DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
RATNA WULAN HANAPIAH (0114124032)
SELLY DWI OKTIANTI (0114124028)
SITI KODARIAH (0114124022)
YUNITA RIZKI ANANDA (0114124008)
SI AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2016
Bab I
Pendahuluan
Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau tidak memperoleh
izin dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, sebelum ide bisnis dilaksanakan, analisis secara
mendalam terhadap aspek hukum harus dilakukan agar dikemudian hari bisnis yang
dilaksanakan tidak gagal karena terbentur permasalahan hukum dan perizinan. Aspek hukum
merupakan aspek yang pertama kali harus dikaji dalam studi kelayakan bisnis. Hal ini karena
jika berdasarkan analisis pada aspek hukum sebuah ide bisnis sudah tidak layak maka proses
tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis pada aspek-aspek yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha.
Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut.
Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan hokum
dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan
analisis kelayakan aspek hukum.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula dinyatakan layak
dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya
ketelitian dalam penilaian dari segi keabsahan atau kelegalitasan di bidang hukum dan lain
sebagainya sebelum usaha tersebut dijalankan.
Bab II
Pembahasan
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan,
ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah
memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Bagi penilaian studi
kelayakan bisnis,dokumen yang perlu diteliti keabsahan,kesempurnaan dan keasliannya meliputi
badan hukum,izin-izin yang dimiliki,sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung
kegiatan usaha tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya
hasil penelitian,dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna pasti
akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Oleh karna itu,hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini dilakukan secara teliti dan
cermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai ketangan yang memang
berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak kita teliti,demikian juga bagi mereka
yang hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha mak perlu dilakukan berbagai persiapan yang
berkaitan dengan dengan aspek hukum ini.
Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh data dan cara menganalisis
data yang terkait dengan aspek hukum.
Semua ini dapat diperoleh dari sumber ekstern seperti notaries, pemda, departemen terkait
maupun pemerintah setempat.
2. Cara memperoleh dan menganalisis data
Untuk memperoleh gambaran kelengkapan data dasar dan data yang harus dipenuhi tentang ijin
usaha dan ijin lokasi pendirian dapat digali dengan teknik wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis tersebut sesuai
dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di wilayah
tersebut. Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan
dan jumlah pemilik. Pemilihan badan usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sbagai
berikut:
a) Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankann bisnis
b) Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan
c) Bidang industry yang dijalankan
d) Persyaratan perundang-undangan yang berlaku
Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan tersebut. Perlu
mengetahui definisi dari badan usaha, berikut bentuk badan usaha:
a. Perusahaan Perseroan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilik antara hak pribadai dengan hak
milik perusahaan (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Swasta (2002), perusahaan perseroan
adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh sesorang dan ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan.
b. Firma (Fa)
Merpakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha
bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut Manulang (1975), persekutuan dengan firma
adalah persekutan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama.
e. Yayasan
Pengertian yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan, yayasan
adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota.
f. Koperasi
Koperasi menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai garakan ekonomi rakyat berdasarkan
asas kekeluargaan.
1. Persiapan
o Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan mendirikan perusahaan
o Menentukan calon nama perusahaan
o Menentukan tempat kedudukan perusahaan
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan tersebut
2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke notaris
untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaan perseorangan.
1. Persiapan
o Membuat kesepakatan antarpihak yang akan membentuk Perserikatan Komanditer
(CV)
o Menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak yang akan membentuk Perseriaktan
Komanditer (CV)
o Menentukan calon nama yang akan digunkan oleh Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan tempat kedudukan Perserikatan Komanditer (CV)
o Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang akan
bertindak selaku persero diam
o Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari Perserikatan Komanditer (CV)
tersebut
2. Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah mendaftar ke notaris
untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian Peserikatan Komanditer (CV).
2. Anggaran dasar
Anggaran dasar berisi:
o Nama dan tempat kedudukan perseroan
o Maksud dan tujuan serta kegiatan perseroan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
o Jangka waktu berdirinya perseroan
o Besarnya jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor
o Jumlah saham, jumlah klasifikasi saham apabila ada jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham
o Susunan, jumlah, dan nama anggota direksi dan komisaris
o Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
o Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota direksi
dan komisaris
o Tata cara pengguanaan laba dan pembagian deviden
o Ketentuan-ketentuan lain menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT)
4. Pendaftaran wajib
Akta Pendirian/ Anggaran Dasar PT disertai SK pengesahan dari Menteri Kehakiman
selanjutnya wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan paling lambat 30 hari setelah
tanggal pengesahan Perseroan Terbatas (PT) atau tanggal diterimanya pengesahan.
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana memulai suatu usaha yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku termasuk :
Perizinan
1. Izin lokasi :
a) sertifikat (akte tanah)
b) bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c) rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan.
2. Izin usaha :
Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin usaha
perdagangan, yaitu:
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah keberadaan
unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor legalitas ini berwujud pada
kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan usaha yang
dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan,
ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah
memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Jenis Badan Usaha seperti
Perusahaan Perseroan, Firma (Fa), Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT),
Yayasan, Koperasi.
Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan industri, dalam
menjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas demi keberlangsungan
perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan bermacam-macam disesuaikan dengan
bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut, diantaranya Nama Perusahaan, Merek, Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP), dan Izin Usaha Industri (IUI).
Daftar pustaka
Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 1. C.V ANDI OFFET. Yogyakarta.