Anda di halaman 1dari 4

3 PEMBUATAN KEBIJAKAN DALAM PERENCANAAN SDM

Perencanaan SDM adalah sebuah keputusan yang ditetapkan melalui sebuah


proses, yang langkah-langkahnya harus dilaksanakan secara sistematik dan tertib. Dalam
hubungan dengan perencanaan SDM berarti Departemen SDM harus melakukan
koordinasi dengan, dan menghimpun masukan serta mempergunakan data/informasi dari
departemen lainnya yang bersifat eksplenatif, terutama mengenai kondisi SDM pada unit
kerja/departemen masing-masing dan mengenai SDM baru yang diperlukanya.

Dalam pengambilan keputusan sering terjadi keharusan mempertimbangkan


berbagai faktor di luar variabel atau hasil analisis data/informasi yang di perguanakan
untuk memprediksi ,baik prediksi kebutuhan SDM secara kuantitatif atau kualitatif. Faktor-
faktor itu tidak dapat dihindari dan mengaharuskan dilakukan pembuatan kebijaksanaan
dengan maksud untuk memperbaiki, merubah atau menyempurnakan keputusan sebelum
dilaksanakan. Diantaranya bahkan dapat terjadi kebijaksanaan dilakukan sebelum
keputusan dilaksanakan,sehingga ikut mewarnai keputusan yang diambil.

Dari uraian di atas kebijaksanaan atau kebijakan pada dasarnya sebuah keputusan
yang bersifat pemecahan masalah yang timbul setelah keputusan dilaksanakan.
Kebijaksanaan atau kebijakan seperti itu bermaksaud untuk memperbaiki, merubah atau
menyempurnakan keputusan, kebiasaan, retinitis, aturan yang berlaku, karena suatu
kondisi tertentu tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Di samping itu kebijaksanaan atau
kebijakan dapat berbentuk penetapan keputusan karena pengaruh berbagai faktor, sehingga
tidak sama dengan keputusan yang seharusnya di tetapkan.
Kebijaksanaan bersifat insidental, berlaku terbatas sebagai kasus dan mudah
berubah sesuai kondisi pada waktu dan tempat tertentu, dalam arti tidak berlaku umum
untuk jangka waktu yang cukup lama. Apabila kebijaksanaan ini akan diberlakukan untuk
jangka waktu lama dan luas/umum, harus diupayakan untuk diangkat menjadi keputusan.
Kebijaksanaan yang merubah suatu keputusan yang seharusnya tidak terlihat sebagai
kebijaksanaan. tetapi tetap sebagai keputusan yang diberlakukan secara luas dan
cenderung berlaku permanen. Kebijaksanaan dimulai dari adanya masalah terutama dalam
melaksanakan suatu keputusan atau rutinitas, termasuk juga dalam melaksanakan
Perencanaan SDM sebagai keputusan. Dalam mendiagnosis masalah perlu dilakukan
pengembangan berbagai masukan dalam bentuk menghimpun pendapat, kreativitas, idea
atau gagasan, dan inisiatif tentang kemungkinan penyelesaiannya dari berbagai pihak yang
terkait dengan masalah yang dihadapi organisasi/perusahaan, khususnya dalam kegaiatan
melaksanakan SDM. Di samping itu perlu dipelajari juga berbagai peraturan yang terkait
karena pembuatan kebijaksanaan yang terkait bukan untuk menyalahgunakan atau
menyelewengkan peraturan atau keputusan yang terkait dengan masalah yang akan dibuat
kebijaksanaannya. Diagnose masalah berdasarkan masukan pendapat titik kreativitas dan
inisiatif mengenai peraturan yang berlaku tersebut pada dasarnya merupakan analisis
kualitatif. Kegiatan pengembangan dan penyaluran pendapat kreativitas dan lain-lain
dalam analisis masalah penting dilakukan agar membuat Kebijaksanaan Dalam
menjalankan kewenangan nya tidak berlaku subjektif. Subjektivitas dalam pembuatan
kebijaksanaan mudah menyebabkan terjadinya kekeliruan dan penyimpangan yang dapat
terjadi karena tidak difokuskan pada masalah yang timbul subjektivitas bersifat lebih
mengutamakan pihak yang menginginkan kebijaksanaan dalam menghadapi suatu
keputusan atau peraturan yang merugikannya, yang sebenarnya tidak merugikan pihak lain
pada umumnya.

Analisis untuk pembuatan kebijaksanaan dapat juga bersifat kuantitatif. Jika


ternyata pada waktu pembuatan keputusan atau peraturan sebelumnya data yang digunakan
keliru atau analisi statistiknya tidak relavan. Kekeliruan itu bisa tidak sengaja atai
disebabkan sistem informasi SDM di lingkungan suatu organisasi/perusahaan masih buruk,
yang mengakibatkan keputusan tidak dapat diimplementasikan sehingga diperlukan
pembuatan kebijaksanaan. Analisis atau diagnosis masalah yang dilakukan cenderung akan
menghasilkan beberapa alternative pemecahan masalah,yang harus dievaluasi dengan
mempertimbangkan kebaikan atau manfaaatnya dan keburukan atau mudaratnya,jika
dilaksanakam. Dari hasil evaluasi harus diperoleh satu di antara alternative terbaik untuk
dijadikan kebijaksanaan yang pada dasarnya merupakan keputusan baru meskipun
diberlakukan secara terbatas/khusus.

Alternatif yang dipilih sebagai kebijaksanaan kemudian di perintahkan untuk


dioperasionalkan. Jika di masa depan organisasi/perusahaan menghadapi masalah yang
serupa,kebijaksanaan yang di ambil dan berhasil dilaksanakan diulangi lagi. Oleh karena
itu apabila kebijakasanaan yang awalnya menyelesaikan satu kasus,setelah dilaksanakan
berulang kali menunjukkan keberhasilan,maka ditetapkan menjadi keputusan. Dengan kata
lain, kebijaksaan atau kebijakan yang akan diberlakukan secara lebih luas dan permanen
harus dikembangkan menjadi keputusan. Kebijaksanaan yang akan dipertahankan akan
diangkat menjadi keputusan.

Pembuatan kebijaksanaan sangat banyak kemungkinannya untuk dilakukan dalam


melasaksanakan operasional binis, karena berhadapan dengan lingkungan bisnis yang
berubah.Perencanaan sebagai keputusan yang penting di lingkungan sebuah organisasi
adalah perencanaan stratejik dan perencanan operasional, meskipun seperti disebutkan di
atas mungkin sja berubah dalam arti diperbaiki dan disempurnakan karena harus
mengatisipasi dan mengadaptasi perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis.Sedang
kegiatan atau tindakan bisnis tahunan sebagai mengimplementasian perencanaan
operasional cenderung selalu menuntuu penyesuaian dengan kondisi lingkungan
bisnis,yang diwujudkan berupa kebijaksanaan bisnis. Kondisi itu tidak boleh terlalu banyak
dilakukan dalam perencanaan SDM. Dengan demikian yang penting dalam membuat
perencanaan SDM adalah kemampuasn memprediksi secara akurat dari segi kualitatif,agar
sebagai keputusan mampu memperoleh SDM baru dan mempertahankan SDM lam yang
memiliki kemampuan tinggi dalam mengadaptasi dan mengimplementasikan kebijksanaan
operasional bisnis sekarang dan di masa mendatang karena pengaruh eksternal
mengharuskan keputusan-keputusan yang di telah ditetapkan untuk diperbaiki atau
dibatalkan dan diganti dengan kebijaksanaan baru.

Anda mungkin juga menyukai