Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LAKIP)

INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN 2016

KEMENTERIAN DESA, PDT


DAN TRANSMIGRASI
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas


segala berkat dan ridhonya, Inspektorat Jenderal (Itjen)
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi telah dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 ini, yang
merupakan implementasi dari Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya laporan ini. Kami menyadari, bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan tahun 2016, masih terdapat rencana-rencana yang belum dapat
direalisasikan mengingat keterbatasan yang ada, serta masih adanya kegiatan yang
belum direncanakan dengan matang, hal tersebut sebagai evaluasi untuk
pelaksanaan kegiatan yang lebih baik dimasa datang.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik membangun demi kesempurnaan


LAKIP ini dan demi kemajuan Inspektorat Jenderal dalam mengawal Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mencapai
tujuannya melaksanakan pembangunan Desa untuk kesejahteraan seluruh rakyat.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan bimbingan dan petunjuk
Nya kepada kita semua, agar tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada
Inspektorat Jenderal dapat terlaksana dengan baik.

Jakarta, Januari 2017


Inspektur Jenderal,

Drs. Sugito M.Si

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 i i


IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi tahun 2016 merupakan laporan tentang capaian kinerja (performance
results) selama tahun 2016, dikaitkan dengan rencana kinerja (performance plan)
2016 yang mengacu pada Rencana Stratejik Inspektorat Jenderal tahun 2015-2019,
serta Rencana Kinerja Tahunan yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja
Tahun 2016.

Penyusunan Laporan Kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT


dan Transmigrasi Tahun 2016 pada prinsipnya merupakan upaya memberikan
penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama
Tahun 2016 yang terkait dengan Kegiatan Pengawasan meliputi :
1) Penyusunan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi.
2) Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.
3) Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.
4) Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
5) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Menteri.

Pelaksanaan pengawasan intern Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan


Transmigrasi Tahun 2016 yang efektif, akuntabel, transparan dan terus mengawal
kebijakan-kebijakan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
secara keseluruhan, sehingga program program pembangunan desa yang menjadi
target Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi hasilnya dapat dimanfaatkan dan
memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Sasaran program dan indikator Kinerja Utama serta capaiannya pada Inspektorat
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi tahun 2016 adalah sebagai
berikut :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 ii


No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Program (%)
1 Meningkatnya Jumlah kebijakan teknis 25% 25% 100%
Pengawasan pengawasan internal
dan Kementerian Desa PDT dan
Akuntabilitas Transmigrasi
Pembangunan
Desa, Daerah
Presentase meningkatnya 25% 18,75% 75%
Tertinggal dan
mutu laporan Keuangan
Transmigrasi
Kementerian Desa PDT dan
Transmigrasi

Menurunnya temuan 25% 0% 0


kerugian negara dalam
pelaksanaan anggaran di
lingkungan Kementerian
Desa PDT dan Transmigrasi
2 Meningkatnya Penyampaian laporan Hasil 25% 8,34% 66,67%
kinerja aparatur Pengawasan tepat waktu
dalam Meningkatnya kualitas 50% 40% 80%
mendukung sumber daya manusia
reformasi (SDM) di lingkungan
birokrasi Inspektorat Jenderal
Tersedianya sarana dan 50% 85,39% 171%
prasarana pendukung
pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi di Lingkungan
Kerja Inspektorat Jenderal.

Berdasarkan tabel di atas capaian kinerja Inspektorat Jenderal Tahun 2016 adalah
sebesar 82,11% dengan skor 70,02.

Dalam rangka meningkatkan kinerja tahun mendatang maka Inspektorat Jenderal


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi melakukan langkah-langkah antara lain :
 Menyusun Program kerja pengawasan tahunan (PKPT) yang lebih realistis
sesuai SDM yang ada.
 Menambah pegawai untuk memenuhi kebutuhan jumlah auditor dan
meningkatkan kompetensi auditor pengawasan pembangunan Desa, PDT dan
Transmigrasi.
 Menerapkan Risk Based Internal Audit dalam penetapan prioritas auditi dan
pekerjaan serta lokasi yang harus diaudit.
 Melaksanakan audit intern sesuai standar audit dan kendali mutu audit.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 iii


 Menegakkan disiplin pegawai untuk menerapkan peraturan kepegawaian dan
prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, serta kode etik baik PNS
dan auditor dalam pelaksanaan pengawasan intern.

Dengan keterbatasan waktu dan tenaga yang ada, Inspektorat Jenderal telah
berupaya melaksanakan tugas utamanya yaitu melakukan pengawasan intern
semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan laporan tepat waktu, untuk
memberikan rekomendasi perbaikan-perbaikan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 iv


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................ ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Dasar Hukum .......................................................................... 2
C. Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal ................................. 2
D. Struktur Organisasi ................................................................. 3
E. Sumber Daya dan Sarana Prasarana ..................................... 5
F. Isu Strategis Organisasi .......................................................... 6
F. Maksud dan Tujuan ................................................................ 8
F. Sistematika Penyajian ............................................................. 8

BAB II PERENCANAN KINERJA .......................................................... 11


A. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal 2015-2019 .............. 11
B. Ikhtisar Perjanjian Kinerja ....................................................... 13
C. Indikator Kinerja...................................................................... 14
D. Perkembangan Indikator Kinerja Program 2015-2019 ............ 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................ 20


A. Capaian Kinerja ..................................................................... 20
B. Realisasi Anggaran ................................................................. 33

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 35


A. Kesimpulan ............................................................................ 35
B. Saran ...................................................................................... 36

Lampiran

Perjanjian Kinerja Itjen Tahun 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 v


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Susunan SDM Inspektorat Jenderal ......................................... ......... 4

Tabel 2. SDM Fungsional Inspektorat Jenderal Tahun 2016 ...........................5

Tabel 3. Sarana dan Prasarana ....................................................................... 6

Tabel 4.Perjanjian Kinerja Kinerja Itjen Tahun 2016.......................................... 13

Tabel 5. Capaian Kinerja Itjen Tahun 2016.........................................................21

Tabel 6. Realisasi Anggaran Itjen TA 2016.........................................................33

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 vi


DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal ...............................................3

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 vii


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah, Inspektorat Jenderal menjadi


yang terdepan dalam penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan prinsip
tatakelola pemerintahan yang baik (good governance).
Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan tersebut adalah dengan melaporkan
kinerjanya secara terinci dan periodik melalui pengukuran kinerja. Usaha ini
dilakukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan
akuntabilitas dengan melakukan analisapenggunaan output dan outcome yang
akan dicapai dan seharusnya.

Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang


terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara
berkala untuk memastikan kesinambungan usaha mewujudkan aparatur yang
akuntabel. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja harus
cukup menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah. Indikator kinerja yang
digunakan kemudian harus menggambarkan terwujudnya kinerja, tercapainya hasil
program dan hasil kegiatan. Indikator kinerja instansi pemerintah harus selaras
antar tingkatan unit organisasi. Indikator kinerja yang digunakan juga harus
memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan
kurun waktu tertentu.

Laporan ini merupakan salah satu langkah untuk dapat mempertanggungjawabkan


kinerja organisasi pemerintah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Peraturan
Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Laporan ini akan memberi informasi mengenai masukan (input),
keluaran(output) dan hasil (outcome) terhadap pelaksanaan program dan kegiatan
dalam kurun waktu tahun anggaran 2016. Seluruh materi laporan kinerja telah
tersaji secara sistematis dan terstruktur dengan bagian-bagian meliputi:
Pendahuluan mengenai latar belakang penyusunan Laporan Kinerja, Perencanaan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 1


Kinerja selama tahun 2016, Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 dan Penutup yang
merupakan kesimpulan dari isi Laporan Kinerja serta saran untuk perbaikan
Akuntabilitas Kinerja pada tahun-tahun mendatang.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
4. Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2015 tentang Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.
5. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
6. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 06 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
7. Peraturan Menteri DPDTT Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan Program Anggaran.
8. Peraturan Menteri PAN RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi
AKIP di lingkungan Kementerian dan Lembaga
9. Keputusan Menteri Desa dan Transmigrasi No 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Evaluasi dan Implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.

C. TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT JENDERAL

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mempunyai


tugas membantu Presiden menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa,
percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 2


Inspektorat Jenderal sebagai unit organisasi Kementerian Desa, Pembangunan
DaaerahTertinggal dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam pelaksanaan tugasnya Inspektorat Jenderal mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015, tentang Kementerian


Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, organisasi Kementerian
ini terdiri:
Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi, Inspektorat Jenderal, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, serta Staf Ahli Bidang
Pembangunan dan Kemasyarakatan, Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 3


Lokal, Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar
Lembaga dan Staf Ahli Bidang Hukum.
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi nomor 6 Tahun 2015 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, struktur organisasi
Inspektorat Jenderal digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

Bagan 1. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 4


E. SUMBER DAYA DAN SARANA PRASARANA
1. Sumberdaya Manusia
Jumlah sumberdaya manusia (SDM) yang mendukung pelaksanaan kegiatan di
Inspektorat Jenderal sebanyak 158 orang dengan rincian sebagai berikut
sebagai berikut :

Tabel 1. SDM Itjen

No Jabatan Jumlah/orang
a. Struktural 23
b. Fungsional Auditor 29
c. Fungsional Perencana 0
d. Fungsional Umum/Pelaksana 29
e. Non PNS 77
Jumlah 158

Untuk Jabatan Fungsional Auditor sebanyak 29 orang dapat dirinci berdasarkan


sertifikasi sebagai berikut :

Tabel2. SDM Fungsional Itjen


No Jenjang Jumlah/orang
a. Auditor Madya 19
b. Auditor Muda 4
c. Auditor Pertama 6
Jumlah 29

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 5


2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki Inspektorat Jenderal dalam rangka
menukung pelaksanaan tugas pengawasan adalah sebagai berikut :

Tabel3. Sarana Prasarana Itjen


Jumlah
No Jenis Barang (Unit)
a. Gedung Kantor 1
b. Kendaraan bermotor Roda 4 10
c. Kendaraan bermotor Roda 2 4
d. Meja kerja 70
e. Kursi 265
f. Filling cabinet/almari besi 36
g. Personal computer 60
h. Note Book 57
i. Meja Komputer 70
j. GPS 6
k. DME (Distance Measurement Equipment) 10
l. Voice Recorder 37
m. Scanner 3
n. Printer 49
o. Faksimile 2
p. Mesin penghancur kertas 22
q. Lukisan Kanvas 29
r. LCD/layar 11
s. Camera 7
t. TV 15
u. Meubelair lainnya 8

F. ISU STRATEGIS ORGANISASI


Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menghadapi
beberapa isu strategis yang berkaitan dengan tugas-tugas Inspektorat Jenderal
yang harus segera ditangani, antara lain :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 6


a. Pengawasan terhadap penerapan SPIP berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
merupakan salah satu salah kegiatan yang harus segera dilaksanakan.
Dengan Sistem Pengendalian Intern yang terbangun dengan baik maka
seluruh kegiatan organisasi dapat berjalan sesuai ketentuan dan aturan yang
berlaku. Dengan implementasi SPIP maka akan terbentuk lingkungan
pengendalianyang merupakan komitmen seluruh pegawai, dari jajaran
pimpinan sampai dengan karyawan untuk melaksanakan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Kementerian Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah
berkomitmen untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dengan disahkanya Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No
19 Tahun 2016 tentang SPIP.
Inspektorat Jenderal sebagai aparat pengawasan internal pemerintah (APIP)
mempunyai tugas untuk mengawal agar Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dapat terbangun dan berjalan dengan baik.
b. Masih lemahnya aksi-aksi pencegahan dan pemberantasan KKN, hal ini
disebabkan karena masih kurangnya aturan hukum terkait pencegahan KKN
yang berlaku di lingkungan internal kementerian, belum diimplementasikannya
Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No 24 tahun 2016 tentang
Pedoman Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) dan WBS Online
sebagai salah satu saluran pengaduan yang efektif dalam pencegahan KKN,
serta belum terselenggaranya Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Zona
Integritas.
c. Opini BPK terhadap laporan keuangan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi yang diharapkan meningkat menjadi WTP, sehubungan dengan
hal tersebut diperlukan perbaikan dan peningkatan berbagai hal, antara lain :
 Penanganan tindak lanjut rekomendasi dan temuan BPK dan APIP tahun-
tahun sebelumnya
 Pembenahan Aset dan BMN
 Penertiban dan pembenahan Persediaan,
 Penyelesaian utang kepada pihak ketiga ( jika ada )

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 7


 Penerapan SAP secara benar dalam penyusunan LK
 Memastikan bahwa tidak terjadi temuan-temuan yang berulang.
Inspektorat Jenderal melalui pendampingan dalam penyusunan serta reviu
laporan keuangan membantu agar laporan keuangan yang dihasilkan sesuai
SAP serta ketentuan lainnya.
d. Keterbatasan waktu dan minimnya persiapan dalam dalam melakukan reviu
RKAK/L sehingga pelaksanaan reviu RKAK/L kurang optimal, belum menjangkau
masalah efektifitas dan efisiensi program kerja dan kebijakan yang disusun oleh
satuan kerja.
e. Terbatasnya SDM Inspektorat Jenderal terutama tenaga auditor yang
bersertifikat yang hanya berjumlah 29 orang dibanding dengan jumlah program
dan kegiatan serta anggaran yang harus diawasi, merupakan kendala yang
perlu diatasi.
Untuk membangun APIP yang kapabel maka salah satu upaya yang
dilaksanakan adalah melalui pengembangan dan peningkatan kompetensi
secara berkesinambungan serta penambahan tenaga auditor melalui rekrutmen
dan mengangkat auditor baru yang telah disertifikasi.

G. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal
adalah :
a. Dari aspek manajerial sebagai bahan evaluasi atas kinerja Inspektorat Jenderal
dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya.
b. Dari aspek akuntabilitas sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada Inspektorat Jenderal serta
pertanggungjawaban penggunaan anggaran.

H. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disesuaikan sebagaimana


amanat Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 8


Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan kinerja triwulan IV berdasarkan
sistematika laporan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organsiasi.

Bab II Perencanaan Kinerja


Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja


A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan
strategis organisasi;
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 9


Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi
untuk meningkatkan kinerjanya.

Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.

Lampiran :
1) Perjanjian Kinerja
2) Lain-lain yang dianggap perlu

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 10


BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT JENDERAL 2015-2019

Pernyataan Visi Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi berdasarkan tugas dan fungsinya dan sesuai dengan
program Nawacita Presiden RI adalah :

1. Visi

Menjadi Unit audit Internal yang profesional dan berintegritas dalam rangka
mendukung terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya di Lingkungan Kementrian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.”

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka Misi yang dijalankan oleh
Inspektorat Jenderal adalah:

a. Meningkatkan pengawasan untuk mendorong terlaksananya program dan


kegiatan secara ekonomis, efektif dan efisien (3E), serta mencegah
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
b. Mewujudkan sistem pengawasan yang efektif dan terintegrasi untuk
meningkatkan kinerja aparatur pengawasan dalam mendukung reformasi
Birokrasi.
c. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tupoksi serta pembinaan seluruh
unsur Inspektorat Jenderal.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 11


3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Inspektorat Jenderal dalam kurun waktu tahun
2015-2019 adalah:
a. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi telah dilaksanakan secara efisien, efektif, hemat, bebas KKN
serta taat terhadap aturan yang berlaku.
b. Meningkatkan kualitas tatakelola penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi dengan mendorong terwujudnya
penerapan SPIP dan sistem pengelolaan keuangan sesuai Standar
Akuntansi Instansidi Unit-Unit Kerja Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
c. Meningkatkan kualitas (kemampuan, pengetahuan dan profesionalisme)
sumber daya manusia di Lingkungan Inspektorat Jenderal.

4. Sasaran Strategis
Adapun sasaran strategis yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut
diatas adalah:
a. Meningkatnya kinerja akuntabilitas Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
b. Terwujudnya peningkatan kinerja aparatur pengawasan dalam rangka
mendukung reformasi birokrasi.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 12


B. IKHTISAR PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari Menteri


Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal kepada Inspektorat Jenderal untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.Melalui
perjanjian kinerja, terwujudlahkomitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas,
fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Perjanjian kinerja merupakan kontrak kerja yang menjadi tanggungjawab
Inspektorat Jenderal, sebagaimana dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja
Inspektorat Jenderal Tahun 2016, seperti diuraikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
INSPEKTORAT JENDERAL
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Target
1 Meningkatnya Pengawasan Tersedianya Kebijakan Teknis 25%
dan Akuntabilitas pengawasan internal Kementerian
Pembangunan Desa, Desa PDT dan Transmigrasi
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
Meningkatnya mutu laporan 25%
Keuangan Kementerian Desa PDT
dan Transmigrasi

Menurunnya temuan da kerugian 25%


negara dalam pelaksanaan
anggaran di lingkungan Kementerian
Desa PDT dan Transmigrasi

2 Meningkatnya kinerja Penyampaian laporan Hasil 25%


aparatur pengawasan dalam Pengawasan tepat waktu
mendukung reformasi
birokrasi
Meningkatnya kualitas sumber daya 50%
manusia (SDM) di lingkungan
Inspektorat Jenderal

Tersedianya sarana dan prasarana 50%


pendukung pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi di Lingkungan
Kerja Inspektorat Jenderal.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 13


No Kegiatan Anggaran
1 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Rp. 20.857.657.000
Lainnya Inspektorat Jenderal Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi

2 Penyelenggaraan Pengawasan dan Akuntabilitas Rp. 19.659.885.000


Pembangunan Desa, Daerah tertinggal, dan
Transmigrasi

C. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)


Untuk mengukur capaian kenerja Inspektorat Jenderal berdasarkan sasaran
strategis yang telah dicanangkan, maka ditetapkan Indikator Kinerja Utama dalam
tahun 2016 sebagai berikut :

Sasaran Program 1: Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas


Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

1) Presentase kebijakan teknis pengawasan intern yang disusun dan


diimplementasikan di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan dibutuhkan adanya kebijakan
dan pedoman teknis sebagai dasar untuk menentukan arah kegiatan
pengawasan sesuai tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal.
Dalam tahun 2016 Inspektorat Jenderal Kementerian Desa PDT dan
Transmigrasi mentargetkan 4 kebijakan teknis yang disusun dan pedoman
yang disahkan dan diimplementasikan.
Formulasi penghitungan pencapaian target sebagai berikut :
Jumlah kebijakan teknis × 100 % = Capaian
target

2) Presentase meningkatnya mutu laporan Keuangan Kementerian Desa


PDT dan Transmigrasi
Pencapaian yang diharapkan dari peningkatan mutu laporan keuangan,
adalah tersusunnya laporan keuangan pada Unit kerja Eselon I dan
Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi baik laporan keuangan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 14


semesteran maupun laporan keuangan tahunan, yang telah memenuhi
standard penyusunan laporan sesuai SAP dan pada akhirnya adalah
tercapainya opini WTP atas laporan keuangan Kementerian Desa PDT dan
Transmigrasi.
Formulasi penghitungan pencapaian target adalah sebagai berikut :
Opini Laporan Keuangan Kementerian oleh BPK × 100% = Capaian
Target

Klasifikasi penilaian opini BPK adalah sebagai berikut:


a) WTP = 4
b) WDP = 3
c) Disclaimer = 2
d) Adverse Opinion = 1

3) Presentase menurunnya temuan kerugian negara dalam pelaksanaan


anggaran
Inspektorat Jenderal melakukan pengawasan intern terhadap pelaksanaan
kegiatan pada satuan organisasi di lingkungan Kementerian Desa PDT dan
Transmigrasi melalui audit, reviu, bimbingan teknis, serta kegiatan lainnya.
Hasil dari kegiatan tersebut berupa rekomendasi yang akan digunakan oleh
satuan kerja terkait dalam rangka perbaikan kedepan.
Dari kegiatan pengawasan dan pendampingan yang dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal terhadap satuan kerja, diharapkan akan terlaksananya
tatakelola kegiatan dan anggaran yang lebih berkualitas sehingga
penyimpangan dan kerugian negara dalam pelaksanaan anggaran akan
nenurun.
Formulasi penghitungan pencapaian adalah sebagai beikut :
Jumlah temuan pemeriksaan tahun yang bersangkutan × 100% = Capaian
Target penurunan temuan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 15


Sasaran Program 2: Meningkatnya kinerja aparatur pengawasan dalam
rangka mendukung reformasi birokrasi

1) Penyampaian laporan Hasil Pengawasan tepat waktu


Inspektorat Jenderal bertugas melakukan pengawasan intern terhadap
pelaksanaan kegiatan pada satuan organisasi di lingkungan Kementerian
Desa PDT dan Transmigrasi melalui audit, reviu, bimbingan teknis, serta
kegiatan lainnya. Hasil dari kegiatan tersebut berupa rekomendasi yang
akan digunakan oleh satuan kerja terkait dalam rangka perbaikan kedepan,
olah karenanya laporan hasil pengawasan yang tepat waktu akan sangat
bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk perbaikan.
APIP menyampaikan laporan hasil pengawasan secara periodik kepada
pimpinan lembaga dan tembusan ke Menteri PAN RB.
Penyampaian laporan hasil pengawasan oleh Itjen (APIP) diatur sesuai
Peraturan Menteri PAN dan RB no 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk
pelaksanaan penyusunan ikhtisar laporan hasil pengawasan APIP
Penghitungan pencapaian target adalah sebagai berikut :
Jumlah Laporan APIP tepat waktu × 100% = Capaian
Target

2) Presentase meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM di lingkungan


Inspektorat Jenderal
Untuk mendukung terlaksananya tugas-tugas pengawasan dengan optimal,
Inspektorat Jenderal membutuhkan sumber daya yang profesional dan
kompeten. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa aspek dari sumber daya
yang dimiliki yang harus dipenuhi antara lain:
 Dari segi kuantitas, telah sesuai dengan kebutuhan
 Kompetensi dan kualifikasi yang memenuhi standar dalam kegiatan
pengawasan atau audit
 Dilaksanakannya pengembanganpegawai melalui pelatihan dan
pendidikan yang dilakukan secara terus menerus.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 16


Formulasi dalam penghitungan capaian adalah sebagai berikut :
Diklat Struktural dan Substantif yang dilaksanakan × 100% = Capaian
Target

3) Presentase tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan


tugas pokok dan fungsi di Lingkungan Kerja Inspektorat Jenderal.

Untuk mendukung kegiatan pengawasan Inspektorat Jenderal membutuhkan


dukungan sarana dan prasarana, baik berupa sarana peralatan kantor
maupun layanan lainnya. Dalam kurun waktu 5 lima tahun mendatang
diharapkan kebutuhan sarana dan prasarana tersebut dapat terpenuhi. Dalam
tahun 2016 Inspektorat Jenderal telah menargetkan pengadaan sarana dan
prasarana sesuai yang telah ditetapkan dalam rencana kerja.
Formulasi penghitungan capaian adalah sebagai bekut :
Jumlah sarpras kerja Pegawai × 100% = Capaian
Target

D. PERKEMBANGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015-2019


Perkembangan Indikator Kinerja Program Inspektorat Jenderal berdasarkan
Rencana Strategis Itjen tahun 2015-2019 dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Indikator kinerja program tahun 2015-2016 sebagai berikut:
Target
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Utama
TH 2015 TH 2016
1 Meningkatnya Tersedianya Kebijakan Teknis 90% 25%
Pengawasan dan pengawasan internal
Akuntabilitas Kementerian Desa PDT dan
Pembangunan Desa, Transmigrasi
Pembangunan Daerah Persentase pengawasan 90% -
Tertinggal dan intern terhadap akuntabilitas
Transmigrasi kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu , evaluasi ,
pemantauan dan
pengawasan
Meningkatnya mutu laporan
Keuangan Kementerian Desa - 25%
PDT dan Transmigrasi
Menurunnya temuan da -
kerugian negara dalam 25%
pelaksanaan anggaran di
lingkungan Kementerian Desa
PDT dan Transmigrasi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 17


Target
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Utama
TH 2015 TH 2016
Persentase dilaksanakannya -
tindak lanjut hasil 90%
pengawasan

2 Meningkatnya kinerja Penyampaian laporan Hasil


aparatur pengawasan Pengawasan tepat waktu - 25%
dalam mendukung
reformasi birokrasi Meningkatnya kualitas sumber
daya manusia (SDM) di
lingkungan Inspektorat 90% 50%
Jenderal

Tersedianya sarana dan


prasarana pendukung
pelaksanaan tugas pokok dan 90% 50%
fungsi di Lingkungan Kerja
Inspektorat Jenderal.

b. Dalam tahun 2017 terdapat revisi atas sasaran program dan Indikator Kinerja
Program dan targetnya pada Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2015-2019
menjadi sebagai berikut :
Target
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Utama
TH 2017 TH 2018 Th 2019
Meningkatnya Persentase rekomendasi atas
1 pengawasan dan temuan hasil pemeriksaan yang 80% 90% 100%
akuntabilitas ditindaklanjuti
aparatur Jumlah Norma Standar
Kementerian Prosedur Kriteria (NSPK)
pengawasan internal yang 6 8 12
diselesaikan dan
diimplementasikan
Tingkat kapabilitas APIP 2 2 2
Tingkat kematangan 2 3 4
implementasi SPIP
2 Meningkatnya nilai Nilai hasil Penilaian Mandiri 75 85 90
hasil Penilaian Pelaksanaan Reformasi
Mandiri Birokrasi (PMPRB)
Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
(PMPRB)
Persentase Kesesuaian atas
Penyajian Laporan Keuangan 4 4 4
dan BMN Itjen berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintah
3 Peningkatan (SAP) dari hasil evaluasi Aparat
akuntabilitas kinerja Pengawas Intern Pemerintah
di lingkungan Itjen (APIP)
Nilai Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah 84 88 90
(SAKIP) Itjen

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 18


Target
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Utama
TH 2017 TH 2018 Th 2019
Persentase penyampaian 5 5 5
Laporan satuan kerja di
lingkungan Itjen yang tepat
waktu sesuai dengan ketentuan
4 Meningkatnya Pejabat tinggi dan pejabat 40 50 60
kualitas dan administrasi di lingkungan Itjen
kuantitas SDM yang yang mengikuti pengembangan
sesuai dengan kompetensi per tahun
kebutuhan Persentase Pejabat fungsional 40 50 60
organisasi di lingkungan Itjen yang
mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun
Persentase terpenuhinya jumlah 65 80 100
Auditor sesuai dengan beban
kerja
Nilai rata-rata Sasaran Kinerja 90 91 92
Pegawai (SKP) ASN di
lingkungan Itjen
5 Peningkatan Meningkatnya tingkat kepuasan 85 90 95
kualitas pelayanan aparatur Kementerian atas
Itjen dalam pelayanan konsultasi dan
pengawasan lainnya pendampingan Itjen
6 Peningkatan 85 90 95
efisiensi dan Nilai Kinerja atas Pelaksanaan
efektifitas anggaran Rencana Kerja dan Anggaran
Itjen Itjen
Persentase Kesesuaian 100 100 100
sasaran RENJA yang
diprogramkan dalam RKA Itjen
Rata-rata intensitas revisi DIPA 2 2 2
di lingkungan Itjen

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 19


BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL


Sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan pengawasan oleh Inspektorat
Jenderal mengacu pada Renstra Inspektorat Jenderal Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015 yakni
menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya, Inspektorat Jenderal mempunyai tujuan baik jangka panjang, jangka
menengah maupun jangka pendek/tahunan.Penetapan tujuan sangat penting baik
sebagai arah jalannya organisasi maupun untuk mengukur keberhasilan Inspektorat
Jenderal dan menjadi kewajiban setiap organisasi pemerintah wajib menyusun
rencana strategis untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja sebagai
pertanggungjawabannya. Rencana strategis tersebut dituangkan ke dalam rencana
pengawasan lima tahunan dan rencana pengawasan tahunan yang memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pengawasan sesuai dengan
tugas dan fungsi Inspektorat.
Penilaian atas pencapaian target IKU dilakukan melalui pemeringkatan dengan
metode skoring, setelah dilakukan pembobotan terhadap indikator kinerja yang
telah ditetapkan, sebagai berikut:

Nomor Skor Predikat


1 >85-90 Sangat baik
2 >70-85 Baik
3 >55-70 Sedang
4 ≤55 Rendah

Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan atas sasaran program dalam
Perjanjian Kinerja Tahun 2016, maka capaian Kinerja Inspektorat Jenderal yang
telah berhasil dicapai adalah sebagai berikut :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 20


1. PERBANDINGAN TARGET DAN RELISASI KINERJA TAHUN 2016

Tabel 5. Capaian Kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2016

Capaian
No Sasaran Program IndikatorKinerja Utama FormulasiPerhitunggan IKU Target Realisasi Bobot Skor PerhitunganRealisasi IKU
%

1 Meningkatnya Jumlah kebijakan teknis Jumlah kebijakan teknis Target sampai dengan tahun
Pengawasan dan pengawasan Internal pengawasan yang disusun dan 25% 25% 2019 = 12 Pedoman.
Akuntabilitas Kementerian Desa, PDT diimplementasikan 100% 20 20 Target 2016 = (4/12 x 100%)=
(3 pedoman) (3 pedoman)
Pembangunan danTransmigrasi 25 %
Desa, Daerah
Tertinggal
danTransmigrasi Presentase meningkatnya 1) Opini atas Laporan Keuangan
mutu laporan Keuangan Kementerian secara profesional Opini BPK atas Laporan
Kementerian Desa, PDT yang dikeluarkan oleh Badan Keuangan TA 2015 adalah WDP
dan Transmigrasi Pemeriksa Keuangan Republik Nilai : ¾ = 75%
Indonesia (BPK RI) dibagi Target
per tahundikali 100%
Klasifikasi penilaian:
WTP= 4 25% 18,,75 % 75 % 20 15
WDP= 3 (4) (3)
Disclaimer= 2
Adverse Opinion= 1

TemuanTahun 2016 (Audit TA


Menurunnya temuan Jumlah hasil temuan pemeriksaan 2015) :
kerugian negara dalam dibagi jumlah anggaran dikali 100% Rp 22.337.600.411,40
pelaksanaan anggaran di TemuanTahun 2015 ( Audit TA
lingkungan Kementerian 25% 0% 0% 25 0 2014) : Rp 10.331.034.698,95
Desa, PDT dan dengan anggaran yang relatif
Transmigrasi sama maka target penurunan
hasil temuan pemeriksaan tidak
terpenuhi.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 21


Meningkatnya
2 kinerja aparatur Penyampaian laporan Jumlah laporan pengawasan yang Target Laporan APIP ; 12,
dalam mendukung Hasil Pengawasan tepat disampaikan tepat waktu sesuai Target 2016 = 3/12 x 100%
reformasi birokrasi waktu ketentuan = 25 %
8,34% Realisasi = 2/12 x
25% (3 Lap) 66,67% 15 10,02
(2 Lap) 100%=16,67%

Jumlah Diklat pengembangan Target 2016 : 50% x 10


Meningkatnya kualitas kompetensi pada tahun yang kegiatan diklat = 5 Diklat
Sumber Daya Manusia bersangkutan Realisasi 2016= 4/10 x 100%=
(SDM ) di lingkungan 50% 40% 40%
80% 10 8
Inspektorat Jenderal (5) (4)

Tersedianya sarana dan Jumlah sarana dan prasarana pada Jumlah sarana pendukung kerja:
prasarana pendukung tahun yang bersangkutan dibagi 1) PC/Laptop: 137 unit
pelaksanaan tugas pokok jumlah pegawai 2) Meja Kerja: 70 unit
da nfungsi di Lingkungan 3) Kursi Kerja : 70 unit
Kerja Inspektorat Jenderal 4) FillingCabinet/
Almariarsip : 36 unit
50% 85.39% 171% 10 17 5) Printer : 49 unit
6) Alat pendukung
Audit : 53 unit

Dibanding jumlah pegawai Itjen


sebanyak 81 orang ,maka
persentase rata-ratanya adalah
85,39%.

Jumlah 42% 33% 82,11% 100 70,02

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 22


Berdasarkan tabel diatas,capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah
ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut :
`
Sasaran Program 1.Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas aparatur
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Sasaran meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas aparatur Kementerian


Desa, PDT dan Transmigrasi berdasarkan indikator kinerjanya dapat di uraikan
sebagai berikut :

1) Jumlah kebijakan teknis pengawasan internal Kementerian Desa PDT


dan Transmigrasi
Target penyusunan pedoman dan kebijakan teknis pengawasan yang
disahkan berdasarkan Rencana Strategis tahun 2015-2019 adalah sebanyak
12 kebijakan/pedoman pengawasan. Target tersebut terbagi dalam lima
tahun, sedangkan dalam tahun 2016 target yang ingin dicapai adalah 3
kebijakan/ pedoman pengawasan yang disahkan atau 25 %.
Jumlah Pedoman yang telah disusun sampai dengan tahun 2016 adalah:
a. Pedoman audit investigasi
b. Pedoman Pengendalian gratifikasi
c. Pedoman audit pengadaan barang dan jasa
d. Pedoman reviu laporan keuangan
e. Pedoman audit operasional
f. Pedoman evaluasi SAKIP
g. Pedoman reviu indikator kinerja utama
h. Pedoman penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi
i. Pedoman SPIP
j. Pedoman Penanganan Pengaduan
k. Pedoman Reviu DIPA
l. Pedoman Revisi RKA-K/L.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 23


Dalam tahun 2016 dari 12 pedoman tersebut telah disahkan menjadi
Peraturan Menteri/Keputusan Itjen dan telah diimplementasikan sebanyak 3
pedoman yaitu :
a) Keputusan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2016
tentang Pedoman Evaluasi dan implementasi SAKIP di lingkungan
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
b) Keputusan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Nomor 24 Tahun 2016
tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di lingkungan Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi
c) Keputusan Irjen KDPDTT No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Reviu
IKU di lingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Berdasarkan uraian diatas maka realisasi penyusunan kebijakan dan


pedoman pengawasan sebanyak 3 pedoman atau 25%. dari 12 target telah
tercapai.

2) Presentase meningkatnya mutu laporan Keuangan Kementerian Desa


PDT dan Transmigrasi

Meningkatnya mutu laporan keuangan Kementerian Desa PDT dan


Transmigrasi salah satu indikakatornya adalah diperolehnya opini atas
penyajian Laporan Keuangan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
Target yang ditetapkan dalam tahun 2016 adalah diperolehnya Opini Wajar
Tanpa Pengecualian.
Dari hasil audit atas laporan keuangan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi tahun 2015 yang dilaksanakan dalam tahun 2016 opini yang
diperoleh adalah Wajar dengan Pengecualian (WDP).
Beberapa catatan yang dikecualikan dalam opini tersebut antara lain adalah:
a) Persediaan,
Sebagian satker KDPDTT tidak melakukan inventarisasi fisik atas
persediaaan per tanggal 31 Desember 2015 serta tidak melaksanakan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 24


pengelolaan persediaan dengan baik, antara lain tidak melakukan
pencatatan atas mutasi persediaan secara memadai.
b) Aset tetap yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2015
diantaranya tidak didukung dengan rincian sehingga tidak dapat
ditelusuri keberadaannya.
c) Aset lain-lain, diantaranya tidak didukung dengan rincian.
d) Utang kepada pihak ketiga, catatan dan dokumen yang ada tidak
memungkinkan untuk dilakukan pengujian.
Dalam rangka mencapai target WTP atas Laporan Keuangan KDPDTT ,
Inspektorat Jenderal bekerjasama dengan seluruh satker terkait,
melakukan pendampingan dan pengawalan dalam rangka meminimalisir
dan menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi catatan tersebut.
Selain hal-hal diatas Inspektorat Jenderal dalam rangka meningkatkan
mutu laporan keuangan Satuan Kerja di lingkungan KDPDTT melakukan
reviu dan pendampingan terhadap Laporan keuangan UKE I untuk
menilai keseuaian penyajian laporan keuangan dengan SAP serta
peraturan lainnya yang berlaku.
Berdasarkan opini BPK atas Laporan Keuangan KDPDTT Tahun 2015
yaitu Wajar dengan Pengecualian (WDP).maka pencapaian indikator
peningkatan mutu laporan Keuangan berdasarkan formulasi perhitungan
adalah sebesar 75%.
Sedangkan dari hasil reviu atas Laporan keuangan KDPDTT Tahun
2015 oleh Itjen menunjukan bahwa penyusunan laporan keuangan
belum seluruhnya sesuai dengan standar yang berlaku, terdapat
beberapa pos laporan keuangan yang harus dilakukan koreksi.

3) Menurunnya temuan kerugian negara dalam pelaksanaan anggaran di


lingkungan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi

Berdasarkan laporan rekapitulasi temuan hasil pemeriksaan yang


dilaksanakan oleh pengawas eksternal (BPK ) dalam tahun 2016 (audit

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 25


tahun anggaran 2015), temuan atau rekomendasi yang bersifat keuangan
berjumlah Rp22.337.600.411,00 atau sebesar 0.3 % dibanding anggaran.
Rekomendasi hasil audit tahun 2015 (audit atas tahun anggaran 2014)
sebesar Rp10.331.034.698,95.Temuan ini merupakan merupakan bawaan
dari Kementerian PDT dan beberapa satuan kerja di Kemterian Nakertrans
yang bergabung menjadi Kemendesa.dalam tahun 2015.
Dilihat dari jumlah temuan yang bersifat keuangan belum menunjukan
penurunan namun cenderung terjadi peningkatan, dengan demikian target
penurunan temuan kerugian negara sebesar 25% dalam tahun 2016 tidak
tercapai. Hal tersebut karena meningkat atau menurunnya temuan hasil
audit oleh Pengawasan Internal maupun eksternal sangat tergantung dari
berbagai faktor yang berada pada satuan kerja, sejauh ini Itjen belum
berhasil mengawal penurunan temuan secara optimal.
Namun demikian dilihat dari aspek pengembalian dan penyelamatan
kerugian keuangan negara oleh Inspektorat Jenderal melalui tindak lanjut
penyelesaian rekomendasi dan temuan hasil pemeriksaan, dalam tahun
2016 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar
Rp8.476.070.253,27 atau 131% dibanding tahun 2015 sebesar
Rp6.452.761.161,47.

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya kinerja aparatur pengawasan dalam


rangka mendukung reformasi birokrasi

Meningkatnya kinerja aparatur pengawasan dalam rangka mendukung


reformasi birokrasi berdasarkan indikator kinerjanya dapat di uraikan sebagai
berikut :

a. Penyampaian laporan Hasil Pengawasan tepat waktu


Penyampaian laporan hasil pengawasan oleh Itjen (APIP) diatur sesuai
Peraturan Menteri PAN dan RB no 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk
pelaksanaan penyusunan ikhtisar laporan hasil pengawasan APIP .

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 26


Berdasarkan ketentuan tersebut penyampaian laporan APIP kepada
pimpinan lembaga dan tembusan ke Kementerian PAN RB
adalahsebagai berikut :
 Laporan APIP SM I disampaikan tanggal 1 September tahun
bersangkutan
 Laporan APIP SM II disampaikan tanggal 1 Maret tahun berikutnya.

Dalam tahun 2016 penyusunan dan penyampaian laporan APIP yang


dilaksanakan Inspektorat Jenderal belum dilaksanakan, demikian pula
penyampaian laporan APIP oleh unit kerja Inspektorat I sampai dengan V
menunjukan bahwa belum dilaksanakan dengan tertib, dari kewajiban 12
laporan APIP dari Itjen (UKE I) dan Inspektorat I sampai dengan V (SM II
Th 2015 dan SM I Tahun 2016 ) terealisir 3 laporan dan hanya 2 (dua)
laporan disampaikan tepat waktu. Berdasarkan uraian tersebut maka
target penyampaian laporan hasil pengawasan tepat waktu sebanyak 3
laporan tercapai 66,67 %.

b. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan


Inspektorat Jenderal
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di ingkungan Itjen sangat
diperlukan untuk mendukung tugast-tugas Itjen yang semakin berat saat
ini dan di masa mendatang, oleh karenanya pengembangan dan
peningkatan kompetensi SDM Itjen terutama SDM pengawasan perlu
dilaksanakan secara terus menerus.
Program dan kegiatan yang telah direncanakan untuk mendukung
peningkatan kinerja sumber daya manusiaKementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi antara lain adalah
sebagai berikut :
 Menyusun rencana kebutuhan pegawai selama lima tahun kedepan
 Melakukan penambahan melalui permintaan tambahan tenaga auditor
dan tenaga teknis lainnya

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 27


 Membuat rencana pengembangan pegawai melalui pendidikan dan
latihian pegawai
 Kegiatan–kegiatan lainnya yang berkaitan dengan peningkatan
kapasitas pegawai, antara lain:
 Sosialisasi aturan dan ketentuan serta pedoman-pedoman baru yang
berlaku secara nasional maupun di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Dalam tahun 2016 Itjen mentargetkan sebanyak 50% dari rencana


sebanyak 10 (sepuluh) kegiaatan pengembangan kompetensi atau 5
kegiatan Diklat.
Realisasi kegiatan pengembangan kompetensi tahun 2016 adalah
sebanyak 4 (empat) kegiatan Diklat atau 40%, terinci sebagai berikut:
 Diklat Pejabat Struktural (PIM II dan IV) : 1 Kegiatan
 Diklat Fungsional Auditor : 1 Kegiatan
 Diklat Substantif : 2 Kegiatan

Dengan demikian capaian indikator ini adalah sebesar 80 %.

c. Presentase sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas


pokok dan fungsi di Lingkungan Kerja Inspektorat Jenderal.

Untuk mendukung tugas dan fungsi pengawasan dapat berjalan secara


optimal, dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. Dengan
tersedianya sarana kerja yang memadai diharapkan kinerja pegawai
dapat mencapai target dan rencana yang ditetapkan.
Indikator tersedianya sarana dan prasarana yang memadai adalah
presentase jumlah sarana dan prasarana berupa peralatan kerja
dibanding jumlah pegawai/staf Itjen.
Berdasarkan laporan aktiva tetap Inspektorat Jenderal per 31 Desember
2016, jumlah sarana dan prasarana kerja berupa peralatan komputer
PC/notebook, meja kerja, kursi, almari/filing cabinet dan peralatan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 28


pendukung kegiatan audit yang ada jumlahnya sudah cukup memadai
dibanding jumlah pegawai yang ada, yaitu sebesar 85,39%

2. PERBANDINGAN KINERJA ORGANISASI DENGAN TAHUN 2015


Perbandingan dengan capaian kinerja tahun 2015, belum menunjukan
peningkatan kinerja secara signifikan, hal ini karena tahun 2016 merupakan
tahun kedua pembentukan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi. Namun
demikian beberapa kegiatan telah menunjukan peningkatan kinerjanya antara
lain :

a. Penyusunan kebijakan teknis dan pedoman pengawasan internal


Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi
Target penyusunan dan implementasi kebijakan teknis dan pedoman
pengawasan berdasarkan rencana strategis Inspektorat Jenderal 2015 –
2019 adalah sebanyak 12 pedoman. Dalam tahun 2015 Itjen telah menyusun
1 buah pedoman dan telah disahkan menjadi Peraturan Menteri KDPDTT
No 19 Tahun 2015 tentang Pedoman Implementasi SPIP di lingkungan
KDPDTT dan telah diimplementasikan.dibandingkan dengan tahun 2016
realisasi penyusunan Kebijakan dan pedoman pengawasan target 4 buah
kebijakan dan pedoman yang disusun dan diimplementasikan.

b. Menurunnya temuan kerugian negara dalam pelaksanaan anggaran di


lingkungan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi

Indikator menurunnya temuan hasii pemeriksaan berupa rekomendasi yang


bersifat keuangan yang merugikan negara maupun tuntutan ganti rugi
berdasarkan audit intern dari Itjen dalam tahun 2016 ( hasil audit tahun
anggaran 2015) belum menunjukan keberhasilannya. Hal tersebut karena
operasional Kemendesa PDT dan Transmigrasi baru berjalan secara efektif
selama satu setengah tahun (Triwulan II Tahun 2015), sehingga system dan
prosedur operasional belum tertata dengan baik demikian pulasistem

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 29


pengendalian intern atas kegiatan dan pengelolaan anggaran belum
dibangun sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Peningkatan kualitas SDM dan sarana prasarana Itjen


Dalam bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penyediaan
sarana dan prasarana, dalam tahun 2016 telah dilaksanakan pengadaan
peralatan kerja yang cukup, sehingga seluruh pegawai telah didukung
dengan sarana dan prasarana kerja yang memadai untuk melaksanakan
tugas dengan lebih baik.
Sedangkan kegiatan pengembangan dan peningkatan pegawai melalui
Diklat dan Bimbingan Teknis meskipun frekuensinya masih rendah namun
dari segi jumlah pegawai yang mengikuti kegiatan diklat dan bimtek
dibanding pegawai yang ada yang sudah memenuhi target.

3. ANALISA PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN


Pencapaian kinerja Inspektorat Jenderal pada tahun anggaran 2016
menunjukan bahwa terdapat 2 (dua) indikator kinerja program, dari dua
sasaran program masing-masing satu indikator telah mencapai target,
sedangkan dua indikator tidak mencapai target sesuai yang telah ditetapkan,
analisa atas keberhasilan dan kegagalan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Analisa penyebab keberhasilan
1) Target penyusunan kebijakan teknis pengawasan di lingkungan
Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi dalam tahun 2016
sebanyak 3 kebijakan dan pedoman teknis pengawasan telah tercapai
100%. Dalam pencapaian ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan
oleh Inspektorat Jenderal untuk menyusun menyelesaikan pedoman
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas pengawasan, serta adanya
dukungan kerjasama dengan pihak eksternal (BPKP) serta Biro
Hukum dan Ortala pedoman dan kebijakan teknis tersebut.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 30


2) Penyediaan sarana dan prasarana kerja dalam tahun anggaran 2016
telah mencapai target dimana seluruh pegawai telah didukung dengan
telah disusun dengan baik serta tersedianya anggaran yang cukup
untuk pengadaan peralatan tersebut. Dari segi pelaksanaan,
pengadaan telah dilakukan dengan cukup baik dan dilaksanakan
diawal tapainyahun sehingga dapat dimanfaatkan dalam mendukung
tugas tugas kantor.

b. Analisa penyebab kegagalan


1) Belum tercapainya kualitas mutu laporan Keuangan Kementerian yang
dicerminkan dari opini WDP oleh BPK atas laporan keuangan
Kemendesa PDT dan Transmigrasi TA 2015, antara lain adalah belum
dimplemantasikannya SPIP di Kemendesa, PDT dan Transmigrasi
secara efektif, sehingga belum terbangun lingkungan pengendalian dan
unsur pengendalian lainnya yang dapat mengurangi penyimpangan.
Dilain pihak masih kurangnya pemahaman dan kompetensi pegawai
tentang standar dan prosedur yang berlaku dalam penyusunan Laporan
keuangan.

2) Tidak tercapainya target menurunnya temuan kerugian negara dalam


pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian Desa PDT dan
Transmigrasi karena faktor penyebab adanya temuan kerugian negara
terdapat di satker yang bersangkutan, yaitu lemahnya pengendalian
internal kegiatan pada satker yang bersangkutan.
Selain itu kurangnya sumber daya auditor, yang ada sekarang
berjumlah 29 orang menurun dibanding tahun lalu. Dengan luas
jangkauan dan jumlah satker sebanyak 400 Satker Pusat dan Daerah
serta jumlah anggaran yang harus diawasi maka pengawasan internal
belum cukup efektif untuk mengurangi jumlah penyimpangan yang
terjadi.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 31


3) Penyampaian laporan hasil pengawasan tepat waktu belum mencapai
target yang ditetapkan.
Penyampaian laporan hasil pengawasan tepat waktu merupakan salah
satu unsur dari keberhasilan tugas pengawasan dan menunjukan
bahwa pengawasan telah dilaksanakan dengan baik, karena dengan
demikian rekomendasi perbaikan dapat segera ditindaklanjuti.
Namun demikian jumlah auditor yang terbatas sehingga beban kerja
auditor tidak memenuhi sehingga pengawasan belum berjalan secara
efekeif. Dilain pihak program dan rencana pemeriksaan yang disusun
belum dilaksanakan secara disiplin sehingga laporan hasil pengawasan
yang dilaksanakan belum disusun dan disampaikan tepat waktu.

4) Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pengembangan


pegawai belum memenuhi target, hal tersebut karena jumlah pegawai
Itjen baik Fungsional auditor maupun administrasi masih sangat kurang
berakibat beban kerja cukup tinggi, sehingga waktu untuk mengikuti
Diklat sangat terbatas.
Disamping itu belum sinkronnya rencana pelaksanaan diklat dengan
Program pengawasan yang dibuat sehingga pelaksanaan tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.

4. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA


a. Jumlah SDM Itjen yang relatif masih sangat kurang baik tenaga auditor yang
bersertifikat yang hanya berjumlah 29 orang maupun staf administrasi
dibanding dengan jumlah program dan kegiatan serta anggaran yang harus
diawasi, sehingga beban kerja cukup tinggi diatasi dengan pengunaan SDM
secara efisien dalam pelaksanaan penugasan audit maupun tugas-tugas
lainnya.
b. Efisiensi penggunaan anggaran Itjen terlihat bahwa target Rencana dan
program pengawasan dalam tahun 2016 dari segi output tidak mengalami
penurunan meskipun jumlah anggaran telah mengalami pengurangan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 32


melalui penghematan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp 12 milyar atau
24%.

B. REALISASI ANGGARAN

Dari pagu anggaran untuk mencapai sasaran strategis Inspektorat Jenderal


tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp40,517,542,400,00 termasuk di
dalamnya dana self blocking Rp805.658.400,00sehingga anggaran yang dapat
digunakan adalah sebesar Rp39.711.884.000,00.

Realisasi Aanggaran Inspektorat Jenderal sampai dengan 31 Desember 2016


adalah sebesar Rp37.909.811.134,00. dengan persentase sebesar 93,56%.Jika
tanpai self blocking maka realisasi anggaran menjadi 95,46 %. Dengan demikian
target realisasi anggaran Itjen dalam tahun 2016 sebesar 95,06% telah
terlampaui.

Rincian realisasi anggaran Inspektorat Jenderal dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 33


Tabel.6 Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal TA 2016

Per 31 Desember2016

Realisasi Sisa
Ng PROG KEG URAIAN PAGU
Rp % Rp %
Program Pengawasan Dan Peningkatan
067.02.03 Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, 40,517,542,400 37,909,811,134 93.56 2,607,731,266 6.44
PDT dan Transmigrasi
Dukungan Manajemendan
Dukungan Teknis Lainnya
5468 Inspektorat Jenderal 20,857,657,400 19,552,033,745 93.74 1,305,623,655 6.26
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
Penyelenggaraan Pengawasandan
Akuntabilitas Terhadap
5469 Pelaksanaan Tugas di lingkungan 3,673,571,000 3,473,559,027 94.56 200,011,973 5.44
Sekjen KDPDTT, dan Ditjen
Pembangunan Daerah Tertinggal

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Terhadap
5470 Pelaksanaan Tugas di lingkungan 4,087,768,000 3,978,333,683 97.32 109,434,317 2.68
Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Terhadap
Pelaksanaan Tugas di lingkungan
Ditjen Penyiapan Kawasandan
5471 Pengembangan Permukiman 4,158,504,000 3,847,708,964 92.53 310,795,036 7.47
Transmigrasi dan Ditjen
Pengembangan
KawasanTransmigrasi
Penyelenggaraan Pengawasan dan
Akuntabilitas Terhadap
Pelaksanaan Tugas di lingkungan
Badan Penelitian dan
5472 Pengembangan, Pendidikan, 4,118,536,000 3,891,228,340 94.48 227,307,660 5.52
Pelatihan, dan Informasi serta
Ditjen Pembangunan Daerah
Tertentu

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Terhadap
PelaksanaanTugas di lingkungan
5473 Inspektorat Jenderal dan Ditjen 3,621,506,000 3,166,947,375 87.45 454,558,625 12.55
Pengembangan Kawasan
Perdesaan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 34


BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil evaluasi di depan, disimpulkan bahwa capaian kinerja


Inspektorat Jenderal dalam tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Capaian kinerja atas sasaran program pada umumnya telah dicapai sebesar
82,11% dengan skor 70,02, meskipun demikian masih terdapat beberapa
Indikator Kinerja dari sasaran program yang belum mencapai target.

2. Indikator kinerja atas sasaran program Meningkatnya Pengawasan dan


Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
belum seluruhnya mencapai target, terdapat satu indikator yaitu menurunnya
temuan kerugian negara dalam pelaksanaan anggaran di lingkungan
Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi tidak tercapai. Berdasarkan
Rekapitulasi Hasil temuan dan rekomendasi tahun 2016 (audit atas Tahun
Anggaran 2015) menunjukan bahwa jumlah rekomendasi yang bersifat
keuangan atau kerugian negara belum menunjukkan penurunan dibanding
temuan tahun 2015 (audit atas Tahun Anggaran 2014).

3. Capaian kinerja atas sasaran program meningkatnya kinerja aparatur dalam


mendukung reformasi birokrasi, salah satu indikatornya yaitu Penyampaian
laporan hasil pengawasan secara tepat waktu belum mencapai sasaranya,
hal tersebut karena Inspektorat Jenderal belum secara resmi
menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan Intern yang dilaksanakan sesuai
peraturan yang berlaku, karena Unit kerja Inspektorat sebagian besar tidak
menyampaikan laporan Hasil pengawasannya (Laporan APIP) sesuai
ketentuan, sehingga tidak memungkinkan untuk dibuat laporan lingkup Itjen.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 35


4. Realisasi anggaran dalam tahun 2016 mencapai 93,56% atau 95,46.(tanpa
self blocking), telah mencapai target realisasi anggaran 2016 sebesar 95%,
meskipun demikian secara kualitas realisasi tersebut perlu diikuti dengan
hasil pengawasan intern yang lebih berkualitas pula antara lain, pelaksanaan
reviu dan pendampingan terhadap pelaksanaan anggaran dan kegiatan,
penyusunan laporan keuangan serta audit kinerja yang menghasilkan
rekomendasi yang lebih bermanfaat dan realistis dalam rangka perbaikan
dimasa mendatang.

B. SARAN

Untuk meningkatkan kinerja dan penggunaan anggaran Inspektorat Jenderal


dengan lebih efisien dan efektif, beberapa hal yang perlu di tingkatkan antara
lain:
1. Rencana kerja yang lebih realistis di sesuaikan dengan SDM dan sarana
prasarana yang tersedia.serta penerapan riskbase audit secara cermat
dalam penetapan program dan kegiatan yang mejadi prioritas pengawasan.
2. Pelaksanan kegiatan dan penggunaan anggaran dengan lebih baik sesuai
SOP yang telah ditetapkan.
3. Peningkatan kapasitas SDM baik secara kuantitas maupun kualitas, dengan
perencanaan kebutuhan pegawai, serta pengembangan dan peningkatan
kompetensi pegawai secara terus menerus.
4. Pemanfaatan dan penggunaan aplikasi program dalam beberapa kegiatan
perlu diimplementasikan dalam kegiatan Inspektorat Jenderal sehingga data
kinerja dapat diakses dengan lebih cepat dan akurat, antara lain Program
Sistem Informasi Pengawasan, Aplikasi persuratan dan disposisi elektronik,
dan WBS online.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 36

Anda mungkin juga menyukai