Anda di halaman 1dari 14

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No.

3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

ANALISIS PENGEMBANGAN SOAL TES EVALUASI MATEMATIKA


BERBASIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
UNTUK SISWA SMK PADA MATERI GEOMETRI

Anggita Maharani
Universitas Swadaya Gunung Jati
Email: anggitamaharani@fkip-unswagati.ac.id

Abstract

This article explain the results of analysis of the development of measuring tools of
creative thinking in the form of test questions of mathematical evalusi especially on
Geonetri materials. This research belongs to research and development (R & D)
research. Problem developed based on the inductor of creative thinking ability on
Geometry material for children aged 15 years and over. Development is done through
information gathering stage, planning, development of initial product format, field test,
revision, main field test, final product revision. The analysis of seven items of creative
thinking that have been developed for geometry material shows that the question is
worthy of being used as an evaluation tool to measure the ability of creative thinking.

Keywords: creative thinking, test evaluation.

PENDAHULUAN kompetensi peserta didik setelah


Permendikbud Nomor 66 Tahun menyelesaikan satu kompetensi dasar.
2013 menjelaskan bahwa penilaian Penilaian hasil belajar peserta
pendidikan sebagai proses pengumpulan didik mencakup kompetensi sikap,
dan pengolahan informasi untuk pengetahuan dan keterampilan.
mengukur ketercapaian hasil belajar Cakupan penilaian merujuk pada ruang
peserta didik yang mencakup: penilaian lingkup materi, kompetensi mata
autentik, penilaian diri, penilaian pelajaran dan proses. Adapun
berbasis portofolio, ulangan, ulangan pendekatan penilaian yang digunakan
harian, ulangan tengah semester, ujian oleh guru, disesuaikan dengan
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kepentingan yang ditetapkan masing-
kompetensi, ujian nasional, dan ujian masing sekolah. Hal ini selaras dengan
sekolah/madrasah. isi Permendikbud Nomor 66 Tahun
Istilah “ulangan” dipakai untuk 2013, yang menyebutkan bahwa
menggambarkan kegiatan pengukuran sekolah dapat menetapkan acuan
pencapaian kompetensi peserta didik patokan penilaian sesuai dengan kondisi
secara berkelanjutan dalam proses dan kebutuhannya.
belajar. Hasil ulangan dgunakan untuk Sesuai dengan Standar Isi pada
memantau kemajuan dan perbaikan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013,
hasil belajar peserta didik. Pada salah satu kompetensi pada muatan
umumnya, setiap guru melakukan matematika SMA/MA/SMALB/PAKET
penilaian pada akhir pokok bahasan C dan SMK/MAK/PAKET C
dengan dengan menggunakan istilah KEJURUAN tingkat kelas X-XI adalah
“ulangan harian”. Ulangan harian, menunjukkan sikap kreatif, kritis,
dilakukan untuk mengukur pencapaian analitis, logis, cermat dan teliti,

350 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

bertanggungjawab, responsif, dan tidak 1947 hingga kurikulum tahun 2013.


mudah menyerah dalam memecahkan Selama proses pergantian kurikulum
masalah. Berdasarkan hal tersebut, perlu tidak ada tujuan lain selain untuk
dikembangkan model penilaian yang meningkatkan kualitas proses
tepat untuk salah satu kompetensi pembelajaran serta rancangan
matematika. Salah satu kompetensi pembelajaran yang ada di sekolah.
yang dapat dikembangkan adalah sikap Hakekatnya, proses pembelajaran
kreatif yang dapat terbentuk melalui dirancang untuk mengembangkan
proses berpikir kreatif. aktivitas dan kreativitas siswa melalui
Indonesia sebagai negara berbagai interaksi dan pengalaman
berkembang, menjelang abad ke-21 dan belajar. Kreativitas dimiliki setiap
menghadapi Masyarakat Ekonomi manusia sejak lahir dan cenderung
ASEAN (MEA), mengalami persaingan mengaktualkan dirinya melalui
yang luar biasa dalam berbagai bidang, perbuatan-perbuatan kreatif. Idealnya
antara lain bidang perekonomian, institusi pendidikan diharapkan dapat
industri, ilmu pendidikan dan berbagai mengembangkan kreativitas yang
dimensi lain, baik perkembangan fisik dimiliki oleh siswa. Tanpa rangsangan
maupun spiritual. Sudah menjadi kreatif dari guru mustahil perbuatan-
keharusan bagi negara Indonesia untuk perbuatan kreatif akan muncul dengan
meningkatkan keunggulan dalam sendirinya. Hal ini senada dengan
berbagai bidang. Indonesia mungkin Sudarma (2013:6) yang mengatakan
terkenal dengan tanah surga “gemah bahwa kreativitas dapat terjadi karena
Ripah Loh Jinawi”, tapi dalam pasar rangsangan lingkungan dan atau karena
global surga Sumber Daya Manusia proses pembelajaran. Sementara mereka
(SDM) lebih dituntut untuk menghadapi yang kurang mendapatkan lingkungan
pasar global itu sendiri. Oleh karena itu, yang menantang, dan atau kurang
perlu upaya yang sistematis dilakukan terkondisikan, maka potensi kreatifnya
oleh lembaga-lembaga terkait untuk tidak berkembang secara maksimal.
meningkatkan kualitas SDM baik dalam Menurut Pribadi dalam Sudarma
bentuk skill maupun kemampuan (2013:6) mengatakan bahwa
berpikir. Peningkatan kualitas SDM ini kemampuan kreatif yang dimiliki
sangat penting dilakukan. Karena jika seseorang dapat membantunya berbuat
tidak, arus tenaga kerja persaingan akan lebih dari kemungkinan rasional dari
menguasai Indonesia, dan akhirnya data dan pegetahuan yang dimilikinya.
yang terbuka adalah lapangan Torrance (1962) dalam Semiawan
pengangguran untuk rakyat negeri ini. (1998:63) mendefinisikan kreativitas
Masyarakat Indonesia hanya akan sebagai proses kemampuan memahami
menjadi konsumen dan penonton setia kesenjangan-kesenjangan atau
karena rendahnya kualitas SDM tidak hambatan-hambatan dalam hidupnya,
segera diantisipasi. merumuskan hipotesis-hipotesis baru,
Salah satu upaya untuk dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya,
meningkatkan sumber daya manusia serta sedapat mungkin memodifikasi
melalui proses pendidikan. Perubahan – dan menguji hipotesis-hipotesis yang
perubahan dalam proses perbaikan telah dirumuskan.
pendidikan terus dilakukan sebagai Matematika sebagai ilmu
antisipasi tantangan dan perkembangan universal yang mendasari
zaman. Kurikulum di Indonesia sudah perkembangan teknologi modern,
mengalami perkembangan sejak tahun mempunyai peran penting dalam

Aksioma | 351
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

berbagai disiplin ilmu dan dalam Webster Online Dictionary adalah : 1) a


mengembangkan daya pikir manusia. sufficiency of means for the necessities
Matematika perlu diberikan kepada and conveniences of life, 2) the quality
semua siswa mulai dari sekolah dasar or state of being competent, 3) the
sampai sekolah menengah. Secara knowledge that enables a person to
eksplisit, kreativitas juga menjadi salah speak and understand a language.
satu standar kelulusan siswa terkait Secara definitif, Spencer dan
pembelajaran matematika (Depdiknas, Spencer (1993: 9) menyebutkan a
2006). Lulusan SMP maupun SMA competency is an underlying
dikehendaki mempunyai kemampuan characteristic of an individual that is
berpikir kreatif, analitis, sistematis, causally related to criterion-referenced
kritis, dan kreatif, serta mempunyai effective and/or superior performance in
kemampuan bekerja sama. Kemampuan a job or situation. Jadi, kompetensi
ideal demikian diharapkan dapat dicapai merupakan karakteristik yang
melalui proses pembelajaran yang mendasari seseorang ahli dalam suatu
dirancang dengan baik. tugas/kerja tertentu. Karakteristik
Faktanya sekolah sebagai institusi individul ini dapat berupa motivasi,
pendidikan dalam mengembangkan bakat, konsep diri, sikap atu nilai,
kreativitas siswa masih jauh dari pengetahuan, atau keterampilan kognisi
harapan. Menurut Saefuddin dalam atau perilaku dari seseorang yang dapat
Amalia, Duskri dan Ahmad (2015) diukur secara tetap (reliably) dan dapat
menyatakan bahwa berpikir kreatif ditunjukkan untuk membedakan secara
merupakan suatu hal yang kurang signifikan antara yang ahli dan yang
diperhatikan dalam pembelajaran rata-rata atau unjuk kerja yang efektif
matematika. Sebagian besar guru hanya dan yang tidak efektif (Gangani,
mengutamakan logika dan kemampuan McLean dan Braden, 2006). Secara
komputasi (hitung-menghitung), jarang definitif pula, sebuah kelompok kerja
memberikan soal berpikir kreatif (working group) yang dibentuk oleh
sehingga kreativitas dianggap bukanlah National Post Secondary Education
sesuatu yang penting dalam proses Cooperative (NPEC) Departemen
belajar mengajar di dalam kelas. Pendidikan USA memberikan batasan
Sebagian besar guru tersebut competency sebagai “the combination
berorientasi pada hasil tanpa melihat of skills, abilities and knowledge
bagaimana proses yang dijalankan needed to perform a specific task”
siswa. Akibatnya siswa tidak terbiasa (NCES, 2002: 7).
dengan latihan atau soal-soal yang Lima tipe karakteristik
membutuhkan kreativitas dalam kompetensi disebutkan oleh Spencer
menjawab. dan Spencer (1993) adalah: pertama
Salah satu cara yang diduga dapat motivasi, yaitu sesuatu yang mendorong
menumbuhkan kreativitas matematika seseorang secara konsisten berpikir dan
siswa adalah memberikan berkeinginan untuk berbuat. Kedua
permasalahan-permasalahan berbasis kecenderungan, yaitu karakteristik
kemampuan berpikir kreatif. secara fisik dan respon yang konsisten
Terdapat banyak pengertian dan terhadap situasi atau informasi. Ketiga
pendefinisian istilah “kompetensi” yang konsep diri (self-concept), yaitu sikap,
berasal dari Bahasa Inggris, competency nilai dan gambaran diri yang dimiliki
atau competence. Arti dari kata oleh seseorang. Tiga karateristik yang
“compentence” menurut Merriem pertama ini bersifat tersembunyi

352 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

(hidden), karenanya kecenderungan dan berkaitan dengan pembelajaran. Dengan


motivasi yang merupakan inti demikian rangkuman pengertian dari
kepribadian (core personality) penilaian dalam pembelajaran adalah
merupakan karakteristik yang paling segala kegiatan yang dirancang dan
sulit untuk dikembangkan. dilaksanakan secara disengaja dan
Selanjutnya karakteristik sistematis dalam mengumpulkan
keempatnya adalah pengetahuan, yaitu informasi yang akan digunakan sebagai
informasi tentang area isi tertentu dasar dalam mengambil keputusan
(specific content areas) yang dimiliki tentang pengetahuan, sikap, dan
seseorang. Kelima karakteristik yang keterampilan siswa untuk berbagai
berupa keterampilan (skill), yaitu macam kepentingan/tujuan
kemampuan seseorang untuk pembelajaran.
menampilkan suatu unjuk kerja dalam Penilaian hasil belajar mencakup
tugas secara mental/kognitif dan atau kompetensi sikap, pengetahuan, dan
secara fisik. keterampilan yang dilakukan secara
Pengetahuan dan keterampilan berimbang sehingga dapat digunakan
dapat lebih bersifat terlihat dan terukur. untuk menentukan posisi relative setiap
Oleh karena itu pengetahuan dan peserta didik terhadap standar yang
keterampilan adalah dua bagian dari telah ditetapkan. Pada kurikulum 2013,
kompetensi yang lebih mudah untuk kompetensi dinyatakan dalam bentuk
dikembangkan. kompetensi inti (KI) yang dirinci lebih
Konsep Penilaian lanjut dalam bentuk kompetensi dasar
Penilaian Hasil Belajar (KD). Kompetensi inti merupakan unsur
Penilaian atau assessment pengorganisasi (organizing elements)
merupakan suatu proses mengumpulkan kompetensi dasar. Kompetensi dasar
informasi untuk dijadikan dasar dalam dikembangkan berdasarkan prinsip
membuat suatu keputusan tentang akumulatif, saling memperkuat
siswa, kurikulum, progam dan sekolah (reinforced) dan memperkaya (enriched)
(Nitko, 2007). Definisi yang lebih antar mata pelajaran dan jenjang
spesifik tentang penilaian dalam proses pendidikan (organisasi vertical dan
pembelajaran menurut Popham (1995) horizontal).
adalah educational assessment is a Pendekatan penilaian yang dapat
formal attempt to determine students digunakan dapat dalam bentuk penilaian
status with respect to educational acuan criteria (PAK) atau penilaian
variables of interest. Pada definisi ini acuan patokan (PAP). Penilaian
tercakup tiga komponen utama dalam didasarka pada ukuran pencapaian
proses penilaian, yaitu: formal attempt, kompetensi yang ditetapkan.
students’ status dan educational Kemampuan peserta didik tidak
variables of interest. dibandingkan terhadap kelompoknya,
Formal attempt adalah suatu akan tetapi dibandingkan terhadap
upaya formal yang disengaja (a criteria yang ditetapkan.
deliberate effort) dan dilakukan secara Kegiatan penilaian dilakukan
sistematis. Adapun yang dimaksud melalui langkah-langkah menyusun
dengan students’ status adalah status kisi-kisi, mengembangkan instrument,
siswa berkaitan dengan pengetahuan, melaksanakan ujian, menentukan
sikap dan keterampilannya. Sedangkan kelulusan, dan melaporkan dan
educational variables of interest adalah memanfaatkan hasil penilaian.
berbagai macam kepentingan yang

Aksioma | 353
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

keadaan emosi. Pada domain


Prinsip-prinsip Penilaian psikomotorik, fokus tujuan
Beberapa prinsip utama yang pembelajarannya adalah pada
harus diperhatikan dalam suatu proses keterampilan motorik dan proses
penilaian, menurut Popham (1995) persepsi (perceptual processes).
adalah validitas, reliabilitas dan Di antara ketiga domain tujuan
ketiadaan bias (absence-of-bias). pembelajaran di atas, domain kognitif
Menurut Nitko (2007), validitas adalah yang paling banyak mendapatkan
ketepatan interpretasi dan kegunaan dari perhatian dibandingkan dengan dua
hasil penilaian. Oleh karena itu untuk domain yang lain. Menurut Krathwohl
memvalidasi interpretasi dan kegunaan (2001), pada domain kognitif terdapat
penilaian, harus mengkombinasikan dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan
bukti-bukti dari sumber-sumber lainnya (knowledge dimension) dan dimensi
yang menunjukkan bahwa interpretasi proses kognitif (cognitive process
dan kegunaan hasil penilaian telah tepat. dimension). Dimensi pengetahuan
Dengan demikian validitas adalah suatu terdiri atas empat tingkat, yaitu: 1)
hasil judgment yang dibuat setelah pengetahuan faktual, 2) pengetahuan
mempertimbangkan berbagai bukti dari konseptual, 3) pengetahuan prosedural
berbagai sumber yang relevan. dan 4) pengetahuan meta-kognitif.
Reliabilitas adalah derajat Dimensi proses kognitif terdiri atas
kekonsistenan/keajegan hasil penilaian enam tingkatan, yaitu: 1) menginngat,
dari pengulangan suatu prosedur 2) memahami, 3) menerapkan, 4)
penilaian. Derajat reliabilitas hasil menganalisis, 5) mengevaluasi, dan 6)
penilaian menentukan tingkat menciptakan.
kepercayaan (confidence) terhadap Tujuan pembelajaran pada domain
hasil yang dicapai. Reliabilitas suatu afektif, terdapat lima komponen
hasil penilaian tidak menjamin validitas penilaian, yakni: sikap, minat, konsep
hasil penilaian. Hanya saja reliabilitas diri, nilai, dan moral. Pada domain ini
meningkatkan kepercayaan dalam terdapat 5 tingkatan, yaitu penerimaan,
menentukan keputusan terkait hasil-hail responsi, penilaian (valuing),
penilaian. pengorganisasian, dan
Tujuan dan Jenis Penilaian pengkarakterisasian. Pada domain
Taksonomi tujuan pembelajaran psikomotorik terdapat enam klasifikasi,
adalah skema yang terorganisasi secara yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar,
cermat dalam mengklasifikasi tujuan kemampuan perseptual, kemampuan
pembelajaran ke dalam tingkat fisik, gerakan terlatih dan komunikasi
kompleksitas yang bervariasi. non-diskursif. Teknik penilaian unjuk
Taksonomi tujuan pembelajaran kerja adalah teknik yang sering
mencakup tiga domain, yaitu: a) domain digunakan untuk mengukur pencapaian
kognitif, b) domain afektif dan c) pembelajaran pada ranah psikomotor.
domain psikomotorik. Pada domain Berpikir Kreatif Matematika
kognitif, tujuan pembelajaran Berpikir kreatif merupakan proses
memfokuskan pada pengetahuan dan yang digunakan ketika seseorang
kemampuan yang membutuhkan proses memberikan atau memunculkan suatu
mengingat, berfikir dan beralasan. Pada ide yang baru. Sudarma (2013:17)
domain afektif, tujuan pembelajaran memandang kreativitas tersebut
memfokuskan pada perasaan, kedalam empat aspek. Pertama,
ketertarikan, sikap, disposisi dan kreativitas dimaknai sebuah kekuatan

354 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

atau energi (power) yang ada dalam diri seragam b. Mampu mengubah cara atau
individu. Energi ini menjadi daya pendekatan c. Arah pemikiran yang
dorong seseorang untuk melakukan berbeda 3. Keterampilan berpikir
sesuatu dengan cara atau untuk orisinil a. Meberikan jawaban yang
mendapatkan hasil terbaik. Kedua, tidak lazim b. Memberkan jawaban
kreativitas dimaknai sebuah proses. yang lain daripada yang lain c.
Kreativitas adalah proses mengelola Memberikan jawaban yang jarang
informasi, melakukan sesuatu atau diberikan kebanyakan orang 4.
membuat sesuatu yang baru. Kreativitas Keterampilan berpikir terperinci
adalah suatu proses yang tercermin (elaborasi) a. Mengembangkan,
dalam kelancaran, kelenturan, dan menambah, memperkaya suatu gagasan
originalitas dalam berpikir (Munandar b. Memperinci detail-detail c.
dalam Sudarma, 2013:19). Ketiga, Memperluas suatu gagasan (Munandar,
kreativitas adalah sebuah produk. 2009 : 192) Berdasarkan penjelasan di
Penilaian orang lain terhadap kreativitas atas, maka ciri-ciri kemampuan berpikir
seseorang, akan dikaitkan dengan kreatif dapat dijadikan indikator dalam
produknya. Maksud dari produk ini, menilai kemampuan berpikir kreatif
bisa dalam .pengertian produk seseorang.
pemikiran, karya tulis, atau produk Gowan dan Treffinger dalam
dalam pengertian barang. Keempat, Semiawan (2008:63) membagi
kreativitas dimaknai sebagai person. kreativitas ke dalam tiga tingkatan jika
Kreatif disini tidak dialamatkan pada dilihat dari aspek koginitif. Tingkat I
produknya, pada prosesnya, atau pada ditandai dengan fungsi-fungsi divergen
energinya. Kreativitas dimaknakan pada mencakup ciri-ciri originalitas,
individunya. Sumardjan dalam Sudarma kelancaran, keluwesan, perluasan,
(2013: 20) mengatakan bahwa kognisi dan ingatan. Tingkat II ditandai
kreativitas merupakan sifat pribadi oleh berpikir kompleks, analisis,
seorang individu (dan bukan merupaka aplikasi, sintesis, evaluasi, keterampilan
sifat sosial yang dihayati oleh metodologi dan riset serta terampil
masyarakat) yang tercermin dari membuat kiasan dan analogi. Tingkat
kemampuannya untuk menciptakan III ditandai oleh inkuiri bebas,
sesuatu yang baru. pengarahan diri, dan manajemen yang
Untuk mengetahui tingkat dimilikinya, serta pengembangan karya.
kekreatifan seseorang, perlu adanya
penilaian terhadap kemampuan berpikir METODE PENELITIAN
kreatif pada orang tersebut. Penilai Penelitian ini termasuk ke dalam
tersebut harus meliputi empat kriteria jenis penelitian research and
dari berpikir kreatif, yaitu kelancaran, development (R & D). bertujuan untuk
kelenturan, keaslian, dan keterperincian menghasilkan model penilaian pada
dalam mengemukakan gagasan. Ciri-ciri pembelajaran matematika berbasis
kemampuan berpikir kreatif antara lain kemampuan berpikir kreatif. Dalam hal
meliputi : 1. Keterampilan berpikir ini dipilih model penelitian R&D yang
lancar a. Menghasilkan banyak dikembangkan oleh Borg & Gall
gagasan/jawaban yang relevan b. (1989). Karena model ini dipakai untuk
Menghasilkan motivasi belajar c. Arus mengembangkan dan memvalidasi salah
pemikiran lancar 2. Keterampilan satu produk pembelajaran, maka model
berpikir lentur (fleksibel) a. penilaian yang dikembangkan pada
Menghasilkan gagasan-gagasan yang penelitian ini sesuai dengan tujuan dari

Aksioma | 355
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

model R&D yang telah dikembangkan diujicobakan kembali pada 26


oleh Borg & Gall. orang siswa pada sekolah yang
Langkah-langkah penelitian R&D berbeda.
berbentuk siklus yang meliputi kajian 7. Revisi produk secara operasional
temuan-temuan penelitian, Pada tahapan ini revisi dilakukan
mengembangkan produk berdasarkan terhadap soal tes sesuai dengan
temuan tersebut, menguji di lapangan hasil-hasil uji lapangan
dengan settingsesuai dengan dimana sebelumnya.
produk ini akan diterapkan, dan 8. Uji lapangan secara operasional.
merevisinya berdasarkan hasil uji Pada tahapan ini soal tes evaluasi
lapangan (Borg & Gall, 1989). Proses yang telah dikembangkan
ini terus diulang sampai dengan produk selanjutnya diujikan lagi.
yang sedang dikembangkan 9. Revisi produk akhir.
memenuhi/sesuai dengan tujuan yang Pada tahapan ini alat evaluasi yang
ditetapkan. telah dikembangkan direvisi untuk
Prosedur pengembangan terakhir kalinya sebelum
dilakukan sesuai tahapan penelitian diimplementasikan.
R&D (Borg & Gall, 1989): 10. Diseminasi dan implementasi.
1. Penelitian awal dan pengumpulan Tahapan ini adalah tahapan
informasi terakhir, dimana produk telah
Kegiatan ini meliputi penilaian sempurna (soal tes evaluasi
kebutuhan, kajian literatur, Geometri berbasis kemampuan
penelitian kecil dan mengkaji berpikir kreatif) dikomunikasikan
hasil-hasil peneletian mutakhir dengan seluruh pihak terkait dan
berkaitan dengan alat evaluasi selanjutnya diimplementasikan.
yang akan dikembangkan. Prosedur Pengembangan
2. Perencanaan Penilaian kemampuan berpikir
Tahapan ini meliputi kegiatan kreatif disusun untuk mengetahui
medefinisikan kemampuan yang tingkat kemampuan berpikir kreatif
akan dijadikan dasar dalam siswa pada pembelajaran matematika.
mengembangkan alat evaluasi. Lembar soal dirancang dan
3. Mengembangan format awal dipergunakan oleh guru untuk menguji
produk kemampuan berpikir kreatif siswa
Pada tahapan ini melibatkan terhadap materi geometri. Cakupan soal
aktivitas pengembangan soal tes mengacu kepada cakupan soal tes
evaluasi berbasis kemampuan berpikir kreatif yang sesuai untuk siswa
berpikir kreatif berusia 15 tahun ke atas
4. Uji lapangan awal (http://cinderella.de/material/gkt/).
Uji coba lapangan dilakukan Adapun muatan soal tes mengacu
secara terbatas dalam skala kecil kepada kompetensi geometri
yakni pada 26 orang siswa pada berdasarkan kurikulum.
satu sekolah. Untuk mengetahui pencapaian
5. Revisi produk utama kompetensi sebagai hasil dari
Revisi instrumen soal tes evaluasi pembelajaran matematika berbasis
berpikir kreatif dilakukan kemampuan berpikir kreatif, diperlukan
berdasarkan hasil uji coba instrumen/alat ukur yang berupa tugas
6. Uji lapangan utama dan soal tes kemampuan berpikir
Soal tes yang telah direvisi, kreatif. Siswa diberikan tugas-tugas

356 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

untuk dikerjakan secara individual HASIL PENELITIAN DAN


kemudian diobservasi dan dinilai PEMBAHASAN
langsung oleh guru. Hasil Penelitian
Secara tampilan dan isi, rubrik Soal tes yang dibuat bertujuan
penilaian dikonsultasikan dan divalidasi untuk mengukur indikator kemampuan
oleh para validator yang berasal dari berpikir kreatif matematik siswa.
kalangan akademisi dan praktisi untuk Bentuk tes yang digunakan adalah
selanjutnya diujicobakan terhadap berupa tes tertulis dengan kemampuan
sejumlah responden. Validasi meliputi berpikir kreatif matematis. Setelah itu
validasi isi (content-related evidence), hasil dari jawaban siswa tersebut
validasi kriteria (criterion-related diperiksa untuk mencari validitas,
evidence), dan validasi konstruk reliabilitas, indeks kesukaran dan daya
(construct-related evidemce) pembeda dari tiap-tiap butir soal.
Validitasi isi diukur berdasarkan Materi dalam soal tes yang
pertimbangan kecukupan keterwakilan dikembangkan adalah materi Geometri
materi penilaian. Validitas kriteria untuk siswa usia 15 tahun ke atas. Tipe
diukur berdasarkan pertimbangan tes yang digunakan dalam penelitian ini
kemampuan instrument penilaian dalam adalah tipe subjektif dalam bentuk
memprediksi unjuk kerja siswa uraian (essay). Karena dengan bentuk
berdasarkan kriteria luar. Validitas uraian akan terlihat teknik atau cara
konstruk adalah sejauh mana data siswa dalam menyelesaikan
empiris hasil penilaian mengkonfirmasi permasalahan yang bertujuan untuk
dugaan kemampuan instrumen dalam mengetahui proses berpikir,melihat
mengukur kompetensi yang langkah-langkah pengerjaan, dan
dimaksudkan Untuk instrumen ketelitian siswa dalam menjawab soal.
penilaian kognitif dilihat beberapa Setelah memalui tahapan
persyaratan alat ukur tes bentuk uraian, pengembangan, dihasilkan 8 soal
antara lain tingkat kesulitan, reliabilitas berbasis kemampuan berpikir kreatif
dan daya pembeda soal (Nitko, 2007). sebagai berikut:

Soal Tes Berpikir Kreatif


1. Dari sekian banyak konsep geometri yang kau ketahui, tuliskan bangun-bangun geometri yang tersusun
atas 4 titik sudut !
2. Jika terdapat 1 buah titik dan 1 buah garis, gambarkan banyaknya kemungkinan tempat kedudukan titik
terhadap garis!
3. Tuliskan macam segitiga beserta unsur dan sifat-sifatnya!
4. Perhatikan gambar berikut.

Dari gambar tersebut, tentukanlah penggalan-penggalan yang mungkin sehingga diperoleh bentuk-
bentuk bangun datar.
5. Perhatikan gambar.

Aksioma | 357
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

Berdasarkan gambar, berilah informasi yang sesuai dengan apa yang Anda pahami mengenai gambar
tersebut!
6. Perhatikan gambar!

Diketahui ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ dan AB=CD=DE=EF


Tuliskanlah sebanyak-banyaknya nama pasangan bangun yang memiliki keserupaan bentuk dan juga luas
daerah. Kamu tidak perlu menyebutkan alasannya. Kamu hanya diminta untuk menuliskan dua bangun
yang setara. Misalnya, segitiga
7. Perhatikan gambar!

Dengan memperhatikan gambar, buktikan bahwa ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ . Anda bisa menggunakan berbagai alasan
untuk dapat membantu pembuktianmu.
8. Buatlah sebuah gambar yang dapat dibentuk melalui bebarapa bangun datar. Beri keterangan bentuk
pada gambar yang Anda buat.

Jawaban siswa kemudian dinilai


berdasarkan rubrik penilaian yang telah
dikembangkan sebagai berikut:

Tabel 1. Rubrik Soal Berpikir Kreatif Materi Geometri


Aspek
No Skor
Yang Instrumen Soal Respon Siswa Skor
Soal Maksimum
Diukur

1 Fluency Dari sekian banyak konsep geometri Tidak 0 10


yang kau ketahui, tuliskan bentuk- Memberikan
bentuk geometri yang tersusun atas 4 Jawaban
titik sudut !
Memberikan 1 1
Jawaban yang
Relevan

Memberikan 2- 3
3 Jawaban yang
Relevan

358 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

Memberikan 4- 5
5 jawaban yang
Relevan

Memberikan 10
>5 Jawaban
yang Relevan

2 Originality Jika terdapat 1 buah titik dan 1 buah Tidak 0 26


garis, gambarkan banyaknya Memberikan
kemungkinan tempat kedudukan titik Jawaban
terhadap garis!
Memberikan 1 1
Jawaban yang
Relevan

4 Fluency Perhatikan gambar berikut. Tidak 0 5


Memberikan
Jawaban

Memberikan 1 2
Jawaban yang
Relevan
Dari gambar tersebut, tentukanlah Memberikan 5
penggalan-penggalan yang mungkin >1 Jawaban
sehingga diperoleh bentuk-bentuk yang Relevan
bangun datar.
5 Flexibility Perhatikan gambar. Tidak 0 10
Memberikan
Jawaban

Memberikan 1 1
Jawaban yang
Relevan

Memberikan 2- 3
3 Jawaban yang
Relevan
Dari gambar, diketahui bahwa ABC
adalah sebuah segitiga sama kaki Memberikan 4- 5
dimana AB=AC. D adalah titik tengah 5 jawaban yang
AB, E adalah titik tengah AC, dan M Relevan
merupakan titik potong BE dan CD.
Perpanjangan AM memotong BC di Memberikan 10
titik F. DE memotong AM di titik P. >5 Jawaban
Buatlah beberapa pertanyaan yang yang Relevan
berhubungan dengan gambar yang
dapat dijawab dengan sedikit
informasi. Anda tidak perlu
menyelesaikan soal yang Anda buat.
Sebagai contoh: buktikan bahwa
; tunjukan bahwa
DECF adalah jajaran genjang.

Aksioma | 359
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

6 Flexibility Perhatikan gambar! Tidak 0 5


Memberikan
Jawaban

Memberikan 1 2
Jawaban yang
Relevan

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ Memberikan 2- 3


Diketahui dan 3 Jawaban yang
AB=CD=DE=EF Relevan
Tuliskanlah sebanyak-banyaknya nama
pasangan bangun yang memiliki Memberikan 5
kesetaraan bentuk dan juga luas >3 Jawaban
daerah. Kamu tidak perlu yang Relevan
menyebutkan alasannya. Kamu hanya
diminta untuk menuliskan dua bangun
yang setara. Misalnya, segitiga

7 Elaboration Perhatikan gambar! Tidak 0 15


Memberikan
Jawaban

Memberikan 1
Jawaban yang
Relevan

Dengan memperhatikan gambar,


buktikan bahwa ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ . Kamu bisa
mengkonstruksi berbagai pandangan
yang dapat membantu pembuktianmu.
7 Elaboration Perhatikan gambar! Tidak 0 5
Membrikan
Jawaban

Menunjukkan 1
bahwa gambar
pada soal
adalah sebuah
limas segitiga

Menunjukkan 1
bahwa salah
Dari gambar, dapat diketahui bahwa satu sisi
AB=AC, ( ) ( ) pembangunnya
Tunjukkan bahwa ̅̅̅̅ tegak lurus adalah segitiga
terhadap ̅̅̅̅ . Anda tidak perlu sama kaki
(diketahui

360 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

membuktikan secara matematis, Anda AB=AC)


hanya perlu menguraikan dengan kata-
kata sesuai dengan yang Anda pahami. Karena segitiga 1
ABC sama
kaki, maka garis
tingginya (AE)
membagi alas
sama besar

Dari gambar, 1
tampak CE &
BE sama besar

Menyimpulkan 1
bahwa AE
adalah garis
tinggi segitiga
ABC

8 Elaboration Buatlah sebuah gambar yang dapat Tidak 0 5


dibentuk melalui bebarapa bangun Memberikan
datar. Beri keterangan bentuk pada Jawaban
gambar yang Anda buat.
Memberikan 1 2
Jawaban yang
Relevan

Memberikan 2- 3
3 Jawaban yang
Relevan

Memberikan 5
>3 Jawaban
yang Relevan

Jumlah Skor Maksimum 81

Sebagai langkah awal instrumen coba diperoleh hasil yang disajikan


di uji cobakan kepada siswa kelas XI pada Tabel 2 sebagai berikut.
dengan pertimbangan bahwa siswa
kelas XI sudah mendapatkan materi Tabel 2. Hasil Analisis Daya Pembeda
geometri. Subjek uji coba terdiri dari 26 Soal Tes Uji Coba
orang (1 kelas). Kegiatan tersebut
diperlukan agar tes kemamampuan No Daya Interpretasi
berpikir kreatif matematis siswa layak Soal Pembeda
untuk dipergunakan. Berikut ini adalah 1 0,68 Baik Sekali
hasil analisis soal tes uji coba yang telah 2 0,34 Cukup
dikembangkan. 3 0,28 Cukup
Daya Pembeda (DP) 4 0,34 Cukup
Berdasarkan interpretasi 5 0,20 Cukup
perhitungan daya pembeda soal tes uji 6 0,18 Jelek

Aksioma | 361
359
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

7 0,71 Baik Sekali Tabel 4. Hasil Analisis Validitas Tes


8 0,29 Cukup Uji Coba
No. Validitas
Hasil perhitungan daya pembeda Soal Indeks Interpretasi
dari delapan soal menunjukkan hasil 1 0,80 Sangat Tinggi
yang berbeda-beda. Dimana terdapat 2 2 0,81 Sangat Tinggi
soal (nomor 1 dan 7) yang memiliki
3 0,72 Tinggi
interpretasi baik sekali, 5 soal (nomor 2,
4 0,72 Tinggi
3, 4, 5, dan 8) yang memiliki
5 0,69 Tinggi
interpretasi cukup, dan 1 soal (nomor 6)
6 0,88 Sangat Tinggi
yang memiliki interpretasi jelek.
7 0,78 Tinggi
Indeks Kesukaran (IK) 8 0,70 Tinggi
Indeks kesukaran (IK) suatu butir
tes melukiskan derajat proporsi jumlah Berdasarkan rekapitulasi analisis
skor jawaban benar pada butir tes yang data hasil uji coba, diperoleh 5 soal
bersangkutan terhadap jumlah skor (nomor 3, 4, 5, 7, dan 8) yang memiliki
idealnya. interpretasi validitas tinggi dan 3 soal
Dari perhitungan indeks (nomor 1, 2 dan 6) yang memiliki
kesukaran soal tes uji coba, diperoleh interpretasi validitas sangat tinggi.
hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Analisis Indeks Reliabilitas Butir Soal


Kesukaran Soal Tes Uji Coba Reliabilitas instrumen atau alat
Nomo Indeks Interpretas evaluasi adalah ketepatan alat evaluasi
r Soal Kesukara i dalam mengukur atau ketepatan siswa
n dalam menjawab alat evaluasi itu
1 0,66 Sedang Ruseffendi (2010:158).
2 0,57 Sedang Berdasarkan interpretasi
3 0,15 Sukar perhitungan reliabilitas soal tes uji coba,
4 0,52 Sedang diperoleh skor reliabilitas sebesar 0,77
5 0,23 Sukar (Rendah)
6 0,10 Sukar
7 0,49 Sedang KESIMPULAN DAN SARAN
8 0,28 Sukar Hasil analisis data mengenai
delapan butir soal yang diuji cobakan,
Dari hasil perhitungan index diambil soal uji coba sebanyak 6 butir
kesukaran, dapat diketahui bahwa rata- soal yang selanjutnya dapat digunakan
rata soal termasuk kategori sedang dan sebagai soal pretest dan posttest dalam
sukar. Soal sedang pada nomor 1, 2, 4, 7 penelitian yaitu nomor 1, nomor 3, dan
dan soal sukar terdapat pada nomor 3, 5, nomor 4, nomor 5, nomor 6, dan nomor
6, 8. 7 yang mewakili setiap indikator pada
kemampuan berpikir kreatif matematis
Validitas Butir Soal siswa, yaitu berpikir lancar, fleksibel,
Suatu alat evaluasi disebut valid original, dan elaborasi. Berdasarkan
(absah) apabila alat tersebut mampu analisis yang telah dilakukan, hasil
mengevaluasi apa yang seharusnya pengembangan soal tes evaluasi materi
dievaluasi. Geometri berbasis kemampuan berpikir
kreatif ini dapat digunakan untuk

362 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 3 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

mengukur kemampuan berpikir kreatif to know, Boston-USA: Ally and


khususnya bagi siswa SMK. Bacon.
Semiawan, C. R. 1998. Pendidikan
Tinggi Peningkatan Kemampuan
DAFTAR PUSTAKA Manusia Sepanjang Hayat
Amalia, Y., Duskri, M., dan Ahmad, A. Seoptimal Mungkin. Jakarta:
2015. Penerapan Model Depdikbud.
Eliciting Activities untuk Spencer, L.M dan Spencer, S.M. 1993.
Meningkatkan Kemampuan Competence at work: Models for
Berpikir Kreatif Matematis dan superior performance. Canada:
Self Confidence Siswa SMA. John Wiley & Sons, Inc.
Jurnal Didaktik Matematika.
Vol. 2. No. 2, Hal. 38-48. Sudarma, M. 2013. Mengembangkan
Borg, W. R. dan Gall, M.D. 1989. Keterampilan Berpikir Kreatif.
Educational research: An Jakarta: Raja Grafindo Persada.
introduction (4 thed.). NY:
Longman
Gangani, N., McLean, G.N., dan
Braden, R.A. 2006. A
competency-based human
resource development strategy.
Performance Improvement
Quarterly, 19, 1, 127-14. Diambil
pada 10 Januari 2016, dari
http://proquest.umi.com/pqdweb
Krathowhl, D.R. 2001. A Revision of
Bloom’s Taxonomy: An Overview.
THEORY INTO PRACTICE,
Volume 41, Number 4, Autumn
2002. Diambil pada 9 Desember
2012, dari
https://www.depauw.edu/files/res
ources/krathwohl.pdf
Munandar,U. 2009. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat.
Jakarta: Rineka cipta
Nitko, A.J. 2007. Designing tests that
are integrated with instruction.
Dalam Robert L. Linn (Editor),
Educational Measurement, (3rd
Ed.), London: Collier Macmillan
Publisher.
Popham, W.J. 1995. Classroom
assessment: What teachers need

Aksioma | 363
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Anda mungkin juga menyukai