Anda di halaman 1dari 11

Lembar Pengesahan

Laporan lengkap praktikum Kimia Analisis Intrumen dengan judul


“konduktometri“ yang disusun oleh :

Nama : Yuniarti

Kelas :B

NIM : 091314025

Kelompok : VI

telah diperiksa oleh asisten dan coordinator asisten dan dinyatakan


diterima.

Makassar , januari 2012

Koordinator Asisten Asisten

Ilham Nur Iman, S.Si Indra Permata

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Zulfikar, S.Si, M.T


Lembar Pengesahan

Laporan lengkap praktikum Kimia Analisis Intrumen dengan judul


“konduktometri“ yang disusun oleh :

Nama : Yuniarti

Kelas :B

NIM : 091314025

Kelompok : VI

telah diperiksa oleh asisten dan coordinator asisten dan dinyatakan


diterima.

Makassar, januari 2012

Koordinator Asisten Asisten

Ilham Nur Iman, S.Si Indra Permata

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs.H.Alimin, M.S
A. Judul Percobaan
“Konduktometri”
B. Tujuan Pecobaan
1. Untuk mengetahui cara kerja alat.
2. Untuk mengetahui daya hantar suatu larutan
C. Prinsip Dasar
Berdasarkan daya hantar listrik larutan dan gerakan ion-ion di
dalam larutan.
D. Latar Belakang
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya
hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan
bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar
listrik berhubungan dengan pergeseran suatu ion dai dalam larutab ion
yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R)
sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1. Bila arus listrik
dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya
hantar listrk (G) berbanding lurus dengan luas penampang elektroda (A).
Kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik disebut
daya hantar ekivalen yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram
ekivalen zat terlarut diantara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda
1 cm. yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi
jumlah muatan positif atau negative. Pengukuran daya hantar
memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan larutan dan jembatan
(rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan tersebut (Masyuari,
2011).
Metode konduktometri dapat digunakan untuk menentukan titik
ekivalen suatu titrasi, berupa beberapa titrasi konduktometri. Titrasi asam
kuat-basa kuat sebagai contoh larutan HCl dititrasi oleh NaOH. Kedua
larutan ini adalah penghantar listrik yang baik. Kurva titrasinya
ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Daya hantar H+ turun sampai titik
ekivalen tercapai. Dalam hal ini jumlah H+ makin berkurang di dalam
larutan. Sedangkan daya hantar OH- bertambah setelah titik ekivalen
tercapai karena jumlahnya bertambah di dalam larutan. Jumlah ion Cl - di
dalam larutan tidak bertambah, karena itu daya hantar konstan dengan
penambahan NaOH. Daya hantar ion Na+ bertambah secara perlahan-
lahan.
Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi
jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah
penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui, berarti selama
pengkuran yang berturut-turut jarak elektrodanya harus tetap. Hantaran
sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperature tetap, tetapi
pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara
linear lagi dengan konsentrasi. Kurva pengukuran untuk titrasi NaOH
terhadap HCl akan terlihat bahwa hantaran ion H+ berkurang sampai titik
ekivalen tercapai. Kemudian dengan penambahan titran terlihat bahwa
hantaran total sesudah titik ekivalen akan naik kembali. Ion Cl - tidaklah
memberikan sumbangan yang cukup berarti. Ion H+ sendiri memberikan
82% sedangkan Cl- 18% dari hantaran (Khopkar, 2008).
E. Alat dan Bahan
1. Alat;
a. Gelas piala 250 ml 1 buah
b. Konduktometer 1 set
c. Gelas kimia 100 ml 1 buah
d. Botol semprot 1 buah
e. Statif 1 buah
f. Klem 1 buah
g. Buret 1 buah
h. Pipet tetes 2 buah
i. Pipet volum 25 ml 1 buah
2. Bahan;
a. Larutan NaOH 0,1 N
b. Larutan HCl 0,1 N
c. Aquades
d. Tissue

F. Prosedur Kerja
1. Dihubungkan alat dengan sumber arus.
2. Di pipet 25 ml larutan HCl ke dalam gelas piala yang telah disediakan.
3. Di ukur daya hantarnya dengan menggunakan konduktometer.
4. Di titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dan setiap penambahan 3 ml
mencatat perubahan konduktans dari larutan yang diukur. Pada
proses ini sebaiknya menggunakan volume NaOH sampai sekitar 50
ml baru mengakhiri proses pengamatan.
5. Di buat kurva dengan memplot nilai konduktan dengan volume NaOH
0,1 N.
6. Ditentukan titik ekivalenya.
G. Hasil Pengamatan
HCl 0,1 N = 25 ml
Penambahan NaoH 0,1 N Konduktans (µs) Konduktans (Ω-1)
0 ml 29,20 29,20 x 10-6
3 ml 23,90 23,90 x 10-6
6 ml 19,30 19,30 x 10-6
9 ml 15,30 15,30 x 10-6
12 ml 12,10 12,10 x 10-6
15 ml 9,10 9,10 x 10-6
18 ml 5,64 5,64 x 10-6
21 ml 5,76 5,76 x 10-6
24 ml 6,66 6,66 x 10-6
27 ml 7,20 7,20 x 10-6
30 ml 9,50 9,50 x 10-6
33 ml 10,30 10,30 x 10-6
36 ml 10,80 10,80 x 10-6
39 ml 11,20 11,20 x 10-6
42 ml 11,90 11,90 x 10-6
45 ml 12,20 12,20 x 10-6
48ml 12,30 12,30 x 10-6

H. Analisis Data
Dik : V HCl = 25 mL
λº H+ = 349,8 Ω-1. mol-1. cm2
λº Cl- = 76,3 Ω-1. mol-1. cm2
1
Dit : =….? (untuk setiap volume NaOH 0,1 N)
𝑅

Penyeleseian :
Konversi µs menjadi Ω-1
1 siemens = 1 x 10-6 µs
1s = 1 Ω-1
1𝑠 1 Ω−1
1 µs = 1 µs x 106 µ𝑠 x 1𝑠

1 µs = 10-6 Ω-1
𝑉 𝐻𝐶𝑙
L = C x 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 (λº H+ + λº Cl-)

[NaOH] = 0,1 mol/dm3


𝑚𝑜𝑙 1 𝑑𝑚3 1 𝑐𝑚2
= 0,1 𝑑𝑚3 x 1000 𝑐𝑚3 x 10 𝑐𝑚2

= 1. 10-5 mol/cm2
1). Untuk NaOH = 3 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
3 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 8,33 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0354 Ω-1
2). Untuk NaOH = 6 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
6 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 4,17 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0177 Ω-1
3). Untuk NaOH = 9 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
9 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 2,77 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0118 Ω-1
4). Untuk NaOH = 12 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
12 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 2,08 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0087 Ω-1
5). Untuk NaOH = 15 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x 15 𝑚𝑙
(349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2

= 1. 10-5 mol/cm2 x 1,66 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0070 Ω-1
6). Untuk NaOH = 18 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
18 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 1,38 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0058 Ω-1
7). Untuk NaOH = 21 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
21 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 1,19 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0050 Ω-1
8). Untuk NaOH = 24 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
24 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 1,04 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0044 Ω-1
9). Untuk NaOH = 26 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
26 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,96 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0040 Ω-1
10). Untuk NaOH = 30 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
30 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,83 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0035 Ω-1
11). Untuk NaOH = 33 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
33 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,75 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0031 Ω-1
12). Untuk NaOH = 36 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x 36 𝑚𝑙
(349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,69 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0029 Ω-1
13). Untuk NaOH = 39 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
39 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,64 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0027 Ω-1
14). Untuk NaOH = 42 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
42 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,59 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0025 Ω-1
15). Untuk NaOH = 45 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
45 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,55 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0023 Ω-1
16). Untuk NaOH = 48 ml
25 𝑚𝑙
L = 1. 10-5 mol/cm2 x (349,8 + 76,3) Ω-1. mol-1. cm2
48 𝑚𝑙

= 1. 10-5 mol/cm2 x 0,52 x 426,1 Ω-1. mol-1. cm2


= 0,0022 Ω-1
I. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu
larutan elektrolit. Konduktifitas suatu larutan elektrolit bergantung pada
ion-ion yang ada dalam konsentrasinya. Konduktometri merupakan
metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listik larutan dan
peregrakan ion-ion dalam larutan. Dimana semakin mudahnya pergerakan
suatu ion dalam larutan, mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Percobaan ini untuk mengetahui titik ekivalen suatu larutan, yang
didasarkan atas daya hantar listrik larutan tesebut.
Secara teknis dalam percobaan ini dilakukan penambahan NaOH
hingga volume 48 ml, dimana tiap penambahan 3 ml dilakukan
pengukuran terhadap konduktansnya. Dari hasil pengukuran diperoleh
daya larutan yang berbeda-beda dan pada penambahan 18 ml nilai
konduktansinya sebesar 0,0058 Ω-1. Nilai ini merupakan konduktans
terendah dan merupakan nilai untuk titik ekivalennya. Karena pada kondisi
tersebut daya hantar ion H+ sebanding dengan daya hantar ion OH-.
Berdasarkan hasil pengamatan, ketika penambahan NaOH secara linear
terukur makin berkurang tapi setelah melewat titik ekivalen daya hantar
yang terukur makin meningkat sebanding dengan banyaknya volume
NaOH.
Adapun reaksi yang terjadi ;

HCl + NaOH NaCl + H2O

Reaksi yang terjadi pada percobaan ini merupakan reaksi


netralisasi. Dimana daya hantar H+ turun sampai titik ekivalen tercapai,
dalam hal ini jumlah H+ makin berkurang di dalam larutan, sedangkan
daya hantar OH- bertambah setelah titik ekivalen tercapai karena jumlah
OH- di dalam larutan bertambah. Jumlah Cl- di dalam larutan tidak
berubah, karena itu daya hantarnya konstan dengan penambahan NaOH.
Daya hantar ion Na+ bertambah secara perlahan sesuai dengan jumlah
ion Na+.
J. kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa titik ekivalen daya
hantar listrik larutan tercapai pada volume 18 ml dengan nilai konduktans
sebesar 0,0058 Ω-1.
K. Saran
Praktikan harus menjaga suhu dengan baik agar berada dalam
keadaan konstan dan tidak mempengaruhi daya hantar suatu larutan.

Daftar Pustaka
Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.

Masykuri. 2011. Kimia Analitik III. Online. Diakses pada tanggal 3


desember 2011

Anda mungkin juga menyukai