PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2
DALAMPENGUJIAN PENGENDALIAN
OLEH
Kelas 5F
2019
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendekatan siklus yang dapat dilakukan oleh auditor diantaranya ; siklus pendapatan, siklus
pengeluaran, siklus produksi dan personalia, serta siklus investasi dan pembelanjaan.
PEMBAHASAN
Tujuan audit atas siklus pendapatan pada umumnya menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti
kompeten yang cukup tentang asersi-asersi laporan keuangan yang signifikan yang berhubungan
dengan transaksi-transaksi serta saldo yang dipengaruhi oleh siklus pendapatan. Namun tujuan secara
khususnya dapat dibagi menjadi 2 yakni berdasarkan Golongan Transaksi dan Saldo Akun
2
Kategori Asersi Tujuan Audit Terhadap Tujuan Audit Terhadap Saldo
Golongan Transaksi Akun
Keberadaan dan Keterjadian 1. Transaksi penjualan kredit Piutang usaha mencerminkan
dan tunai mencerminkan jumlah yang terutang oleh
produk yang diserahkan customer yang ada pada
kepada customer selama tanggal neraca.
periode yang diaudit.
2. Transaksi adjustment
penjualan mencerminkan
pengurangan penjualan
karena retur penjualan,
pencadangan kerugian
piutang, dan penghapusan
piutang yang diotorisasi
selama periode yang diaudit.
Kelengkapan Semua transaksi penjualan Piutang usaha mencakup
dan adjustment terhadap semua klaim kepada customer
penjualan yang terjadi selama pada tanggal neraca.
periode yang diaudit telah
dicatat.
Hak dan Kewajiban Entitas memiliki hak atas Piutang usaha pada tanggal
piutang usaha dan kas sebagai neraca mencerminkan klaim
hasil dari transaksi dalam resmi entitas kepada customer
siklus pendapatan
Penilaian atau Alokasi 1. Semua transaksi penjualan Cadangan kerugian piutang
dan adjustment penjualan mencerminkan estimasi yang
telah dicatat dalam jurnal, masuk akal beda antara
diringkas, dan diposting ke jumlah piutang bruto dengan
dalam akun dengan benar. nilai piutang usaha bersih
2. Piutang usaha yang dapat direalisasikan.
mencerminkan klaim yang
baik pada tanggal neraca dan
sesuai dengan jumlah buku
pembantu piutang.
Penyajian dan Pengungkapan 1. Rincian transaksi penjualan Pengungkapan memadai telah
dan adjustment penjualan
dibuat berkaitan dengan
mendukung penyajian angka
penjualan dan piutang usaha piutang usaha yang
dalam laporan keuangan
digadaikan atau dianjakkan.
2. Piutang usaha diidentifikasi
dan diklasifikasi dengan
semestinya dalam neraca
3
Pengujian pengendalian memfokuskan diri pada tiga hal yaitu:
1. Bagaimana pengendalian diterapkan?
2. Sudahkah diterapkan secara konsisten sepanjang tahun?
3. Siapa yang menerapkan pengujian pengendalian?
2.2.1 Kerangka Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus
Pendapatan
(1)
Pemahaman sistem informasi akuntansi
untuk pelaksanan transaksi : penjualan
kredit/tunai, retur penjualan,
penghapusan piutang usaha
(2)
Penentuan kemungkinan salah saji dalam (4)
setiap pelaksanaan transaksi : penjualan Penentuan prosedur audit untuk
kredit/tunai, retur penjualan, penghapusan mendeteksi efektivitas aktivitas
piutang usaha pengendalian
(3)
Penentuan aktivitas pengendalian yang (5)
diperkirakan untuk mendeteksi dan
mencegah salah saji dalam transaksi : Penyususunan program audit untuk
penjualan kredit/tunai, retur penjualan, pengujian pengendalian terhadap
penghapusan piutang usaha transaksi
1. Fungsi Penjualan, dalam sistem penjualan kredit fungsi ini bertanggung jawab menerima surat
order.
2. Fungsi Kredit, berada di bawah Departemen Keuangan yang bertanggung jawab untuk meneliti
status kredit customer dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada customer.
3. Fungsi Gudang, bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh customer, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman, dalam penjualan kredit fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan
barang atas dasar order pengiriman yang diterima.
5. Fungsi Penagihan, bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
customer.
4
6. Fungsi Pencatat Piutang, bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi
penjualan kredit.
7. Fungsi Akuntansi Biaya, bertanggung jawab untuk mencatat kos produk jadi yang dijual dalam
buku pembantu sediaan dan mencatat kos produk jadi yang dikembalikan oleh customer dalam
transaksi retur pembelian.
8. Fungsi Akuntansi Umum, bertanggung jawab mencatat transaksi penjualan kredit dan penjualan
tunai dalam jurnal penjualan, dan transaksi retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan
penghapusan piutang dalam jurnal umum.
5
2.2.3.Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian – Transaksi Retur Penjualan
1. Fungsi Penjualan : bertanggung jawab untuk memberikan otorisasi retur penjualan dengan
dokumen memo kredit.
2. Fungsi Gudang: bertanggung jawab untuk menyimpan kembali barang dikembalikan oleh
customer via fungsi penerimaan barang
3. Fungsi Piutang :bertanggung jawab mencatat berkurangnya piutang karena transaksi retur
penjualan
4. Fungsi Akuntansi Biaya: bertanggung jawab mencatat bertambahnya kos produk jadi yang
dijual dalam buku pembantu sediaan.
5. Fungsi Akuntansi Umum: bertanggung jawab untuk mencatat transaksi retur penjualan dalam
jurnal umum
6. Fungsi Penerimaan Barang: bertanggung jawab untuk menerima barang yang berasal dari
transaksi retur penjualan.
1. Memo kredit: dokumen ini merupakan dokumen sumber bagi pengkreditan akun piutang dan
pendebitan akun retur penjualan. Tembusan dokumen ini dikirimkan kepada debitur sebagai
pemberitahuan pengurangan utangnya kepada perusahaan
2. Laporan penerimaan barang : dokumen ini merupakan dokumen pendukung memo kredit
yang dibuat sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang.
1. Fungsi Pencatat piutang : bertanggung jawab membuat daftar umur piutang yang dipakai
sebagai dasar untuk mengestimasi jumlah piutang yang tidak dapat ditagih
2. Fungsi Akuntansi Biaya : bertanggung jawab mencatat biaya kerugian piutang yang
dibebankan dalam periode akuntansi tertentu
3. Fungsi Akuntansi Umum : bertanggung jawab mencatat transaksi kerugian piutang dalam
jurnal umum
1. Bukti Memorial : bukti yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pencadangan
kerugian piutang dalam jurnal umum
6
2. Daftar umur piutang : didasarkan atas analisis umur piutang, yang menjadi dasar pembuatan
bukti untuk mencatat jumlah kerugian piutang
1. Fungsi Pemberi Otorisasi Kredit: bertanggung jawab untuk membuat bukti memorial atas
dasar surat keputusan manajer untuk penghapusan piutang yang tidak tertagih
2. Fungsi Pencatat Piutang : bertanggung jawab mencatat berkurangnya piutang karena
transaksi piutang yang tak tertagih
3. Fungsi Akuntansi Umum : bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penghapusan
piutang dalam jurnal umum
1. Bukti Memorial: Dibuat oleh fungsi pemberi otorisasi kredit sebagai perintah kepada fungsi
pencatat piutang untuk mengkredit buku pembantu piutang dengan adanya penghapusan
piutang kepada debitur tertentu
2. Surat Keputusan Manajer : sebagai dokumen pendukung di bukti memorial bahwa piutang
yang tak tertagih dapat dicatat.
Ada tiga cara yang bisa dilakukan akuntan publik dalam melakukan pengendalian intern, yaitu:
1. Interal control questionnaires
2. Flow Chart
3. Narrative
7
2.2.7 Internal Control Questionnaries (ICQ)
Intern control questionnaires sudah banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP),
karena dianggap lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang
standar, yang bisa digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern di berbagai
jenis perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab YA (Y), Tidak (T), atau
Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah disusun dengan baik, maka jawaban
“Ya” akan menunjukan ciri internal control yang baik, “Tidak” akan menunjukan ciri internal
control yang lemah, “Tidak Relevan” berarti pertanyaan tersebut tidak relevan untuk perusahaan
tersebut.
ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut:
a. Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akta
pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan perusahaan.
b. Akuntansi
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan perusahaan, misalnya apakah proses
pembukuan dilakukan secara manual atau computerized, jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian
akuntansi dan lain-lain.
c. Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat diperusahaan dalam
siklus penjualan (kredit dan tunai), piutang dan penerimaan kas.
a. Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ kepada staf klien dan
kemudian mengisi sendiri jawabannya, jangan sekedar menyerahkan ICQ kepada klien untuk
diisi.
b. Untuk repeat engagement (penugasan yang berikutnya) ICQ tersebut harus dimutakhirkan
berdasarkan hasil tanya-jawab dengan klien.
c. Ada kecenderungan bahwa klien akan memberikan jawaban seakan-akan pengendalian intern
sangat baik.
Oleh karena itu auditor harus melakukan compliance test untuk membuktikan efektifikas dari
pengendalian intern klien.
8
2.3 Compliance Test
Tes ketaatan (compliance test) atau test of recorded transactions adalah tes terhadap bukti-bukti
pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap
transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan
manajemen. Jika terjadi penyimpangan dalam pemrosesan dan pencatatan transaksi, walau jumlah
(Rupiah) nya tidak material, auditor harus memperhitungkan pengaruh dari penyimpangan tersebut
terhadap efektifitas pengendalian intern.
Auditor juga harus mempertimbangkan apakah kelemahan dalam salah satu aspek pengendalian
intern bisa , yang dapat diatasi dengan suatu “Compensating control”.
Compliance Test biasanya dilakukan untuk transaksi berikut ini :
Dalam melaksanakan Compliance Test, Auditor harus memperhatikan hal- hal berikut:
Dari keempat jenis sampling audit, dalam pengujian kepatuhan yang bertujuan menguji efektivitas
pengendalian internal digunakan sampling statistik bagian attribute sampling. Menurut Mulyadi
(2002: 253), ada tiga model attribute sampling, yaitu:
9
terhadap suatu unsur pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai
beberapa penyimpangan.
b. Stop-or-go-sampling
Model ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel terlalu banyak jika menngunakan Fixed-
sample-size attribute sampling, yaitu dengan menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini
digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil.
c. Discovery sampling
Model pengambilan sampel ini sangat cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan
dalam populasi sangat rendah (mendekati nol).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12