Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN IMUNOROLOGI

PEMERIKSAAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

CYNDRA DINATA O. ABDULLAH 85AK17037

DEVRIYANTI OSKAR BAU 85AK17038

KURNIA EKA PUTRI UNO 85AK15023

SAPRIN OTOLUWA 85AK17059

SRI RAHMA A. SADINGO 85AK170

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

STIKES BINA MANDIRI GORONTALO

2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Imunoserologi dengan judul praktikum “Pemeriksaan

HIV”, yang disusun oleh :

Kelompok : 4 (Empat)

Prodi : D-III Analis Kesehatan

Kelas : B / Angkatan 4

Pada hari ini .............. tanggal ........ bulan ........................ tahun 2019 telah

diperiksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan

dapat mengikuti percobaan berikutnya.

Gorontalo, ......................... 2019

Asisten

Wahyu Mubarak Hasan

2
LEMBAR ASISTENSI

Laporan lengkap ini di susun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum
Imunoserologi, T.A 2019.

KELOMPOK : 4 (Empat)

PRODI : D-III ANALIS KESEHATAN

KELAS : B / ANGKATAN 4

No. Hari/Tanggal Koreksi Paraf

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas berkat dan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Imunoserologi yang

berjudul “Pemeriksaan HIV (Human Imunodeviciency Virus)”.

Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada semua yang telah

membimbing agar dapat menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa

laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang

bersifat membangun selalu kami harapkan untuk kesempurnaan laporan

berikutnya.

Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih, dan semoga laporan ini dapat

diterima dan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Gorontalo, September 2019

Penulis

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2013 World Health Organization (WHO) mengumumkan 34

juta orang di dunia mengidap virus HIV penyebab AIDS dan sebagian besar

dari mereka hidup dalam kemiskinan dan di negara berkembang. Data WHO

terbaru juga menunjukkan peningkatan jumlah pengidap HIV yang

mendapatkan pengobatan. Tahun 2012 tercatat 9,7 juta orang, angka ini

meningkat 300.000 orang lebih banyak dibandingkan satu dekade

sebelumnya.

HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang sering dikaitkan dengan

kesehatan reproduksi terutama kelompok perempuan. Kerentanan perempuan

dan remaja putri untuk tertular umumnya karena kurangnya pengetahuan dan

informasi tentang HIV dan AIDS ataupun kurangnya akses untuk

mendapatkan layanan pencegahan HIV.

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,

maupun oral), trasfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu

dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak

lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Tahap terinfeksi HIV sampai

tahap AIDS, sejalan dengan penurunan derajat imunitas.

Pemerikasaan dini terhadap HIV/AIDS perlu dilakukan karena HIV/AIDS

belum ditemukan obatnya, dan cara penularannya pun sangat cepat dan bersifat

asimtomatik. Memulai menjalani VCT tidaklah perlu merasa takut 5 karena

5
konseling dalam VCT dijamin kerahasiaannya karena tes ini dilakukan dengan

berdialog dengan petugas kesehatan langsung. Maka dari itu, hendaknya

masyarakat mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk deteksi

dini penyakit HIV/AIDS agar terhindar dari HIV/AIDS. Pada pemeriksaan

HIV ini menggunakan Pada pemeriksaan HIV ini digunakan pemeriksaan HIV

metode Immunokromatografi

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara pemeriksaan HIV menggunakan metode

Imunokromatografi?

1.3 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui cara pemeriksaan HIV menggunakan metode

Imunokromatografi

1.4 Manfaat Praktikum

Dapat mengetahui cara pemeriksaan HIV menggunakan metode

Imunokromatografi?

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Imunoserologi tentang Pemeriksaan HIV (Human

Imunodeficiency Virus) Metode Imunokromatografi, dilakukan di

Laboratorium Stikes Bina Mandiri Gorontalo, pada hari Senin, tanggal 16

September 2019, pukul 15.00-17.00 WITA.

3.2 Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada pemeriksaan HIV yaitu menggunakan

metode Imunokromatografi.

3.3 Prinsip Kerja

Ketika serum / plasma diteteskan pada bantalan sampel maka antigen

yang berada pada sampel akan bereaksi dengan antibody yang ada pada

bantalan konjugat membentuk imunokompleks. Selanjutnya senyawa

kompleks tersebut akan bergerak sepanjang strip membrane untuk berikatan

dengan antibody spesifik pada daerah tes sehingga menghasikan garis warna.

3.4 Pra-Analitik

3.4.1 Konfirmasi Identitas Pasien

1. Nama : Tn. S.O

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur : 21 Tahun

3.4.2 Jenis Pemeriksaan

Jenis pemeriksaan yang akan dilakukan yaitu pemeriksaan HIV

dengan menggunakan metode Imonokromatografi.

7
3.4.3 Persiapan Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu,

centrifuge, rak tabung, tabung reaksi, dispo 3 ml, tourniquet, kapas

alkohol 70%, pipet pasteur Rapid test HIV, Buffer HIVdan tissue.

3.5 Analitik

Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Dilakukan pengambilan darah vena, dan dimasukan kedalam tabung

reaksi.

3. Sampel di diamkan sampai benar-benar koagulasi sebelum di centrifuge.

4. Kemudian dicentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3500 rpm.

5. Tempatkan alat test pada permukaan datar dan bersih. Pipet tetes dipegang

secara vertical

6. Pipet serum / plasma dan teteskan pada bantalan sampel, hindari adanya

gelembung udara.

7. Tambahkan 3 - 4 tetes Buffer HIV pada bantalan sampel.

8. Tunggu sampai terdapat garis merah pada control (C/T). Hasil dibaca

setelah 15 menit.

3.6 Pasca Analitik

Interpretasi Hasil :

Positif : Terdapat 2 garis merah pada control (C) dan test (T).

Negatif : Terdapat 1 garis merah pada bagian control (C).

Invalid : Tidak timbul garis merah sama sekali atau timbul hanya bagian

test (T).

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum Imunoserologi yang telah dilakukan, didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan HIV Metode Imunokromatografi

Sampel Reagen Hasil Ket.

Buffer Non-
Serum
HIV Reaktif

Hanya terdapat garis pada Control Line

Sumber : Data Primer Laboratorium STIKES Bina Mandiri Gorontalo 2019

4.2 Pembahasan

HIV (Human Imunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menginfeksi

suatu system kekebalan tubuh dan virus ini mempunyai sasaran utama yang

dapat menghancurkan sel T atau sel CD4.

Virus HIV masuk dalam tubuh yang diawali dengan adanya reseptor pada

permukaan sel inangnya. Karena sel T terdapat pada permukaan lapisan kulis

dalam sehingga menjadi tempat awal infeksi untuk HIV sendiri. Kemudian

virus HIV ini akan menggandakan atau membelah diri menjadi sangat

banyak. Sel CD4 ini mengetahui bahwa dimana virus tersebut masuk dalam

tubuh, sehingga sebagai perlawanan system kekebalan tubuh akan semakin

memproduksi sel darah putih terutama sel CD4nya untuk mengendalikan

jumlah virus HIV yang berlebihan. Namun setelah beberapa waktu tubuh

9
memproduksi sel CD4nya akan mengalami kelelahan, sehingga tidak bisa

menyimbangkan virus HIVnya yang terus membelah diri atau semakin tinggi

produksi dibandingkan sel CD4nya sehingga rentan diserang penyakit dan

timbul gejala-gejala yang ditimbulkan oleh virus tersebut.

Virus HIV (Human Imunodeficiency Virus) didapatkan dari suatu

hubungan seksual ataupun homoseksual. Menurut WHO pada tahun 1983-

1995 penularan HIV dilakukan melalui heteroseksual dirata-ratakan sebanyak

70-80%, sedangkan melalui homoseksual sebanyak 5-10%. Hubungan

seksual tersebut dilakukan dari sipenderita tersebut berhubungan yang tidak

menderita, maka yang tidak menderita mempunyai resiko tinggi terinfeksi

HIV. Misalnya tertular pada ibu-ibu, maka berdampak dari pada anak dan

susu ASI ibunya sendiri. Jika ibu hamil untuk kelahirannya premature dan

lain-lain. Karena penurunan sel imun khususnya (CD4) pada ibu dan lebih

tinggi jumlah virusnya, maka dapat meningkatkan resiko tinggi penularan

HIV pada anaknya, Pencegahannya agar tidak dapat berganti-ganti pasangan

dan menggunakan pengaman. Penyebaran lainnya melalui penggunaan jarum

suntik yang tidak menjaga kesterilisasi kepada alat kesehatan, pencegahannya

itu dapat dipastikan dalam penggunaan jarum suntiknya baru atau steril dalam

melakukan pelayanan kesehatan dan melalui tranfusi darah akan tetapi resiko

penularan ini sangat kecil karena dilakukan uji screaning terhadap darah yang

diambil.

Pemeriksaan HIV (Human Imunodeficiency Virus) dilakukan dengan

metode Imunokromatografi. Dimana metode ini dilakukan untuk uji serologi

untuk mendeteksi adanya virus HIV pada serum/plasma. Untuk prinsip kerja

10
teknik imunokrogtografi ketika serum/plasma diteteskan pada bantalan

sampel maka antigen pada sampel akan bereaksi dengan antibody pada

bantalan konjugat sehingga membentuk imunokompleks. Senyawa kompleks

tersbut bergerak sepanjang strip membrane berikatan dengan antibody

spesifik pada daerah test yang menghasilkan garis warna.

Berdasarkan praktikum telah dilakukan didapatkan hasil yaitu Non-

Reaktif, yang ditandakan garis warna pada Control Line dan dapat dikatakan

tidak terinfeksi HIV.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemeriksaan HIV menggunakan metode imunokromatografi menggunakan

alat berupa rapid tes, dimana jika serum/plasma mengandung Ab HIV maka

Ab ini akan bereaksi dengan Ag HIV rekombinanyang berada pada garis test

dan akan menimbulkan garis warna.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa Nn.

CA tidak terinfeksi virus HIV. Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan

dengan menggunakan rapid test dimana hanya terdapat garis warna hanya

terdapat pada line control saja.

5.2 Saran

Sebaiknya sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa rapid tes yang

digunakan belum melewati tanggal kadarluasa. Serta gunakan alat pelindung

diri yang lengkap agar terhindar dari infeksi virus yang mungkin terjadi

selama pemeriksaan.

12
LAMPIRAN

Reagen Buffer HIV Sampel serum Proses meneteskan


yang digunakan reagen Buffer HIV

Proses meneteskan Hasil pemeriksaan HIV


serum pada lubang dikatakan Non Reaktif
rapid tes

13

Anda mungkin juga menyukai