Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU KESEHATAN

Ilmu kesehatan adalah kelompok disiplin ilmu terapan yang


menangani kesehatan manusia dan hewan. Ada dua bagian ilmu kesehatan: studi, riset,
dan pengetahuan mengenai kesehatan, serta aplikasi pengetahuan tersebut untuk meningkatkan
kesehatan, mengobati penyakit, dan memahami fungsi-fungsi biologis pada manusia dan hewan.
Riset yang dilakukan terutama bertumpu pada ilmu-ilmu utama biologi, kimia, dan fisika, dan
juga ilmu sosial (seperti sosiologi medis). Bidang ilmu lain yang memberikan kontribusi penting
bagi ilmu kesehatan termasuk biokimia, bioteknologi, rekayasa, epidemiologi, genetika, ilmu
perawatan, farmakologi, farmasi, kesehatan masyarakat, kedokteran, okupasi terapi.
Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan kesehatan
masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan, mengendalikan infeksi menular, pendidikan secara individual dalam hal
hygiene perorangan, mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya
diagnosis dini dan terapi pencegahan terhadap penyakit. Pengembangan sosial kearah adanya
jaminan hidup yang layak dalam bidang kesehatan.
Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan bahwa
Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan sakit saja, dan dalam arti
yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang lebih menitikberatkan
penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab dalam
IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of Prevention) pertama upaya Promotive
(meningkatkan pemahaman kesehatan), kedua upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan
penyakit), ketiga upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit), keempat
upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit), dan yang terakhir upaya Rehabilitative
(upaya pemulihan).
B. KESEHATAN DALAM ISLAM

“Sehat itu Nikmat” Islam menganggap bahwa kesehatan termasuk bagian dari
nikmat Allah SWT. yang paling besar. Orang yang didera oleh keluhan/rasa sakit tentu
akan merasa kurang nyaman dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu manusia harus
banyak bersyukur atas nikmat sehat yang disadangnya, agar pemberian Allah kepadanya
semakin bertambah. Nabi Muhammad saw. bersabda
"Sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat yang Ia berikan kepada hamba-
Nya." (HR. Turmudzi dan Hakim, Imam Suyuthi meng-hasan-kannya).
Cara mensyukuri kesehatan adalah dengan menjaga keberlangsungan kesehatan itu
sendiri sesuai sunnah Allah di dalam sebab dan musabab. Ibnu Qayyim berkata:
“Barangsiapa merenungkan petunjuk Nabi saw., maka ia akan mendapatkannya
sebagai sebaik-baik petunjuk, yang dengannya memungkinkannya untuk memelihara
kesehatannya”
Memelihara kesehatan itu dengan cara mengetahui pengaturan tempat makan,
minum, pakaian, tempat tinggal, udara, tidur, bangun, senggang, nikah dan sebagainya.
Apabila hal-hal tadi berhasil dipenuhi dengan cara yang tepat, maka akan lebih mendekati
kehidupan yang sehat yang berkesinambungan. Apabila kekuatan dan kesehatan saja
merupakan nikmat Allah yang besar dan anugerah-Nya yang melimpah, maka sangatlah
pantas bagi orang yang diberi rezeki itu untuk menjaganya dan melindunginya dari hal-hal
yang membahayakannya. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah
bersabda
“ Ada dua nikmat yang di dalamnya banyak orang tertipu: sehat dan senggang”
(HR. Bukhari).
Imam Turmudzi dan Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits ini dalam bab Zuhd.
Humaidi menyebutkannya dalam Musnadnya, hanya di dalamnya ada orang yang tidak
dikenal. Namun ada riwayat lain yang menguatkannya, yakni dari hadits Abu Darda‟ pada
Ibnu Hibban (2503) dan dari Ibnu Umar pada Ibnu Abi Dun-ya.2 Dalam hadits lain
Rasulullah saw. Bersabda
“Barangsiapa yang di pagi hari tubuhnya sehat, dadanya tenteram dan ia
mempunyai persediaan makan untuk hari itu, maka seakan-akan dunia ini diperuntukkan
baginya” (HR.Turmudzi).
Dalam riwayat Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. juga bersabda
“Perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seseorang pada hari Kiamat tentang
nikmat adalah ketika ia ditanya Bukankah Kami telah memberikan kesehatan pada
badanmu dan meyegarkanmu dengan air dingin?” (HR.Turmudzi).
Dalam agama kita diperintah oleh Rasulullah saw. agar berdoa minta dianugerahi
dua kesehatan, yakni kesehatan agama dan kesehatan dunia. Beliau saw. Bersabda
“ Mintalah (kalian) kepada Allah keyakinan dan kesehatan, karena tidak ada
(nikmat) yang diberikan oleh Allah kepada seseorang yang lebih baik dari pada kesehatan
setelah keyakinan” (HR. Ahmad).

C. MENJAGA KESEHATAN DALAM ISLAM

Salah satu sarana untuk memelihara kesehatan yaitu dengan menjaga kebersihan.
Kitab-kitab fiqih kita dalam bab-babnya senantiasa diawali oleh bab yang berjudul
Thaharah (bersuci). Di dalam berwudhu misalnya, dibersihkanlah bagian-bagian anggota
tubuh yang sering terkena kotoran, keringat, debu seperti wajah (termasuk hidung dengan
cara istinsyaq/memasukkan air ke dalam hidung lalu mengeluarkannya dan mulut dengan
cara madhmadhah/berkumur), kedua tangan, kedua kaki, kepala dan kedua telinga.3
Perintah berwudhu ini tercantum dalam surat al-Maidah ayat 6. Dalam hadits riwayat
Muslim, Abu Dawud, Nasa-i dan Ibnu Majah, dari Ibnu Umar, dan Ibnu Majah dari Anas
dan dari Abu Bakrah, serta Ibnu Majah dari Walid Abul Malih juga disebutkan bahwa
Rasulullah saw. Bersabda
‫طهور بغري صالة اهلل يقبل ال‬
“Allah tidak menerima shalat yang tanpa bersuci”
‫" ال ت قُ ْ ب ل ُ ص الة أح ُ ِد كمُ ْ إ ِ ذ أح ا ْ د ح ث ي ىَّت ت و ىضأ‬Tidak akan diterima shalat
salah seorang dari kalian apabila ia berhadats, hingga ia berwudhu." (Muttafaq 'alaih dari
Abu Hurairah ra.)
Ijma' ulama juga menyebutkan bahwa mereka telah sepakat bahwa tidak sah shalat
itu tanpa bersuci, yaitu jika seseorang mampu mengerjakannya, al-Qur‟an dan al-Sunnah
menyanjung pelaku dan penggemar kebersihan seperti ini. Allah pun juga menyukai
pelakunya.4 Mandi Rasulullah saw. menganjurkan ummatnya untuk mandi, terutama pada
hari Jum‟at. Beliau bersabda
“Wajib atas seorang muslim dalam tiap tujuh hari ada satu hari yang di dalamnya
ia membersihkan kepala dan badannya” (HR. Muttafaq „Alaih).
Membersihkan mulut Beliau menganjurkan gosok gigi/ bersiwak
‫“ للرب مرضاة للفم مطهرة السواك‬Bersiwak itu membersihkan mulut dan menyebabkan
ridla Tuhan (Allah)” (HR. Ahmad, Nasa-i, Ibnu Hibban, Hakim. Juga Baihaqi dari Aisyah
ra., dan Ibnu Majah dari Abu Umamah al-Bahily).
Memotong rambut, memotong kuku dan lain-lain “Barangsiapa mempunyai rambut
maka hendaklah ia memuliakannnya” (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah (4163).
Tempat-tempat penting seperti masjid dan sebagainya, haruslah menjadi contoh
dalam hal perhatian pada kebersihan dan kesehatan ini. Kebersihan tempat mandi, tempat
wudlu/WC, tempat sepeda, tempat sandal, tempat sampah, lantai dan lain-lain haruslah
menjadi prioritas utama. Tempat mandi dan wudhu sedapat mungkin dipisahkan dengan
jamban, mengingat jamban merupakan tempat najis, sedangkan pemeliharaannya kadang-
kadang diabaikan orang. Rasulullah SAW pernah bersabda
‫“ لعنتهم عليه وجبت طرقهم ىف املسلمني أذى من‬Barangsiapa mengganggu kaum muslimin
di jalan-jalan mereka, maka layak mendapat laknat mereka” (HR.Thabrani dari Hudzaifah
bin Usaid, ia menghasan-kannya).
Islam –melalui lisan Nabi saw. melarang kita kencing di bak mandi, di air
menggenang, jalan, tempat yang teduh, atau di sumber air. Rasulullah saw. menyebutnya
dengan ‫ )اماللعن الثالث‬tiga tempat yang dilaknat). Di antara tempat yang kotor adalah
sebagaimana sabda Nabi SAW
"Jauhilah dua kutukan atau dua macam orang yang dikutuk: orang yang membuang
kotoran di jalan orang dan di tempat berteduh" (HR.Muslim, Abu Dawud, Ahmad). Imam
Nawawi menganggap hal ini makruh tahrim sedang AdzDzahabi menganggapnya dosa
besar.
"Jika salah seorang dari kalian bangun tidur, maka janganlah mencelupkan
tangannya ke dalam bejana sampai ia membasuhnya tiga kali, karena sesungguhnya ia tidak
tahu di mana tangannya itu bermalam" (HR. Muslim /278).
“Janganlah salah seorang di antara kalian buang air kecil di dalam air yang tidak
mengalir lalu mandi di dalamnya" (HR.Bukhari). Dalam riwayat Turmudzi "lalu berwudlu
darinya"
Dorongan untuk olahraga Hadits Muttafaq 'alaih menyebutkan bahwa Nabi saw
mohon perlindungan kepada Allah dari ketidakberdayaan dan pemalas. Beliau menjadikan
bangun pagi dengan bersemangat sebagai sifat seorang mukmin yang multazim (konsekuen
pada agamanya). Beliau bersabda
"Syetan mengikat pada tengkuk salah seorang dari kalian sebanyak tiga ikatan jika
ia sedang tidur…"(HR.Bukhari kitab Tahajjud III/24).
Beliau dalam sejarah juga pernah lomba lari dengan 'Aisyah ra, isteri beliau
sendiri.(HR. Ahmad dan Abu Dawud). Semua ini mendidik kita agar membiasakan diri
giat dan cekatan, bukan pemalas, dan semua itu menyehatkan tubuh kita. Tidak benar jika
ada hadits Nabi saw. yang menjelaskan tentang keutamaan lapar, kecuali lapar karena
berpuasa. Justru ada hadits shahih yang menjelaskan bahwa beliau saw. berlindung dari
kelaparan
‫الضجيع بئس فانه اجلوع من أعوذبك اين اللهم‬
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, karena ia
adalah sejelek-jelek teman tidur" (HR.Abu Dawud, Nasa-i, Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Anda mungkin juga menyukai