Anda di halaman 1dari 2

RESENSI NOVEL "ANANTA PRAHADI"

Identitas Buku :
1. Judul : Ananta Prahadi
2. Penulis : Risa Saraswati
3. Penerbit : Bukune Kreatif Cipta
4. Tahun Terbit : 2018
5. Tebal : 248 halaman
6. Harga : Rp. 74.000

Tania adalah perempuan yang sangat sulit untuk dimengerti. Disekolah ia tidak memiliki
teman mereka menganggapnya aneh dan gila. Tania selalu mengikuti kata hatinya. Ia bahkan suka
berteriak dan melemparkan barang. Namun Tania memiliki satu bakat yaitu melukis, dengan
melukis Tania bisa mengekpresikan dirinya dengan baik bahkan ia rela menghabiskan berhari hari
untuk melukis dibandingkan untuk berinteraksi dengan orang lain. Sampai suatu hari, ada anak
pindahan dari Kota Subang masuk ke dalam kelas Tania.

"Hallo perkenalkan nama saya Ananta Prahadi, panggil saja Anta! Umur saya 17, saya pindahan
dari Kota Subang, single, cukup tampan, yah yah yah, kan? Bohong kalau teman-teman bilang
saya jelek, hehehe. Apalagi ya? Oh ya, rajin sholat, dan pandai bersih-bersih rumah! Insya
Allah, kalau berteman sama saya, kalian nggak akan rugi, soalnya saja juga hobi bersih-bersihin
rumah orang. Salam kenal!!!"

Anta yang udik, entah bagaimana, berhasil menjadi sahabat baik Tania. Bahkan, ketika
Anta yang yatim piatu harus kehilangan pamannya yang meninggal dunia, Tania dengan
suka rela mengajak Anta untuk tinggal di paviliun rumahnya. Sejak saat itu, Tania dan
Anta tidak terpisahkan bak saudara. Ketika Tania telah menjadi seorang pelukis, Anta
bekerja sebagai asisten Tania membantu Tania untuk mencari pembeli yang ingin
membeli lukisan Tania.
Anta yang setia lalu memperkenalkan Tania pada seorang lelaki blasteran asal Swiss
bernama Pierre. Pierre ternyata, selain menyukai lukisan Tania, juga menyukai Tania.
Pierre justru menyukai keajaiban tingkah Tania dan dengan sabar menghadapi kekasaran
Tania. Kini, selain Anta, ada satu pria lagi yang tahan menghadapi sifat Tania.

Walau judulnya terkesan bahwa cerita menitikberatkan pada sosok Anta, tapi buat saya
sosok Tania justru menjadi pusat cerita, sementara sosok Anta justru hadir dalam posisi
yang setara dengan Pierre sebagai tokoh sekunder. Entah mengapa dipilih judul Ananta
Prahadi, seakan-akan Anta akan menjadi tema cerita. Buat saya sih lebih tepat jika buku
ini diberi judul Tania atau apapun yang tidak terlalu menunjuk ke tokoh Anta seorang.

Sosok Tania, dalam novel Ananta Prahadi ini, sungguh merupakan pribadi yang unik.
Tania di awal cerita terlihat sebagai contoh orang yang menjadi dirinya sendiri justru
dijauhi oleh orang lain. Sikap straight-to-the-point ditambah caranya mengekspresikan
perasaan secara meledak-ledak membuat orang lain di sekitarnya tidak nyaman dan
bahkan keluarganya sendiri memutuskan untuk tidak mencari masalah dengan Tania.
Padahal, bukan berarti Tania tidak punya sifat positif, dia sangat setia dan mengasihi
orang yang mau tahan menghadapinya, misalnya Anta ataupun Pierre.

Namun, seiring cerita, kita akan mengenal sosok Tania sebenarnya. Tania yang rapuh
dan tidak berani mengambil resiko untuk disakiti. Tania yang mencoba menutupi segala
ketakutannya dengan menjadi kasar dan pura-pura menjadi orang yang tidak perduli.
Ada rasa kesal ketika saya membaca sepak terjang Tania menghadapi masalah yang
datang yang sebenarnya disebabkan olehnya sendiri, namun di lain pihak, saya pun
merasa bisa berkaca melalui Tania. Memang sih saya tidak seekstrem Tania, tapi sedikit
banyak saya bisa mengerti apa yang dia rasakan, menutupi segala ketakutan dengan
berpura-pura kuat. Tania beruntung memiliki Anta dan Pierre dalam hidupnya. Anta
yang menjadi jembatan bagi dunianya ke dunia manusia lainnya, dan Pierre yang mau
membuka diri untuk lebih mengenal Tania untuk menyeberang ke dunia Tania. Lewat
keduanya, harapan untuk menjadi bahagia dan menjalani hidup secara normal terbuka
bagi Tania.

Sebuah novel yang menarik dan juga sangat menyenangkan untuk diikuti karena
alurnya cepat dan penuturannya pun lincah. Memang sih ada unsur romansanya, namun
tidak seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Dan perkembangan emosi para
tokohnya benar-benar terasa nyata, bertahap, tidak instan.

Kekurangan dari novel ini, menurut saya, terletak pada editing-nya.

Sebagai penutup, novel Ananta Prahadi sangat asyik untuk dibaca karena bisa
menjungkir balikkan emosi kamu, sekaligus ada pelajaran yang bagus yang bisa kamu
ambil dari kisah Tania dan segala keajaiban tingkah lakunya.

Anda mungkin juga menyukai