Anda di halaman 1dari 1

Misdiagnosis Spesialisasi Lain pada Tinea Cruris et Corporis Impetigenisata

Evy Aryanti, Adelia Wulandari, Nina Melita, Rusmawardiana


Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FK UNSRI/RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang
evyarman@yahoo.co.id / drevybayu@gmail.com

Abstrak
Pendahuluan: Dermatofitosis adalah infeksi fungi disebabkan tiga genus fungi yang mempunyai
kemampuan unik menginvasi dan berkembang biak dalam jaringan keratin (rambut, kulit, dan kuku).
Pemeriksaan klinis yang teliti adalah langkah pertama dan paling penting dalam diagnosis infeksi
dermatofita. Diagnosis klinis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopis, biakan, atau
histopatologi. Misdiagnosis dan penatalaksanaan yang tidak sesuai menyebabkan keparahan dan
perluasan penyakit akibat efek samping obat.

Kasus: Anak perempuan, 8 tahun, pelajar SD, keluhan bercak merah disertai sisik di wajah,
punggung, perut, bokong, sela paha, paha, dan kedua tungkai yang semakin bertambah banyak
disertai gatal sejak sebulan yang lalu. Lesi pertama timbul kisaran 6 bulan sebelumnya di punggung
kanan. Lesi meluas dan disangka psoriasis serta diterapi kortikosteroid oral dan topikal selama 2
bulan oleh dokter spesialis anak. Keluhan tidak membaik. Status generalikus: gizi kurang. Regio
fasialis, abdominalis, trunkus, gluteus, mons pubis, femoralis dekstra et sinistra, cruris sinistra, ⅓
cruris posterior dekstra: plak eritem, multipel, ireguler, numular sampai dengan plakat, batas tegas,
tepi lebih aktif, polisiklik, sebagian terdapat skuama putih, sedang, selapis serta krusta tebal coklat
kehitaman, diskret sebagian konfluens. Hasil mikroskopis ditemukan hifa dan spora, biakan terdapat
Pseudomonas aeruginosa dan Epidermophyton floccosum. Pada riwayat keluarga ditemukan kakak
kandung pasien meninggal dengan dugaan TB paru. Pasien dikonsulkan ke bagian ilmu kesehatan
anak dan dinyatakan kemungkinan TB paru belum dapat disingkirkan serta dianjurkan untuk
perbaikan status gizi dan tes Mantoux ulang.

Diskusi: Setelah diagnosis pasti ditegakkan, pasien ditatalaksana dengan ciprofloxacin dan
isoprinosin oral serta krim gentamycin dan golongan azol topikal serta oral. Pasien mulai mengalami
perbaikan lesi sekitar sepekan. Pasien tetap harus diwaspadai kekambuhan penyakit karena
kemungkinan TB paru belum dapat disingkirkan.

Kata kunci: misdiagnosis, tinea cruris et corporis, impetigenisata, epidermophyton floccosum.

Anda mungkin juga menyukai