4 ae5 Keterangan : Sampel 1 s/d 4 : kain jenis A, Sampel 5 s/é 8 : kain jenis B. kan warna tua maka dilakukan proses pengerjaan dengan cara 3. Cara 3 menghasilkan kain batik de~ ngan warna-warna yang cukup ajar (faa) karena serat kanasnva "eree™ lup dengan baik oleh gat = varna Napheol, dan serat polyesternya se telah tercelup dengan baik oleh zat pispersi masih tercelup (ter oleh zat warna nodai dengan kuat) Naphtol. Batik-batik dari kain T/C yang dibuy at dengan cara 3 tidak ada warna pum tih karena sebelum dibatik kain ter Sebut dicelup dengan zat varna dis~ persi dengan cara panas. Meskipun dalam proses pencelupan ini serat i kare- kapasnya tidak tercelup tetap na prosentase serat polyester dalam kain besar, warna dari serat polyes~ ter yang telah tercelup dominan. Pembuatan batik T/C dengan cara 4 ha ~ silnya kurang baik sebab proses pe — lunturan warna tidak dapat menberikan hasil yang memuaskan, Hal ini berarti pelarut yang digunakan tidak sesuai Penggunaan pelarut-pelarut organik (pelarut zat warna Dispersi) tidak mungkin dilakukan karena merusak li lin yang melekat pada kain yang ber sangkutan, Proses pelepasan lilin batik pada batik T/C dikerjakan dengan larutan kanji, soda abu dan water glass. Hasil yang paling baik adalah peng- hilangan lilin dengan larutan water glass mendidih, Water glass merupakan garam rangkap yang bersifat lebih alkalis dibanding kan dengan soda abu. Oleh waterglas lilin batik akan diikat sehingga mem- bentuk garam-garam yang mudah larut, Pemakaian waterglass relatif tidak menurunkan kekuatan seratnya (teru- tama serat kapas) sebab masih tergo- long basa lemah. 3. Pengujian tahan luntur warna dari ke- dua jenis bahan tersebut dilakukan bersama-sama untuk tiap cara, sebab secara chemis komposisi dari kedua je~ nis bahan yang diuji sama/mempunyai sifat-sifat kimia yang sama, KESIMPULAN L.Kain T/C 65 - 35 3 dapat dipakai se - bagai bahan baku batik dengan catatan sebelum dibatik kain tersebut dimasak dahulu datam Larutan carrier MT 2 cc/ 1 mendidih setama 1 jam, 2 Untuk kain T/C Cipis proses pelckatan lilin batik lebih sesuai dikerjakan dengan canting tulis sedangkan untuk kain T/C tebal dengan canting cap, pari senua cara yang telah dilakukan dalam penelitian ini, cara 3 merupakan Gara terbaik dengan urutan prosesnya sebagai berikut a. Kain T/C dimasak dengan carrier MT. b. Dicelup den c. Dicuci, cuc d. Dibatik (klowong). fe, Dicelup dengan zat warna Naptol. £. Dicuci,keringkan lalu dibatik (tembok) atau dilorod, cuci, ke~ ringkan Lalu dibatik (tembok) g. Dicelup'dengan zat warna Naptol. hh, Di lorod, cuci, keringkan. larutan gan zat warna Dispersi, i reduksi dan keringkan, 4,Proses pembuatan batik T/C dengan cara 4 (radion) kurang sesuai dan hasilnya tidak memuaskan. 5,Proses pelepasan lilin batik dengan 2 3 4 5.) 6. a menggunakan waterbgal memberikan hasil paling bersih, DAFTAR PUSTAKA, «Dorothy, Siegert Lyle, Modern Textiles, John Willy & Sons Inc., New York Gitopadmodjo, M.Sc., S.Teks., Pengantat Kémia lat Warna, Cet, I, Institut Teknologi Tekstil, Bandung, 1978 sLubs, H.A., The Chemistry of Synthetic Dyes and Pigments, Reinhold Publ- ishing Corp., New York, 1955, sSusanto, Sewan, S.Teks., Sen¢ Kerajinan Batik Indonesia, Cet. 11, BPBK Dep. Perindustrian, Yogyakarta, 1980 Sunaryo, S-Teks., Proses Penger jaan Ka- in Campuran Polyester Kk dung, 1974, ee The American Association of Text; r ext ile che- Society of Dyers and Colour i. a EnglanEngland, Cecewt Index, ond gas? on, 1956 Se Whittaker, D.Se.FTI, and Wilcock, Dye jug With Cor ter Dye: sneete liere Tyndall and Cox,London 1959 amemeieeeeeece

Anda mungkin juga menyukai