DIABETES MILITUS
Disusunoleh:
SEMESTER V/ 3C
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah ditas, tujuan yang dicapai adalah
a. Mengetahui Pengertian Diabetes Militus.
b. Mengetahui Apa Saja Gejala Diabetes Militus.
c. Mengetahui Patofisiologi Diabetes Militus.
d. Mengetahui Pathway Diabtes Militu.
e. Mengeathui Manifestasi Klinik Diabetes Militus.
f. Mengetahui Komplikasi Diabetes Militus.
g. Mengetahui Tes Diagnostik Diabetes Militus.
h. Mengetahui Penatalaksanaan Medik Diabetes Militus.
i. Mengetahui Konsep Keperawatan Diabetes Militus.
j. Mengetahui Contoh Askep Kasus Paliatif pada Pasien Diabetes Militus
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN UMUM
F. MANISFESTASI KLINIK
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Poliphagia
G. KOMPLIKASI
H. TES DIAGNOSTIK
I. PENATALAKSANAAN MEDIK
a. Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
b. Protein sebanyak 10 – 15 %
c. Lemak sebanyak 20 – 25 %
c. Insulin
Indikasi pengobatan dengan insulin adalah :
1) Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDM maupun
NIDDM) dalam keadaan ketoasidosis atau pernah masuk
kedalam ketoasidosis.
2) DM dengan kehamilan/ DM gestasional yang tidak terkendali
dengan diet (perencanaan makanan).
3) DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik
oral dosif maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai
dengan dosis rendah dan dinaikkan perlahan – lahan sesuai
dengan hasil glukosa darah pasien. Bila sulfonylurea atau
metformin telah diterima sampai dosis maksimal tetapi tidak
tercapai sasaran glukosa darah maka dianjurkan penggunaan
kombinasi sulfonylurea dan insulin.
4) Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan sangat penting
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien
diabetes yaitu pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan
dan keterampilan yang bertujuan menunjang perubahan
perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien akan
penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat
yang optimal. Penyesuaian keadaan psikologik kualifas hidup
yang lebih baik. Edukasi merupakan bagian integral dari
asuhan keperawatan diabetes (Bare & Suzanne, 2002)
1. PENGKAJIAN
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah
melakukan pengkajian dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan
kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Pengkajian secara rinci
adalah sebagai berikut
a. Pengkajian Primer
1) Airway + cervical control
a) Airway
Lidah jatuh kebelakang (coma hipoglikemik), Benda asing/
darah pada rongga mulut
b) Cervical Control : -
2) Breathing + Oxygenation
a) Breathing : Ekspos dada, Evaluasi pernafasan
KAD : Pernafasan kussmaul
HONK : Tidak ada pernafasan Kussmaul (cepat dan dalam)
b) Oxygenation : Kanula, tube, mask
3) Circulation + Hemorrhage control
a) Circulation :
Tanda dan gejala schok
Resusitasi: kristaloid, koloid, akses vena.
b) Hemorrhage control : -
4)Disability : pemeriksaan neurologis è GCS
A : Allert : sadar penuh, respon bagus
V : Voice Respon : kesadaran menurun, berespon thd suara
P : Pain Respons : kesadaran menurun, tdk berespon thd
suara, berespon thd rangsangan nyeri
U : Unresponsive : kesadaran menurun, tdk berespon thd
suara, tdk bersespon thd nyeri
b. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan
atau penenganan pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi:
1) AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2) Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3) Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari
200mg/dl). Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang
menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
2) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
5) Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat
menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan
peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
d. Anamnese
1) Keluhan Utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas
pasien mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri,
polidipsi, penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala
2) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik,
KAD/ HONK), penyebab terjadinya penyakit (Coma
Hipoglikemik, KAD/ HONK) serta upaya yang telah dilakukan
oleh penderita untuk mengatasinya.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain
yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit
pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun
obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang
penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat
melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama
stress (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau
terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi
oral).
5) Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
6) Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan,
gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot. Temuan
ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi
aterosklerosis.
7) Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan
diagnostik dan tindakan perawatan diri untuk mencegah
komplikasi.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan
perifer)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
ketidakmampuan menggunakan glukose (tipe 1)
c. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.
d. kelebihan intake nutrisi (tipe 2)
e. Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif,
Kegagalan mekanisme pengaturan
1. INTERVENSI
4. EVALUASI
a. Nyeri dapat berkurang.
b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c. Kelebihan kebutuhan nutrisi dapat teratasi.
d. Kelebihan volume cairan dapat teratasi.
e. Keefektifan perfusi jaringan.
Pasien mengeluh nyeri didaerah kaki sebelah kiri karena terdapat luka
ganggren.
P : nyeri akibat penyakit
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : terdapat ganggren dikaki sebelah kiri
S : skala nyeri 6
T : apabila kaki digerakan
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke RS pada tanggal 12 september 2016 dengan keluhan
nyeri akibat luka ganggren yang menyebabkan pasien dan keluarga takut
karena nyeri yang dirasakan dan kondisinya yang semakin parah. Keluhan
tambahan yang dirasakan klien merasa tidak percaya diri dengan
keadaannya sekarang dan pasien merasa kesulitan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari karena terdapat gangren di kaki sebelah kiri. Dan
sekarang pasien dirawat di RS MARGONO SOEKARJO dengan diagnosa
Diabetes militus.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengalami penyakit Diabetes Militus kronik yang di deritanya
selama 5 tahun yang lalu, terdapat luka gangren dikaki sudah 1 tahun yang
lalu dan akhir-akhir ini semakin parah lukanya, dan sebelumnya klien
pernah dirawat di RS Margono selama 5 hari, Pasien tidak punya riwayat
alergi terhadap obat ataupun makanan dan pasien sudah diimunisasi
lengkap. Pasien mengkonsumsi obat-obatan : Clindamicyn 3 x 500
mg/hari, Metronidazole 3 x 500 mg/hari, Neurosambe 1 x 1 tablet/hari.
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Pasien
6. Riwayat psikososial
a. Bahasa yang digunakan
Pasien menggunakan bahasa indonesia dan jawa
b. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan takut karena nyeri yang dirasa yang tidak kunjung
sembuh dan semakin parah.
c. Konsep diri :
1) Body image
Pasien merasa tidak percaya diri dengan keadaan kakinya
2) Ideal diri
Pasien berkeinginan agar anak-anaknya menjadi orang yang sukses
dan memiliki pekerjaan yang mapan.
3) Harga diri
Pasien merasa dihargai dan dihormati oleh keluarganya.
4) Peran diri
Pasien berperan sebagai seorang ibu
5) Personal identity
Pasien adalah seorang wanita sekaligus ibu yang memiliki 2 orang
anak.
d. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien labil, pasien merasa takut dan kadang
menyalahkan dirinya karena kondisinya.
e. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
Pasien kurang merespon lawan bicaranya
f. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga sangat baik, pasien selalu
menceritakan setiap kejadian kepada keluarganya
g. Hubungan dengan saudara
Hubungan pasien dengan saudara baik-baik saja
h. Kegemaran / hobby
Pasien memiliki hobi berkebun
a. Nutrisi
1) Kebiasaan
a) Pola makan : nasi, lauk dan sayuran
b) Frekuensi makan : 3 x sehari
c) Nafsu makan : Baik
d) Makanan pantang :Tidak
boleh banyak makan yang
manis-manis
e) Minuman dalam sehari : 8 gelas/hari
2) Selama di rumah sakit
a) Pola makan : Diet rendah gula dan tinggi
protein
b) Frekuensi makan : 3 x sehari
c) Makanan pantang : tidak boleh mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak gula.
d) Minuman dalam sehari : 6 - 7 gelas/hari
b. Eliminasi
1) Buang air kecil
Kebiasaan
a) Frekwensi : 5 – 6 x/hari
b) Warna : Kuning
c) Bau : Pesing
Perubahan selama di Rumah sakit
a) Frekwensi sering tapi sedikit – sedikit. Sering BAK
dimalam hari lebih dari 10 kali
b) Karasteristik warna urine klien kuning bau khas
2) Buang air besar
Kebiasaan
a) Frekwensi : 1 x/sehari
b) Warna : Kuning
c) Konsistensi : Lunak
Perubahan selama di RS
a) Frekwensi : 1 x dalam 3 hari.
b) Konsistensi : Lembek.
c. Olah raga dan aktivitas
1) Klien tidak suka olahraga
2) Klien kesulitan dalam melakukan aktivitas, aktivitasnya
sebagian dibantu keluarga
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Keterangan
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : ketergantungan total
e. Personal hygiene
Kebiasaan :
1) Mandi 2 x sehari.
2) Menyikat gigi 2 x sehari
3) Mencuci rambut 2 x seminggu memakai shampoo
Selama di rumah sakit
1) Aktifitas sebagian dibantu oleh keluarga
8. Pemeriksaan fisik
B. ANALISA DATA
Q : seperti ditusuk-tusuk
S : skala nyeri 6
DO
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 36, 6 0 C
P : 23 x/menit
2. DS Intoleransi Kelemahan
aktivitas umum
Pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh
keluarganya dan pasien merasa lemas
DO
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Keterangan
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : ketergantungan total
DO
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
4 DS Gangguan Perubahan
citra tubuh dalam
Pasien mengatakan merasa tidak percaya diri
penampilan
dengan bentuk kakinya saat ini
( luka
DO ganggren
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
DX NOC NIC
I NOC Pain manajement
Pain level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Pain control
komprehensif
Comfort level
2. Jelaskan pada pasien penyebab
Setelah dilakukan tindakan
nyeri
keperawatan 1x24 jam
3. Kolaborasi dokter pemberian
diharapkan nyeri akut berkurang
obat anti analgetik
dengan kriteria hasil : 4. Lakukan tekhnik
nonfarmakoligis ( relaksasi,nafas
1. Klien mampu
dalam)
mengontrol nyeri 5. Tingkatkan istirahat
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
3. Mampu mengenali
nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
E. IMPLEMENTASI
F. EVALUASI
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 36, 6 0 C
P : 23 x/menit
II Perawat
A : masalah nyeri belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Kaji tingkat nyeri, ciptakan lingkungan nyaman,
dan monitor TTV pasien
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
ditempat tidur
Berpindah
III Ambulasi Perawat
Keterangan
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : ketergantungan total
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
IV 1. Kaji adanya faktor yang menyebabkan Perawat
kelelahan fisik dan emosi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan
gangguan multisistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat.
2. Pengkajian data penyakit Diabetes Mellitus dapat memberikan hasil
bervariasi antara pasien satu dengan yang lain. Pada umumnya data dan
gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat terjadinya kekurangan insulin
sehingga glukosa tidak masuk ke dalam sel.
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang
merupakan hal yang sangat berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan
dan juga pendidikan kesehatan mengenai penyakit tersebut.
B. SARAN
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta
komplikasi yang ada maka klien perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga
perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin untuk mencegah terjadinya
peningkatan gula darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja sama dalam
hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,
EGC, Jakarta