Anda di halaman 1dari 11

Alamat: Jl. Taruna No. 34 (Komplek Stadion Mashud) Kuningan 45511 Telp.

0232 870372

SISTEM IMUNITAS
Sistem imunitas adalah sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal, menghancurkan, serta
menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
I. Fungsi Sistem Imunitas
 Mempertahankan tubuh dari patogen invasif
 Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal darai
tumbuhan arau hewan tertentu
 Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akaibat suatu penyakit atau cedera, sehingga
memudahkan penyembyhan luka dan perbaikan jaringan
 Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker

II. Mekanisme Imunitas


Tubuh manusia mempunyai dua pertahanan tubuh yaitu :
A. Pertahanan Non Spesifik (Alamiah)
Pertahanan nonspesifik merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen normal
tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta menyingkirkan
dengan cepat antigen yang masuk ke dalah tubuh. Pertahanan ini disebut nonspesifik karena
tidak ditujukan untuk melawan antigen tertentu tetapi dapat memberikan respon langsung
terhadap berbegai antigen untuk melindungi tubuh. Jumlah komponen dapat meningkat oleh
infeksi, misalnya jumlah sel darah putih akan meningkat jika terjadi infeksi
1. Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
a. Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen
b. Membran mukosa, yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh menyekresikan
mukus sehingga dapat memerangkap antigen serta menutup jalan masuk ke sel epitel
c. Cairan tubuh yang mengandung zat kimia anti mikroba yang dapat mmembentuk
lingkungan yang buruk bagi beberapa mikroorganisme. Contohnya, Lisozim yang
terkandung dalam keringat, ludah, air mata dan air susu ibu dapat menghancurkan -
d. Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urin
2. Fagositosis
o Fagositosis merupakan garis pertahanan ke 2 bagi tubuh terhadap agen infeksi
o Fagositosis meliputi proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin
yang masuk kedalam tubuh
o Fagositosis dilakukan oleh Neutrofil dan Makrofag
o Makrofag dibedakan menjadi :
a. Makrofag jaringan ikat (histiosit) merupakan makrofag yang menetap atau
berkeliaran
b. Makrofag dan prekursornya (monosit) yang berdifusi membentuk sel raksasa asing
(sel multi nukleus) sebagai pertahanan di antara masa benda asing yang besar dan
jaringan tubuh
c. Sistem fagositosit mononukleus (sistem retikuloendotelial) yang merupakan
kombinasi antara monosit fagositik, makrofag bergerak dan makrofag jaringan
tetap. Contoh makrofag jaringan tetap adalah makrofag pada alveolus paru-paru, sel
kufler dalam hati, sel langerhans pada epidermis, mikroglia pada sistem saraf pusat,
sel mesangial pada ginjal, sel retikular dalam limpa, nodus limpa, timus, serta
sumsum tulang
3. Imflamasi
 Imflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadapinfeksi atau cidera
 Tanda-tanda lokal respon implamasi yaitu : kemerahan, panas, pembenkakan, nyeri
atau kelhilangan fungsi
 Efek imflamasi menyebabkan demam dan leukosit jumlahnya meningkat
 Tujuan akhir dari imflamasi adalah membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan
yang terinfeksi untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang,
membersihkan debris (sel yang rusak atau mati), serta mempersiapkan proses
penyembuhan dan perbaikan jaringan
 Rangkaian peristiwa imflamasi sebagai berikut :
o Sel rusak memproduksi faktor kimiawi, misalnya histamin, serotonin,
prostaglandin, leukotrin dan kinin
o Faktor kimia tersebut menyebabkan vasodilatasi, meningkatnya aliran dan volume
darah serta meningkatnya permiabilitas kapiler yang menyebabkan cairan keluar
dari pembuluh sehingga terjadi perdarahan dan edema akibatnya jaringan tampak
kemerahan, nyeri berdenyut, bengkak dan panas
o Pembatasan area cedera terjadi akibat terlepasnya fibrinogen dari plasma ke
jaringan, selanjutnya fibrinogen berubah menjadi fibrin mmembentuk bekuan yang
mengisolasi area kerusakan dari jaringan utuh
o Kemotaksis fagositosit (neutrofil dan monosit) ke area cidera yang terjadi secara
dua tahap yaitu tahap marginasi dan diapedesis
o Fagositosit terhadap agen infeksi pada area cedera. Neutrofil dan makrofag akan
terurai oleh enzim dan mati setelah menelan banyak mikroorganisme. Sel darah
putih, sel jaringan yang mati dan berbagai cairan tubuh membentuk nanah. Nanah
bergerak ke permukaan tubuh atau rongga internal untuk dihancurkan dan
diabsorpsi tubuh
o Jika respon imflamasi tidak dapat mengatasi infeksi maka akan terbentuk abses
(kantung nanah) yang dikelilingi oleh jaringan yang terimflamasi
o Tahap pemulihan, yaitu regenarasi jaringan atau pembentukan jaringan untuk
menggantikan jaringan yang rusak melalui pembelahan mitosis dan proliperasi sel
yang sehat di sekitar jaringan yang rusak
4. Zat Anti Mikroba nonspesifik yang Diproduksi Tubuh
 Interferon (IFN) yaitu protein anti virus yang disisntesis oleh sebagian besar sel
tubuh sebagai respon terhadap infeksi virus, stimulasi imunitas, dan stimulan kimia.
Interferon berfungsi menghalangi multipikasi virus. Contohnya IFN-α (diproduksi
oleh leukosit yang terinfeksi virus dan IFN-β (yang diproduksi oleh febroblas yang
terinfeksi virus)
 Komplemen yaitu beberapa jenis protein plasma yang tidak aktif tetapi dapat
diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen seperti liposakarida bakteri. Aktivasi
komplemen bertujuan untuk menghancurkan mikroorganisme atau antigen asing,
tetapi terkadang menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri
B. Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Pertahanan spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan respon imun terhadap
antigen yang spesifik seperti bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang dianggap asing.
Pertahanan spesifik dibedakan menjadi dua yaitu : Imunitas yang diperantarai antibodi
(Imunitas humoral) dan Imunitas yang diperantarai sel
Imunitas humoral melibatkan pembentukan antibodi oleh sel plasma (turunan limposit B)
sedangkan imunitas seluler melibatkan pembantukan limposit T aktif yang secara langsung
menyerang antigen
1. Komponen Respon Imunitas Spesifik
Respons imunitas spesifik melibatkan dua komponen, yaitu antigen dan antibodi.
 Antigen adalah zat yang merangsang respons imunitas, terurama dalam
menghasilkan antibodi. Umumnya berupa zat dengan berat molekul besar dan
kompleks, seperti protein dan polisakarida. Permukaan bakteri mengandung banyak
protein dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen dapat berupa bakteri,
 bagian sebagai berikut :
 Determinan antigen (epitop), bagian antigen membangkitkan respons imunitas
(dapat menginduksi pembentukan antibodi). Suatu antigen dapat memiliki dua
atau lebih molekul determinan antigen
 Hapten adalah molekul kecil jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi
antibodi. Namun, hapten akan bersifat imunogenik (mampu menginduksi
produksi antibodi) jika bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
Contohnya, penisilin akan memicu respons imunitas jika bergabung dengan
protein serum. Hapten dapat berupa obat, antibiotik, zat tambahan makanan' atau
kosmetik.
 Antibodi adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons
terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.
Antibodi merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig). Terdapat lima
kelas imunoglobulin, yaitu:
o Ig A berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. IgA
berjumlah sekitar 15% dari semua antibodi dalam serum darah serta dapat
ditemukan dalam zat sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI, pernapasan,
dan sekres usus.
o Ig D berfungsi memmicu respon imunitas. IgD banyak ditemukan dalam limfosit
B. IgD dalam serum darah dan limfa berjumlah relatif sedikit.
o IgE terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan
histamin dan mediator kimia lainnya. IgE dapat ditemukan dalam darah dengan
konsentrasi yang rendah. Namun, kadarnya akan meningkat selama reaksi alergi
dan pada penyakft parasitiik tertentu.
o IgG berjumlah paling banyak sekitar 80% dari keseluruhan antibodi yang
bersirkulasi. Jumlahnya akan lebih besar saat terjadi pajanan ke-2,ke-3, dan
seterusnya terhadap suatu antigen spesifik. IgG dapat menembus plasenta dan
memberikan imunitas pada bayi yang baru lahir. IgG berfungsi sebagai pelindung
terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi komplemen, dan
meningkatkan efektivitas sel fagositik.
o IgM antibodi yang pertama tiba dilokasi infeksi. IgM menetap di dalam pembuluh
darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur relatif pendek serta berfungsi
mengaktivasi komplemen dan memperbanyak fagositosis
Struktur Antibodi
Pada umumnya molekul antibodi berbentuk seperd huruf Y, yang terdiri atas
bagian-bagian sebagai berikut.
 Dua rantai berat dan dua rantai ringan yang dihubungkan oleh jembatan disulfida.
 Daerah variabel (V) antarmolekul memiliki rangkaian asam amino yang berbeda
dan membentuk suatu reseptor untuk antigen spesifik..
 Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen..
 Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat membuka atau
menutup untuk mengakomodasi pengikatan terhadap dua determinan antigen yang
terpisah pada jarak tertentu seperti yang ditemukan pada permukaan bakteri.
2. Interaksi Antibodi dan Antigen
Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen memiliki sisi
penghubung determinan antigen (epitop). Kedua sisi tersebut akan berikatan untuk
membentuk kompleks antigen dan antibodi. Pengikatan antibodi ke antigen
memungkinkan inaktivasi antigen, dan menandai sel atau molekul asing agar dicerna
oleh fagosit atau sistem komplemen protein.
Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara sebagai berikut:
 Fiksasi komplemen (aktivasi sistem komplemen), yaitu aktivasi sistem
komplemen oleh kompleks antigen - antibodi. Komplemen memiliki sekitar 20
protein serum yang berbeda. Tanpa adanya infeksi, protein serum tersebut dalam
keadaan inaktif. Pada saat terjadi infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein
komplemen diaktifkan, selanjutnya memicu serangkaian aktivasi protein komplemen
berikutnya (jalur berantai atau cascade). Hasil dari rangkaian reaksi komplemen
tersebut menyebabkan lisisnya banyak jenis virus dan sel-sel patogen. Penghancuran
sel-sel patogen oleh komplemen yang dipicu oleh pengikatan antibodi - antigen
disebut jalur klasik. Efek dari fiksasi komplemen, yaitu:
o Opsanisasi, Partikel antigen diselubungi antibodi atau komponen komplemen,
yang dapat meningkatkan pertautan makrofag ke mikroorganisme sehingga
memfasilitasi dan meningkatkan fagositosis.
o Sitolisis Kombinasi dari faktor-faktor komplemen dapat menghancurkan lapisan
polisakarida dinding sel patogen,sehingga terbentuk lubangJubang pada membran
sel, yang menyebabkan lisozim dapat masuk, sitoplasma keluar dan sel patogen
akan hancur (lisis).
o Inflamasi Produk komplemen berkontribusi dalam inflamasi akut melalui
aktivasi sel mast, basofil, dan trombosit darah.
 Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup situs determinan antigen, sehingga
antigen menjadi tidak berbahaya dan sel fagosit dapat mencerna antigen tersebut.
 Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa mareri partikel seperti bakteri
atau sel-sel darah merah. Molekul antibodi memiliki paling tidak dua tempar
pengikatan antigen. Contohnya IgM dapat mengikat lima bakteri, selanjutnya
kompleks besar ini dengan mudah difagosit oleh makrofag.
 Presipitasi (pengendapan), yaitu pengikatan silang molekul-molekul antigen yang
terlarut dalam cairan tubuh. Setelah diendapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan
dibuang melalui fagositosis.

3. Jenis Imunitas
Jenis imunitas terhadap penyakit (patogen) dapat dibedakan menjadi dua macam,
sebagai berikut :
 Imunitas aktif dapat diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin atau patogen
sehingga tubuh mampu memproduksi anribodinya sendiri.
o Imunitas aktif alami terjadi jika seseorang terpapar suatu jenis penyakit,
kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi dan limfosit khusus. Imunitas
ini dapat bersifat seumur hidup (contohnya, cacar dan campak) atau sementara
(contohnya, gonore dan pneumonia).
o Imunitas aktif buatan (induksi), merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah
patogen yang mati/ dilemahkan, atau toksin yang telah diubah. Vaksin dapat
merangsang respons imunitas, tetapi tidak menyebabkan penyakit. Contohnya,
vaksin Sabin untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis;
BCG (bacille calmette guerin) untuk melawan tuberkulosis;TFT (tetanus formol
toxoid) untuk melawan tetanus; MMR (measles mumps rubella) untuk melawan
campak; DPT untuk melawan difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
 Imunitas pasif, jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya.
o Imunitas pasif alami, terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG
ibu masuk ke plasenta, sehingga dapat memberikan kekebalan sementara untuk
beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.
o Imunitas pasif buatan, terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang
dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen
tertentu. Contohnya, antibodi dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat
diinjeksikan kepada manusia yang digigit ular sejenis

4. Sel-sel yang Terlibat dalam Respon Imunitas


Terdapat empat jenis sel yang berperan penting dalam imunitas, yaitu sel B (limfosit B),
sel T (limfosit T), makrofag, dan sel pembunuh alami (NK = natural killer)..
o Sel B (limfosit B, B = bone marrow), limfosit yang berfungsi membentuk antibodi
untuk melawan antigen.
 Sel B matang terdapat pada organ lifa seperti limfa nodus limfa, tonsil, dan bercak
Peyer saluran pencernaan. Saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B akan
terdiferensiasi menjadi sel plasma, selanjutnya sel plasma memproduksi molekul
antibodi.
 Sel memori B adalah sel yang berasal dari pecahan limfosit B yang teraktivasi
dan tidak terdiferensiasi. Sel memori B menetap pada jaringan limfoid dan
berfungsi dalam respons imunitas sekunder (merespons antigen perangsang pada
pajanan selanjutnya).
o Sel T (limfosit T, T= timus), sel darah putih limfosit yang mampu mengenali dan
membedakan jenis anrigen atau patogen spesifik. Jika terdapat antigen, maka
sejumlah sel T teraktivasi menjadi sel memori yang mampu berproliferasi dengan
cepat untuk melawan infeksi yang mungkin terulang kembali. Sel T tidak
memproduksi antibodi.
 Sel T memproduksi limfokin (zat aktif imunologis yang berfungsi untuk
membantu limfosit B mengenali antigen dan meningkatkan aktivasi makrofag
memfagosit antigen.
 Sel T mengenalidan berinteraksi dengan antigen melaui reseptor sel T (protein
yang terikat pada membran plasma). Sebuah sel T memiliki sekitar 100.000
resepror untuk anrigen.
 Saat pengenalan antigen asing, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel
T efektor. Sel T efektor ada tiga jenis, yaitu:
 Sel T sitotoksik (sel T pembunuh, CTL = citotoxic T lymphocytes), unruk
mengenali dan menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing pada
permukaannya. Sel ini juga dapat mengenali antigen MHC (major
histocompatibility complex) kelas I yang ditemukan pada semua permukaan sel
berinti.
 Sel T penolong (helper), tidak berperan langsung dalam pembunuhan sel,
tetapi berfungsi mengenali antigen MHC kelas II yang hanya ditemukan pada
jenis sel terrentu, terutama sel-sel yang menelan antigen asing, seperti sel B
dan makrofag. Sel T penolong akan berinteraksi dengan sel B, kemudian sel B
terinisiasi untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi tiruan sel plasma yang
mernproduksi antibodi.
 Sel T supresor, setelah diaktivasi oleh sel T penolong akan menekan sel B dan
sel T.
 Makrofag (mahros = pemakan besar), sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari
perkembangan sel darah putih monosit yang diproduksi di sumsum tulang belakang,
dan berfungsi menelan antigen atau bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
Makrofag mencerna antigen untuk menghasilkan fragmen determinan antigen,
selanjutnya meletakkan fragmen tersebut pada permukaan selnya sehingga terjadi
kontak dengan limfosit T dan mengaktifkari limfosit T.
 Sel pembunuh alami (NK = natural killer), sekumpulan limfosit non-T dan
non-B yang bersifat sitotoksik. Sel ini tidak perlu berinteraksi dengan antigen atau
limfosit untuk menghancurkan sel rertentu. Sel ini berperan untuk menghancurkan
sel-sel kanker pada lokasi primer (metastatis),virus, jamur, dan parasit lainnya.

5. Mekanisme Respon Imunitas Humoral (Diperantarai Antibodi)


Respons kekebalan '(imunitas) humoral melibatkan aktivasi sel B yang akan
menghasilkan antibodi dalarn plasma darah dan limfa.
Mekanisme respons imunitas humoral sebagai beriku :t
 Antigen (patogen) menginvasi (memasuki) tubuh. Antigen dibawa ke limposit B di
dalam nodus limfa
 Sel T penolong mengaktifkan limfosit B. Limfosit B ber proliperasi melalui
pembelahan mitosis, sehingga menghasilkan tiruan sel B
 Klon (tiruan) sel B banyak yang terdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma
menyekresikan antibodi untuk dibawa ke lokasi infeksi.
 Di lolasi infeksi, kompleks antigen - antibodi secara langsung menginaktifkan
antigen (patogen)
 Sebagian tiruan sel B tidak terdiferensiasi dan menjadi sel limfosit memori B yang
menetap pada jaringan limfoid. Sel limfosit memori B ini hanya menyekresikan
sedikit antibodi, jauh setelah infeksi teratasi, dan berfungsi dalam respons imunitas
sekunder jika terjadi pajanan antigen berulang.

6. Mekanisme Respon Imunitas Seluler (Diperantarai Sel)


a. Ekstra Seluler (Jika antigen dicerna oleh makrofag)
 Antigen (misalnya bakteri) ditelan oleh makrofag. Makrofag mengandung
fragmen protein (peptida) dari antigen tersebut.
 Makrofag membentuk molekul MHC kelas II, dan molekul tersebut bergerak
menuju ke permukaan makrofag.
 MHC kelas II menangkap peptida antigen dan membawanya ke permukaan, serta
memperlihatkannya ke sel T penolong.
 Sel T penolong akan mengaktivasi makrofag untuk menghancurkan
mikroorganisme yang ditelan.
b. Intra seluler (Jika antigen menginfaksi sel)
 Antigen (misalnya virus) menginfeksi sel tubuh. Sel mengandung fragmen
protein (peptida) virus, jika virus bereplikasi dalam sel tersebut
 Sel tubuh membentuk molekul MHC kelas I, molekul tersebut bergerak ke
permukaan sel.
 MHC kelas I tersebut menangkap pepdda virus dan membawanya ke permukaan
sel, serta memperlihatkannya ke sel T sitotoksik (CTL).
 Sel T sitotoksik (CTL) akan teraktivasi oleh kompleks MHC kelas I, peptida
virus pada sel yang terinfeksi, dan sel T penolong. Sel T sitotoksik kemudian
berdiferensiasi menjadi sel pembunuh aktif yang akan menghancurkan sel
terinfeksi.
 Sel T sitotoksik yang tidak berdiferensiasi akan menjadi sel T memori.
 Sel-sel T memori berfungsi dalam respons imunitas sekunder jika terjadi pajanan
antigen berulang.

III. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imunitas


 Genetik (keturunan) yaitu kerentanan terhadap penyakit secara genetik
 Fisiologis, melibatkan fungsi organ-organ tubuh.
 Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karene melepaskan hormon seperti
neuroendokrin, glukokortikoid, dan katekolamin. Stres kronis dapat menurunkan jumlah sel
darah putih dan berdampak buuruk pada produksi antibodi
 Usia dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit tertentu
 Hormon, bergantung pada jenis kelamin. Wanita memproduksi hormon estrogen yang
meningkatkan sintesis IgG dan IgA, sehingga menjadi lebih kebal terhadap infeksi daripada
pria. Sedangkan pria memproduksi hormon androgen yang bersifat memperkecil resiko
penyakit autoimun, sehingga penyakit autoimun lebih serign dijumpai pada wanita
 Olah raga, jika dilakukan secara teratur akan membantu meningkatkan aliran darah dan
membersihkan tubuh dari racun. Namun olah raga yang berlebihan meningkatkan
kebuutuhan suplai oksigen sehingga memicu timbulnya radikal bebas yang dapat merusak
sel-sel tubuh
 Tidur jika kekurangan akan menyebabkan perubahan pada jaringan sitokin yang dapat
menurunkan imunitas seluller, behingga kekebalan tubuh menjadi melemah.
 Natrisi, seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaruran sistem imunitas. DHA
(docosahexaenoic acid) dan asam arakidonat memengaruhi maturasi (pematangan) sel T.
Protein diperlukan dalam pembentukan imunoglobulin dan komplemen. Namun, kadar
kolesterol yang tinggi dapat memperlambat proses penghancuran bakteri oleh makrofag.
 Pajanan zat berbahaya contohnya bahan radioaktif, pestisida, rokok, minuman beralkohol,
dan bahan pembersih kimia, mengandung zat-zat yang dapat menurunkan imunitas.
 Racun tubuh, sisametabolisme. Jika racun ini tidak berhasil dikeluarkan dari tubuh akan
menggangu kerja sistem imunitas.
 Penggunaan obat-obatan, terutama penggunaan antibiotik berlebihan yang atau tak teratur
menyebabkan bakteri lebih resisten sehingga ketika bakteri menyerang lagi maka sistem
kekebalantubuh akan gagal melawannya

IV. Gangguan Sistem Imunitas


A. Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang
pernah dipajankan atau dikenal sebelumnya. Respons imunitas ini berlebihan dan tidak
diinginkan karena menyebabkan ketidaknyamanan. Pada umumnya terjadi pada beberapa
orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh. Antigen yang mendorong timbulnya
alergi disebut alergen. Contoh alergen, yaitu spora kapang, serbuk sari, rambut hewan,
kotoran serangga, karet lateks, obat-obatan, dan bahan makanan (telur, susu, kacang, udang,
dan kerang).
Pajanan terhadap alergen akan membuat tubuh sensitif, sehingga pajanan berikutnya
(pajanan berulang) mengakibatkan reaksi alergi. Gejala reaksi alergi, yaitu gatal-gatal, ruam
(kemerahan di kulit), mata merah, kesulitan bernapas, kram berlebihan, serum sickness, dan
Stevens Johnson Syndrome (SJS).
B. Penyakit Autoimun
Autoimun adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan sel asing
sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. Contohnya, artritis rematoid,
penyakit Grave (hipertiroidism), anemia pernisiosa, penyakit Addison, systemic lupus
erythematosus (SLE), diabetes mellitus tergantung insulin (DM tipe 1), dan muhiple
sclerosis (MS, penyakit neurologis kronis).
C. Imunodefesiensi
Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau ketidak
mampuan sistem imunitas untuk merespons antigen.
 Defisiensi imun kongenital, keadaan tidak memiliki sel B maupun sel T sejak lahir.
Penderita harus hidup dalam lingkungan steril.
 AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), disebabkan oleh virus HIV (human
immunodefciency uirus). Jumlah sel T penolong berkurang, sehingga sistem imunitas
melemah. Penderita rentan terhadap penyakit oportunistik (penyakit infeksi yang timbul
saat daya tahan tubuh lemah dan biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh normal, seperti infeksi Pneumocystis carinii), menderita
sarkoma Kaposi (sejenis kanker kulit dan pembuluh darah), kerusakan neurologis,
penurunan fisiologis, dan kematian. Angka kematian AIDS hampir 100%

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Kekebalan yang dimiliki sejak lahir 8. Jika tubuh terinfeksi virus influenza yang
disebut kekebalan .... telah menginfeksinya beberapa kali, akan
A. humoral D. buatan terjadi ...
B. selular E. spesifik A. isoimunitas D. respon primer
C. bawaan B. heteroimunitas E. respon skunder
C. autoimunitas
2. Sel limfoid yang berperan dalam
kekebalan yang diperantarai sel adalah ... 9. Lomposit yang mengalami pematangan
A. limfosit T D. Imunoglobulin M di sumsum tulang belakang akan
B. Limfosit B E. Imunoglobulin G berkembang menjadi ...
C. Pembuluh limfa A. sel B C. Makrofag E. monosit
B. sel T D. neptrofil
3. Ada lima kelas imunoglobulin.
Imunoglobulin yang terbentuk setelah 10. Respon kekebalan skunder lebih cepat
imunoglobulin M adalah Imunoglobulin menghadapi infeksi antigen daripada
.. respon primer karena adanya ...
A. E C. D E. G dan D A. Antibodi D. makrofag
B. A D. A B. memori imunologis E. fase negatif
C. autoimunitas
4. Masa antara pemberian antigen dan
ditemukannya antibodi dalam serum 11. Interferon adalah protein yang
disebut periode ... membantu melindungi sel-sel tubuh
A. hapten D. laten yang sehat di sekitarnya terhadap virus
B. logaritmis E. mantap SEBAB
C. biosintesis Virus dapat melewati kulit dan selaput
lendir dan menghindarkan diri dari sel-
5. Imunoglobulin yang mampu melalui sel kekebalan yang ada di dalam darah
plasenta adalah ... dan masuk ke dalam sel tubuh
A. IgM C. IgD E. IgA
B. IgG D. IgE
12. Sistem pertahanan tubuh memiliki
6. Antibodi yang paling banyak ditemukan beberapa fungsi, hecuali . . . .
dalam sekresi tubuh adalah ... A. menyingkirkan sel-sel yang sudah
A. IgA C. IgD E. IgA rusak akibar cedera
B. IgG D. IgE
B. mengenali dan menghancurkan sel-
7. Peristiwa ketika antibodi menyerang sel sel normal
tubuhnya sendiri yang dianggapnya C. mempertahankan tubuh dari patogen
antigen, disebut ... invasif
A. isoimunitas D. respon primer
B. heteroimunitas E. respon skunder D. melindungi tubuh terhadap serangan
C. autoimunitas antigen dari lingkungan
E. melakukan respons imunitas yang
tidak tepat sehingga terjadi alergi
13. Zat antimlkroba yang secara alamiah 18. Untuk menyembuhkan luka akibat
terkandung dalam air mata, urine, dan gigitan ular dengan cepat, sebaiknya
keringat adaiah... digunakan. . . .
A. interferon D. komplemen A. antibiotik D. alkohol
B. lisozim E. antigen B. vaksinasi E. minyak ular
C. antibodi C. antibodi

14. Interferon merupakan protein yang 19. Pernyataan yang paling benar berkaitan
dapat disintesis oleh sel-sel tubuh dengan vaksin adalah . . . .
sebagai respons terhadap infeksi . . . . A. dapat berasal dari patogen yang kuat
A. bakteri D. Prorozoa B. diproduksi dari bahan-bahan non-
B. cacing E. virus toksin
C. jamur C. berfungsi merangsang respons
imunitas
D. berfungsi untuk mendapatkan
15. Seseorang yang pernah menderita
kekebalan pasif
penyakit cacar saar masih kecil,
kemungkinan besar tidak dapat E. diberikan kepada orang yang sedang
terserang penyakit cacar yang sana sakit
karena ...
A. Tubuhnya tekah mendapatkan 20. Pada respons kekebalan humoral,
imunitas pasif alami antibodi dihasilkan oleh . . . .
B. sistem imunitas telah membentuk A. sel T penolong
antibodi
B. makrofag
C. Tubuh sudah mengasilkan antibiotik
C. Iimfosit B
D. Terjadi aglutinasi terhadap virus
penyebab cacar D. trombosit
E. Mendapatkan vaksinasi saat terserang E. sel T sitotoksik
cacar pertama kali

21. Sistem pertahanan tubuh tidah dipenga-


16. Sel yang tidak terlibat dalam respons ruhioleh fakror....
imunitas adalah.... A. usia
A. limfosit B D. eritrosit B. srres
B. limfosit T E. sel NK C. keturunan
C. makrofag D. pekerjaan
E. nutrisi
17. Berikut adalah jenis sel darah putih.
1. Limfosit 22. Mengonsumsi obat-obatan sembarangan
2. Neutrofil dapat mengakibatkan reaksi alergi pada
kulit dan kelenjar mukosa yang sangat
3. Monosit berbahaya, bahkan dapat menyebabkan
4. Basofil kematian. Penyakit tersebut adalah . . . .
5. Eosinofil A. sindrom Down
Sel darah putih yang berperan dalam B. Addison
espons imunitas spesifik adalah . . . . C. sindrom Stevens Johnson (SSJ)
A. 1 C. 3 E. 5 D. artritis rematoid
B. 2 D. 4 E. Grave (hipertiroidhm)
23. Cangguan sistem imunitas ditandai B. IgD E.IgM
dengan melemahnya kekebalan tubuh C. IgE
sehingga menjadi rentan terhadap
penyakit oportunistik. Hal tersebut
dialami bleh penderita . 28. Perhatikan gambar ikatan antibodi-
A. AIDS antigen berikut.
B. malaria
C. anemia pernisiosa
D. diabetes mellrtus
E. lupus

24. Penyakit poliomielitis pada anak-anak


dapat dicegah dengan pemberian vaksin.
A. DPT D. TFT Bagian yang ditunjukkan oleh label X
B. BCG E. MMR adalah. . . .
C. Sabin A. antibodi D. hapten
B. antigen E. komplemen
25. Pemberian ASI (air susu ibu) kepada C. epitop
bayinya, merupakan usaha untuk me-
ningkatkan imunitas secara
A. Aktif buatan D. pasif alami 29. Cara menginaktivasi antigen seperti
pada
B. Aktif alami E. tradisional
gambar berikut disebut . . . .
C. Pasif buatan

26. Infamasi merupakan reaksi lokal


jaringan terhadap infeksi atau cedera.
Prosesnya secara berurutan adalah .
A. Cedera - konstriksi pembuluh darah -
isolasi area kerusakan – fagositosis - A. fiksasi komplemen agar mudah
regenerasi jaringan difagositosis
B. cedera - isolasi area cedera - B. aktivasi sistem komplemen agar
fagositosis - vasodilatasi - regenerasi mudah dikenali
jaringan C. aglutinasi (penggumpalan) agar
C. cedera - fagositosis - vasodilatasi - mudah dicerna
isolasi area kerusakan – regenerasi D. presipitasi (pengendapan) agar
jaringan mudah dibuang
D. cedera - vasodilatasi - isolasi area E. netralisasi agar ddak berbahaya
kerusakan - fagositosis – regenerasi
jaringan
E. cedera - vasodila'tasi – konstriksi 30. Untuk menyembuhkan luka akibat
pembuluh darah - fagositosis - gigitan ular dengan cepat, sebaiknya
regenerasi jaringan digunakan....
A. antibiotik D. alkohol

27. Antibodi dari ibu yang menembus B. vaksinasi E. minyak ular


plasenta dan dapat memberikan C. antibodi
imunitas pada bayi yang baru lahir
adalah . . . .
31. Pernyataan yang paling benar berkaitan
A. IgA D. IgG
dengan vaksin adalah . . . .
A. dapat berasal dari patogen yang kuat B. IgD E. IgE
B. diproduksi dari bahan-bahan non- C. IgG
toksin
C. berfungsi merangsang respons 36. Komponen yang berfungsi dalam
imunitas pertahanan pertama saat tubuh terinfeksi
D. berfungsi untuk mendaparkan bakteri patogen adalah . . . .
kekebalan pasif 1. kulit
E. diberikan kepada orangyang sedang 2. inflamasi
sakit
3. silia
4. antibodi
32. Jenis sel dan fungsinya dalam respons
imunitas yang paling benar adalah . . . .
A. A. sel T penolong menghancurkan 37. Tanda-tanda Iokal respons inflamasi,
sel tertentu antaralain....
B. limfosit B memfagositosis antigen 1. nyeri
C. sel T sitotoksik menyekresikan 2. kemerahan
antibiotik 3. pembengkakan
D. makrofag memproduksi antibodi 4. dingin
E. sel B memori berperan dalam
respons rmunitas sekunder
38. Gangguan kesehatan yang dapat menim-
bulkan imunitas sekunder, antara lain
33. Mengonsumsi obat-obatan sembarangan 1. stroke
dapat mengakibatkan reaksi alergi pada
kulit dan kelenjar mukosa yang sangat 2. campak
berbahaya, bahkan dapat menyebabkan 3. hipertensi
kematian. Penyakit tersebut adalah . . . .
4. cacar
A. sindrom Down
B. Addison
39. Zat antimikroba nonspesifik yang
C. sindrom Stevens Johnson (SSJ) diproduksi oleh tubuh adalah . . . .
D. artritis rematoid 1. interferon
E. Grave (hipertiroidhm) 2. antibodi
3. komplemen
34. Cangguan sistem imunitas ditandai 4. antigen
dengan melemahnya kekebalan tubuh
sehingga menjadi renran terhadap
penyakit oportunistik. Hal tersebut 40. Sel limfosit y^ng yang menghasilkan
dialami oleh penderita . antibodiadalah....
A. AIDS 1. sel T penolong
B. malaria 2. sel T supresor
C. anemia pernisiosa 3. sel NK (natural killer)
D. diabetes mellirus 4. sel plasma
E. lupus
35. Imunoglobulin (Ig) yang pertama kali 41. Pembilasan air mara dapat melindungi
tiba di area infeksi, berada menetap di mata dari infeksi mikroorganisme.
dalam pembuluh darah, serta tidak
SEBAB
masuk ke jaringan adalah . . . .
Air mata mengandung IgA untuk
A. IgM D IgA
melawan antlgen'
42. Jaringan yang terluka akibat terbakar
tampak berwarna kemerahan.
SE,BAB
43. Sel-sel yang rusak akan mengeluarkan
faktor kimiawi yang menyebabkan
pembuluh berkonstriksi

44. Vaksin DPT dipergunakan untuk


mencegah infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
SEBAB
Vaksin DPT terbuat dari serum yang
mengandung antibodi.

45. Abses harus dikeluarkan dari tubuh.


SEBAB
Abses terbentuk akibat terjadi inflamasi
tetapi tidak dapat mengatasi infeksi.

46. Respons imunitas humoral diperantarai


oleh sel_sel.
SEBAB
Respons imunitas humoral melibatkan
sel plasma penghasil antibodi

Anda mungkin juga menyukai