.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Pendahuluan........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Kata demokrasi terkesan sangat akrab dan seakan sudah di mengerti begitu
saja. Pengertian tentang demokrasi dapat di lihat dari tinjauan bahasa dan istilah.
Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari 2 kata berasal dari bahasa Yunani yaitu
“demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau
“cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa di mana dalam
system pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi
barada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat.
2. Musyawarah
3. Pertimbangan moral
C. SEJARAH DEMOKRASI
Ciri-ciri periode ini adalah dominasi dari presiden, terbatasnya peranan partai
politik, berkembangannya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI
sebagai unsure social politik. Ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir.
Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu
lima tahun ini (UUD memungkinkan seorang presiden untuk di pilih kembali) yang
di tentukan oleh UUD.
Landasan formil dari periode ini dalah pancasila, UUD 1945 serta ketetapan
MPRS. Ketetapan MPRS No. III/1963 yang menetapkan masa jabatan seumur
hidup untuk Ir. Soekarno telah di batalkan dan jabatan presiden kembali menjadi
jabatan elektif setiap 5 tahun. Ketetapan MPRS No.XIX/1966 telah menentukan di
tinjaunya kembali produk-produk legislative dari masa demokrasi terpimpin dan
atas dasr itu UU No. 19/1964 telah dig anti dengan UU baru (No. 14/1970) yang
menetapkan kembali asas “ kebebasan badan-badan pengadilan”.
3. Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik di kalangan elite dan
non elite
1. Negara Hukum
2.Masyarakat Madani
3.Infrastruktur Politik
PENUTUPAN