Makalah Imh Kel 3
Makalah Imh Kel 3
“EKOSISTEM PERAIRAN“
PENDIDIKAN IPA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekosistem
Perairan)
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak terlepas dari bantuan dan dari berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam proses penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya.
Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan saran, usul, guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ekosistem
Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan hubungan
timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem dapat juga dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh serta menyeluruh
antara unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
2. Komponen Penyusun
a. Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia yang
medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan
tempat hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki beragam variasi dalam
ruang dan waktu. Komponen abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta
faktor yang memengaruhi distribusi organisme, antara lain:
1. Suhu Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas akan
membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur dalam tubuh.
2. Air Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme. Organisme yang
terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.
3. Garam Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial mampu untuk dapat
beradaptasi di dalam lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.
4. Cahaya matahari Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang terjadi pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya
matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat
peningkatan suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batuKarakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur fisik,, komposisi
mineral, dan pH membatasi penyebaran organisme yang berdasarkan kandungan
sumber makanan di tanah.
6. IklimIklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam jangka
waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan regional. Iklim mikro
meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa komunitas tertentu.
b. Biotik
Biotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu organisme. Komponen
biotik merupakan suatu komponen yang menyusun ekosistem selain komponen abiotik.
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu
heterotrof atau konsumen dan dekomposer atau pengurai :
1. Heterotrof / konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan dari bahan-bahan
organik yang telah disediakan oleh organisme lain sebagai sumber makanannya.
Komponen heterotrof disebut konsumen makro atau fagotrof karena makanan yang
dimakan berukuran kecil. Yang tergolong golongan heterotrof adalah manusia,
hewan, mikroba, dan jamur.
2. Pengurai / decomposer
Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang menguraikan bahan-bahan
organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Pengurai disebut konsumen
makro atau sapotrof. Hal ini karena makanan yang telah dikonsumsi memiliki ukuran
yang lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil dari penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang tergolong golongan pengurai atau dekomposer adalah bakteri dan
jamur. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
a. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan
b. Anaerobik : oksigen tidak terlibat dan bahan organik sebagai penerima
elektron atau oksidan
c. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang sudah teroksidasi juga
sebagai penerima elektron. Komponen tersebut berada di suatu tempat serta
berinteraksi membentuk kesatuan ekosistem yang teratur.
3. JENIS EKOSISTEM
1. Ekosistem Darat
Ekosistem daratan adalah ekosistem yang sebagian besar isinya adalah daratan. Setiap
daratan di bumi memiliki ciri khas masing- masing. Setiap ekosistem daratan di bumi
mewakili tempat serta iklim yang dimiliki setiap ekosistem tersebut. Ekosistem daratan
juga bisa disebut sebagai bioma. Bioma adalah daerah yang memiliki sifat, iklim, serta
berada pada tingkat geografis yang sama, serta tempat berkumpulnya berbagai macam
makhluk hidup yang membentuk komunitas dan pada akhirnya menjadi ekosistem.
Dalam ekosistem dartan, dibedakan menjadi 8, yaitu bioma hutan hujan tropis, bioma
hutan gugur, bioma padang rumput, bioma savana, bioma taiga, bioma tundra, bioma
gurun, dan bioma karst. Berikut adalah beberapa Jenis-jenis Ekosistem darat :
a. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis berada pada daerah yang memiliki iklim tropis. Hutan hujan
tropis adalah hutan dengan curah hujan yang tinggi. Curah hujan di hutan hujan tropis
bisa mencapai 200 hingga 225 cm pertahun.Akibat dari curah hujan yang tinggi, rata-
rata suhu di hutan hujan tropis kurang lebih sekitar 25 derajat celcius. Jenis tanaman
yang ada di hutan ini bersifat heterogen atau memiliki jenis- jenis yang
beranekaragam. Jenis- jenis pohon yang ada di hutan ini berjenis besar dan tinggi.
Tinggi rata- rata pohon di hutan hujan tropis bisa mencapai 20 hingga 40 meter.
Cabang di hutan hujan tropis lenar, sehingga berbentuk seperti tudung. Hewan yang
biasa di temukan di hutan hujan tropis adalah jenis- jenis kera, harimau, jenis- jenis
burung, badak ataupun babi.
Saat suhu udara menjadi dingin, dan air di sekitar hutan mulai membeku, maka
pohon- pohon di hutan gugur akan mengubah warna daunnya menjadi merah, hal ini
akibat dari ketidakmampuan melakukan fotosintesis. Saat iklim menjadi benar-benar
dingin, maka pohon akan menggugurkan daunnya. Sedangkan pada musim panas,
daun pohon akan kembali menghijau dan lebat. Jenis pohon di hutan ini hanya
sedikit. Sekitar 10 hingga 20 jenis pohon saja. Janis pohon di hutan ini tidak besar
dan tidak rindang. Hewan yang bisa ditemukan di hutan ini adalah beruang, hamster,
atau hewan yang berhibernasi selama musim dingin.
d. Bioma Savana
Sabana adalah daratan yang diisi oleh rumput dan sedikit pohon. Sabana terletak
pada daerah yang beriklim tropis. Sabana memiliki kemiripan dengan padang rumput.
Yang membedakan adalah curah hujan di sabana lebih tinggi dari padang rumput.
Curah hujan yang ada di saban berkisar antara 95 hingga 150 cm per tahun. Karena
curah hujan yang lumayan, maka sabana memiliki beberapa jenis pohon yang mampu
hidup hanya dengan jumlah air yang terbatas. Jenis hewan yang hidup di sabana
antara lain gajah, kuda, macam tutul, singa, atau jenis- jenis hewan pengerat.
e. Bioma Taiga
Taiga adalah jenis hutan yang hidup di daerah beriklim sub tropis serta daerah
dengan iklim dingin. Karena berada di daerah yang dingin, jenis pohon pada hutan ini
adalah pohon- pohon berjenis daun jarum.
Daun jarum adalah pohon yang daunnya seperti jarum- jarum. Pohon- pohon yang
berada di daerah ini antara lain cemara, alder, dan jenis pohon berdaun harum
lainnya. Jenis pohon di hutan ini rata- rata bersifat homogen. Pohon- pohon di hutan
ini berwarna hujau sepanjang tahun diakibatkan kemampuan mereka pada perubahan
iklim yang ekstrim antara musim dingin dan musim panas. Hewan yang berada di
hutan ini adalah beruang hitam, lynx, atau serigala.
f. Bioma Tundra
Tundra adalah ekosistem di daratan yang berada pada daerah terdingin di bumi,
yaitu antartika dan. Musim dingin di daerah tundra sangat panjang, bisa berlangsung
selama 9 bulan. Selain itu selama musim dingin, tidak ada cahaya matahari yang
masuk.
Pada musim panas, cahaya matahari mulai masuk, dan membuat sebagian
tanaman berbunga dan berbuah. Hanya saja karena musim panas yang sangat pendek,
menyababkan tanaman berbunga di daerah tundra memiliki masa hidup yang singkat.
Jenis tanaman yang paling kuat bertahan di daerah tundra adalah jenis lumut-
lumutan. Sedangkan jenis hewan di daerah ini adalah rubah, rusa kutup, atau bison.
g. Bioma Gurun
Gurun adalah ekosistem yang berkebalikan dengan. Tundra berada di daerah yang
paling dingin, sedangkan gurun berada di daerah bumi dengan temperatur yang paling
panas. Curah hujan di daerah ini sangat sedikit, bahkan nyaris tidak ada. Sehingga
daerah ini adalah dataran tandus berpasir.
Curah hujan di daerah ini, kurang dari 25 cm per tahun. Gurun adalam daerah
dengan temperatur udara yang sangat ekstrim. Pada siang hari, suhu di daerah ini bisa
mencapai 60 derajat, dan pada malam hari turun drastis menjadi 0 derajat celcius.
Jenis tanaman yang dapat tumbuh di daerah ini adalah kaktus, yang mampu
menyimpan cadangan air.
h. Bioma Karst
Karst adalah daerah dengan kumpulan batu gamping. Karst berbeda dengan
ekosistem lain, karena mamiliki keunikan tersendiri. Karst adalah daerah yang rentan
terhadap erosi dan tanah longsor. Selain itu, daerah karst adalah daerah yang tidak
subur untuk pertanian. Karst adalah daerah dengan banyak pori- pori kecil.
Akibatnya, karst adalah daerah penyimpan cadangan air.
2. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem
air laut. Pembagian ini berdasarkan perbedaan fisik dan kimiawi yang memengaruhi
komunitas perairan tersebut. Bioma air tawar umumnya memiliki konsentrasi garam
kurang dari 1%, sedangkan bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam 3%.
Seperti yang sudah dikatakan bahwa habitat air tawar itu dapat dibedakanmenjadi dua jenis,
yaitu air tawar mengalir (lotik) dan air tawar diam (lentik).
- menerapkan teknik terasiring atau sengkedan – fungsinya untuk menahan aliran air
dan memperbesar peluang penyerapan air kedalam tanah.
- melakukan rotasi tanaman (crop rotation) – fungsinya untuk menjaga kualitas tanah
dan mencegah terkumpulnya patogen dan hama yang menyerang satu jenis tanaman.
- tidak menggunakan pestisida – penggunaan pestisida sebagai cara mencegah
hama kurang baik karena menurunkan kualitas tanah dan membuat tanah menjadi
keras.
- menggunakan pupuk kompos
- memberantas hama dengan memperbanyak predator – sistem ini merupakan
penerapan dari rantai makanan. semakin banyak predator pemakan hama maka
jumlah hama secara alami akan menurun.
- Tidak membuang limbah logam berat pada aliran sungai – bahaya logam berat bukan
hanya bagi organisme yang hidup di sungai namun juga manusia yang
memanfaatkannya.
- Tidak mengambil batuan besar di sungai – batu batu di sungai berfungsi sebagai
penjaga struktur tanah agar tidak mudah terjadi erosi.
- Menanami pohon pohon besar di sekitar sungai
- tidak membuang sampah dan limpah di danau
- mengontrol pertumbuhan gulma di sekitar danau
- menertibkan pembangunan pembangunan yang ada di sekitar danau agar tidak
merusak ekosistem danau
- menanami pepohonan disekitar danau
- menjaga keadaan tanah agar tidak terjadi sedimentasi berlebihan yang menyebabkan
danau meluap.