SAP 7
KONSEP KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Oleh:
Kelompok 3
Ni Kadek Tya Yudiastuti (1707521009)
Ni Kadek Weni Antari (1707521020)
Lourenda Gwee (1707521024)
Ida Ayu Laksmi Purnamyastuti (1707521062)
Putu Aryanti Putri Kencana (1707521063)
1. Hakekat Keputusan
2. Definisi Pengambilan Keputusan dan Urgensinya
3. Proses Pengambilan Keputusan dan Elemen-elemen Dasarnya
4. Tipologi Pengambilan Keputusan
5. Jenis Keputusan terkait dengan Masalah yang Dihadapi
6. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pengambilan Keputusan
7. Pengambil Keputusan Kelompok
8. Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
PEMBAHASAN
1. HAKEKAT KEPUTUSAN
Keputusan muncul saat seseorang menetapkan pilihan atas beberapa akternatif yang
tersedia dihadapannya, tetapi konsekuensinya sangat menentukan di masa selanjutnya.
Sebagai individu, setiap saat manusia melakukan pembuatan keputusan, baik untuk
kepentingan pribadi maupun untuk orang banyak atau organisasi. Pada hakekatnya
keputusan itu adalah tindakan penentuan suatu pendapat atau pilihan di antara sekian
banyak alternatif. Sehingga pembuat keputusan itu akan mengambil atau memilih
alternatif.
Suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau
persoalan dimana setiap keputusan yang dibuat adalah untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Manajer akan selalu dituntut untuk membuat keputusan dalam rangka
pemecahan suatu masalah. Kualitas dan efektivitas seorang manajer dapat dilihat pada
saat dia mengambil keputusan. Bila sering membuat keputusan, ia adalah manajer yang
kreatif dan produktif, bila keputusannya selalu tepat menandakan ia manajer yang pintar.
a. Keputusan terprogram
- Biasanya berkaitan dengan persoalan cukup pelik, karena banyak parameter yang
tidak diketahui atau belum diketahui.
- Dalam mengambil keputusan intuisi serta pengalaman seorang pelaku organisasi akan
sangat membantu.
-
3. Keputusan berdasarkan tipe persoalan
Selain dua jenis keputusan secara garis besar tersebut, terdapat pula jenis keputusan yang lain
diantaranya:
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta
yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi
informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip - arsip pengambilan keputusan
yang berupa dokumentasi pengalaman - pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah
permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saa tini.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien.
6. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Menurut Terry (2003) terdapat faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil
keputusan sebagai berikut:
Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan kelompok.
Jarang sekali ada 1 (satu) pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah alternatif–
alternatif tandingan.
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian
harus diubah menjadi tindakan fisik;
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang
diambil itu betul; dan
Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan:
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.
Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang,
sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subyektif.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan
menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan
hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Robbin, Stephen P., dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi, Edisi 16. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Ardana, Komang., Mujiati, Ni Wayan., dan Ayu Sriathi Anak Agung. 2009. Perilaku
Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.