I. PENGERTIAN
II. ETIOLOGI
1. Luka di kepala
2. Perdarahan / trombus di serebral
3. Obat yang menekan pernafasan
4. Overdosis obat, seperti analgesic opioidoid, dan sedative yang dapat
menimbulkan hiperventilasi
1. Tetanus
2. Obat-obatan
e. Trauma
A. Tanda
Komplikasi
Komplikasi yang telah disebutkan dalam berbagai sumber untuk kegagalan
pernapasan meliputi:
a) Hipoksemia adalah kadar oksigen rendah dalam darah arteri dalam tubuh.
b) Hipertensi paru mengacu pada tekanan darah tinggi di pembuluh darah
yang membawa darah ke paru-paru. Tekanan darah di bagian lain dari tubuh
normal atau kadang-kadang bahkan rendah. Kondisi ini mungkin disebabkan
oleh hal-hal seperti kondisi paru-paru (misalnya emfisema, bronkitis kronis).
c) Jantung Aritmia adalah suatu kondisi dimana jantung tidak berdenyut
dengan irama yang normal.Sebuah aritmia jantung sering merupakan gejala
dari berbagai penyakit, gangguan dan kondisi yang menyebabkan jantung,
mengalahkan dengan cara yang tidak teratur, terlalu cepat (takikardia),
terlalu lambat (bradikardi) dan atau tidak sama sekali (ada detak jantung).
Ada banyak jenis aritmia jantung, yang dapat ringan sampai berat dapat
mengancam jiwa.
d) Jantung penangkapan adalah suatu kondisi dimana jantung telah berhenti
berdetak atau tidak pemukulan cukup efisien untuk mempertahankan
kehidupan. Penangkapan jantung, juga disebut henti jantung mendadak,
dengan cepat fatal dalam beberapa menit jika tidak segera diobati dengan
CPR dan defibrilasi.
e) Mengurangi Tingkat Kesadaran
f) Sesak Napas
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi oksigen. Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau
nasal prong.
b. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau
PEEP.
c. Inhalasi nebulizer
d. Fisioterapi dada
e. Pemantauan hemodinamik/jantung
f. Pengobatan Brokodilator Steroid
g. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN (GAGAL NAFAS AKUT)
I. PENGKAJIAN
A. Pengkajian Primer
1. Airway
Kebersihan jalan nafas, evaluasi adanya sputum, oksigen, kemampuan
batuk.
2. Breathing
Frekunsi nafas, pengembangan paru-paru, suara nafas, kedalaman nafas,
irama nafas, kembang kempis paru-paru, penggunaan otot-otot bantu
pernapasan.
3. Circulation
Riwayat penyakit jantung, tekanan darah, nadi, irama jantung, bunyi
jantung, warna kulit, kapiler refill, sianosis.
B. Pengkajian Sekunder
1. Pemeriksaan fisik head to toe.
2. Pemeriksaan keadaan umum dankesadaran
3. Eliminasi : Kaji haluaran urin, diare/konstipasi.
4. Makanan/cairan : Penambahan BB yang signifikan, pembengkakan
ekstrimitas oedema pada bagian tubuh.
5. Nyeri/kenyamanan : Nyeri pada satu sisi, ekspresi meringis.
6. Neurosensori :Kelemahan : perubahan kesadaran.
KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC : Pemantauan Respirasi
□ Tidak adanya bunyi napas tambahan □ Monitor adanya sumbatan jalan napas
□ Tidak adanya takikardia □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
hidung Terapeutik
□ PCO2 dalam batas normal (33 mmHg – 45 □ Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
□ pH arteri dalam batas normal (7,35-7,45) □ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
diberikan cukup
perlu
Terapeutik
mobilitas pasien
Edukasi
rumah
Kolaborasi
Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC : Manajemen Jalan Napas
tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil □ Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
□ Tidak ada mengi □ Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
□ Frekuensi napas dalam batas normal ( 16- □ Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Edukasi
perlu
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC : Manajemen Nutrisi
Edukasi
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
Resiko Cedera Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC : Manajemen Kesehatan Kerja
teratasi dengan kriteria hasil : □ Identifikasi kesehatan pekerja (mis.fungsi fisik, jiwa, spiritual,
□ Toleransi aktivitas meningkat □ Identifikasi standar prosedur kesehatan kerja, administrasi dan
□ Ketegangan otot menurun □ Identifikasi factor risiko penyakit dan kecelakaan kerja
□ Gangguan kognitif menurun □ Latih bantuan hidup dasar terkait kegawardaruratan kecelakaan
□ Frekuensi nadi normal : (60-100x/menit) □ Informasikan pekerja terkait zat atau alat yang berbahaya bagi
□ Pola istirahat/tidur baik □ Ajarkan tentang kesehatan dan modifikasi lingkungan kerja
yang sehat
Kolaborasi
Observasi
cedera
ekstremitas bawah
Terapeutik
perlu
digunakan
terkunci
kebutuhan
Edukasi
keluarga
□ Tidak ada deman (36˚C – 37˚C) □ Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
□ Tidak ada nyeri □ Pertahankan teknik aseptic pada pasien yang beresiko tinggi
Kolaborasi
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines
for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M, Jakarta:
EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993).
Sjamsuhidajat, R., Wim de Jong, Buku-ajar Ilmu Bedah. Ed: revisi. Jakarta: EGC,
1998.
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI: 2001.