Anda di halaman 1dari 5

Pembuatan Insulin dan Peranan Mikroorganisme

Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada tahun
1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick Glant Banting dan Charles
Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John James Richard Macleod. Seorang
ahli boikimia James Betram Collip kemudian memproduksi dengan tingkat
kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat pada manusia. Pada
tahun 1965 insulin manusia telah berhasil disintesis secara kimia. Insulin
merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia. Secara
tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi
atau babi. Walaupun insulin hewan secara umum cukup memuaskan tetapi untuk
penggunaan pada manusia dapat menimbulkan dua masalah. Pertama, adanya
perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya yang dapat menimbulkan efek
samping berupa alergi pada beberapa penderita. Kedua, prosedur pemurnian sulit
dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara
sempurna. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi
insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini
mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA
rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen.
Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai
efek samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang
diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak
mengandung kontaminan berbahaya.

Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β


kelenjar Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula
darah (kadar gula darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang
diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun,
ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon
insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat
berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus
tergantung insulin (diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul
insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan ikatan
disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam
amino.

Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa


genetika dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon yang berfungsi
menurunkan kadar gula dalam darah. Hormon ini sangat diperlukan oleh penderita
diabetes mellitus karena kelenjar pankreas penderita tidak mampu menghsilkan
hormone tersebut. Hormon insulin berfungsi untuk mengubah glukosa dalam darah
menjadi glikogen.

Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen


pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen
insulin manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-
bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk
membuat hormone dan antibodi. Misal untuk membuat hormon insulin dengan
teknik plasmid. Gen /DNA digunting dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen
/DNA disambung dengan Enzim Ligase.

Proses Pembuatan Insulin

Gambar di atas adalah rekayasa genetika pada bakteria guna menghasilkan


hormon insulin yang penting untung pengendalian gula darah pada penderita
diabetes. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah
dengan mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa.
Plasmid adalah materi genetik berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun
tidak tergantung pada kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
2. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat
tertentu sebagai calon tempat gen baru yang nantinya dapat membuat insulin.
3. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom
yang berasal dari sel manusia.
4. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’
di plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke
dalam bakteria.
6. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak
dan menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin
dapat diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.

Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini
tidak membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan
klinis pada manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh
dari sumber – sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan insulin
manusia. Insulin pada manusia, babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam
susunan asam aminonya, tapi aktivitasnya tetap sama.
Perbedaan susunan asam amino pada insulin manusia,
babi (pork), dan sapi (beef)
Spesies A8 A10 B28 B29 B30
Manusia Thr Ile Pro Lys Thr
Babi Thr Ile Pro Lys Ala
Sapi Ala Val Pro Lys Ala

Insulin manusia dan insulin babi hanya beda 1 asam amino yaitu pada B30,
sedangkan insulin manusia dan insulin sapi beda 3 asam amino yaitu pada A8,
A10, dan B30 sehingga pemakaian insulin babi kurang imunogenik dibandingkan
insulin sapi. Tapi masalahnya, 1 babi yang diekstraksi insulinnya hanya cukup
untuk 1 orang selama 3 hari padahal saat ini ada ± 60 juta orang di dunia yang
menderita diabetes tergantung insulin dan diduga meningkat 5-6 % per tahunnya.
Maka dari itu sekarang banyak dikembangkan teknologi rekombinan untuk
mendapatkan insulin.

Salah satu sumber insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam
dunia kedokteran adalah insulin babi. Untuk menghasilkan 1 pound insulin
didapatkan dari 60 ribu ekor babi serta diperkirakan mampu mengobati pasien
diabetes sebanyak 750-1.000 orang selama setahun . Jika produksi babi pertahun
sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selama setahun adalah
1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1, 050 juta sampai
1,4 juta pertahunnya. Jumlah yang cukup spektakuler. Saat ini ada alternatif lain
pengganti insulin seperti Humulin. Humulin merupakan produk insulin manusia
pertama yang dipasarkan perusahaan farmasi Amerika serikat, Eli Lily pada tahun
1982. Walaupun lebih sedikit mahal, ternyata cukup diminati oleh pasien untuk
mengganti hormon insulin babi. Namun, teknologi rekayasa genetika juga telah
banyak berperan dalam produksi insulin, dimana bakteri di rekayasa sedemikian
rupa sehingga mamapu memproduksi insulin. Dengan demikian insulin yang
beredar pada dunia pengobatan merupakan gabungan dari insulin babi dan insulin
dari bakteri.

Pemberian Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus

Insulin adalah suatu hormon yang secara alami dihasilkan oleh pulau pulau
langerhans pankreas. Insulin memungkinkan sel – sel tubuh mengabsorbsi glukosa
dari darah untuk digunakan sebagai sumber energy, diubah menjadi molekul lain
yang diperlukan, atau untuk disimpan. Insulin juga merupakan sinyal control
untama konversi glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan internal di hati dan
sel otot. Bila jumlah insulin yang tersedia tidak mencukupi, sel tidak merespon
adanya insulin (tidak sensitif atau resisten), atau bila insulin itu sendiri tidak
diproduksi oleh sel – sel beta akibat rusaknya sel –sel beta pada pancreas, maka
glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh ataupun disimpan dalam bentuk
cadangan makanan dalam hati maupun sel otot. Akibat yang terjadi adalah
peningkatan kadar glukosa dalam darah, penurunan sintesis protein, dan gangguan
proses – proses metabolisme dalam tubuh. Hormon ini bekerja mengatur kadar
glukosa dalam darah dengan cara mempermudah masuknya glukosa ke dalam
semua jaringan tubuh. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak memadai, kadar
glukosa dalam darah akan meningkat dan sebagai akibatnya glukosa akan di
ekskresi dalam urine. Defisiensi insulin dalam manusia menyebabkan penyakit
genetik diabetes mellitus jenis I atau disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus). Bila tidak diobati penyakit ini akan membahayakan kehamilan, bahkan
dapat menyebabkan kematian. Adanya insulin yang dapat membantu mengatur
kadar glukosa darah merupakan salah satu tanda kekuasaanNya.

Pemberian injeksi insulin secara teratur dalam meningkatkan kadar insulin


dalam darah penderita dapat meminimumkan komplikasi. Pengobatan ini hanya
mungkin dilaksanakan bila insulin tersedia dalam jumlah besar dengan kemurnian
dan mutu yang baik. Pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa
dilakukan dengan cara suntikan, jika diberikan melalui oral insulin akan rusak
didalam lambung. Setelah disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah
dan dibawa ke seluruh tubuh. Disini insulin akan bekerja menormalkan kadar gula
darah (blood glucose) dan merubah glucose menjadi energi. Perlu diperhatikan
daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Bila kadar
glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan
akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah
penyuntikkan pada daerah perut. Secara urutan, area proses penyerapan paling
cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap
apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah
yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di
daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan
gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+
2,5cm) dari daerah sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama
satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain.

Kerja insulin dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya :


1. Dosis
Semakin tinggi dosisnya maka semakin cepat aksinya.
2. Tempat injeksi
Pada umumnya insulin diberikan dengan injeksi menembus kulit. Pada pemberian
intravena aksinya cepat, pad transdermal atau secara subkutan maka pada otot
terjadi degradasi insulin 20-25%. Makanya harus diperhitungkan untuk
mendapatkan dosis yang tepat. Kebanyakan insulin diinjeksikan pada perut
(intrperional). Jarum untuk injeksi insulin kecil sekali dan pendek (0,5-1 cm).
Dapat juga menggunakan implant pad dada yang dapat mensuplai insulin sedikit
demi sedkit.
3. Kehadiran antibodi insulin
Hal ini terutama pada penggunaan hewan sebagai insulin. Jika digunakan insulin
dari luar dikhawatirkan terjadi reaksi antigen antibodi maupun perusakan lain,
kecuali pada penderita autoimun.
4. Aktivitas fisik
Semakin banyak aktivitas fisik yang kita lakukan maka kita perlu energi (dari
glukosa) yang semakin besar sehingga tidak perlu aksi insulin yang ekstra untuk
mengubah glukosa menjadi glikogen (insulin yang diperlukan semakin sedikit).
Insulin dapat dibedakan atas dasar:
1. Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai timbulnya efek insulin sejak
disuntikan.
2. Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya puncak kerja insulin.
3. Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari timbulnya efek insulin sampai
hilangnya efek insulin.

Anda mungkin juga menyukai